Anda di halaman 1dari 13

Tugas Individu

MAKALAH

EKOSISTEM PERAIRAN

LA ODE MUHAMMAD SYAHRIEL ASMANA


I1C119020

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
karunia dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah
“Organisme dan Konsumen yang ada di berbagai Ekosistem Perairan
Tawar Lotik dan Lentik”

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak-pihak yang


telah membantu menyiapkan, memberikan masukan dalam menyusun
makalah ini , sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.

Akhirnya dengan segala keterbatasan dan pengetahuan. Penulis


menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karna itu, Penulis mengharapkahn saran dan komentar yang
dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan kekurangan dimasa yang
akan datang dan semoga bermanfaat bagi orang-orang yang membacannya.
Amiin.

Kendari, 8 Januari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekosistem perairan adalah satu kesatuan menyeluruh antara organisme


dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi satu dengan lain. Berdasarkan
perbedaan salinitasnya, ekosistem perairan dapat digolongkan menjadi perairan laut,
perairan estuari (payau) dan perairan tawar. Ekosistem perairan tawar merupakan
lingkungan perairan daratan yang terletak lebih tinggi dibandingkan permukaan laut.
Ekosistem perairan tawar sangatlah tersebar di seluruh dunia, salah satunya
Indonesia yang tersebar di setiap provinsi. Indonesia merupakan wilayah yang
sangat luas dimana terdapat beberapa tipe perairan, salah satunya yaitu perairan
tawar. Pada ekosistem perairan tawar, berdasarkan tipe alirannya dibedakan menjadi
dua yakni perairan tergenang (lentik) dan perairan mengalir (lotik). Perairan
tergenang merupakan salah satu bentuk perairan umum yang masa airnya tenang
sehingga disebut habitat lentik. Contoh perairan tergenang adalah danau atau situ,
kolam rawa, waduk, dan lain lain.

Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan timbal


balik antar organisme hidup dengan lingkungannya. Salah satu kajian dari ekologi
adalah ekosistem tempat organism itu hidup. Ekosistem (satuan fungsi dasar dalam
ekologi) adalah suatu sistem yang didalamnya terkandung komunitas hayati dan
saling mempengaruhi antara komponen biotik dan abiotik.
Dua per tiga bagian dari bumi merupakan daerah perairan yang kemudian
membentuk ekosistem perairan atau disebut juga ekosistem akuatik. Ekosistem
akuatik terbentuk karena adanya interaksi antara makhluk hidup akuatik dengan
lingkungannya. Ekosistem akuatik sendiri merupakan ekosistem yang memiliki
substrat berupa cairan. Berdasarkan tingkat salinitasnya ekosistem perairan dibagi
menjadi ekosistem air tawar dengan tingkat salinitas rendah yaitu kurang dari 5%,
air payau dengan tingkat salinitas 5-30% dan air laut dengan tingkat salinitas
tertinggi yaitu antara 30-40%.
Ekosistem air laut dibedakan menjadi ekosistem pantai, mangrove, pasang
surut (intertidal), terumbu karang (coral reef), subtidal dan laut dalam. Sedangkan
ekosistem air tawar dibedakan menjadi lotik dan lentik. Lotik merupakan ekosistem
air tawar yang airnya mengalir, sedangkan lentik merupakan ekosistem air tawar
yang airnya tergenang.
B. Rumusan Masalah

1. Apa-apa saja yang menjadi komponen penyusun ekosistem perairan air tawar?
2. Ciri-ciri apa saja yang terdapat pada ekosistem air tawar?
3. Jenis-jenis organisme apa saja yang ada di ekosistem air tawar?
C. Tujuan

1. Apa-apa saja yang menjadi komponen penyusun ekosistem perairan air tawar
2. Ciri-ciri apa saja yang terdapat pada ekosistem air tawar
3. Jenis-jenis organisme apa saja yang ada di ekosistem air tawar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ekosistem Perairan Tawar

Ekosistem adalah interaksi antara komonitas dan lingkungannya yang


berfungsi sebagai satuan ekologi dalam alam. Ekosistem air adalah ekosistem
yang mana faktor lingkungan eksternalnya seebagian besar di dalam air. Air ini
berperan sebagai habitat dari berbagai macam organisme air. Jadi, Ekosistem air
tawar adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang di
dominasi oleh air tawar sebagai habitat nya.

