RADANG MATA
Oleh:
KELOMPOK 15
Maratus Solekhati 180201010
Siti Aulia Supriyanti 180201013
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
berjudul Obat Tradisional radang pada mata yang dibimbing oleh Bapak Chairil,
S. KM,. M.KL. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Radang mata adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pembengkakan satu
atau lebih bagian mata dan disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari iritasi
sampai penyakit tertentu yang dikenal sebagai radang okular.
Mata terdiri dari tiga lapisan yang berbeda: retina, uvea, dan sklera. Retina
adalah lapisan yang paling dalam, sedangkan uvea mengandung pembuluh darah
dan arteri yang mengalirkan darah ke mata. Lapisan yang paling luar, yang
disebut sklera, berfungsi sebagai pelindung dan berwarna putih. Saraf optik yang
menyampaikan sinyal dari mata ke otak menampilkan informasi visual adalah
saraf yang terhubung dengan sklera di bagian belakang mata.
Radang mata dapat terjadi di semua lapisan mata. Oleh karena itu, kondisi ini
dibedakan berdasarkan bagian mata yang mengalami peradangan. Radang mata
dapat dibedakan menjadi skleritis, anterior uveitis, posterior uveitis, dan
panuveitis, yang merupakan istilah umum untuk peradangan pada seluruh mata.
Radang mata adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pembengkakan satu
atau lebih bagian mata dan disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari iritasi
sampai penyakit tertentu yang dikenal sebagai radang okular.
Gejala sakit mata lainnya yang mungkin dirasakan adalah keluarnya cairan
berwarna putih, hijau atau biasa disebut dengan belek, atau kuning yang menjadi
kerak di bulu mata. Akibat dari terjadinya gejala ini adalah mata menjadi kabur
dan mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya.
1.4 TUJUAN PENELITIAN
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1) Memberi tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang pengobatan
Radang Mata secara alami.
2) Memberi masukan kepada peneliti lain sebagai bekal penelitian yang
sejenis
1.6 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan pendekatan
deskriptif berdasarkan kajian pustaka yang relevan. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah melalui literature atau kepustakaan. Metode ini dilakukan
dengan cara mencari referensi dan buku yang berhubungan dengan materi. Selain
itu, penulis juga mengumpulkan berbagai rujukan dari internet sebagai data
penguat. Sasaran penulisan gagasan tulis ini yaitu masyarakat, serta para pembaca
secara umum sebagai penambah pengetahuan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Radang mata atau dalam medis dikenal sebagai uveitis, adalah kondisi
yang ditandai dengan pembengkakan di lapisan tengah jaringan dinding mata
(uvea). Radang mata dapat terjadi hanya pada salah satu mata, maupun kedua
mata. Kondisi ini umumnya dialami oleh seseorang di umur 20-50 tahun.
Faktanya, uveitis dikenal sebagai radang mata, sebab peradangan yang terjadi
tidak hanya menyerang bagian uvea saja, tapi juga memengaruhi bagian mata lain
seperti lensa, retina, saraf mata, dan vitreus. Peradangan ini dapat menyebabkan
pembengkakan dan rusaknya jaringan mata. Untuk itulah, radang mata perlu
segera diatasi dengan tepat. Jika tidak segera diobati, peradangan mata bisa
menyebabkan gangguan penglihatan, bahkan kebutaan.
Karena sakit mata ini mudah menyebar atau menular ke orang lain, maka
tak banyak yang mencari cara mengobati sakit mata dan cara pencegahannya agar
tidak tertular.
Radang mata dapat dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung di mana lokasi
terjadinya peradangan, di antaranya:
1. Uveitis anterior
Uveitis anterior sering disebut sebagai "iritis" karena memengaruhi iris. Iris
adalah bagian berwarna pada mata, di dekat bagian depan. Iritis adalah jenis
uveitis yang paling umum dan ringan dibanding jenis radang mata lainnya. Pada
kondisi ini, penglihatan bisa terganggu, bisa pula tidak. Gejala lain yang muncul
antara lain mata merah, sakit dan nyeri, serta sensitif terhadap cahaya.
2. Intermediate Uveitis
Kondisi ini melibatkan uvea bagian tengah dan disebut juga iridocyclitis. Kata
"intermediate" sebenarnya mengacu pada lokasi peradangan dan bukan tingkat
keparahan peradangannya. Jenis uveitis ini bisa terjadi pada siapapun, namun
lebih banyak ditemukan pada dewasa muda dan sering dikaitkan dengan penyakit
autoimun, seperti multiple sclerosis dan sarkoidosis. Gejala yang dirasakan
umumnya adalah penglihatan kabur atau tidak jelas, disertai timbulnya floaters.
3. Uveitis posterior
Uveitis ini bisa disebut juga sebagai koroiditis, karena mempengaruhi koroid
yang berisi jaringan pembuluh darah mata. Tipe uveitis ini biasanya terjadi pada
orang dengan infeksi virus, parasit, atau jamur. Koroiditis juga dapat terjadi pada
orang dengan penyakit autoimun. Gejala yang dirasakan bisa berupa penglihatan
kabur. Uveitis posterior cenderung lebih berat dibanding uveitis anterior, karena
dapat melukai jaringan retina, sehingga risiko gangguan penglihatan dan kebutaan
lebih besar.
4. Panuveitis
Radang mata atau uveitis dapat terjadi dalam waktu singkat (akut), maupun
berjalan dan bertahan dalam waktu yang cukup lama (kronis), bahkan dapat
berulang. Peradangan ini dapat disebabkan oleh infeksi maupun hal lain, seperti
cedera pada mata, tumor mata, penyakit autoimun, atau racun yang masuk ke
dalam mata. Untuk itu, mengatasi radang mata harus disesuaikan dengan
penyebab yang mendasarinya.
Semua jenis radang mata memiliki satu atau lebih penyebab. Namun, dalam
beberapa kasus, dokter tidak dapat mengetahui penyebab radang mata.
Sakit mata ini biasanya akan mewabah dan menular dari satu orang ke
yang lainnya. Penyebaran atau penularan ini biasanya kerap terjadi pada satu
keluarga atau kelompok yang sering berinteraksi atau sering kontak mata secara
langsung. Jenis sakit mata ini sering disebut dengan penyakit belek atau belekan.
Bagi penderitanya akan mengalami nyeri yang sangat luar biasa pada sekitar area
mata, pusing, dan berair. Penyakit mata jenis belek ini akan berlangsung cukup
lama sekitar dua minggu. Bahkan sampai sebulan atau lebih, tergantung jenis
pengobatan yang dilakukan.
Gejala sakit mata lainnya yang mungkin dirasakan adalah keluarnya cairan
berwarna putih, hijau atau biasa disebut dengan belek, atau kuning yang menjadi
kerak di bulu mata. Akibat dari terjadinya gejala ini adalah mata menjadi kabur
dan mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya.
Sakit mata ini sangat mudah sekali menular. Agar sakit mata yang kamu derita
tidak menyebar atau menular ke orang lain, selanjutnya telah diulas beberapa cara
mencegahnya agar tidak menular.
2.5 CARA PENCEGAHAN RADANG MATA
Nah, untuk mencegah agar hal ini tidak terjadi, berikut cara mencegah penularan
yang bisa dilakukan:
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai obat mata dan menggunakan
lensa kontak.
8) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika sedang membantu orang lain
menggunakan obat mata.
9) Saat cuaca berangin atau berada di luar ruangan yang berdebu, kamu perlu
menggunakan pelindung mata untuk mencegah iritasi mata.
12) Jika merasakan ada yang mengganjal maya, jangan meminta orang lain
untuk meniup mata kamu.
2.6 PATOFISIOLOGI
a. Konjungtivitis
b. Katarak
Lensa normal adalah struktur posterior iris yang jernih, tranparan,
berbentuk seperti kancing baju; mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di
perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan
posterior. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang
dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya, dapat menyebabkan
penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat
menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat
jalannya cahaya ke retina.
Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi
disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang
tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu
enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim
akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien
yang menderita katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang
berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti
diabetes, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang
normal. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi awal, karena
bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopi dan kehilangan penglihatan
permanen. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi
radiasi ultraviolet B, obat obatan, alkohol, merokok, diabetes dan asupan vitamin
antioksidan yang kurang dalm jangka waktu lama.
2.7 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan peradangan konjungtiva,
ditandai dengan :
- Klien mengatakan ketidaknyamanan (nyeri) yang dirasakan.
- Raut muka /wajah klien terlihat kesakitan (ekspresi nyeri).
Kriteria hasil:
- Nyeri berkurang atau terkontrol.
Intervensi :
Kaji tingkat nyeri yang dialami oleh klien.
Ajarkan kepada klien metode distraksi selama nyeri, seperti nafas dalam
dan teratur.
Berikan kompres hangat pada mata yang nyeri.
Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman, aman dan tenang.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic.
Rasional :
o Dengan penjelasan maka klien diharapkan akan mengerti.
o Berguna dalam intervensi selanjutnya.
o Merupakan suatu cara pemenuhan rasa nyaman kepada klien dengan
mengurangi stressor yang berupa kebisingan.
o Menghilangkan nyeri, karena memblokir syaraf penghantar nyeri.
Evaluasi :
Mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri.
Mengalami dan mendemonstrasikan periode tidur yang tidak terganggu.
Menunjukkan perasaan rileks.
Evaluasi :
Mendemonstrasikan penilaian penanganan adaptif untuk mengurangi
ansietas.
Endemonstrasikan pemahamaan proses penyakit.
3. Resiko terjadi penyebaran infeksi berhubungan dengan proses peradangan.
Kriteria hasil :
- Penyebaran infeksi tidak terjadi.
Intervensi :
Bersihkan kelopak mata dari dalam ke arah luar (k/p lakukan irigasi).
Berikan antibiotika sesuai dosis dan umur.
Pertahankan tindakan septik dan aseptik.
Rasional :
o Dengan membersihkan mata dan irigasi mata, maka mata menjadi bersih.
o Pemberian antibiotik diharapkan penyebaran infeksi tidak terjadi.
o Diharapkan tidak terjadi penularan baik dari pasien ke perawat atau
perawat ke Apasien.
Evaluasi :
Tidak terdapat tanda-tanda dini dari penyebaran penyakit.
METEDOLOGI PELAKSANAAN
1. Siapkan 3-5 lembar daun sirih hijau atau merah yang sudah dicuci bersih
2. Rebus daun sirih hingga mendidih dengan 1/2 – 1 gelas air
3. Setelah mendidih, angkat kemudian diamkan hingga dingin
4. Saring daun sirih tersebut sampai kamu mendapatkan airnya
5. Gunakan air saringan tersebut untuk mencuci mata yang sakit setiap tiga
kali dalam sehari selama 10 menit.
Daun sirih memiliki manfaat untuk mata. Manfaat daun sirih merah dan hujau
bisa digunakan untuk mengobati mata yang merah karena iritasi berjat sifat anti-
bakteri dan anti-inflamasi di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/jenis-jenis-radang-mata-dan-cara-mengatasinya