Anda di halaman 1dari 15

Pertemuan 14: Pasar Duopoli dan Oligopoli

B.4.1. Tujuan Kegiatan


Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat:
 Memahami pengertian dan asumsi pasar duopoli dan oligopoli.
 Memahami mekanisme equilibrium pasar duopoli dan oligopoli baik
jangka pendek maupun jangka panjang

B.4.2. Uraian Materi Belajar 4

Duopoli adalah keadaan di mana hanya ada dua perusahaan yang menguasai
pasar. Oleh karena itu setiap tindakan yang dilakukan oleh pengusaha yang satu
akan mempengaruhi kebijakan pengusaha lainnya, baik dalam hal menentukan
harga, kapasitas produksi, kualitas produk, dan sebagainya. Apabila produk yang
dihasilkan oleh pengusaha duopoli homogen, maka pasar dinamakan duopoli murni
( pure duopoly) . Apabila produk yang dihasilkan tidak homogen tetapi bersifat dapat
mensubstitusi, maka pasar dinamakan duopoli yang dibedakan ( differentiated
duopoly).
Pasar oligopoli sama saja dengan pasar duopoli, hanya saja dalam pasar
oligopoli jumlah perusahaan yang menguasai pasar lebih dari dua tetapi tidak
banyak (oligos = sedikit) sehingga tindakan dari pengusaha yang satu akan
mempengaruhi kebijakan dari pengusaha lainnya. Apabila produk yang dihasilkan
oleh pengusaha oligopoli homogen maka pasar dinamakan oligopoli murni ( pure
oligopoly) dan apabila produk yang dihasilkan tidak homogen maka dinamakan
oligopoli yang dibedakan ( differentiated oligopoly).

Duopoli
Pasar duopoli jarang sekali ditemukan dalam kenyataan. Oleh karena itu
teori pasar duopoli lebih banyak menggunakan asumsi-asumsi, bahkan ada yang
perlu dikhayalkan. Namun, teori duopoli sangat berguna sebagai dasar bagi
penyusunan teori pasar oligopoli.
Teori pasar duopoli, pertama kali dikemukakan oleh ekonom Perancis
Antoine Augustin Cournot pada tahun 1838 dalam karangannya berjudul “
Researches into the Mathematical Principles of the Theory of Wealth”. Teori
Cournot banyak dikrikik oleh ahli-ahli ekonomi, terutama tentang asumsi-asumsinya
karena dianggap tidak masuk akal. Betrand-Edgeworth juga telah membuat teori
duopoli yang dapat dianggap sebagai penyempurnaan teori Cournot.
Untuk analisis pasar duopoli dapat digambarkan sebagai berikut. Misalnya,
hanya ada pengusaha A dan pengusaha B yang menguasai pasar produk tertentu.
Setiap tindakan yang dilakukan pengusaha A akan mempengaruhi kebijakan yang
diambil oleh pengusaha B dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu untuk dapat
meramalkan dengan baik tentang tindakan yang akan dilakukan oleh pengusaha
pesaingnya maka pengusaha duopoli harus selalu memperhatikan perilaku
pengusaha pesaingnya tersebut. Untuk hal ini tentu tidak mudah.
Teori duopoli disusun berdasarkan asumsi-asumsi tentang perilaku
pengusaha-pengusaha pesaing. Dengan demikian apabila asumsi-asumsi itu
diubah, tentu akan muncul teori baru. Inilah yang menyebabkan adanya berbagai
teori duopoli, karena asumsi-asumsi yang digunakan oleh para ahli yang menyusun
teori berbeda.

Teori Duopoli Cournot


Dalam teori ini dua pengusaha duopoli menghasilkan produk yang homogen.
Asumsi pokok yang digunakan adalah pada waktu pengusaha duopoli
memaksimumkan keuntungannya, jumlah produk yang dihasilkan oleh pesaingnya
tidak tergantung dari jumlah produk yang dihasilkan oleh pengusaha yang pertama.
Analisis keseimbangan dengan teori Cournot adalah sebagai berikut.
Misalkan fungsi permintaan pasar dinyatakan sebagai :
p = f (q1 + q2) ( c.1 )
dimana p = harga produk homogen yang dijual
q1 = jumlah produk yang dihasilkan pengusaha duopoli A
q2 = jumlah produk yang dihasilkan pengusaha duopoli B.
Keuntungan dari masing-masing pengusaha duopoli tersebut adalah:
Π1 = p q1 – c1 ( c.2 )
Π2 = p q2 – c2 ( c.3 )
Dimana Π1 = keuntungan pengusaha duopoli A
Π2 = keuntungan pengusaha duopoli B
c1 = biaya produksi perusahaan A
c2 = biaya produksi perusahaan B
pq1 = nilai penjualan total ( total revenue = TR) pengusaha duopoli A
pq2 = nilai penjualan total ( TR ) pengusaha duopoli B.
Untuk memaksimumkan keuntungan pengusaha duopoli berlaku ketentuan :

(c.4)

(c.5)

Ini berarti bahwa masing-masing pengusaha tersebut harus menyamakan nilai


produk marginal (MR) dengan biaya marginal (MC). Sehingga MR1 = MC1 dan MR2
= MC2.
Dalam analisis Cournot, masing-masing pengusaha duopoli
memaksimumkan keuntungan berkaitan dengan tingkat produk yang dihasilkan.
Jadi, MR pengusaha duopoli tidak perlu sama karena jumlah produk yang
dihasilkan tidak sama. Karena

q = q1 + q2 dan = = 1 maka

MR duopoli : = p + qi dimana i = 1 , 2.

