Anda di halaman 1dari 3

ANAK YANG DURHAKA

Orientasi :
Di desa Sukamaju hiduplah keluarga kecil yang tinggal pas-pasan dengan apa
adanya. Mereka tinggal hanya berdua, ayahnya yang bernama Sukiman, ia merupakan
pekerja keras, dan memiliki 1 putri yantg bernama Ani kelas 3 SMP. Istrinya meninggal
sejak Ani lahir, jadi mau tidak mau Sukiman pun yang membesarkannya.

Perumitan peristiwa :
Keesokkan hariya Ani akan berangkat sekolah tetapi perutnya merasa lapar.
Sukirmanpun bergegas untuk membelikan sarapan dengan uang pas-pasan. Setelah di
rumah Anipun tidak mau menerima sarapan yang dibelikan oleh ayahnya dan langsung
membuang ke sampah karena, lauk pauk yang diberikan ayahnya hanya nasi dan sepotong
tempe saja.

Komplikasi :
Sesampai di sekolah, Ani tidak menyangka bahwa sepatu yang ia pakai tidak layak
lagi.
Teman-teman Ani langsung menghina-hinanya :
Teman-teman : Haha, sepatunya buluk!
Tidak bagus lagi!! Nih kayak aku dong keren!
Ani : (merasa sangat marah). Lihat saja besok aku memakai sepatu baru!
Anipun tidak terima dengan ejeken-ejekan temanya. Ia merasa kesal dan marah.
Bergegas iapun pulang ke rumah dengan tetesan air mata, dan membentak ayahnya
untuk membelikan sepatu baru. Saat itu Sukirman tidak punya uang sepeserpun, tetapi
iapun tetap bekerja keras membanting tulang, pekerjaan apapun ia lakukan untuk mencari
rupiah buat membeli sepatu untuk anaknya.
Ia langsung pergi ke toko sepatu tetapi harganya sangat mahal. Sedangkan uang
Sukirman hanya Rp 80.000,- saja. Ia sangat kecewe tidak bisa membelikan sepatu untuk
anaknya. Saat diperjalanan Sukirman melihat obralan sepatu bekas yang masih layak
dipakai. Ia langsung menghampiri dan memilih untuk anaknya.
Setelah ia berikan sepatu kepada Ani, Ani tidak mau menerima, karena bekas dan
tidak bagus seperti teman-temannya. Anipun merasa kesal kepada ayahnya. Dan sejak saat
itu Ani tidak mapu melanjutkan sekolah karena sepatunya buluk. Ayahnya Ani selalu
memikirkan Ani, dia takut jika Ani benar-benar tidak mau sekolah lagi. Ayahnya selalu
memikirkannya sampai-sampai jatuh sakit.
Resolusi :
Sejalan waktu berlalu penyakit Sukirmanpun bertambah parah. Anipun khawatir
dengan ayahnya. Ia cemas tidak bisa membawa ayahnya ke rumah sakit. Akhirnya Ani
menyadari atas kelakuannya kepada ayahnya. Ia merasa hidup tanpa ayahnya tidak bisa
dan apa yang telah ia lakukan sangat mengecewakan hati ayahnya, karena telah sabar dan
sayang kepada dirinya.

Kodo :
Sayangilah dan cintailah orang tuanya selagi masih hidup. Dan janganlah sekalipun
kau membentaknya. Jagalah ia dan rawatlah dengan baik.
BAHASA INDONESIA

CERITA INSPIRATIF

Disusun oleh :
Nama : Cindy Gucitasari
No : 04
Kelas : IX C

SMP NEGERI 6 BATANG


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai