Anda di halaman 1dari 23

Peranan UNFPA dalam

Penanganan Kebencanaan
Dr.dr Melania Hidayat MPH
Visi dan Mandat UNFPA
• Mencegah kematian Ibu
• Mencegah terjadinya Kekerasan Berbasis
Gender
• Mencegah terjadinya ‘unmet need’ -
walaupun pada saat bencana/krisis
sekalipun

Visi UNFPA pada situasi krisis


Setiap perempuan dan anak perempuan
yang tedampak pada saat situasi krisis
mendapatkan hak dalam perlindungan
dalam layanan kesehatan, kesehteraan dan
pemenuhan kebutuhan yang bermartabat
2
Dukungan Politik
dalam Agenda
Penanganan
Kebencanaan
Konteks Global
✓ Meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam, bencana non alam dan konfik
✓ 134 juta orang memerlukan bantuan kemanusiaan dampak bencana - 3 kali lipat
dibandingkan masa dekade yang lalu
✓ 1 diantara 70 orang di dunia ini hidup dalam situasi krisi dan memerlukan bantuan
kemanusiaan dan perlindungan
✓ Bencana alam berdampak pada rata-rata 350 juta penduduk setiap tahunnya
✓ Situasi pengungsi akibat konflik secara global masih terus berlangsung rata-rata
sampai 26 tahun; sejak 2010 jumlah konflik tiga kali lipat bertambah
✓ Krisis kemanusiaan akibat bencana dan konflik saat ini juga terjadi pada negara-negara
yang beresiko rendah
people affected

SDGs
INDONESIA
Daerah Rawan Bencana

❖ Lokasi Indonesia terletak diantara 3 lempeng dunia : Eurasian,


Indo-Australia dan Pasifik, dan berada di “Pacific Ring of Fire”
❖ Total penduduk lebih dari 270 juta jiwa
❖ 97% dari total penduduk tinggal di daerah rawan bencana
❖ Tsunami Aceh, Desember 2004
❖ Gempa Lombok, 2018
❖ Gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah 2018
❖ 9.391 bencana alam terjadi di tahun 2019; 5.3 juta orang
terdampak dan mengungsi
❖ 1,607 bencana alam di 2020 (sampai dengan 31 Mei); 534,000
penduduk terdampak dan mengungsi
MENGAPA PROGRAM UNFPA
BERFOKUS PADA PEREMPUAN
Perempuan sebagai pusat
1. Keluarga dan masyarkat terpisah
2. Mekanisme perlindungan dan
pelayanan kesehatan, pendidikan dan
keamanan terganggu/tidak berfungsi
3. Mekanisme dukungan masyarakat
tidak berfungsi
4. Perempuan lebih rentan daripada
laki-laki
5. Kondisi normal 1 diantara 3
perempuan mengalami kekerasan
(SPHPN, 2016)
6. Kekerasan terhadap perempuan
meningkat situasi krisis
Masalah Kesehatan Reproduksi Saat Bencana

Situasi Krisis meningkatkan resiko hal yang sudah beresiko


• Kurangnya perawatan dan layanan kebidanan meningkatkan
kematian ibu.
• Meningkatnya resiko komplikasi kehamilan dan persalinan
karena kurangnya asupan dan gizi
• Persalinan dapat terjadi selama perpindahan populasi
• Kurangnya akses terhadap pelayanan kegawatdaruratan obstetri
komprehensif meningkatkan resiko kematian Ibu
• Resiko kekerasan seksual dapat meningkat pada krisis kesehatan
• Penularan IMS/HIV dapat meningkat di area dengan kepadatan
populasi tinggi
• Keterbatasan metode keluarga berencana meningkatkan resiko
kehamilan yang tidak direncanakan/diinginkan
• Ketidaktersediaan kebutuhan khusus perempuan : Perlindungan
saat menstruasi (pembalut), Kit Individu, dsb
Peran UNFPA dalam tahap Pra Bencana

UNFPA Indonesia memprioritaskan penguatan kesiapsiagaan dan Ketahanan


institusi dan masyarakat
❖ Advokasi berkelanjutan
❖ Adaptasi dan Penguatan Kebijakan
❖ Pengembangan Pedoman, Protokol dan SOP
❖ Penguatan Kapasitas dan Koordinasi – SUB KLASTER KESPRO & SUB KLASTER
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KBG
❖ Keberlanjutan /suistainability
Kesiap-siagaan
▪ Adaptasi International Minimum
Initial Service Package (MISP) / PPAM sejak 2003
▪ Pedoman Operasional Paket Pelayanan Awal
Minimum
▪ Pedoman Logistik PPAM
▪ Pedoman PPAM Remaja
▪ Penguatan kapasitas Sub Klaster Kespro
▪ Integrasi PPAM kedalam Bahan Ajar Kebidanan
▪ Kepemimpinan dan komitmen koordinator Sub Klaster Kespro
▪ Penguatan Sub Klaster Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
▪ Komitmen koordinaor Sub Klaster PP KBG
▪ Regional Prepositioned Initiatives UNFPA (didukung oleh Regional Office dan DFAT) sejak
2017 – Kit Individu/ Dignity Kits
▪ Mekanisme deployment
Paket Pelayanan Awal
Minimum
1. Memastikan peran Koordinator Layanan
Kesehatan Reproduksi teridentifikasi dan
berfungsi
2. Pencegahan dan Penanganan Kekerasan
Berbasis Gender
3. Pencegahan penularan penyakit menular
seksual termasuk HIV
4. Layanan dan Informasi Kesehatan Reproduksi
Remaja dan Pelibatan Orang Muda
5. Mencegah meningkatkanya kesakitan dan
kematian maternal dan neonatal
6. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
melalui pelayanan KB pregnancy through FP
service
7. Perencanaan Integrasi layanan Kespro
komprehensif
8. Ketersediaan logistis esensial untuk PPAM
termasuk kit kebutuhan perempuan
Peran UNFPA dalam Masa Tanggap Bencana

❖ Memberikan dukungan teknis kepada Kementerian Kesehatan dalam


mengkoordinir Sub Klaster Kesehatan Reproduksi (Sub klaster Kespro)
❖ Memberikan dukungan teknis kepada Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak dalam mengkoordinir sub klaster
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender (Sub Klaster PP
KBG)
❖ Memberikan dukungan teknis dalam penerapan PPAM selama penanganan
bencana
❖ Penguatan kapasitas institusi daerah dan resiliensi masyarakat
❖ Memberikan dukungan teksnis dalam mengadvokasi keberlanjutan
programme PPAM dalam masa transisi, rehabilitasi dan rekonstruksi
1 Koordinasi adalah Kunci
• Koordinator Kespro
• Penanggung jawab masing2 objectif
PPAM
• Persiapan deployment tim siaga
kespro
• Koordinasi langsung oleh pusat
dengan pembinaan intens
dilapangan
• Shifting peran koordinasi ke Provinsi
atau Kabupaten terdampak
• Dukungan Teknis berkelanjutan
• Dukungan data dan pengelolaan
informasi
• Advokasi untuk keberlanjutan fungsi
koordinasi dan kesiapsiagaan
Pencegahan dan Penanganan
2 Kekerasan Berbasis Gender
• Aktifasi sub klaster Pencegahan dan
penanganan Kekerasan Berbagis
Gender
• Memberikan informasi dan layanan
penanganan Kekerasan Seksual
• Menyediakan pelayanan medis bagi
korban
• Pemberian profilaksis pasca pajanan
dan kontrasepsi darurat (dalam 72
jam)
• Dukungan psikologis awal (PFA) bagi
penyintas perkosaan
• Mekanisme rujukan kesehatan
• Penguatan Kapasitas (Bidan dan
Volunteer ruang ramah perempuan) –
Front liner 15
Pencegahan Penularan
3
Penyakit Menular Seksual dan HIV

• Pemberian informasi
ketersediaan layanan ARV
• Menerapkan kewaspadaan
standar
• Melakukan pelayanan
outreac dan menjaga
kerahasiaan
• Pemberian profilaksis pasca
pajanan
• Memastikan ketersediaan
kondom 16
4 Pelibatan Remaja

• Edukasi dan penyebaran


informasi Kespro remaja
• Pelibatan remaja yang
bermakna
• Informasi Mekanisme
rujukan
Mencegah Meningkatnya Kesakitan dan Kematian
5 Maternal dan Neonatal

• Pelayanan 24/7 kesehatan reproduksi di


tenda/pos kespro
• Deployment – bidan untuk intervensi
pelayanan dalam situasi bencana
• Memberikan layanan pertolongan
persalinan dan kegawatdaruratan
maternal dan neonatal
• Melaporkan ketersediaan alat
kontrasepsi dan obat2an yang mencukupi
• Mengetahui mekanisme rujukan
• Menerapkan kewaspadaan standar
Pencegahan Kehamilan Yang Tidak
6 Diinginkan – layanan KB

• Memastikan ketersedian alat


kontrasepsi
• Pemberian layanan KB di
dalam tenda/pos kespro
• Melakukan outreach (jika
diperlukan dan jika
memungkinkan)
• Memfasilitasi edukasi dan
pelibatan masyarakat
Peran UNFPA dalam tahap Paska Bencana

❖ Penguatan mekanisme yang adan


❖Penguatan intervensi pelokalan
❖Keberlanjutan kegiatan
❖Integrasi layanan kespro yang Komprehensive
❖Penguatan ketahanan/resiliensi masyarakat
❖Dokumentasi dan Praktek-praktek baik
Belum ada buku pedoman
teknis nasional tentang
pelayanan kontrasepsi pada
krisis kesehatan

Perlu adanya pedoman yang


berisi panduan dan
langkah-langkah (SOP)
pada setiap tahapan krisis
kesehata

Anda mungkin juga menyukai