Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HADIS TENTANG CIRI IMAN DAN IBADAH YANG DITERIMA


ALLAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pembelajaran Al- Qur’an dan Hadist
MTs / MA
Dosen Pengampu :
Rahmat Lutfi Guefera,.S.Pd.I,. S.S., M.Pd M.
Taufiqurrohman M.Ag

Disusun Oleh :
1. Junida Fatimatuz Zahra (2020010043)
2. Muhimmatun Khodarriyah (2020010061)
3. Raihan Zulfikar Priyadi (2020010054)

Kelas : PAI 2B

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)


UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
TAHUN AJARAN 2020/2021
ABSTRAK

Pada hakikatnya setiap orang yang beriman berharap agar perbuatannya dinilai sebagai
ibadah oleh allah Swt. Untuk itu berusaha meningkatkan mutu amal agar allah Swt. Berkenan
menerima sebagai bentuk ibadah, karena tidak semua ibadah atau amal kebaikan diterima oleh
allah Swt. Ibadah yang dilaksanakan harus dilandasi dengan iman kepada allah swt. Sebab iman
merupakan syarat diterimanya sebuah amal. Oleh karena itu kami akan mencoba memaparkan
dan memberikan penjelasan tentang hadits tentang iman dan ibadah yang diterima oleh Allah
Swt.

PENDAHULUAN

A. Pengertian Iman

Iman secara bahasa berarti membenarkan perkataan seseorang dengan pasti karena
percaya kepadanya. Sedangkan secara istilah iman berarti membenarkan semua yang dikabarkan
oleh Rasulullah saw dengan begitu saja, tanpa melihat secara langsung, karena percaya dan yakin
terhadapnya.

Iman merupakan kondisi hati dan jiwa yang timbul dari pengetahuan tentang sesuatu dan
kecondongan kepadanya. Iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang tergantung pada lemah
atau kuatnya dua faktor, yaitu pengetahuan dan kecondongan. Seseorang yang tidak mengetahui
atau menduga adanya sesuatu, ia tidak akan beriman kepadanya. Kendati demikian pengetahuan
tidaklah cukup untuk membangun keimanan didalam diri seseorang, karena sangat mungkin apa
yang diketahuinya atau konsekuensi-konsekuensinya bertentangan dengan keinginan dan
kecondongannya, yaitu tatkala ia condong kepada apa yang bertentangan dengan
pengetahuannya. Bisa jadi ia memutuskan untuk melakukan tindakan yang melawan
pengetahuannya sendiri. Sebagaimana firman Allah:

1. Hadits pertama

Rasulullah besabda:

ُ‫)رواه اﺑﻦ ﻣﺎﺟﮫ( ﺑِﺎْﻻَْرﻛَﺎنِ وَﻋَﻤَﻞٌ ﺑِﻠﱢﻠﺴَﺎنِ ﻗَﻮْلٌ وَ ﺑِﺎْﻟَﻘﻠْﺐِ ﻣَﻌْﺮِﻓَﺔٍ اْﻻِﯾْﻤَﺎن‬
1

Artinya:

“ Iman itu dipercaya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan (H.R.
Ibnu Majah)”.

Hadits ini menjalaskan prinsip-prinsip dalam keimanan. Hadits diatas menjelaskan bahwa
iman terdiri atas tiga unsur, yakni diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan
dalam bentuk perbuatan. Ketiga unsur tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, jika ada unsur yang
tidak dimiliki seseorang berarti ia belum menjadi orang yang beriman. Dengan demikian, orang
yang beriman hatinya selalu meyakini sepenuh hati, lisannya mengucapkan secara benar,
kemudian keyakinan dan ucapan itu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Hadits kedua

Rasulullah bersabda:

َ‫ِ ﺑِﺎ ﻧُﻮْٔﻣِﻦَ اَنْ ﻗَﺎَلَ ﯾْﻤَﺎنِ اْﻻِ ﻋَﻦِ اَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻗَﺎَل‬J ِ‫)رواه ﻣﺴﻠﻢ( وَﺷَﺮﱢهِ اﺧَﯿْﺮِھِﻠْﻘَﺪَرِﺑِﺎ وَﻧُﻮْٔﻣِﻦَ ﻻَﺧِﺮِوَاْﻟﯿَﻮْمِ وَرُﺳُﻠِﮫِ وَﻛُﺘُﺒِﮫِ وَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﮫ‬

Artinya:

“Jibril berkata: kabarkanlah kepadaku tentang iman? Rasulullah saw bersabda: iman itu adalah
kamu percaya kepada Allah swt, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan
kamu percaya pada takdir yang baik dan yang buruk (H.R. Muslim).

Hadits diatas mengajarkan tentang pengajaran malaikat jibril kepada para sahabat melalui
Rasulullah saw. Ada enam pokok keyakinan yang harus diyakini oleh setiap orang yang
mengaku beriman. Keyakinan ini sering disebut rukun iman, keenam keyakinan itu ialah:

a. Iman kepada Allah swt : Iman kepada Allah artinya percaya dengan yakin, bahea Tuhan
Allah itu ada, kuasa, tidak menyerupai sesuatu, adanya tidak didahului sesuatu, kekal,

1
https://widiutami.com/gambar/hadits-tentang-iman-dan-ibadah-yang-diterima-allah/
https://www.slideshare.net/Eloknadlifah/memahami-hadist-tentang-ciri-iman-dan-ibadah-yang-diterima-allah
berdiri sendiri, Esa, berpengatahuan, berkemauan dan seterusnya sifat-sifat
kesempurnaan.
b. Iman kepada malaikat-malaikat Allah : Malaikat itu tidak sama dengan manusia dalam
sifat-sifat dan perbuatannya, bukan laki-laki dan bikan perempuan, tidak makan dan tidak
minum, dan dalam keadaan biasa tidak dapat dilihat dengan mata kepala. Mereka menjadi
pesuruh Allah swt., guna mengurusi apa saja yang diperintahkan. Mereka tidak pernah
melanggar perintah ataupun merasa bosan menjalankan perintah Allah swt.
c. Iman kepada kitab-kitab Allah : Kita percaya bahwa kitab-kitab itu bukan bikinan
makhluk. Artinya bukan karangan Rasul, tetapi benar-benar dari hadirat Allah semata.
Adapun kitab-kitab Allah yang wajib kita percayai ada empat :
 Kitab Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa
 Kitab Zabur, yang ditunkan kepada Nabi Dawud
 Kitab Injil, yang diturunkan kepada Nabi Isa
 Kitab Al-Qur’an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
d. Iman kepada Rasul-rasul Allah : Allah memilih dan menjadikan beberapa orang istimewa,
sampai sekira dapat menerima petunjuk dari Allah Swt. (kuat menerima wahyu-Nya), dan
dapat menyampaikan petunjuk-petunjuk itu kepada sekalian manusia dan dapat
menjadikan contoh pula.

Iman secara bahasa berarti tashdiq. Sedangkan secara istilah syar'i, iman adalah "Keyakinan
dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan
ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur
keimanan.

Ibadah : Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab ‘Ibadah.
Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kata ini memiliki arti: Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan
yang didasari oleh peraturan agama.

e. Iman kepada hari akhir : Kita wajib mempercayai akan datangnya hari akhir (hari kiamat),
diterangkan bahwa jika hari akhir itu datang maka semua makhluk yang ada di dunia
akan rusak dan binasa.
f. Iman kepada qada’ dan qadar : Kita wajib percaya bahwa segala sesuatu yang telah
terjadi dan yang akan terjadi, semuanya itu menurut apa yang telah ditentukan dan
ditetapkan oleh Allah sejak sebelumnya (zaman azali). Jadi segala sesuatu itu (nasib baik
dan buruk) sudah diatur dengan rencana-rencana tertulis atau batasan-batasan yang
tertentu, tetapi kita tidak dapat mengetahuinya sebelum terjadi.

3. Hadits ketiga

Rasulullah bersabda:

ُ‫ُ اِﻻﱠ ﻻَِاﻟَﮫَ ﻗَﻮْلٌ ﻓَﺎَٔﻓْﻀَﻠُﮭَﺎ ﺷُﻌْﺒَﺔً ﺳَﺒْﻌُﻮْنَ وَ ﺑِﻀْﻊٌ اَﻻِْﯾْﻤَﺎن‬J ‫اْﻻِﯾْﻤَﺎنِ ﻣِﻦَ ﺷُﻌْﺒَﺔَ وَاﻟْﺤَﯿَﺎءُ اﻟﱠﻄﺮِﯾْﻖِ ﻋَﻦِ اْﻻَذَي اِﻣَﺎطَﺔُ وَاَدْﻧَﺎھَﺎ‬

Artinya:

“iman itu ada tujuh puluh cabang. Yang paling utama ialah ucapan laa ilaha illallah, sedangkan
yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari tengah jalan. Adapun malu juga sebagian
dari iman.(H.R. Muslim)”.

Hadits diatas menjelaskan bahwa banyak macam amal yang termasuk bentuk keimanan.
Kata tujuh puluh satu bukan berarti jumlahnya, tetapi menunjukkan bahwa amal itu banyak
macamnya. Amal yang paling utama nilainya dalam keimanan adalah ucapan laa ilaha illallah.
Ucapan ini merupakan puncak keimanan karena pernyataan itu sebagai pengakuan bahwa tidak
ada sesembahan, kecuali hanya Allahswt. Adapun perbuatan yang dianggap kecil adalah
menyingkirkan gangguan dari tengah jalan. Meskipun dianggap kecil, amal tersebut dapat
membaea manfaat bagi yang lainnya. Dengan perbuatan itu, banyak orang yang dapat selamat
dari kesengsaraan di jalan. Bahkan, dalam hadits itu dijelaskan bahwa rasa malu pun termasuk
dari iman. Malu disini ialah malu untuk berbuat maksiat. Orang yang sudah tidak malu ketika
melakukan maksiat berarti ia telah kehilangan iman dari hatinya.

4. Hadits keempat

Rasulullah bersabda:

‫ﻟﻠﺸﺮﯾﻚ ﻓﮭﻮ ﺷﺮﯾﻜﺎ ﻣﻌﻲ ﺷﺮﯾﻚ ﺧﯿﺮ اﻧﺎ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﷲ ﻗﺎل‬

Artinya:
“Allah swt. berfirman: Aku adalah sebaik-baik sekutu. Barang siapa mempersekutukan
Aku dengan yang lain, berarti ia telah diserahkan kepada sekutu itu. Wahai manusia! Beramallah
kalian dengan ikhlas karena Allah swt. Sesungguhnya Allah swt tidak menerima amal seseorang,
kecuali yang disadari keikhlasan kepada-Nya. Janganlah kalian mengucap, ini demi Allah dan
demi pemimpin kalian. Amalan seperti demikian itu hanyalah untuk kehormatan pemimpin
kalian, tidak sedikitpun karena Allah swt. (H.R. Al-Bazzar).

Hadits diatas menjelaskan pentingnya keikhlasan dalam beramal. Kunci diterimanya amal
seseorang, salah satunya ialah keikhlasan niatnya. Jika amal itu tidak ikhlas karena Allah, sia-
sialah amal itu meskipun amal itu baik.

B. Keterkaitan Hadits Tentang Iman dan Ibadah dalam Fenomena Kehidupan dan
Akibatnya

Setelah mengetahui kandungan hadits-hadits tentang iman dan ibadah, kita dapat
mengetahiu keterkaitan antara keduanya. Keterkaitan antara iman dan ibadah sebagai berikut :

 Iman dan ibadah mempunyai keterkaitan yang sangat erat karena iman menjadi salah satu
syarat diterimanya ibadah. Sebaliknya, ibadah yang dilakukan tanpa iman maka akan sia-
sia
 Orang yang mengaku dirinya beriman harus dapat membuktikannya melalui perbuatan
yang dinilai ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
 Iman tanpa dibuktikan dengan perbuatan nyata berarti dusta
 Selain iman, amal ibadah harus diniati dengan ikhlas kepada Allah swt. Ibadah yang
dilakukan untuk selain Allah swt adalah syirik
 Menduakan niat dalam beribadah/beramal karena Allah swt dan yang lain tidak akan
diterima.

