Disusun Oleh:
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran Tafsr
Tarbawi ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa suatu rintangan apapun.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat
kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang.
Atas kurang lebihnya kami mengucapkan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Tafsir surat Q.S al-A’raf ayat 204 terkait Materi Pendidikan.................... 3
3.1 Simpulan..................................................................................................... 8
3.2 Saran........................................................................................................... 8
Daftar Pustaka................................................................................................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASA
2
kompetensi dan tujuan pembelajaran. Pokok-pokok pembelajaran dan sub-sub
pokok bahasan tersebut hams jelas skope (ruang lingkup dan batasan-batasan
keluasan setiap pokok dan sub pokok bahasan).
Kemudian ayat ini bagian dari apa yang diperintahkan kepada Nabi
SAW untuk beliau sampaikan karena itu ia dimulai dengan kata dan, yakni
dan sampaikan juga bahwa apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkan ia
dengan tekun bersungguh-sungguh, dan perhatikanlah dengan tenang
tuntutan-tuntutannya agar kamu mendapat rahmat dan barang siapa
mendengarkan dan diam, maka dialah yang lebih kuat untuk dapat memahami
dan memikirkannya. Dan orang yang seperti itulah yang paling patut diberi
rahmat.
َ Wهُ َعلَ ْيWَأ َ َّخ َر َويُتِ َّم نِ ْع َمتWWَا تWWكَ َو َمWWِ َّد َم ِم ْن َذ ْنبWَلِيَ ْغفِ َر لَكَ هَّللا ُ َما تَق
َ َ ِديWك َويَ ْه
ك
ص َراطًا ُم ْستَقِي ًما ِ
Artinya:
“Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah
lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan
memimpin kamu kepada jalan yang lurus.” (QS. Al Fath : 2)”.
Surat yang mulia ini turun ketika Nabi SAW Pulang dari Hudaibiyah
pada bulan Dzulqa’dah 6 H. Yaitu ketika beliau dihalangi oleh orang-orang
musyrik sehingga tidak sampai ke Masjidil Haram dan dihalangi dari
menunaikan umrah. Kemudian mereka cenderung mengadakan perdamaian
dan agar pada tahun itu nabi kembali saja, kemudian boleh datang lagi pada
tahun depan. Maka, Rasulullah memenuhi permintaan mereka, meski ada
juga sebagian Sahabat yang tidak menyukainya.
Ketika Rasulullah menyembelih binatang kurban di tempat dimana
beliau tertahan, Allah pun menurunkan surat ini menyangkut hal ihwal beliau
dan para sahabat. Dan Allah menjadikan perdamaian ini sebagai pembukaan
(kemenangan).
3
Kemudian, ada seorang Sahabat Rasulullah bertanya: “Apakah itu
merupakan kemenangan, ya Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Benar sekali.
Demi Rabb yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, ini benar-benar
kemenangan.”
Kemenangan yang dimaksud disini adalah pemberian ampunan atas
dosa-dosa yang telah berlalu maupun yang akan datang yang diberikan
kepada Rasulullah atas kesabaran dan usaha beliau dalam menyebarkan dan
memperjuangkan agama Islam sehingga banyak orang yang masuk Islam,
beriman, berjihad dan menyembah kepada Allah.
Dengan kemenangan ini, Allah SWT menyempurnakan nikmat-
nikmat yang lain salah satunya dengan memenangkan agama Islam dari
orang-orang kafir dan menghinakan musuh-musuh Rasulullah serta
menunjukkan jalan yang lurus untuk meraih ridho-Nya.
Hal ini memberikan pelajaran kepada kita untuk mempersiapkan
segala sesuatu dengan matang. Begitu pula dalam proses pendidikan, sebuah
pendidikan akan menghasilkan output yang berkualitas jika didukung oleh
kurikulum pendidikan yang benar dan terarah.
Setiap kegiatan ilmiah memerlukan suatu perencanaan dan organisasi
yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Demikian pula dalam
pendidikan, diperlukan adanya program yang terencana dan dapat menghantar
proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses, pelaksanaan,
sampai penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah “kurikulum
pendidikan”.
Tujuan dan sasaran pendidikan tidak mungkin akan tercapai kecuali
materi pendidikan yang tertuang pada kurikulum lembaga pendidikan
terseleksi secara baik dan tepat. Istilah “materi” pendidikan berarti
mengorganisir bidang ilmu pengetahuan yang membentuk basis aktivitas
lembaga pendidikan, bidang-bidang ilmu pengetahuan ini satu dengan lainnya
dipisah-pisah namun merupakan satu kesatuan utuh terpadu. Materi
pendidikan harus mengacu kepada tujuan, bukan sebaliknya tujuan mengarah
4
kepada suatu materi, oleh karenanya materi pendidikan tidak boleh berdiri
sendiri terlepas dari kontrol tujuannya.
كتب انز لنه اليك مبرك ليد برواا يته وليتذ كراولوااال لبا ب
Artinya:
“Sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh berkah, supaya mereka
memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai
pikiran yang cerah mendapat pelajaran.”
Penjelasan tentang hakikat diatas diuraikan Allah melalui para nabi dan
kitab-kitab-Nya antara lain yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Karena itu, ayat diatas menegaskan bahwa: Al-Qur’an yang engkau
sampaikan, wahai Nabi Muhammad, adalah sebuah kitab yang Kami
turunkan kepadamu. Ia penuh berkah supaya mereka yakni umat manusia
seluruhnya, khususnya yang tidak percaya memerhatikan ayat-ayatnya dan
supaya orang-orang yang mempunyai pikiran yang cerah mendapat
pelajaran.
Kata ( )اال لبا بal-albab adalah bentuk jamak dari ( )لبlubb, yaitu sari pati
sesuatu. Kacang misalnya memiliki kulit yang menutupi isinya. Isi kacang
dinamai lubb. Ulul Albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang murni
yang tidak diselebungi oleh “kulit”, yakni kabut ide yang dapat melahirkan
kerancuan dalam berpikir. Yang merenungkan ayat-ayat Allah dan
melaksanakannya diharapkan dapat terhindar dari siksa, sedang yang
menolaknya pasti ada kerancuan dalam cara berpikirnya.
Kata ( )مبا ر كterambil dari kata ( )بر كةyang bermakna sesuatu yang
mantap juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam dan
bersinambung kolam dinamai birkah karena air yang ditampung dalam kolam
itu menetap mantab didalamnya, tidak tercecer kemana-mana. Keberkahan
Ilahi datang dari arah yang sering kali tidak diduga atau dirasakan secara
material dan tidak pula dapat dibatasi atau diukur. Dan dari sini, segala
5
penambahan yang tidak terukur oleh indera dinamai berkah. Demikian ar-
Raghib al-Asfahani.
Tafsir surat diatas, menggambarkan arti pentingnya konsep
pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Ketika dalam proses
permbelajaran terkonsep dengan baik, maka materi yang disampaikan akan
mudah untuk dipahami. Sebab, pembahasan materi yang disampaikan tidak
melebar kemana-mana.
Dalam mengajarkan materi pembelajaran, seorang guru juga harus
melihat tujuan dari pengajaran. Tujuan dari pembelajaran tersebut juga harus
mengacu pada kurikulum yang telah ada. Kurikulum merupakan semua
pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada peserta didik
selama mengikuti suatu proses pendidikan. Kurikulum dalam pengertian ini
terbatas pada pemberian bekal pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa
untuk kepentingan mereka melanjutkan pelajaran maupun terjun ke dunia
kerja.
Materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didik adalah
1. Pendidikan ketauhidan, artinya anak harus dibimbing agar bertuhan
kepada Allah SWT.
2. Pendidikan akhlak, maksudnya anak didik tersebut harus memiliki akhlak
terpuji, baik kepada Allah atau kepada ciptaan-ciptaan-Nya.
3. Pendidikan amar ma’ruf nahi mungkar, jadi anak didik harus bersifat
konstruktif bagi perbaikan kehidupan masyarakat.
4. Pendidikan kesabaran, artinya harus diupayakan agar anak didik memiliki
kesabaran dan keuletan dalam setiap aktifitasnya.
Namun hal tersebut cenderung berorientasi terhadap kehidupan
akhirat saja, agar materi pendidikan tersebut relevan terhadap perkembangan
zaman, maka ada 6 komponen kurikulum yang berorientasi pada masa depan,
yaitu memiliki akses informasi, mampu berpikir kritis, mampu berkomunikasi
efektif, memahami lingkungan manusia, memahami individu dan masyarakat,
serta meningkatkan kompetensi pengetahuan, pendidikan, bertanggung jawab,
dan peduli terhadap kesejahteraan sosial.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Dalam sebuah pembelajaran, kita harus fokus terhadap apa yang kita kaji.
Oleh karena itu materi yang akan dipelajari, harus disesuaikan dengan
disiplin ilmu yang dikaji.
2. Dengan adanya konsep yang matang dalam melaksanakan proses
pendidikan, maka tujuan pendidikan yang kita harapkan akan tercapai.
3. Dalam mengajarkan materi pembelajaran, seorang guru juga harus melihat
tujuan dari pengajaran. Tujuan dari pembelajaran tersebut juga harus
mengacu pada kurikulum yang telah ada.
3.2. SARAN
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dari makalah
yang kami buat. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan.
7
DAFTAR PUSTAKA
RI, Departemen Agama. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahan. Semarang: Toha Putra