Ekosistem air tawar di bagi menjadi dua yaitu lotik dan lentik. Ekosistem
air tawar lotik merupakan perairan berarus contoh nya sungai. Adapun ekosister
air tawar lentik memiliki ciri- ciri tidak berarus contohnya yaitu danau.

 Ekosistem Perairan Lentik


Perairan menggenang (lentik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang
di dalamnya aliran atau arus air tidak memegang peranan penting. Hal ini karena
aliran air tidak begitu besar atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang
ada di dalamnya. Pada perairan ini faktor yang amat penting diperhatikan adalah
pembagian wilayah air secara vertikal yang memiliki perbedaan sifat untuk tiap
lapisannya, contoh dan jenis perairan ini adalah danau, rawa, situ, kolam dan
perairan menggenang lainnya.
Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama yang didasari oleh
ada tidaknya penetrasi cahaya matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral, limnetik
dan profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur perairannya, perairan
menggenang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: metalimnion, epilimnion, dan
hipolimnion. Kelompok organisme di perairan menggenang berdasarkan niche
utama dalam kedudukan rantai makanan meliputi produser (autotrof), makro
konsumer (heterotrof) dan mikrokonsumer (dekomposer). Kelompok organisme
yang ada di perairan menggenang berdasarkan cara hidupnya meliputi: benthos,
plankton, perifiton, nekton dan neuston.

Distribusi Organisme di Perairan Menggenang yaitu :

Pada zona litoral, produser utamanya adalah tanaman yang berakar


(anggota spermatophyta) dan tanaman yang tidak berakar (fitoplankton, ganggang
dan tanaman hijau yang mengapung). Sedangkan konsumernya meliputi beberapa
larva serangga air seperti, platyhelminthes, rotifer, oligochaeta, moluska, amphibi,
ikan, penyu, ular dan lain sebagainya.

Pada zone limnetik, produsernya terutama fitoplankton dan tumbuhan air


yang terapung bebas seperti, water hyacinth (Eichornia crassipes), Cerratophyllum
spp, Utricularia spp, Hydrilla verticillata, duckweed (Lemna spp); dan vascular
plants, seperti: Equisetum spp; Ioetes spp dan Azolla spp. Sedangkan konsumernya
meliputi zooplankton dari copepoda, rotifera dan beberapa jenis ikan.

Pada zona profundal, banyak dihuni oleh jenis-jenis bakteri dan fungi,
cacing darah, yang meliputi larva chironomidae, dan annelida yang banyak
mengandung haemoglobin, jenis-jenis kerang kecil seperti anggota famili
sphaeridae dan larva "phantom" atau Chaoboras (corethra). Rantai makanan adalah
suatu transfer energi dari tumbuhan melalui serangkaian organisme dengan jalan
makan-memakan. Pada tiap transfer ada 80-90% energi potensial yang hilang
sebagai panas. Oleh karena itu rantai makanan dalam satu deretan jumlahnya
terbatas, biasanya 4 - 5 tingkat. Makin pendek rantai makanan, maka lebih banyak
tersedia energi yang dapat dimanfaatkan.
Jenis Ekosistem Perairan secara Tergenang (Lentik) :

a. Danau
Danau merupakan kumpulan air yang seolah-olah berda dalam suatu
baskom dan tidak mempunyai hubungan dengan laut atau merupakan suatu badan
air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga
ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi
cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi
fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari
disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur
yang drastis atau
termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah
dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan
kedalaman dan jaraknya dari tepi.
Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
1. Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan
optimal. Contohnya berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan,
amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa,
dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
2. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat
ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton,
termasuk ganggang dan sianobakteri.
3. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
4. Daerah bentik (daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa
organisme mati).
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-
nya, yaitu sebagai berikut:
1. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan danau yang dalam dan kekurangan makanan,
karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya
jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak
terdapat oksigen sepanjang tahun.
2. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dangkal, kaya
akan fosfor, bahan organik dan plankton sertaoksigen terdapat di daerah
profundal. Danau atau kolam Eutrofik mempunyai keanekaragaman
organisme yang tinggi.

b. Kolam
Kolam umumnya di definisikan sebagai kumpulan air yang dangkal dan
sifat umumnya relatif merupakan air tenang dan kaya akan vegetasi. Kolam dapat
dibagi atas tiga yaitu kolam berasal dari danau yang luas, kolam yang tidak
berhubungan dengan danau, kolam buatan manusia
Berdasarkan musim, kolam dapat di bedakan atas :
 Kolam sementara (Kolam sementara hanya ada pada waktu ada tertentu.)
 Kolam permanen (Kolam permanen berisi air sepanjang tahun.)

Kolam merupakan tempat tinggal yang baik bagi hewan-hewan invertebrata


misalnya: Flagellata terdiri dari Euglena, Pandoria, Rudorina dan volvox. Diantara
Coelenterata, hydra sering terlihat menempel pada tanaman dibawah air Filum
Platyhelminthes seperti turbellaria tedapat di bawah batu dan di antara vegetasi.
Annalida diwakili oleh cacing tanah air tawar seperti Limicoloa, Arthropoda
merupakan bentuk yang dominan terdapat dalam perairan kolam.

c. Rawa
Rawa dan payau merupakan bentuk peralihan antara air terbuka dan
dataran. Rawa biasanya dikelilingi vegetasi, umunya dangkal dan tanaman
mengapung. Vegetasi rawa terdiri dari tumbuh-tumbuhan menahun yang selalu
hijau yang diselingiu oleh tamnaman merambat. Variasi atau keanekargaman
hewan sangat kecil. Terdapat protozoa, rotifer, nematode, larva capung,
Amphisoda, Isopoda, ikan, dan kura-kura. Pada lapisan dasar terdapat insekta,
keong, dan ikan- ikan. Dalam keadaan yang tidak menyenangkan penghuni rawa
membentuk kista. Sebagai contoh ikan (lepidosiner dan ceratodus) mem bungkus
diri dengan lumpur selama beberapa bulan.

B. Perairan Lotic (mengalir)

Ekosistem Lotik adalah ekosistem yang airnya bergerak mengalir, misalnya


selokan, parit, atau sungai. Ciri-ciri ekosistem lotik adalah airnya mengalir,
merupakan ekosistem terbuka dari kadar oksigen terlarut relatif tinggi. Aliran air
dalam ekosistem lotik merupakan faktor pembatas bagi organisme yang ada di
dalamnya. Artinya organisme yang tidak dapat melakukan adaptasi terhadap adanya
aliran air akan tersingkir. Aliran ini juga dapat menjadi penentu jenis dan komposisi
komponen biotik dalam ekosistem. Aliran air tergantung pada topografi, besarnya
sungai dan debit air yang mengalir. Misalnya, jenis organisme di pinggir sungai
berbeda dengan jenis organisme di dalam atau di dasar sungai.

Air ekosistem lotik tidak tetap, melainkan berubah tergantung pada musim. Di
pulau Jawa, pada umumnya air sungai keruh dan banjir di musim hujan sedangkan
di musim kemarau airnya kecil dan bahkan mengering. Keadaan ini merupakan
suatu indikator adanya kerusakan ekosistem darat didaerah hulu sungai.

Sebagai suatu ekosistem terbuka, kosistem lotik memperoleh kiriman bahan


organik yang terbawa aliran air dari daerah hulu atau daratan misalnya, berupa
bangkai, sampah atau daun-daun yang gugur ke sungai. Meskipun dari ekosistem
lotik itu sendiri hewan-hewan dapat memperoleh makanan, beberapa hewan sungai
ada yang memakan bahan organik yang terbawa aliran air. Jadi, ekosistem lotik
mendapat pengaruh yang besar dari ekosistem daratan.

