Anda di halaman 1dari 7

KEWENANGAN DESA

A. Pendahuluan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan pengakuan


dan penghormatan atas kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan lokal
berskala desa. Disisi lain asas rekognisi dan subsidiaritas menjadi spirit dalam
mendudukkan desa untuk berwenang menyelenggarakan pemerintahan desa,
pembangunan desa, pembinaan sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan
masyarakat. Dengan kewenangan ini diyakini akan mengarah desa menuju
kemandirian desa, yaitu desa yang berdaulat dan bertanggung jawab penuh
atas aset-aset yang dimiliki desa untuk memenuhi kebutuhan hak-hak dasar
dan penghidupan desa secara berkelanjutan.
Kewenangan berdasarkan hak asal usul merupakan kewenangan warisan yang
masih hidup dan atas prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai
dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Sedangkan kewenangan lokal
berskala Desa merupakan kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu
dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa
dan prakasa masyarakat Desa. Kedua kewenangan tersebut menjadi harapan
menjadikan desa berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. Dengan kedua
kewenangan ini Desa mempunyai hak “mengatur” dan “mengurus”,
sebagaimana dimaksud Pasal 20 UU Desa, Desa maupun Desa Adat
mempunyai kewenangan mengeluarkan dan menjalankan aturan main
(peraturan), tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, sehingga
mengikat kepada pihak-pihak yang berkepentingan, dan menjalankan aturan
tersebut. Atau bertanggungjawab merencanakan, menganggarkan dan
menjalankan kegiatan pembangunan atau pelayanan, serta menyelesaikan
masalah yang muncul.

75
Pada pasal 20 UU Desa menegaskan, bahwa pelaksanaan kewenangan
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa (sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 huruf [a] dan [b] UU Desa) diatur dan diurus oleh
Desa. Pasal ini terkait dengan Pasal 81 ayat (4 dan 5) : “Pembangunan lokal
berskala Desa dilaksanakan sendiri oleh Desa” dan “Pelaksanaan program
sektoral yang masuk ke Desa diinformasikan kepada Pemerintah Desa untuk
diintegrasikan dengan Pembangunan Desa”.Dengan demikian tidak terjadi
tumpang tindih kegiatan pembangunan yang terjadi di desa.
Kewenangan Desa menjadi prinsip dalam menetapkan penggunaan dana desa,
untuk menghindari tumpang tindih kewenangan dalam pelaksanaan
pembangunan desa.

Adanya kewenangan desa dan regulasi yang menata kewenangan desa akan
meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas Desa dalam menata kewenangan
Desa sesuai asas rekognisi dan asas subsidiaritas dan pelaksanaan
penugasan dari Pemerintah Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa, sehingga tidak menimbulkan konflik

76
kepentingan dan dampak hukum, serta menjauhkan dari tindakan korupsi yang
diakibatkan tumpang tindih pembiayaan pembangunan.

B. Pengertian Kewenangan Desa

1
Pengertian kewenangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah hak dan kekuasan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu,
(www.kamusbahasaindonesia.org). Dalam konsep hukum administrasi negara
kewenangan (authority) merupakan kemampuan untuk menjalankan ketentuan
hukum positif, yang menyebabkan terbentuknya relasi hukum antara negara
dengan warga negara, (Ridwan HR, 2006:100). Dengan demikian maka
kewenangan pada dasarnya kekuasaan dan tanggung jawab yang dimiliki oleh

1
Ridwan HR, 2006:100 dalam Buku Panduan Menyusun Kewenangan dan Perencanaan Desa, 2015 IRE
Yogyakarta - CCES

77
entitas hukum untuk melakukan tindakan-tindakan hukum yang mewakili
negara ke warga negara dan pihak lainnya.
2
Menurut Sutoro Eko, Dalam konteks desa maka dapat dipahami bahwa
kewenangan desa diartikan sebagai kekuasaan dan tanggungjawab desa
sebagai entitas hukum untuk mengatur dan mengurus desa. Istilah mengatur
merujuk pada tindakan menetapkan norma hukum di desa tersebut. Sedangkan
istilah mengurus merupakan tindakan tanggungjawab desa memperhatikan,
melindungi dan melayani kepentingan masyarakat desa.
Kewenangan Desa menurut peraturan perundangan di definisikan yaitu
kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.

