LP Hepatitis
LP Hepatitis
“ HEPATITIS ”
OLEH :
CI LAHAN CI INSTITUSI
2. Epidemiologi
Kita mengenal beberapa macam hepatitis viral akut, dari hepatitis
A sampai dengan hepatitis C. berhubungan dengan cepatnya
perkembangan teknologi kedokteran terutama dibidang molekuler,
dapat dipastikan bahwa akibat hepatitis akan segera bertambah.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting bukan
hanya di amerika tetapi di seluruh dunia. Lebih dari 60.000 kasus
dilaporkan ke pusat pengawasan kesehatan di amerika dan setiap tahun
jumlahnya secara bertahap.
Walaupun mortilitas dari hepatitis virus relative rendah,morbiditas
dan kerugian ekonomi yang besar dihubungkan dengan penyakit ini
(pince,1995) 60-90% dari kasus hepatitis virus diperkirakan
berlangsung tanpa dilaporkan. Keadaan kasus subklinis,
ketidakberhasilan untuk mengenali kasus yang ringan dan kesalahan
diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang
lebih 50% orang dewasa di amerika telah memiliki antibody terhadap
virus hepatitis A, banyak orang tidak dapat mengingat kembali episode
atau kejadian sebelumnya yang memperlihatkan gejala hepatitis
(brunner,dkk, 2002)
3. Etiologi
Penyebab dari hepatitis yaitu (Sylvia A. Price.2006.Patofisiologi
konsep klinis proses-proses penyakit. page 485-488) :
Virus
4. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia serta
infeksi virus melalui cairan tubuh seperti darah, saliva, semen dan
cairan vagina. Setelah virus hepatitis sampai di tubuh melalui
peredaran darah akan menyerang hati dan akan menyebabkan
peradangan atau inflamasi pada hepar sehingga menyebabkan
kerusakan hati di lobulus dan generasi sel, nekrosis parenkim hati dan
menyebabkan penurunan fungsi sel hati sehingga mempengaruhi
kekebalan tubuh, adanya reaksi antara antigen antibodi menimbulkan
respon imun seperti demam sehingga timbul hipertermi, respon imun
yang timbul kemudian mendukung respon peradangan.
Perangsangan komponen dan lisis sel serta serangan antibody
langsung terhadap antigen-antigen virus menyebabkan degenerasi sel-
sel yang terinfeksi sehingga hati menjadi edematosa (hepatomegali).
Terjadinya hepatomegali menimbulkan keluhan seperti nyeri abdomen
pada kuadran kanan atas, nyeri pada epigastrium, nyeri di hulu hati
sehingga menimbulkan perubahan kenyamanan dan perubahan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan, pemenuhan nutrisi yang
tidak adekuat dan disertai dengan hipermetabolik sehingga akan
menimbulkan keletihan.
Akibat lain dari hepatomegali yaitu muncul blokir drainase hepar
yang menyebabkan stasis empedu dan empedu tetap menkonjugasikan
bilirubin, tetapi bilirubin tidak dapat mencapai usus halus sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan ekskresi urobilinogen di tinja
sehingga tinja berwarna gelap. Bilirubin terkonjugasi tersebut akan
masuk kealiran darah sehingga terjadi kelebihan bilirubin dalam darah
yang akan menyebabkan terjadinya ikterus pada sclera mata, kulit dan
membran mukosa lainnya sehingga menimbulkan kerusakan integritas
jaringan. Pada kulit biasanya menyebabkan terjadinya pruritus yang
akan menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit sebagian besar
dari bilirubin terkonjugasi tersebut akan diekresikan melalui ginjal
sehinga warana urin menjadi berwarna sangat gelap.
5. Klasifikasi
Adapun 6 jenis hepatitis viral yaitu (Sylvia A.
Price.2006.Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Page
485) :
1. Hepatitis A
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar
belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis
yang terpisah.
7. Hepatitis G
7. Pemeriksaaan Fisik
Difokuskan pada bagian yang terganggu :
Mata
inspeksi : lihat perubahan sclera ikterus
Kulit
Inspeksi : lihat perubahan kulit ikterus
Abdomen
Inspeksi : apakah ada perubahan warna kulit dan luka
Perkusi : apakah ada massa
Palpasi : apakah ada pembesaran hepar dan nyeri tekan
Auskultasi : untuk mengetahui oeristaltik usus.
8. Pemeriksaan penunjang/diagnostik
Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan menurut Marilynn E.
Doenges.2000. Rencana Asuhan Keperawatan.page 535-536 :
1. Laboratorium
a. Tes fungsi hati seperti :
AST (SGOT)/ ALT (SGPT) : awalnya meningkat
dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik
kemudian tampak menurun.
