Anda di halaman 1dari 2

Berikut ini adalah wawancara dengan penjual Ikan (Tengkulak)

Pewawancara   : Permisi Bapak, maaf mengganggu, boleh minta waktunya sebentar ?


Narasumber     : Iya boleh mbak , Ada yang bisa saya bantu ?
Pewawancara   : Begini Bapak kami mendapat tugas akhir untuk pembuatan skripsi
mewawancarai pedagang sebagai narasumber. Apa Bapak bersedia
untuk di wawancarai ?
Narasumber     : Silahkan saja mbak.
Pewawancara   : Kapan Bapak memulai usaha menjual ikan ?
Narasumber     : Tahun 1995 mbak
Pewawancara   : Pada saat awal Bapak berjualan, Bapak keliling atau menetap dirumah
(membuka usaha dirumah) atau drop (menyuplai) ke pedagang-
pedagang kecil/besar?
Narasumber     : Pertama dagang Bapak langsung drop (menyuplai), biasanya daerah
Bandung atau Jakarta.
Pewawancara   : Kenapa Bapak memilih berjualan ikan, apa alasannya ?
Narasumber     : Alasannya Bapak berjualan ikan karena memang dari kecil sudah
bergelut di bidang penjualan dan pemasaran ikan.
Pewawancara : Bapak mendapatkan ikan dari nelayan langsung atau membeli di TPI
(Tempat Pelelangan Ikan)?
Narasumber : Biasanya saya sudah punya langganan nelayan yang langsung menjual
hasil tangkapannya kepada saya, kadang juga melalui pelelangan di
TPI.
Pewawancara   : Berapa modal awal yang Bapak keluarkan untuk berjualan ?
Narasumber     : Waktu itu modalnya hanya Rp. 40.000.000.
Pewawancara    : Jenis ikan Apa saja yang Bapak drop/supply ke pedagang kecil/besar?
Narasumber      : Ada cumi, ikan basah lainnya tergantung permintaan.
Pewawancara    : Dalam sehari Bapak mengirim berapa blong (tempat/wadah ikan) ?
Narasumber      : 8 atau tergantung banyak sedikitnya ikan yang didapat atau bisa juga
dari permintaan pedagang.
Pewawancara    : Bapak kalau mengirim ke Bandung atau Jakarta, transportasi apa yang
digunakan?
Narasumber      : Truk atau mobil pick up tergantung banyak sedikitnya barang.
Pewawancara    : Nah setelah Bapak tambah permintaanya, berapa modal yang Bapak
keluarkan setiap harinya ?
Narasumber      : Tidak mesti, tergantung harga ikan di pasaran, kurang lebih antara
70.000.000 sampai 100.000.000.
Pewawancara    : Dengan modal segitu, bapak dapat mengirim berapa blong?
Narasumber      : 13 s/d 15 blong
Pewawancara    : Berapa penghasilan rata-rata Bapak setiap harinya ?
Narasumber      : Penghasilan sehari kurang lebih Rp. 2.500.000 kadang lebih kadang
kurang, itupun tergantung dari harga pasaran
Pewawancara : Apabila ikan ada yang belum terkirim/terjual, maka ikan tersebut
gimanakan Pak?
Narasumber   : Biasanya di restan atau istilahnya disimpan di fiber kemudian di beri
air dan es.
Pewawancara : Usaha Bapak ini, Bapak jalankan sendiri atau bekerja sama dengan
orang lain?
Narasumber   : Tidak mbak, Bapak jalankan sendiri.
Pewawancara : Akhir-akhir ini ada pelarangan untuk nelayan yang menggunakan alat
cantrang. Itu berpengaruh terhadap hasil pendapatan Bapak tidak?
Narasumber : Sangat berpengaruh, karena hasil tangkapan otomatis berkurang
banyak, sehingga kadang saya tidak bisa memenuhi permintaan, dan
untuk memenuhi permintaan tersebut saya kadang mencari di daerah
lain atau membeli dari nelayan lain.
Pewawancara : Satu lagi pertanyaan terakhir, suka duka sebagai tengkulak ikan apa
saja Pak?
Narasumber : O……….. kalau sukanya banyak mbak, tapi dukanya kalau tidak ada
ikan, tapi permintaan banyak, kemudian pernah suatu ketika terjadi
kecelakaan waktu pengiriman, sehingga barang atau ikan yang dibawa
berceceran sehingga saya pada waktu itu mengalami kerugian yang
banyak. Mungkin itu saja Mbak beberapa duka yang Bapak alami
selama menjadi tengkulak. Yang lainnya ada, tapi bagi Bapak itu
hanya kejadian yang wajar karena merupakan suka duka pedagang
atau tengkulak.
Pewawancara : Oh gitu ya Bapak, saya kira kami sudah cukup banyak mengetahui
tentang usaha ikan ini, kami mengucapkan terima kasih atas waktu
yang Bapak luangkan, semoga usaha yang Bapak jalankan bisa maju.
Narasumber   : Aamiin, sama sama mbak.

Anda mungkin juga menyukai