2
https://widiutami.com/gambar/hadits-tentang-iman-dan-ibadah-yang-diterima-allah/
https://www.slideshare.net/Eloknadlifah/memahami-hadist-tentang-ciri-iman-dan-ibadah-yang-diterima-allah
C. Menerapkan Isi Kandungan Hadits tentang Iman dan Ibadah

Adapun penerapan dari keempat hadits tersebut di atas dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:

 Memiliki rasa senang terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk
hidupnya.
 Gemar mempelajari hadits-hadits dalam rangka memahami ajran islam.
 Meyakini kebenaran ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad saw melalui hadits-
hadits beliau
 Melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadits Nabi Muhammad saw dalam
kehidupan
 Berusaha meningkatkan mutu amal agar Allah swt berkenan menerimanya sebagai
bentuk ibadah dan amal shaleh
 Meningkatkan keimanan dan tidak menyekutukan Allah swt dengan apapun
 Memurnikan niat dalam segala ibadah hanya untuk mendapatkan ridha Allah swt

3
https://www.slideshare.net/Eloknadlifah/memahami-hadist-tentang-ciri-iman-dan-ibadah-yang-diterima-allah
https://widiutami.com/gambar/hadits-tentang-iman-dan-ibadah-yang-diterima-allah/
D. Menerapkan Isi Kandungan Hadits tentang Iman dan Ibadah

Adapun penerapan dari keempat hadits tersebut di atas dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:

 Memiliki rasa senang terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk
hidupnya.
 Gemar mempelajari hadits-hadits dalam rangka memahami ajran islam.
 Meyakini kebenaran ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad saw melalui hadits-
hadits beliau
 Melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadits Nabi Muhammad saw dalam
kehidupan
 Berusaha meningkatkan mutu amal agar Allah swt berkenan menerimanya sebagai
bentuk ibadah dan amal shaleh
 Meningkatkan keimanan dan tidak menyekutukan Allah swt dengan apapun
 Memurnikan niat dalam segala ibadah hanya untuk mendapatkan ridha Allah swt

E. Perilaku Orang Beriman


 Meyakini rukun-rukun iman yang 6 dengan sepenuh hati
 Mendasari setiap perbuatan dengan keimanan kepada Allah
 Berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan agar tidak melanggar larangan Allah
 Senantiasa menjadikan al qur’an dan hadits sebagai pedoman hidup
 Menjadi para rasul sebagai teladan dalam beriman, berilmu, dan beramal 6. Menyiapkan
amalan shaleh untuk bekal akhirat
 Meyakini segala sesuatu tidak lepas dari takdir Allah
 Berperilaku sesuai isi hati dengan perkataan dan perbuatan
 Mempelajari lebih mendalam mengenai iman dan cabang- cabangnya untuk
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
F. Perilaku Orang Tidak Beriman
 Meyakini rukun-rukun iman yang 6 dengan tidak dengan sepenuh hati
 Tidak mendasari setiap perbuatan dengan keimanan kepada Allah
 Tidak berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan agar tidak melanggar larangan Allah
 Tidak menjadikan al qur’an dan hadits sebagai pedoman hidup
 Tidak menjadi para rasul sebagai teladan dalam beriman, berilmu, dan beramal
 Tidak menyiapkan amalan shaleh untuk bekal akhirat
 Tidak meyakini segala sesuatu tidak lepas dari takdir Allah
 Berperilaku tidak sesuai isi hati dengan perkataan dan perbuatan
 Tidak mau mempelajari lebih mendalam mengenai iman dan cabang-cabangnya untuk
dipraktikkan dalam kehidupan sehari- hari

4
https://widiutami.com/gambar/hadits-tentang-iman-dan-ibadah-yang-diterima-allah/
5
PENUTUP
KESIMPULAN

Iman merupakan kondisi hati dan jiwa yang timbul dari pengetahuan tentang sesuatu dan
kecondongan kepadanya. Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab
‘Ibadah. Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata ini memiliki arti: Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau
Tuhan yang didasari oleh peraturan agama.Iman dan ibadah mempunyai keterkaitan yang sangat
erat karena iman menjadi salah satu syarat diterimanya ibadah. Sebaliknya, ibadah yang
dilakukan tanpa iman maka akan sia-sia.

Penerapan dari hadits tersebut dalam kehidupan sehari-hari diantaranya Meyakini


kebenaran ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad saw melalui hadits-hadits beliau dan
melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadits Nabi Muhammad saw dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai