Anda di halaman 1dari 17

i

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SCREW PRESS TERHADAP TOTAL


PRODUKSI CPO YANG DIHASILKAN
(Tugas Paper Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak)

Oleh

Kelompok 5

Naura Khansa Fitri 1814051050 THP B


Riva Trimillenia Putri 1854051010 THP B

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA ..........................................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Tujuan ................................................................................................................2
II. ISI .............................................................................................................................. 3
2.1 Ekstraksi dan Metode Ekstraksi .....................................................................3
2.2 Pengertian dan Prinsip Screw Press Ekstraksi ...............................................4
2.3 Pengaruh Screw Press Terhadap Total Produksi CPO…………………….6
III. KESIMPULAN.........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................10

LAMPIRAN .................................................................................................................11
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil atau produsen minyak sawit
mentah CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia. Industri kelapa sawit sangat
berpotensi untuk dikembangkan karena dapat menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat. Setidaknya dengan membangun industri kelapa sawit makaakan
terdapat sekitar 4 juta kesempatan kerja (pro job), serta mendukung pembangunan
daerah dan pengentasan kemiskinan khususnya di Indonesia. Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) merupakan pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan metode dan aturan
tertentu hingga menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil
(PKO)(Lubis dkk, 2011).

Crude Palm Oil (CPO) merupakan hasil olahan yang berasal dari daging buah
kelapa sawit dengan melalui berbagai proses pengolahan berupa perebusan
Tandan Buah Segar (TBS), perontokan, dan pengepresan. CPO ini didapatkan dari
bagian mesokarp pada buah kelapa sawit yang telah mengalami beberapa proses,
yaitu sterilisasi, pengepresan, dan klarifikasi. Crude Palm Oil ini merupakan
produk primer dari tanaman kelapa sawit yang dapat memberikan nilai tambah
sekitar 30% dari nilai jual tandan buah segar. CPO (Crude Palm Oil) juga
memiliki definisi yaitu minyak nabati yang berasal dari tanaman kelapa sawit.
Secara umum, minyak nabati terdiri dari trigliserida-trigliserida asam lemak
(mempunyai kandungan terbanyak dalam minyak nabati, mencapai sekitar 95%-
b), asam lemak bebas (Free Fatty Acid atau biasa disingkat dengan FFA), mono
dan digliserida, serta beberapa komponen - komponen lain seperti
phosphoglycerides, vitamin, mineral, atau sulfur (Tambun, 2006).
2

Kelapa sawit diketahui mengandung komponen penting seperti karotenoid,


vitamin E (tokotrienol dan tokoferol), sterol, fosfolipid, glikolipid, terpenoid dan
hidrokarbon alifatik serta pengotor lainnya. Komponen yang paling utama dari
beberapa komponen di atas adalah vitamin E dan karotenoid dimana keduanya
memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Komponen yang terdapat pada
kelapa sawit tersebut sangatlah dijaga kandungannya agar tidak menurun ketika
dilakukan pengolahan. Selama proses pengolahan tersebut, perusahaan selalu
berupaya untuk mengoptimalkan jumlah rendemen CPO dan PKO. Salah satu
sistem manajemen yang diterapkan untuk mendapatkan jumlah rendemen yang
optimal adalah menekan terjadinya kehilangan minyak (oil losses) pada CPO dan
kehilangan kernel (losses PKO) selama proses produksi dengan menggunakan
metode screw press untuk memperoleh hasil CPO yang optimum (Devani dan
Marwiji, 2014). Oleh karena itu, paper ini dibuat untuk mengetahui pengaruh
penggunaan metode screw press terhadap total CPO yang dihasilkan.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya paper ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan


metode screw press terhadap total produksi CPO yang dihasilkan.
3

II. ISI

2.1 Ekstraksi dan Metode Ekstraksi

Karotenoid merupakan pigmen (pewarna alami) organik yang terdapat dalam


tumbuhan dan organisme berfotosintesis lainnya seperti ganggang, beberapa jenis
fungi dan beberapa bakteri. Zat alami penting yang terdapat pada minyak sawit
yaitu karotenoid diketahui dapat diubah menjadi vitamin A, dimana pigmen-
pigmen ini banyak ditemukan di dalam tanaman bersama-sama dengan klorofil .
Kandungan karotenoid yang terdapat pada minyak sawit memiliki nilai yang
berbeda menurut varietas dan diduga juga berbeda menurut kematangan buah.
Karotenoid diketahui sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu,
perlu dilakukan upaya pengambilan betakaroten sebagai pro vitamin A yang
sangat diperlukan untuk kesehatan (Tamara et al., 2013). Salah satu metode yang
dapat digunakan untuk mengambil atau mengekstrak karotenoid adalah dengan
cara ekstraksi.

Metode ekstraksi adalah salah satu metode yang cukup sederhana dalam proses
pengambilan karoten dari minyak kelapa sawit. Ekstraksi merupakan proses
penarikan konstituen yang diinginkan dengan menggunakan pelarut yang dipilih
dimana zat yang diinginkan dapat larut. Pelarut yang digunakan dipilih
berdasarkan kemampuannya dalam melarutkan jumlah yang maksimum dari zat
aktif dan seminim mungkin bagi unsur yang tidak diinginkan. Metode ekstraksi
karoten dari minyak kelapa sawit telah banyak dilakukan menggunakan beberapa
metode seperti saponifikasi, adsorpsi, solvolytic micellization (Ibrahim et al.,
2015).
4

Pada proes pegolahan minyak kelapa sawit selanjutnya banyak digunakan


beberapa alat untuk keberlangsungan proses pengolahan. Salah satu alat yang
digunakan dalam pengolahan CPO adalah screw press. Screw press merupakan
alat yang sangat penting dalam pabrik kelapa sawit yang sangat mempengaruhi
hasil dari CPO yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena apabila pada screw
press ini mengalami masalah, maka pengolahan pengepressan minyak CPO jadi
terganggu dan mengakibatkan hasil minyak CPO yang dihasilkan menjadi lebih
sedikit dan pemisahan cangkang dan fibre tidak maksimal (Hasballah dan
Siahaan, 2018). Screw Press adalah alat untuk memisahkan minyak kasar (crude
oil) dari serat-serat dalam daging buah. Alat ini dilengkapi sebuah silinder (press
cylinder) yang berlubang-lubang (±22.000 buah) dan didalamnya terdapat 2 buah
ulir (screw) yang berputar berlawanan arah.

2.2 Pengertian dan Prinsip Screw Press Ekstraksi

Salah satu metode dalam ekstraksi CPO yaitu dengan menggunakan screw press.
Screw press sendiri merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan minyak
kasar (crude oil) dari serat-serat daging buah. Alat screw press terbentuk dari dua
unit, dimana setiap unit terdiri dari ulir yang arah putarnya saling berlawanan.
Jarak antar ulir tidak sama, dimana jarak ulir ke ulir lainnya semakin mengecil
(Rinaldi et al., 2016). Screw press ini berperan dalam memeras buah kelapa sawit
yang sebelumnya telah dicincang dan dilumat di digester untuk mengeluarkan
CPO. Sawit yang telah dilumatkan akan terdorong dan ditekan oleh cone pada sisi
lainnya, sehingga buah sawit menjadi terperas (Mangoensoekarjo, 2003).
5

Gambar 1. Worm screw press


Sumber : http://pabrik-sawit.blogspot.com/2010/08/alat-pabrik-kelapa-sawit-
screw-press.html