Aliran air memudahkan terjadinya persentuhan antara permukaan air yang


luas dengan udara. Apalagi, jika disepanjang ekosistem lotik terdapat jeram, riak-
riak kecil, dan air terjun. Keadaan yang demikian menyebabkan kadar oksigen
terlarut relatif tinggi. Tingginya kadar oksigen memberikan kondisi pada hewan-
hewan sungai untuk hidup dilingkungan yang cukup oksigen, sehingga mereka
menjadi peka terhadap kekurangan oksigen. Adanya bahan pencemar yang dapat
mereduksi (mengurangi) oksigen terlarut dapat menimbulkan bencana bagi hewan
air itu.

Terdapat beberapa perbedaan antara ekosistem sungai dimana terdapat


aliran air dan ekosistem danau yang airnya tenang/menggenang. Adanya arus,
Pertukaran antara air dengan dasar lebih intensif karena adanya arus, Pada air
mengalir, kadar oksigen lebih tinggi dibandingkan air tenang, Percampuran suhu
dan kandungan zat lebih merata

Pada air mengalir terdapat beberapa adaptasi organism sebagai berikut :

1. Melekat permanen pada substrat yang tetap misalnya batu dan tanaman

2. Mempunyai alat kait tau penghisap untuk melekat pada tempat yang licin
3. Permukaan bawah tubuh dapat dipakai untuk melekat. Beberapa jenis
hewan dapat melekat pada dasar dengan perantaraan bagian tubuh yang
lekat seperti golongan siput dan cacing pipih.

4. Bentuk badan strean line. Insekta, larva, dan ikan mempunyai bentuk tubuh
menyerupai telur yang membulat di depan dan membulat di belakang untuk
mengurangi tekanan air.

5. Bentuk tubuh pipih. Hewan di perairan mengalir mempunyai bentuk tubuh


pipih agar mudah bersembunyi di bawah batu

6. Rheothaksis positif. Organisme Air mengalir selalu berusaha berenang


menentang arus berbeda dengan organism perairan tenang yang bila
diletakkan di perairan tenang yang bila diletakkan di perairan mengalir
selalu mengikuti arus.

7. Tigmotaxis positif. Organisme perairan lotik mempunyai kecenderungan


bergantung dan menempel pada permukaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekosistem air tawar di bagi menjadi dua yaitu lotik dan lentik. Ekosistem
air tawar lotik merupakan perairan berarus contoh nya sungai. Adapun ekosister
air tawar lentik memiliki ciri- ciri tidak berarus contohnya yaitu danau.

Ciri-ciri perairan tawar yaitu memiliki kadar garam (sanilitas) yang rendah,
bahkan lebih rendah dari pada cairan sel mahluk hidup, di pengaruhi oleh iklim
dan cuaca, Suhu bervariasi sanggat rendah, Kadar garam kurang dari 1%, Penetrasi
atau masuknya cahaya kurang.
Pada organisem air tawar jenis organismenya adalah fitoplankton dan
tumbuhan air yang terapung bebas seperti, water hyacinth (Eichornia crassipes),
Cerratophyllum spp, Utricularia spp, Hydrilla verticillata, duckweed (Lemna spp);
dan vascular plants, seperti: Equisetum spp; Ioetes spp dan Azolla spp. Sedangkan
konsumernya meliputi zooplankton dari copepoda, rotifera dan beberapa jenis
ikan.
B. Saran
Setelah mengetahui ekosistem perairan alangkah baiknya kita mengetahui
lebih lanjut tentang pendalaman ekosistem itu sendiri. Dalam belajar tentang
ekosistem jangan lewatkan yaitu mengenai macam ekosistem, komponen ekosistem,
keseimbangan ekosistem guna lebih menyempurnakan kita mengetahui ekosistem
perairan. Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme
dari pembaca yang sudi menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini. Saran
kritik konstruktif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian.
DAFTAR PUSTAKA

http://biarkanakumenulis.blogspot.com/2009/10/ekologi-air-tawar.html

http://biologinatural.blogspot.com/2013/11/ekosistem-lentik.html

http://pengertian-definisi.blogspot.com/2012/02/ekosistem-air.html

http://riwayathidupku-bloggergratis.blogspot.com/2012/05/perairan-tergenang.html

Anda mungkin juga menyukai