Anda di halaman 1dari 8

Tugas Mandiri 1

Perbandingan Kurikulum Antar Zaman (Era) di Indonesia


Kurikulum Tahun 1964 dengan Kurikulum Tahun 1968
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti
Perkuliahan Kajian Kurikulum dan Permasalahan Pendidikan Matematika

Oleh,
Maysarah Aini
2020070011

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2020
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Dasar dan Tujuan Pengembangan Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1968
1. Kurikulum 1964 (Rencana Pendidikan) ...................................................... 1
2. Kurikulum 1968 ........................................................................................... 2
B. Perubahan – Perubahan yang Mendasar pada Kurikulum 1964 dan 1968 ......... 2
C. Perbedaan Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1968 .............................................. 4
KESIMPULAN ........................................................................................................ 6
PENDAHULUAN

A. Dasar dan Tujuan Pengembangan Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1968


1. Kurikulum 1964 (Rencana Pendidikan)
Kurikulum 1964 diberi nama Rencana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran
kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah
mempunyai keinginan supaya rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD (Sekolah Dasar), sehingga pembelajaran dipusatkan pada
Program Pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau
artistik,keprigelan, dan jasmani.
Konsekuensi Pancawardhana dalam dunia pendidikan yaitu kurikulum harus
diarahkan untuk mengembangkan kualitas yang dinyatakan dalam Pancadharma dalam
semangat Manipol-USDEK. Manipol USDEK adalah akronim dari Manifesto politik /
Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, dan
Kepribadian Indonesia yang oleh Soekarno dijadikan sebagai haluan Negara Republik
Indonesia,sehingga harus dijunjung tinggi, dipupuk, dan dijalankan oleh semua bangsa
Indonesia. Tujuan pendidikan berubah dari menghasilkan manusia yang susila dan
demokratis kini berubah menjadi manusia susila yang sosialis dan pelopor dalam
membela Manipol-USDEK. Perubahan kurikulum yang sangat menonjol adalah adanya
mata pelajaran Civics yang sekarang berubah menjadi mata pelajaran kewarganegaraan
yang diarahkan untuk pembentukan warganegara yang bercirikan Manipol-USDEK.
Liberalisme dan individualisme menjadi musuh dan harus dibersihkan dalam pelajaran
Civics karena bertentangan dengan jiwa dan semangat Manipol-USDEK. Civics menjadi
mata pelajaran yang mengemban pendidikan ideologi bangsa dan merupakan awal
pendidikan yang berisikan materi pelajaran yang sangat ditentukan oleh ideologi dan
politik.
Tujuan pendidikan pada saat itu adalah membentuk manusia Pancasila dan
Manipol-USDEK yang bertanggungjawab yaitu antara lain atas terselanggaranya
masyarakat adil dan makmur, materil dan spiritual. Kurikulum Sekolah Dasar (SD) dari
1952 sampai 1964 dapat dikategorikan sebagai kurikulm tradisional yaitu separated
subject curriculum. Tujuan pendidikan pada masa itu adalah membentuk manusia
Pancasila dan Manipol-USDEK yang bertanggung jawab atas terselenggaranya
masyarakat adil dan makmur, materiil dan spiritual. Sistem pendidikan dinamakan

1
Sistem Pancawardhana atau sistem lima aspek perkembangan yaitu moral,intelegensi,
emosional artistic (rasa keharuan), keprigelan dan jasmani.
2. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan bentuk pembaharuan dari kurikulum 1964, yaitu
dilakukan perubahan struktur kurikulum pendidikan pancawardhana menjadi pembinaan
jiwa pancasila, pengetahuan dasar dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, kurikulum 1968 ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia pancasila sejati, kuat, sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti dan keyakinanan beragama. Sedangkan isi
pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Kelahiran kurikulum 1968 bersifat politis,
mengganti rencana pendidikan 1964 yang dicitrakan pada Orde Lama tidak lagi
mengaitkan dengan permasalahan yang aktual di lingkungan sekitar. Pada tujuan
pembentukan manusia pancasila sejati, kurikulum 1968 menekankan pada pendekatan
organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan pancasila, pengetahuan dasar dan
kecakapan khusus. Dalam kurikulum ini sendiri terdapat sembilan mata pelajaran.
Kurikulum 1968 dinamakan kurikulum bulat “hanya memuat mata pelajaran
pokok-pokok saja,” karena muatan materi pelajaran bersifat teoritis dan tidak mengaitkan
dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat
diberikan kepada siswa disetiap jenjang pendidikan. Kurikulum 1968 lahir dengan
pertimbangan politis-ideologis. Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curiculum,
artinya materi pelajaran tingkat bawah dikorelasikan dengan kurikulum sekolah lanjutan.
Penerbitan kurikulum sekolah dasar 1968 merupakan suatu peralihan menuju
integritas kurikulum mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Kurikulum SD 1968 terbagi dalam tiga kelompok besar yaitu kelompok pembinaan jiwa
pancasila, kelompok pembinaan pengetahuan dasar, dan kelompok pembinaan
kecakapan khusus. Dasar pengembangannya merupakan bentuk penyempurnaan dari
kurikulum 1964.

B. Perubahan – Perubahan yang Mendasar pada Kurikulum 1964 dan 1968


Rencana pendidikan 1964 melahirkan kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada
pengembngan cipta, rasa, karasa, karya, dan moral yang kemudian di kenal dengan istilah
pancawardhana, Disebut pancawardhana karena lima kelompok bidang studi, yaitu
perkembangan moral, kecerdasan, emosion/artistik, keprigelana, (keterampilan) dan
jasmaniah. Pada saat itu pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional praktis yang disesuaikan dengan perkembangan anak.

Selain itu, dikenal juga cara belajar dengan metode gotong royong terpimpin. Selain
pemerintah menerapkan hari sabtu sebagai hari krida, artinya pada hari sabtu anak diberi
kebebasan berlatih kegiatan di bidang kebudayaan, kesenian, olah raga, dan permainan
sesuaidengan minat siswa . Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk manusia pancasilais
yang sosialis Indonesia dengan sifat-sifat seperti ketetapan MPR NO II tahun 1964.
Penyelenggaraan pendidikan dengan kurikulum 1964 mengubah peniliaan di rapor bagi kelas
1 dan 2 yang asalnya berupa skor 10-100 menjadi A,B, C, dan D. Sedangkan bagi kelas 3
sampai 6 tetap menggunakan angka skor 10-100. Kurikulum 1964 bersifat separate subjek
curriculum, yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima kelompok bidang studi,
(pancawardhana).

Kurikulum 1968 merupakan bentuk pembaharuan dari kurikulum 1964, yaitu dilakukan
perubahan struktur kurikulum pendidikan pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi
tujuan pendidikan, kurikulum 1968 ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia
pancasila sejati, kuat, sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Sedangkan isi pendidikan diarahkan pada
kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat
dan kuat . Kelahiran kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti rencana pendidikan 1964 yang
dicitrakan produk Orde Lama. Pada tujuan pembentukan manusia pancasila sejati, kurikulum
1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Dalam kurikulum ini sendiri terdapat 9 mata
pelajaran.

Kurikulum 1968 dinamakan kurikulum bulat “hanya memuat mata pelajaran pokok-
pokok saja,” karena muatan materi pelajaran bersifat teoritis dengan tidak mengaitkan dengan
permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan
kepada siswa disetiap jenjang pendidikan. Kurikulum 1968 lahir dengan pertimbangan politis-
ideologis. Tujuan pendidikan pada kurikulum 1964 yang menciptakan masyarakat yang
sosialis Indonesia diberangus, pendidikan pada masa ini lebih di tekankan untuk membentuk

3
manusia pancasilais sejati. Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curiculum, artinya
materi pelajaran tingkat bawah dikorelasikan dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi
pada kurikulum ini di kelompokan pada tiga kelompok besar, pembinaan pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.Jumlah pelajaran ada 9 mata pelajaran, yang
memuat hanya mata pelajaran pokok saja. Materi pelajaran sendiri hanya teoritis, tidak lagi
mengaitkan dengan permasalahan yang aktual di lingkungan sekitar. Metode pembelajaran
sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pendidikan dan psikologi . Pada akhir tahun
1960-an salah satunya teori psikologi unsur, contoh penerapan metode pembelajaran ini adalah
eja ketika pembelajaran membaca. Begitu pula pada mata pelajaran lain “anak belajar melalui
unsur-unsur nalar dulu”.

C. Perbedaan Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1968


Kurikulum 1964 ini merupakan pembelajaran pada program Pancawardhana yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan, dan jasmani. Sehingga
kemampuan yang dikembangkan tidak lepas dari program Pancawardhana tersebut, yang
meliputi:
1) Pengembangan Moral
a) Pendidikan Kemasyaratan
b) Pendidikan Agama/Budi Pekerti
2) Pengembangan Kecerdasan
a) Bahasa Daerah
b) Bahasa Indonesia
c) Berhitung
d) Pengetahuan alamiah
3) Pengembangan Emosional/Artistik
a) Seni sastra/musik
b) Seni lukis/rupa
c) Seni tari
d) Seni sastra/darma
4) Pengembangan Keprigelan
a) Pertanian/ peternakan
b) Industry kecil/ pekerjaan tangan
c) Koperasi/ tabungan
d) dan keprigelan-keprigelan yang lain.
5) Pengembangan Jasmani
a) Pendidikan jasmaniah
b) Pendidikan kesehatan
Semua pelajaran tersebut diberikan sejak kelas I, II, dan III. Jumlah jam pelajaran
dalam satu minggu, yakni Kelas l dan ll : 26 jam pelajaran dan satu jam pelajaran selama 30
menit. Sedangkan, Kelas lll dan IV: 36 jam pelajaran dan satu jam pelajaran selama 40 menit
Dalam pelaksanaannya terdapat petunjuk yang mana keberadaan anak didik lebih aktif,
tapi masih dalam bimbingan pendidik (guru).

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964 yaitu dilakukannya


perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan
dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Susunan
struktur program pengajaran Kurikulum 1968 adalah sebagai berikut :
1. Program pengajaran tiap bidang studi diawali dengan tujuan kurikuler bidang studi yang
bersangkutan, didaktik-metodik bidang studi tersebut, termasuk kriteria pemilihan bahan-
bahan yang akan diajarkan, kegiatan belajar-mengajar, dan alat-alat pelajaran yang
digunakan.
2. Bahan tiap bidang studi dibagi menurut kelas.
3. Susunan bahan tiap kelas, yaitu tujuan-tujuan instruksional yang akan dicapai tiap kelas
dengan jumlah berkisar antara 1 sampai 11 tujuan, tergantung dari banyaknya bahan atau
kemampuan yang akan dicapai oleh kelas tertentu dan kegiatan-kegiatan belajar mengajar
yang disarankan.
Dalam kurikulum 1968 ini, pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Tak luput pula
kurikulum ini juga memiliki kekurangan, yakni pada kurikulum ini hanya memuat mata
pelajaran pokok saja. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan
permasalahan faktual dilapangan.

5
KESIMPULAN

Untuk menghasilkan sebuah proses pendidikan yang unggul, maka setiap kurikulum
harus ditata dan dikembangkan dengan sesuai kebutuhan masyarakat sehingga kurikulum
dituntut selalu dinamis mengikuti perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan,
mengalami perubahan, perbaikan bahkan pembaharuan terus menerus. Dalam sejarah
perkembangan kurikulum Nasional di Indonesia, pemerintah telah beberapa kali melakukan
perubahan baik dalam desain maupun pendekatannya. Kalau dilihat dari perkembangan
kurikulum tersebut, terdapat dua karakteristik utama yang dapat menandai perubahan yaitu dari
desain model sentralistik ( administrative model) menuju desain model desentralistik
(grassroot model) dan dari teacher centerd menuju student centered.
Setiap desain kurikulum dari waktu kewaktu selalu terdapat keunggulan dan
kelemahan. Tetapi bukan itu sebenarnya yang harus menjadi fokus utama. Yang seharusnya
menjadi fokus utama dari sebuah kurikulum adalah bagaimana menyiapkan peserta didiknya
agar mampu menghadapi dan menyongsong kehidupannya menjadi lebih baik, bijaksana dan
kreatif tanpa harus mengikis kearifan budaya dan norma yang dimiliki bangsa.

Anda mungkin juga menyukai