Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM MANAJEMEN RESIKO

RUMAH SAKIT ALMAH

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya
Panduan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan di Rumah Sakit dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Semoga  panduan  ini  bermanfaat  untuk  memberikan  kontribusi  kepada  Karyawan


RS almah sebagai bekal dalam melaksanakan pelayanan rumah sakit yang bermutu
untuk masyarakat dan Untuk  itu  kepada  karyawan bisa mengikuti pedoman yang
sudah di tentukan sebagai peganggan dalam melakukan manajemen fasilitas dan
keselamatan di rumah sakit

Tersusunnya panduan ini merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan RI


dengan pakar dari profesi terkait, rumah sakit serta dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu penyusun ucapkan terima kasih.

Tanjungpandan , 01 Februari 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

I. DAFTAR ISI………………………………………………………. 1
II. PENDAHULUAN ........................................................................... 2
III. LATAR BELAKANG ..................................................................... 2
IV. TUJUAN .......................................................................................... 3
A. Tujuan Umum………………………………………………….. 3
B. Tujuan Khusus…………………………………………….……. 3
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN .................... 4
A. IDENTIFIKASI RESIKO……………………………………... 4
B. ANALISA RISIKO…………………………………………… 6
C. EVALUASI RESIK…………………………………………… 8
D. TATA KELOLA RESIKO........................................................... 9
E. SASARAN KEGIATAN……………………………………… 12
F. DIKLAT MANAJEMEN RESIKO............................................ 15
G. PELAPORAN INSIDEN……………………………………… 15
VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN .................................... 16
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
......................................................................................................... 16
.

1
I. PENDAHULUAN

Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang


pekerjaan di dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting.
Sebut misalnya: perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi luar
angkasa, dan lain-lain. Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka makin besar
perhatiannya pada aspek manajemen risiko ini.

Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan


mempunyai dampak pada pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko adalah
budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang peluang
sambil mengelola efek yang tidak diharapkan atau kegiatan terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko.

Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand
AS/NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar
ISO 31000:2009. ISO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO Guide
73:2009 dan ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh aktifitas
manajemen risiko di dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut.

Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan


kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori
accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai
kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada
dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian
maupun ‘accident’.

2. LATAR BELAKANG

Tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan di dunia


semakin meningkat jumlahnya sejak tahun 1980-an. Hal ini mendesak departemen
kesehatan berbagai negara, seperti Inggris dan negara-negara
persemakmurannya untuk berpikir ekstra. Sampai awal tahun 1990-an tuntutan

2
hukum yang diterima institusi kesehatan seperti rumah sakit mencapai 75
milyar ponsterling. Jumlah yang sangat besar ini memaksa departemen
kesehatan Inggris merombak keseluruhan sistem pelayanan kesehatan,
utamanya budaya kerja para pemberi layanan kesehatan.

Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka kerja
departemen kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan board
yang menjadi afiliasinya. Kita menyadari bahwa tidak hanya penanggulangan
risiko saja yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan masyarakatnya. Perlunya evaluasi berkelanjutan, fokus pada
kepentingan pasien, dan komponen-komponen lain membentuk sebuah kerangka
kerja baru yang disebut clinical governance. Manajemen risiko merupakan salah
satu pilar penerapan clinical governance dalam institusi pelayanan kesehatan.

Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari


identifikasi risiko secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan
tujuan mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu, dengan
penekanan pada perubahan budaya kerja dari yang reaksioner dan
penanggulangan menjadi pencegahan dan pengelolaan.Risiko yang dicegah dalam
pengelolaan manajemen risiko berupa risiko klinis dan non klinis.

3. TUJUAN
3.1 Tujuan umum

Meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai potensi


bahaya yang ada Rumah Sakit Almah Belitung.

3.2 Tujuan Khusus


1. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit.
2. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di
Rumah Sakit Almah
3. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di
Rumah Sakit Almah Belitung bagi karyawan, pasien dan pengunjung.

3
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
 A. IDENTIFIKASI RESIKO

KATEGORI IDENTIFIKASI BAHAYA


KEAMANAN PASIEN, PENGUNJUNG  Penculikan bayi
DAN KARYAWAN  Penyandraan
 Kehilangan barang milik pasien dan
keluarga
 Kehilangan kendaraan bermotor
 Kehilanagan sarana dan prasarana
Rs
 Keselamatan saat ada renovasi dan
bangunan
 Terjatuh dan terpeleset ditangga dan
kamar mandi
 Tersengat listrik
Bahan beracun berbahaya  Penanganan B3 yang salah
 Penyimpanan B3 yang tidak pada
tempatnya
 B3 yang tidak diberi label
 Tidak memakai APD saat
penanganan B3
Insiden wabah dan bencana  Wabah penyakit
 Gempa bumi
 Kebocoran gas
 Ledakan bom
 Banjir
 Tanah longsor
 Kecelakaan transfortasi

4
Kebakaran  Hubungan pendek arus listrik
 Ledakan gas
 Kebocoran gas
 Percikan api dari colokan listrik
 Kebakaran akibat puntung rokok

Peralatan medis  Kesalahan membaca hasil karna


belum terkalibrasi
 Kesalahan penggunaan alat karena
belum terkalibrasi
 Kesalahan penggunaan alat karena
belum ada pelatihan

Sistem utilitas  Pemadaman listrik


 Kerusakan meledaknya pompa air
 Kerusakan telpon
 Kebocoran gas Elpiji
 Meledaknya tabung gas medis
 Alat

Pelayanan pasien  Penulisan resep yang tidak baik


 Riwayat alergi obat tidak
teridentifikasi
 Kesalahan dosis obat
 Obat rusak / expired
 Kesalahan identifikasi pasien dalam
pemberian obat
 Kegagalan memonitor efek samping
obat
 Kesalahan estimasi biaya
 Pengenaan tagihan yang sama 2 x
 Kesalahan input data tagihan
 Perbedaan tarif dan tagihan
 Transaksi tidak terinput
5
B. ANALISA RISIKO
Analisis risiko dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan
terjadi dirumah sakit Almah. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan
mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).
RESIKO TINGKAT TINGKAT SKOR
BAHAYA PROBABILITAS TOTAL
(SKOR) (SKOR)
 Penculikan bayi 4 1 4
 Penyandraan 4 1 4
 Kehilangan barang milik pasien dan 3 3 9
keluarga
 Kehilangan kendaraan bermotor 3 1 3
 Kehilanagan sarana dan prasarana Rs 3 1 3
 Keselamatan saat ada renovasi dan 3 1 3
bangunan
 Terjatuh dan terpeleset ditangga dan 2 4 8
kamar mandi
 Tersengat listrik 3 1 3

 Penanganan B3 yang salah 2 2 4


 Penyimpanan B3 yang tidak pada 3 1 3
tempatnya
 B3 yang tidak diberi label 3 1 3
 Tidak memakai APD saat penanganan B3 3 2 6

 Wabah penyakit 4 1 4
 Gempa bumi 4 1 4
 Kebocoran gas 4 1 4
 Ledakan bom 4 1 4
 Banjir 4 1 4
 Tanah longsor 4 1 4
 Kecelakaan transfortasi 4 4 16

 Hubungan pendek arus listrik 2 3 6


 Ledakan gas 4 1 4
 Kebocoran gas 4 1 4
 Percikan api dari colokan listrik 4 3 12
 Kebakaran akibat puntung rokok 2 3 6
 Kesalahan membaca hasil karna belum 4 2 8
terkalibrasi
 Kesalahan penggunaan alat karena belum 4 2 8
terkalibrasi
 Kesalahan penggunaan alat karena belum 4 2 8
ada pelatihan
6
 Pemadaman listrik 2 4 8
 Kerusakan meledaknya pompa air 3 3 9
 Kerusakan telpon 1 4 4
 Kebocoran gas 3 1 3
 Meledaknya tabung gas medis 3 1 3
 Alat medis dan alat kantor tersambar petir 2 3 6