Alkali Fospatase : agak meningkat (kecuali ada
kolestasis berat )
Bilirubin serum : di atas 2,5 mg/100 ml (bila diatas
200 mg/ml prognosis buruk mungkin berhubungan
dengan peningkatan nekrosis seluler).
b. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan
penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati).
c. Leukemia : trombositopenia mungkin ada
(splenomegali).
d. Feses : warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi
hati).
e. Albumin serum menurun.
f. Anti-HAVIgM : positif pada tipe A.
g. HbsAG : dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A).
h. Urinalisa : peninggian kadar bilirubin,
protein/hematuria dapat terjadi.
i. Tes ekskresi BSP : kadar darah meningkat
2. Radiologi
a. Foto polos abdomen : menunjukkan densitas kalsifikasi
pada kandung empedu, pankreas, hati juga dapat
menimbulkan splenomegali.
b. Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenkim.
3. Pemeriksaan Tambahan
Biopsi hati : menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis
9. Diagnosis
pada stadium pra ikterik, hepatitis dapat dikacaukan dengan penyakit
infeksi akut lain seperti appendiksitis akut/gastroenteritis akut
10. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Istirahat sesuai kebutuhan
b. Pendidikan mengenai menghindari pemakaian
alkohol/obat lain
c. Pendidikan mengenai cara penularan kepada mitra
sehubungan dan anggota keluarga
2. Penatalaksanaan Medis
a. Memberikan Gamma Globulin murni yang spesifik
terhadap HAV/HBV pada keluarga pasien hepatitis yang
dapat memberikan imunitas pasif terhadap infeksi, imunitas
ini bersifat sementara.
b. Tersedia vaksin untuk HBV, karena sifat virus yang sangat
menular dan berpotensi menyebabkan kematian, maka
sangat dianjurkan bahwa semua individu yang termasuk
kelompok berisiko tinggi, termasuk pekerja kesehatan atau
orang-orang yang terpajan ke produk darah, divaksinasi.
Yang juga dianjurkan untuk divaksinasi adalah orang-orang
yang beresiko terinfeksi virus termasuk homosek atau
heterosek yang aktif secara seksual, pecandu obat bius dan
bayi.
c. Medikametosa
Kortikosteroid tidak diberikan bila mempercepat
penurunan bilirubin darah, kortikosreroid dapat
digunakan pada kolestasis.
Yang berkepanjangan, dimana transaminase serum
sudah kembali normal tetapi bilirubin masih tinggi.
Berikan obat-obat yang bersifat melindungi hati.
Antibiotik jika diperlukan.
Antiemetik jika diperlukan.
d. Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan
pendarahan.
11. Komplikasi
Edema serebral, gagal ginjal, gangguan elektrolit,
gangguan pernafasan, hipoglikemi, hipotensi dan sepsis
Sindroma Guilain Baire
Hepatitis kronik persisten
Hepatitis agresif
Perkembangan karsinoma hepato seluler
12. Prognosis
Menurut Dienstag J.L (2008), 95-99% dari pasien hepatitis
yang akut, sembuh secara total. Namun prognosis penyakit
hepatitis memburuk pada pasien yang mempunyai penyakit
lain. Bagi pasien yang telah didiagnosa menderita penyakit
hepatitis yang kronis, prognosisnya baik jika pasien mendapat
terapi yang baik sehingga dapat memperbaiki kondisi pasien.
Perubahan dari fase akut ke fase kronik sangat bergantung pada
umur pasien dan cara terinfeksi. Prognosis memburuk pada
pasien-pasien yang menderita sirosis hati. Karsinoma hepar
merupakan komplikasi tersering bagi infeksi VHB yang
kronik.
D.INTERVENSI
A. Dukungan mobilisasi
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
3. Fasikitasi aktivitas mobilisasi
4. Libatkan keluarga untuk membantu klien dalam
meningkatkan pergerakan klien
5. Monitor kondisi umum sebelum melakukan mobilisasi
B. Pemantauan Nutrisi
1. Identifikasi perubahan berat badan
2. Identifikasi kemampuan menelan
3. Monitor mual dan muntah
4. Dokumentasikan hasil pemantauan
5. Monitor asupan oral
C. Perawatan integritas kulit
1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
2. Gunakan produk berbahan minyak pada kulit kering
3. Anjurkan minum air yang cukup
4. Anjurkan menubgkatkan asupan nutrisi
5. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
D. Redusi Nutrisi
1. Monitor tanda-tanda ansietas
2. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama klien,jika perlu
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan atau persepsi
E. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan
keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien.
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan
validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal,
intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada
situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan
psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang
meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon
pasien.
F. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah
implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam
perencanaan.
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana
tujuan tercapai:
Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau
tanggal yang ditetapkan di tujuan.
Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik
yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.
Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan
prilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan
DAFTAR PUSTAKA