C. Jenis Kewenangan Desa

Kewenangan desa yang dimiliki saat ini berdasarkan Pasal 18 UU Nomor 6


Tahun 2014 tentang Desa meliputi:
1. Kewenangan di bidang bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2. Pelaksanaan Pembangunan Desa

3. Pembinaan kemasyarakatan Desa

4. Pemberdayaan masyarakat Desa

Keempat kewenangan desa tersebut diakui negara berdasarkan prakarsa


masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa. Karena itu di dalam
menjalankan keempat bidang kewenangan tadi, Pasal 19 UU Desa
menentukan sifat-sifat kewenangan desa, yaitu:

2
Sutoro Eko, Regulasi Baru, Desa Baru: Ide, Misi, dan Semangat UU Desa, Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Cetakan Pertama, Maret 2015

78
a. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul menurut PP 47 Tahun 2015
Pasal 34 ayat 1 paling sedikit terdiri atas:
 sistem organisasi masyarakat adat;
 pembinaan kelembagaan masyarakat;
 pembinaan lembaga dan hukum adat;
 pengelolaan tanah kas Desa; dan
 pengembangan peran masyarakat Desa.
b. Kewenangan Lokal Berskala Desa;
Kewenangan lokal berskala Desa menurut PP 47 Tahun 2015 pasal 34 ayat
paling sedikit terdiri atas kewenangan:
 pengelolaan tambatan perahu;
 pengelolaan pasar Desa;
 pengelolaan tempat pemandian umum;
 pengelolaan jaringan irigasi;
 pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;
 pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan
terpadu;
 pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
 pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
 pengelolaan embung Desa;
 pengelolaan air minum berskala Desa; dan
 pembuatan jalan Desa antarpermukiman ke wilayah pertanian.
c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
atau pemerintah daerah kabupaten/kota; dan
d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

79
C. Kriteria Kewenangan Desa
Berdasarkan Permendagri No. 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa,
kriteria kewenangan desa berdasarkan hak asal usul antara lain:
a. merupakan warisan sepanjang masih hidup;
b. sesuai perkembangan masyarakat;
c. sesuai prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan kriteria kewenangan lokal berskala Desa berdasarkan Permendagri
tersebut antara lain:
a. sesuai kepentingan masyarakat Desa;
b. telah dijalankan oleh Desa;
c. mampu dan efektif dijalankan oleh Desa;
d. muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa; dan
e. program atau kegiatan sektor yang telah diserahkan ke Desa.

D. Masalah, Isu dan Tantangan Kewenangan Desa


Masalah dan Isu berupa tantangan dan hambatan yang dihadapi desa adalah:
a. Peraturan Perundang-Undangan sebelumnya belum sinkron atau belum
mengakomodir kewenangan desa yang dimandatkan oleh UU Desa.
b. Kebijakan-kebijakan/program-program sektoral K/L belum berpihak kepada
desa dan belum sinkron dengan kewenangan desa yang dimandatkan oleh
UU Desa.
c. Beberapa regulasi daerah belum berpihak kepada desa dan belum sesuai
dengan kewenangan desa yang dimandatkan oleh UU Desa.
d. Desa belum mampu menunjukkan kemampuan mengatur dan mengurus apa
yang menjadi urusan pemerintahannya serta kepentingan masyarakatnya
sesuai dengan kewenangannya yang dituangkan dalam bentuk produk
hukum Desa sehingga mempunyai kekuatan hukum.
e. Adanya Peraturan Desa yang bertentangan dengan hierarki perundangan-
undangan di atasnya.
f. Tumpang tindih kewenangan Desa dengan supra Desa sehingga terjadi
tumpang tindih kegiatan pembangunan.

80
g. Pemerintah supra Desa masih cukup bayak melakukan intervensi kegiatan
diluar kewenangan desa untuk dibiayai oleh dana desa.

***

81

Anda mungkin juga menyukai