A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di rawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus desesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat anak dirawat di
rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas,sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit
(Wong, 2009).
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa
sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan. Tujuan bermainan di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan
fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan anak dan kebutuhan
bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu
yang menggunakan alat mewarnai seperi carayon atau pensil warna akan membantu anak
untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Sangat
pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi
kecemasan akibat hospitalisasi
Dari data yang didapatkan pada tanggal 28 Mei 2021 didapatkan 4 dari 8 anak berusia 1-
5 tahun. Anak terlihat mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan,
seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Oleh karena itu, akan dilaksanakan terapi
bermain pada anak usia 4-5 tahun dengan cara mewarnai gambar.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
b. Tujuan Khusus
1. Anak lebih mengenali warna
2. Menurunkan tingkat kecemasa pada klien
3. Mengembangkan imajinasi pada anak
C. Metode Permainan
Permainan yang kita lakukan adalah mewarnai, setiap anak diberikan kertas gambar dan
crayon, kemudian leader memimpin jalannya permainan dengan menginstruksikan kepada
anak-anak untuk mewarnai sesuai dengan apa yang diinginkan. Fasilitator, dan observer
malukan tugas masing-masing
D. Media
1. Crayon
2. Tissue
3. Kertas bergambar
4. Lembar penilaian
5. Hadiah
E. Setting Tempat
L F O
Keterangan :
: Peserta
L : leader
O : Observer
F : Fasilitator
H. Strategi Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
20 menit Pelaksanaan :
2.
1. menjelaskan tata cara pelaksanaan terapi memperhatikan
bermain mewarnai pada anak
2. memberikan kesempatan kepada anak bertanya
untuk bertanya jika belum jelas
3. membagikan kertas bergambar dan antusias saat
crayon menerima peralatan
4. fasilitator mendampingi anak dan memulai untuk
memberikan motivasi kepada anak mewarnai gambar
5. menanyakan kepada anak apakah telah menjawab pertanyaan
selesai mewarnai gambar
6. memberitahu anak bahwa waktu yang
diberikan selesai mendengarkan
7. memberikan pujian terhadap anak yang
mampu mewarnai gambar sampai selesai memperhatikan
10 menit Evaluasi
3.
1. memotivasi anak untuk menyebutkan apa menceritakan
yang di warnai
2. mengumumkan nama anak yang dapat gembira
mewarnai dengan contoh
3. membagikan reward kepada peserta gembira
5 menit Terminasi
4.
1. memberikan motivasi dan pujian kepada memperhatikan
seluruh anak yang telah mengikuti
program terapi bermain
2. mengucapkan terimakasih
3. mengucapkan salam penutup mendengarkan
menjawab salam
F. Pengorganisasian
1. Leader : Yosi Risma,S.Kep
2. Fasilitator : Rina Hartati,S.Kep
3. Observer : Sri Loviana,S.Kep
4. Anak : Anak yang berusia 4-5 tahun di ruangan anak
G. Tugas Masing-Masing
1. Leader : memimpin jalannya program terapi
2. Fasilitator : mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi
3. Observer : mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
4. Anak : mengikuti jalannya terapi bermain
H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Anak hadir diruangan minimal 3 orang
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruangan anak
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Criteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa
anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh.
Angapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan,tanpa mempertimbangkan hasil akhir
( Suhendi,2010 ).bermain merupakan suatu aktifitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikan keterampilan,memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif,mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa ( Aziz A,2005 ).
Jadi kesimpulan bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat
kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Mewarnai adalah proses member warna pada suatu media. Mewarnai gambar diartikan
sebagai proses member warna pada media yang sudah bergambar
B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif : anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri, Contoh :
Bermain Sepak bola
2. Bermain Pasif :energy di keluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktifitas ( hanya
melihat ) Contoh : Memberikan support.
D. MANFAAT MEWARNAI
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
b. Mengembangkan imajinasi dan bereksploitasi dengan keterampilan motorik halus
c. Anak dapat mengekspresikan perasaan atau memberikan pada anak suatu cara untuk
berkomunikasi, tanpa menggunakan kata
d. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan pada proses hospitalisasi