 Penulisan resep yang tidak baik 3 3 9


 Riwayat alergi obat tidak teridentifikasi 3 3 9
 Kesalahan dosis obat 3 3 9

 Obat rusak / expired 4 3 12

 Kesalahan identifikasi pasien dalam 3 3 9


pemberian obat

 Kegagalan memonitor efek samping obat 3 2 6

 Kesalahan estimasi biaya 3 4 12


 Pengenaan tagihan yang sama 2 x 3 4 12

Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk menentukan
prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab untuk mengelola /
mengendalikan risiko / insiden tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah

TINGKAT RISIKO DESKRIPSI PELUANG / FREKWENSI

1 Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)

2 Jarang/unlikely (> 2 – 5 tahun/kali)

3 Mungkin/ Posible (1 -2 tahun/kali)

4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun)

5 Sangat sering/ almost certain (tiap minggu/ bulan)

TK RISIKO Deskripsi Dampa


k
1 Tdk significant Tidak ada cedera

7
2 Minor • Cedera ringan , mis luka lecet
• Dapat diatasi dng P3K
3 Moderat • Cedera sedang, mis : luka robek
• Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (reversibel. Tdk berhubungan dng penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4 Mayor • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau
intelektual (ireversibel), tdk berhubungan dng penyakit
5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan penyakit

C. EVALUASI RESIK
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor
dan gradingyang didapat dalam analisis.
SKOR RISIKO = DAMPAK X PELUANG
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan
meliputi proses berikut :
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu
peristiwa terjadi dan menentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko

3. Evaluasi resiko dilihat dari analisa resiko yang dilakukan sehingga dapat
dibuatkan suatu prioritas penanganan resiko sebagai berikut:

1 Percikan api dari colokan listrik


2 Obat rusak / expired
3 Kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat
4 Kesalahan estimasi biaya
5 Pengenaan tagihan yang sama 2 x
6 Kehilangan barang milik pasien dan keluarga
7 Kerusakan meledaknya pompa air
8 Penulisan resep yang tidak baik
9 Riwayat alergi obat tidak teridentifikasi
10 Kesalahan dosis obat
11 Terjatuh dan terpeleset ditangga dan kamar mandi
12 Kecelakaan transfortasi
13 Pemadaman listrik
14 Tidak memakai APD saat penanganan B3
15 Hubungan pendek arus listrik
16 Kebakaran akibat puntung rokok
17 Kesalahan membaca hasil karna belum terkalibrasi
18 Kesalahan penggunaan alat karena belum terkalibrasi
19 Kesalahan penggunaan alat karena belum ada pelatihan
20 Alat medis dan alat kantor tersambar petir
21 Kegagalan memonitor efek samping obat
8
22 Penculikan bayi
23 Penyandraan
24 Penanganan B3 yang salah
25 Wabah penyakit
26 Gempa bumi
27 Kebocoran gas
28 Ledakan bom
29 Banjir
30 Tanah longsor
31 Ledakan gas
32 Kebocoran gas
33 Kerusakan telpon
34 Kehilangan kendaraan bermotor
35 Kehilanagan sarana dan prasarana Rs
36 Keselamatan saat ada renovasi dan bangunan
37 Tersengat listrik
38 Penyimpanan B3 yang tidak pada tempatnya
39 B3 yang tidak diberi label
40 Kebocoran gas Elpiji
41 Meledaknya tabung gas medis

D. TATA KELOLA RESIKO


1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan keamanan lingkungan RS adalah:
a) Penambahan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya
ancaman keamanan seperti ruang Bayi/NICU untuk mencegah penculikan
bayi, Tempat parkir untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor
dan tempat beresiko lainnya.
b) Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV secara berkala
c) Pemeriksaan dan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien,
misalnya pegangan pada setiap dinding, termasuk kamar mandi dan tangga
serta penahan tempat tidur pada tepi nya.
d) Melengkapi sumber listrik dengan penutup
e) Adanya jam control dari Petugas keamanan disetiap sisi rumah sakit

2. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA


Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan Bahan dan Limbah Berbahaya adalah:
a) Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3
9
b) Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3
ke semua unit.
c) Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan
dibagikan kepada unit-unit yang menggunakan bahan tersebut.
d) Penyediaan APD pada setiap unit (perawat, Bidan, cleaning
service, Gardener) yang memiliki dan berhubungan dengan
limbah B3 dan menerapkan kebiasaan penggunaan APD bagi
petugas yang berhubungan dengan limbah B3
4. KEBAKARAN
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan kebakaran adalah:
a) Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama
di ruang khusus.
 Pos satpam untuk mengendalikan kebakaran pada Genset
 Depan IGD mengendalikan kebakaran pada tabung oksigen dan
korsleting listrik
 Depan front office mengendalikan kebakaran pada korsleting listrik
 Depan pintu OK dan VK kebakaran pada tabung oksigen dan
korsleting listrik kebakaran pada tabung oksigen dan korsleting listrik
 Ruang Hemodialisa kebakaran pada tabung oksigen dan korsleting
listrik
 Lorong Rawat inap kebakaran pada tabung oksigen dan korsleting
listrik
 Depan ruang Labor, Radiologi dan HRD korsleting listrik
 Dapur kebakaran pada tabung gas Elpiji dan korsleting listrik
b) Melakukan pemliharaan APAR secara berkala.
c) Pelatihan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran
d) Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan
e) Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran
f) Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan.

5. PERALATAN MEDIS

10
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan Sarana dan Prasarana adalah:
a) Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
b) Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis
yang mendapatkan alat baru.

11
6. SISTEM UTILITAS
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan sistem utilisasi adalah:
a) Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik,
dan sistem gas medis.
b) Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan
pengaman agar tidak terjatuh.

E. SASARAN KEGIATAN
No Kegiatan Sasaran Waktu Pelaksanaan Keterangan
1 Penambahan seperti ruang Bayi 6 bulan Terlaksana
CCTV pada area- untuk mencegah
area yang penculikan bayi,
beresiko terjadinya Tempat parkir untuk
ancaman keamanan mencegah pencurian
kendaraan bermotor
dan tempat beresiko
lainnya terlaksana
2 Pemeriksaan dan Setiap tempat yang 3 bulan Terlaksana
pemeliharaan memiliki CCTV
CCTV dilakukan
setiap hari

3 Melakukan data Setiap tempat 2 bulan Terlaksana


ulang mengenai
kebutuhan
keselamatan pasien
4 Melengkapi sumber Setiap Bed Pasien 1 Bulan Terlaksana
listrik dengan
penutup
5 Menyediakan rol Jalan miring 2 bulan Belum Sedang dalam
hole pada ram/ terlaksana masa pengajuan
jalan miring
6 Melakukan Setiap gedung rumah 2 Bulan Terlaksana
monitoring dan sakit almah yang
evaluasi Renovasi direnovasi
dan Pembangunan
Gedung di Rumah
Sakit
7 Pembuatan tempat Tempat khusus 3 Bulan Terlaksana Sedang dalam
khusus untuk Perbaikan
penyimpanan B3
8 Sosialisasi Setiap Unit 2 Bulan Terlaksana
mengenai prosedur
penyimpanan dan
12
pengelolaan B3
ke semua unit
9 Melengkapi unit-unit yang 3 bulan terlaksana
10 MSDS/LDKB B3 menggunakan bahan
serta tersebut
didokumentasikan
dan dibagikan
11 Penyediaan APD Setiap karyawan 3 bulan terlaksana
pada setiap unit yang terlibat
yang memiliki
B3 dan
menerapkan
kebiasaan
penggunaan APD
bagi petugas
menggunakan B3
12 Pelatihan mengenai Setiap karyawan 2 bulan terlaksana
Keselamatan dan
kesehatan kerja,
Pencegahan dan
Penanggulangan
Kebakaran, keadaan
darurat bencana,
cara melakukan
evakuasi,
penanganan limbah
dan B3

13 Membentuk Tim Pembentukan Tim 2 bulan terlaksana


Siaga Bencana
14 Membuat standar Manajemen risiko 2 bulan terlaksana
prosedur
operasional
tentang
pencegahan dan
penanggulangan
bencana
15 Melakukan Melakukan pelatihan 3 bulan terlaksana
pelatihan siaga
bencana dan
evakuasi
16 Menyediakan jalan keluar, jalan 3 bulan Sudah
fasilitas rambu – masuk, arah terlaksana
rambu penunjuk evakuasi bencana,
arah lokasi pintu emergency,
pelayanan denah dan gambar
arah evakuasi di
setiap gedung
13
17 Melakukan Semua karyawan 2 bulan Terlaksana
simulasi keadaan
darurat bencana
18 Menyediakan Setiap tempat yang 3 Bulan Terlaksana
APAR yang telah disepakati
19 mencukupi
kwalitas dan
kwantitasnya
20 Melakukan Setiap Apar 2 Bulan Terlaksana
pemliharaan APAR
secara berkala
21 Melakukan Patroli Satpam yang 2 bulan terlaksana
Asap secara rutin bertugas saat shift
22 Melakukan Management Risiko 1 Bulan terlaksana
pemasangan
larangan merokok
dan penegakan
aturan larangan
merokok
23 Mengusulkan alat laboratorium, 2 bulan terlaksana
deteksi asap api / Instalasi
pada tempat – Gizi/Dapur,
tempat yang rawan Radiologi
kebakaran, dan tempat
perawatan Intensif
24 Pemeliharaan Setiap titik yang 2 bulan - Sedang dalam
Hidran secara rutin mempunyai Apar masa pengajuan
25 Pemasangan arah Jalur evakuasi 3 bulan terlaksana
dan denah evakuasi
bencana kebakaran,
banjir
dan gempa
26 Melakukan Semua karyawan 3 bulan terlaksana
sosialisasi Rumah sakit almah
mengenai
pencegahan,
pengendalian
kebakaran
27 Pengendalian 3 bulan
Kebakaran
28 Melakukan simulasi Semua karyawan 3 bulan terlaksana
kebakaran dan Rumah sakit almah
keadaan darurat
bencana secara
berkesinambungan
29 Melakukan Semua alat Medis 2 bulan Belum Sedang dalam
Kalibrasi alat terlaksana masa pengajuan
secara berkala
14
30 Membuat dan tenaga medis yang 2 bulan Belum
menerapkan SPO mendapatkan alat terlaksana
tentang pelatihan baru
bagi tenaga medis
yang mendapatkan
alat baru

31 Melakukan maintenence 2 bulan terlaksana


pemantauan secara
rutin pompa sumur
air, panel-panel
listrik, dan sistem
gas medis
32 Penempatan gas Menejemen resiko 2 bulan terlaksana
medis (tabung) di
ruangan khusus dan
diberikan pengaman
agar tidak terjatuh

F. DIKLAT MANAJEMEN RESIKO


Diklat manajemen risiko bertujuan untuk memberikan informasi kepada pegawai
Rumah Sakit Almah baik medis maupun non medis tentang pentingnya
manajemen risiko, pengendalian atau pencegahan risiko serta bahaya yang
mungkin terjadi akibat risiko yang ada. Diklat manajemen risiko akan diadakan
setiap tahun sekali pada bulan ke 5.

G. PELAPORAN INSIDEN
Pelaporan insiden dilakukan oleh masing-masing unit. Jika terjadi insiden di salah
satu unit, maka unit yang bersangkutan wajib melaporkan insiden tersebut ke TIM
Management Risiko yang nantinya akan dilakukan investigasi dan evaluasi
dari kejadian tersebut. Hasil investigasi dan evaluasi akan dijadikan acuan
penyusunan program berikutnya dan disampaikan ke direktur Rumah Sakit Almah
belitung

15
VI. JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal pelaksanaan yang telah disusun dapat dilihat terlampir dibawah

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi program kerja dilakukan setiap 3 bulan sekali.

Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan dilakukan saat pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan paling
lambat 1 minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan paling lambat
1 minggu setelah laporan diterima

16
JADWAL PELAKSANAAN
KEGIATAN
PROGRAM MANAJEMEN RESIKO FASILITAS 2019

No Kegiatan Target Lokas Waktu Kegiatan


i
J F M A M J J A S O N D
1 Penambahan CCTV seperti ruang Bayi x x x x x x
pada area-area yang untuk mencegah
beresiko terjadinya penculikan bayi,
ancaman keamanan Tempat parkir
untuk mencegah
pencurian
kendaraan
bermotor dan
tempat beresiko
lainnya terlaksana
2 Pemeriksaan dan Setiap tempat yang x x x x x x
pemeliharaan CCTV memiliki CCTV
dilakukan setiap hari

3 Melakukan data ulang Setiap tempat x x


mengenai kebutuhan
keselamatan pasien
4 Melengkapi sumber listrik Setiap Bed Pasien x
dengan penutup
5 Menyediakan rol hole Jalan miring
pada ram/ jalan miring
6 Melakukan monitoring Setiap gedung x x
dan evaluasi Renovasi rumah sakit almah
dan Pembangunan yang direnovasi
Gedung di Rumah Sakit
7 Pembuatan tempat khusus Tempat khusus x x x
untuk penyimpanan B3
8 Sosialisasi mengenai Setiap Unit x x
prosedur penyimpanan
dan pengelolaan B3
ke semua unit
9 Melengkapi unit-unit yang x x x
10 MSDS/LDKB B3 serta menggunakan
didokumentasikan dan bahan tersebut
dibagikan
11 Penyediaan APD pada Setiap karyawan x x x
setiap unit yang yang terlibat
memiliki B3 dan
menerapkan kebiasaan
penggunaan APD bagi
petugas menggunakan B3
12 Pelatihan mengenai Setiap karyawan x x
Keselamatan dan
kesehatan kerja,
Pencegahan dan
Penanggulangan
Kebakaran, keadaan
darurat bencana, cara
melakukan evakuasi,
penanganan limbah dan
B3
13 Membentuk Tim Siaga Pembentukan Tim x x
Bencana
14 Membuat standar Manajemen risiko x x
prosedur operasional
tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana
15 Melakukan pelatihan Melakukan x x x
siaga bencana dan pelatihan
evakuasi
16 Menyediakan fasilitas jalan keluar, jalan x x x
rambu – rambu penunjuk masuk, arah
arah lokasi pelayanan evakuasi bencana,
pintu emergency,
denah dan gambar
arah evakuasi di
setiap gedung
17 Melakukan simulasi Semua karyawan x x
keadaan darurat bencana
18 Menyediakan APAR Setiap tempat yang x x x
yang mencukupi telah disepakati
19 kwalitas dan
kwantitasnya
20 Melakukan pemliharaan Setiap Apar x x
APAR secara berkala
21 Melakukan Patroli Asap Satpam yang x x
secara rutin bertugas saat shift
22 Melakukan pemasangan Management x
larangan merokok dan Risiko
penegakan aturan
larangan merokok
23 Mengusulkan alat laboratorium, x x
deteksi asap api / pada Instalasi
tempat – tempat yang Gizi/Dapur,
rawan kebakaran, Radiologi
dan tempat
perawatan Intensif
24 Pemeliharaan Hidran Setiap titik yang x x
secara rutin mempunyai Apar
25 Pemasangan arah dan Jalur evakuasi x x x
denah evakuasi bencana
kebakaran, banjir
dan gempa
26 Melakukan sosialisasi Semua karyawan x x x
mengenai pencegahan, Rumah sakit almah
pengendalian
kebakaran
27 Pengendalian Kebakaran
28 Melakukan simulasi Semua karyawan x x x
kebakaran dan keadaan Rumah sakit almah
darurat bencana secara
berkesinambungan
29 Melakukan Kalibrasi alat Semua alat Medis x x x
secara berkala
30 Membuat dan tenaga medis yang x x
menerapkan SPO mendapatkan alat
tentang pelatihan bagi baru
tenaga medis yang
mendapatkan alat baru

31 Melakukan pemantauan maintenence x x


secara rutin pompa sumur
air, panel-panel listrik,
dan sistem gas medis
32 Penempatan gas medis Menejemen resiko x x
(tabung) di ruangan
khusus dan diberikan
pengaman agar tidak
terjatuh

Anda mungkin juga menyukai