Penggunaan screw press dalam pabrik kelapa sawit yaitu digunakan sebagai alat
pengempaan berfungsi mengelurakan dan memisahkan minyak dari bagian daging
buahnya. Keluarnya minyak ini disebabkan putaran dari screw press yang
mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh
slidding cone. Screw dan sliding merupakan bagian dari screw press yang
posisinya ada di dalam press cage. Press cage sendiri merupakan selubung baja
yang seluruh permukaan dindingnya berlubang-lubang (Hikmawan, 2020). Maka
dari itu minyak yang berasal dari bubur buah akan keluar melalui lubang-lubang
press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan
press cone (Pahan, 2006). Alat ini bekerja dengan prinsip putar dan tekan, terdiri
dari 2 jenis, yakni single pressing dan double pressing. Proses pengepresan
dilakukan pada kondisi dengan tekanan cone 30-50 bar dan ditambahkan air
sebanyak 15-20% dari berat bauh tandan segar bersuhu 900C-950C yang berfungsi
untuk pengencer dan menurunkan viskositas minyak. Penambahan air dapat pula
dilakukan di oil gutter kemudian ke stasiun klarifikasi. Sedangkan ampas kempa
dipecahkan dengan Cake Breaker Conveyor (CBC) untuk mempermudah
pemisihan biji dan serat (Wahyudi, 2012).
6

2.3 Pengaruh Screw Press Terhadap Total Produksi CPO

Proses pengepressan ini merupakan proses penting dalam ekstraksi buah kelapa
sawit karena berpengaruh terhadap total produksi CPO yang duhasilkan. Sesuai
dengan Wahyudi (2012) yang menyatakan bahwa kehilangan minyak (losses)
akibat masih adanya sisa minyak di dalam ampas press dapat menurunkan
produktivitas pengolahan minyak kelapa sawit. Maka dari itu dibutuhkan kondisi
optimum dalam penggunaan screw press agar total produksi CPO maksimal.
Selain itu juga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengepresan dengan screw
press karena berkaitan dengan total produksi CPO. Hal-hal yang perlu
diperhatikan yaitu pertama tekanan proses, tekanan proses harus maksima karean
apabil tidak maksimal dapat menyebabkan losses minyak yang tinggi dan
persentase broken kernel yang tinggi. Selanjutnya suhu daging buah yang keluar
dari digester harus berada pada kisaran 900C-950C, supaya pemisahan minyak dari
daging buah berjalan lancar.pemeriksaan kondisi alat seperti worm screw, press
cage atau cone harus selalu diperhatikan dan dilakukan pengecekan keausaannya
secara berkala, karena hal ini berpengaruh terhadap hasil minyak yang didapat.
Ika lubang pori press cage tersumbat maka minyak akan terbawa keluar bersama
dengan ampas. Selain itu daging buah yang telah dilumatkan, kandungan
minyaknya tidak boleh terlalu sedikit (karena telah keluar dari digester). Hal ini
dapat menyebabkan worm screw mudah mengalami keausan dan jika kandungan
minyak tidak dikutip dari digester juga akan menyebabkan losses minyak akan
tinggi. Oleh karena itu pengawasan pada pengutipan minyak harus dijaga dengan
teliti (Hasballah dan Siahaan, 2018).

berdasarkan seperti yang telah dijelaskan di atas tekanan screw press sangat
berpengaruhterhadap total produksi CPO. Yunita (2018) menyatakan bahwa
tekanan yang paling baik digunakan untuk mengurangi kadar kehilangan minyak
7

dan meningkatkan total produksi yaitu pada tekanan 42 bar dengan persentase
kehilangan minyak sebesar 3,53%. Selain losses minyak, kadar biji pecah juga
dipengaruhi oleh tekanan screw press. Menurut penelitian Wahyudi (2012)
analisis oil losses pada fiber dan broken nut di unit screw press dengan variasi
tekanan. Sehingga dapat disimpulkan tekanan yang semakin tinggi menurunkan
losse minyak namun broken nut semakin tinggi begitu pun sebaliknya.oleh sebab
itu pengoperasian screw press hendaknya dipertimbangkan keuntungan dan
kerugian yang diakibatkannya. Maka dari itu diperlukan menstabilkan tekanan
press. Tujaun dari menstabilkan tekanan press yaitu memperkecil losses minyak
pada ampas, dengan tekanan yang stabil ekstraksi dapat berjalan optimal. Selain
itu dengan menstabilkan tekanan screw press dapat meminimalisir jumlah biji
pecah dan juga dapat memperpanjang umur dari alat, karena kurangnya
kurangnya goncangan elektrik dan mekanis.
8

III. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan paper di atas didapat kesimpulan yaitu metode ekstraksi


screw press berpengaruh terhadap total produksi CPO, karena dengan metode
screw press memerlukan tekanan yang berpengaruh pada hasil produksi minyak.
Tekanan tidak boleh terlalu tinggi karena dapat meningkatkan nilai biji pecah,
namun tidak boleh juga tekanan terlalu rendah karena dapat menurunkan produksi
CPO. Tekanan terbaik yang dapat digunakan pada screw press yaitu pada
tekanan42 bar dengan persentase kehilangan minyak sebesar 3,53%.
9

DAFTAR PUSTAKA

Devani, Vera dan Marwiji. 2014. Analisis Kehilangan Minyak pada Crude Palm
Oil (CPO) dengan Menggunakan Metode Statistical Process Control. UIN
Sultan Syarif Kasim. Pekanbaru.

Hasballah, T dan Siahaan, E. W. B. 2018. Pengaruh Tekanan Screw Press Pada


Proses Pengepresan Daging Buah Menjadi Crude Palm Oil. Jurnal Darma
Agung Vol26 (1) : 722-729.

Hikmawan, O., Naufa, M., dan Tarigan, E.A. 2020. Pengaruh Tekanan Pada
Stasiun Screw Press Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Terhadap Kehilangan
Minyak Dalam Ampas Press. Jurnal Teknik dan Teknologi Vol 15 (29) : 36-
43.

Ibrahim AM, Yunianta & Srihefyna FH. 2015. Pengaruh Suhu & Waktu Lama
Ekstraksi Terhadap Sifat Fisk Kimia Minuman Sari Jahe Merah. Jurnal
Pangan &Agroindustri Vol. 3 no. 2 p. 530-541.

Lubis, Effendi Rustam dan Agus Widanarko. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit.
PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Mangoensoekarjo, S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Universitas


Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Pahan, Iyung., 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rinaldi, Pranoto S., dan Afriza R. 2016. Studi Eksperimen Karakteristik Mekanik
Material Screw Press Kapasitas 10-14 Ton/Jam Di Lingkungan Pabrik
Kelapa Sawit. Surya Teknika Vol 1 (4) : 1-8.

Tambun, R. 2006. Teknologi Oleokimia. USU-Press. Medan.


10

Tamara A dan Purwanto WW. 2013. Kesetimbangan Cair-Cair Untuk Esktraksi


Betakaroten Dari Minyak Sawit Kasar Dengan Pelarut Isopropanol.
Fakultas Teknik.

Wahyudi, Joto dkk. 2012. Analisis Oil Losses pada Fiber dan Broken Nut di Unit
Screw Press dengan Variasi Tekanan. Fakultas Teknologi Pertanian
Instiper. Yogyakarta.

Yunita, Nehemia. 2018. Analisis Tekanan Pada Stasiun Screw Press Terhadap
Kehilangan Minyak Dalam Ampas Press di PKS PTPN IV Unit Adolina –
Perbaungan. Politeknik Teknologi Kimia Industri. Medan.
11

LAMPIRAN

1. Naura Khansa Fitri : pembahasan poin (2.2), pembahasan poin


(2.3), kesimpulan, daftar pustaka, dan lampiran

2. Riva Trimillenia Putri : halaman muka, daftar isi, pendahuluan, dan


pembahasan poin (2.1)
12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai