Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NOVA AINUR ROHMAH

NPM :20033010072
KELAS : TEKNOLOGI PANGAN B

TUGAS MENCARI ARTIKEL

Pisang barangan merupakan salah satu buah yang mempunyai nilai gizi dan ekonomi yang
cukup tinggi, sehingga konsumennya terus bertambah. Namun demikian, permasalahan daya
tahan pisang yang sangat rendah mengakibatkan cepat mengalami kerusakan kualitas. Ketahanan
buah pisang tergantung pada jenis pisang, umur buah dan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan
buah pisang berinteraksi dengan udara bebas sehingga terjadi penguapan dan respirasi tidak
terkendali. Ditinjau dari tipe respirasinya, buah pisang merupakan buah klimakterik yaitu
golongan buah yang dalam proses pemasakan disertai dengan laju respirasi dan laju produksi
etilen yang relatif tinggi (Burg 2004). Selama proses pemasakan buah pisang akan mengalami
perubahan sifat fisik dan kimia, antara lain perubahan tekstur, aroma dan rasa, kadar pati gula.
Pada tahap pemasakan buah pisang, besarnya peningkatan kadar air sebanding dengan
meningkatnya laju respirasi pada buah. Adanya perbedaan tekanan osmosis antara daging buah
dan kulit buah selama proses penyimpanan diakibatkan oleh peningkatan kadar air pada daging
buah (Tranggono dan Sutardi, 2001; Winarno, 2002).

1. Berdasarkan pola penalarannya, termasuk paragraf ineratif karena kalimat utamanya


berada ditengah paragraph . Paragraph tersebut menjelaskan tentang ketahanan buah
pisang.
2. Berdasarkan gaya pengungkapannya, termasuk paragaraf argumentasi karena berisi
tentang penyebab dan akibat ketahanan buah pisang.
3. Berdasarkan fungsinya, paragraph ini merupakan paragraf pembuka.
4. Berdasarkan kohesinya, paragraf ini menggunakan kohesi gramatikal, ditandai dengan
adanya penggunaan konjungsi “namun”.

Masyarakat memanfaatkan buah pisang selain untuk dikonsumsi sebelum atau sesudah makan
juga untuk bisnis. Dalam mempertahankan kualitas buah perlu adanya penerapan teknologi
pengawetan sehingga lebih tahan lama dalam penyimpanan. Untuk mempertahankan kualitas
perlu diperlukan perlakuan terhadap buah. Banyak teknologi pengawetan buah uang telah
dilakukan, satu diantaranya adalah teknik melalui pengemasan dengan Edible Coating/ Film
(Gennadios, and Weller. 1990).

1. Berdasarkan pola penalarannya, termasuk paragraph induktif karena kalimat utamanya


berada diakhir. Paragraf terebut menjelaskan tentang teknologi pengawetan buah .
2. Berdasarkan gaya pengungkapannya, termasuk paragaraf deskripsi karena paragraph
tersebut menggambarkan secara umum tentang pengawetan buah.
3. Berdasarkan fungsinya, paragraph ini merupakan paragraf pembuka.
4. Berdasarkan kohesinya, paragraf tersebut menggunakan kohesi leksikal, ditandai dengan
adanya repetisi yang mengulang kata kunci “buah”.

Teknik pengemasan saat ini dilakukan dengan penambahan lapisan tipis yang dapat menahan
proses respirasi dan penguapan yaitu dengan penambahan balutan buah seperti edible coating
dan edible film. Edible Coating diaplikasikan (pencelupan) pada permukaan bahan pangan
dengan lapisan tipis, sedangkan Edible film diaplikasikan setelah sebelumnya dicetak dalam
bentuk lembaran (Guilbert et al. 1996). Edible Coating adalah bahan yang dicelup buah pisang
yang merupakan lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dikonsumsi. Bagian permukaan
buah pisang dilapiskan edible coating sebagai penghambat transfer massa (barrier) bahan
makanan atau aditif untuk meningkatkan penanganan makanan (Krochta, 1992).

1. Berdasarkan pola penalarannya, termasuk paragraf induktif karena kalimat utamanya


berada diakhir. Paragraf terebut menjelaskan tentang edible coating .
2. Berdasarkan gaya pengungkapannya, termasuk paragaraf eksposisi karena paragraph
tersebut berisi penjelasan tentang teknik pengemasan dan edible coating.
3. Berdasarkan fungsinya, paragraph ini merupakan paragraf pembuka.
4. Berdasarkan kohesinya, paragraph tersebut menggunakan kohesi leksikal, ditandai
dengan adanya repetisi yang mengulang kata kunci “lapisan”.
Hasil analisis pengaruh konsentrasi gliserol pada pembuatan Edible Coating terhadap susut
bobot buah pisang barangan disimpan selama 15 hari pada suhu kamar. Terdapat peningkatan
penyusutan selama pengamatan, namun pada penyimpanan 3 dan 6 hari memberikan pengaruh
yang berbeda tidak nyata, tetapi penyimpanan 9 hari memberikan pengaruh yang nyata. Dari
hasil analisa dapat diketahui bahwa lamanya penyimpanan dan konsentrasi glycerol memberikan
bobot susut yang semakin besar dan penggunaan gliserol yang tinggi mengakibatkan bobot susut
mengalami penurunan (Tabel 1.)

1. Berdasarkan pola penalarannya, termasuk paragraph induktif karena kalimat utamanya


berada diakhir. Paragraf terebut menjelaskan tentang edible coating .
2. Berdasarkan gaya pengungkapannya, termasuk paragaraf deskripsi karena paragraph
tersebut berisi tentang keadaan buah selama 15 hari penyimpanan.
3. Berdasarkan fungsinya, paragraph ini merupakan paragraf isi.
4. Berdasarkan kohesinya, paragraph tersebut menggunakan kohesi gramatikal, ditandai
dengan adanya penggunaan konjungsi “namun”.

Kelarutan bahan pembentuk Edible Coating disebabkan oleh konsentradi glycerol berpengaruh
terhadap susust bobot buah pisang barangan hal disebabkan edible coating bersifat biodegradable
sekaligus bertindak sebagai barrier untuk mengendalikan transfer uap air yang besar, sekalligus
Edible Coating: diharapkan dapat mempertahankan kualitas dari produk makanan dan
merupakan barrier terhadap uap air dan pertukaran gas 02 dan C02 (Bourtoom, 2008).

1. Berdasarkan pola penalarannya, termasuk paragraph deduktif karena kalimat utamanya


berada diawal. Paragraph terebut menjelaskan tentang penyebab susut bobot buah pisang
barangan.
2. Berdasarkan gaya pengungkapannya, termasuk paragaraf argumentasi karena berisi
tentang penyebab dan akibat susut bobot buah pisang.
3. Berdasarkan fungsinya, paragraph ini merupakan paragraf isi.
4. Berdasarkan kohesinya, paragraph tersebut menggunakan kohesi leksikal, ditandai
dengan adanya repetisi yang mengulang kata kunci “edible coating”.
TUGAS MENGARANG

Pada pagi buta, saat mentari masih malu menampakkan sinarnya, aku sudah bersiap dengan
baju baruku. Pergilah aku bersama kedua orang tuaku mengendarai motor butut yang suara
mesinnya membangunkan singa yang sedang tertidur. Perjalanan terasa sangat lama dan
membosankan hingga aku tertidur di atas motor. Namun di tengah tidurku aku merasakan mesin
motor berhenti. Aku sontak membuka mataku kukira motornya mogok, ternyata kita sudah
sampai di tempat tujuan yaitu rumah nenek.

1. Berdasarkan pola penalarannya, termasuk paragraph induktif karena kalimat utamanya


berada diakhir. Paragraph terebut menceritakan tentang perjalanan kerumah nenek.
2. Berdasarkan gaya pengungkapannya, termasuk paragaraf narasi karena menceritakan
tentang perjalanan kerumah nenek.
3. Berdasarkan fungsinya, paragraph ini merupakan paragraf pembuka.
4. Berdasarkan kohesinya, paragraph tersebut menggunakan kohesi gramatikal, ditandai
dengan adanya penggunaan konjungsi “namun”.

Rumah nenekku berada di jalan kauman nomer 20, RT 4 RW 2, kelurahan Nglele, kecamatan
Sumobito, kabupaten Jombang. Rumah nenekku tidak terlalu besar, hanya berukuran 12x6 m2.
Meskipun tidak besar, rumah nenekku terasa sangat nyaman. Halaman depan rumah nenek
sangat luas dan banyak ditanami buah dan bunga, diantaranya pohon jambu, pohon pisang, dan
pohon nangka. Aku sangat senang bermain dibawah pohon jambu karena daunnya yang rimbun
membuat suasana dibawahnya menjadi sejuk. Selain itu, dibawah pohon jambu juga terdapat
ayunan dari kayu yang dibuat oleh kakekku khusus untukku karena kakek tau aku sangat senang
bermain ayunan.

1. Berdasarkan pola penalarannya, termasuk paragraph dengan ide pokok menyebar pada
semua kalimat.
2. Berdasarkan gaya pengungkapannya, termasuk paragaraf deskripsi karena pada
paragraph tersebut menggambarkan tentang rumah nenek dan halaman depan rumahnya.
3. Berdasarkan fungsinya, paragraph ini merupakan paragraf isi.
4. Berdasarkan kohesinya, paragraph tersebut menggunakan kohesi gramatikal, ditandai
dengan adanya penggunaan konjungsi antar kalimat “selain itu”.

Aku sangat senang pergi kerumah nenek karena nenek sangat baik dan sayang padaku. Saat
ayahku tidak bekerja, aku selalu mengajaknya kerumah nenek. Setiap kali pergi kerumah nenek
aku tidak mau di ajak pulang. Sore itu aku memutuskan untuk segera pulang dari rumah nenek
karena esok hari aku harus pergi ke sekolah dan ada beberapa PR yang harus aku kerjakan.

1. Berdasarkan pola penalarannya, termasuk paragraph dengan ide pokok menyebar pada
semua kalimat.
2. Berdasarkan gaya pengungkapannya, termasuk paragaraf narasi karena menceritakan
tentang pergi kerumah nenek .
3. Berdasarkan fungsinya, paragraph ini merupakan paragraf penutup.
4. Berdasarkan kohesinya, paragraph tersebut menggunakan kohesi leksikal, ditandai
dengan adanya repetisi yang mengulang kata kunci “rumah nenek”.

Anda mungkin juga menyukai