= p + q1 = MR1
= p + q2 = MR2

Dengan anggapan kurve permintaan berslope negatif ( ∂p/∂q < 0), berarti bahwa
pengusaha duopoli dengan jumlah produk yang lebih besar akan mempunyai MR
lebih kecil.
Pasar duopoli akan mencapai keseimbangan apabila jumlah q1 dan q2
sedemikian rupa sehingga masing-masing pengusaha duopoli akan mencapai
keuntungan maksimum. Proses pemecahan untuk keseimbangan tersebut adalah
dengan memecahkan persamaan-persamaan (c.4 ) dan ( c.5) untuk memperoleh
nilai q1 dan q2. Sebelum memperoleh tingkat produk keseimbangan, terlebih
dahulu perlu menambah suatu langkah, yaitu dengan memasukkan fungsi reaksi
(reaction function). Fungsi reaksi tersebut adalah :
q1 = f ( q 2 )  dipecahkan dengan persamaan c.4 ( c.6 )
q2 = g ( q1 )  dipecahkan dengan persamaan c.5 (c.7 )
Persamaan c.6 merupakan fungsi reaksi pengusaha duopoli A yang akan
memberikan nilai q1 yang memaksimumkan Π1 untuk setiap nilai q2 tertentu.
Sedang persamaan c.7 merupakan fungsi reaksi pengusaha B yang akan
memberikan nilai q2 yang memaksimumkan Π2 untuk setiap nilai q1 tertentu. Nilai
keseimbangan adalah nilai pasangan q1 dan q2 yang memenuhi kedua fungsi
reaksi tersebut.
Misal, dipunyai fungsi permintaan pasar dan fungsi biaya sebagai berikut:
P = A – B (q1 + q2) ( fungsi permintaan pasar)
2
C1 = a1q1 + b1q1 ( fungsi biaya perusahaan A)
2
C2 = a2q2 + b2q2 ( fungsi biaya perusahaan B)
Keuntungan pengusaha duopoli adalah:
2
Π1 = Aq1 – B (q1 + q2) q1 - a1q1 + b1q1
2
Π2 = Aq2 – B (q1 + q2) q2 - a2q2 + b2q2
Keuntungan maksimumnya adalah :

= A – B (2q1 + q2) - a1 +2 b1q1 = 0

= A – B (q1 +2 q2) - a2 +2 b2q2 = 0

Dari persamaan diatas diperoleh fungsi reaksi sebagai berikut:


A – B (2q1 + q2) - a1 +2 b1q1 = 0
A - a1 – Bq2 = ( 2B + 2b1 ) q1
q1 =
q1 = q2  fungsi reaksi pengusaha A (c.8 )

A – B (q1 +2q2) - a2 + 2 b2q2 = 0


A – a2 – Bq1 = ( 2B + 2b2 ) q2
q2 =

q2 = q1  fungsi reaksi pengusaha B ( c.9 )

Karena B, b1, dan b2 bernilai positif maka kenaikan salah satu produk pengusaha
duopoli menyebabkan penurunan produk optimum pengusaha duopoli lainnya.
Dengan memecahkan persamaan c.8 dan c.9 secara simultan akan diperoleh
pasangan nilai q1 dan q2 yang menunjukkan keadaan keseimbangan.
Secara grafis fungsi reaksi tersebut dapat digambarkan seperti Gb. 7.18 .

q2

q1 = f ( q2 )
Titik keseimbangan
E
q2 = g ( q1)

0 q1

Gb. 7.18 Grafik fungsi reaksi

Contoh soal teori Cournot:


Misalkan fungsi permintaan pasar dan fungsi biaya produksi pengusaha duopoli
adalah :
P = 150 – 0,5 ( q1 + q2 )
C1 = 4 q 1
2
C2 = 0,4 q2
Berapa nilai q1 dan q2 dalam keadaan keseimbangan ?
Pemecahan :
Keuntungan pengusaha duopoli adalah sebagai berikut:
∏1 = q1 ( 150 – 0,5 q1 – 0,5 q2 ) – 4 q1
= 150 q1 – 0,5 q12 – 0,5 q1q2 – 4 q1
2
= 146 q1 –0,5 q1 – 0,5 q1q2
2
∏2 = q2 ( 150 – 0,5 q1 – 0,5 q2 ) – 0, 4 q2
2
= 150 q2 – 0,5 q1q2 – 0,5 q2 – 0,4 q22
2
= 150 q2 – 0,5 q1q2 – 0,9 q2
Keuntungan maksimumnya adalah :
= 146 – q1 – 0,5 q2 = 0
q1 = 146 – 0,5 q2----------------- ( fungsi reaksi duopolis I )

= 150 – 0,5 q1 – 1,8 q2 = 0


1,8 q2 = 150 – 0,5 q1
q2 = 83 ⅓ - 5/18 q1 ----------- ( fungsi reaksi duopolis II )
Dengan pemecahan simultan diperoleh:
2 q1 + q2 = 292
5/18 q1 + q2 = 83 ⅓
- ----- -- --- -
---------- -- --- ---------
31/18 q1 = 208 ⅔
5
q1 = 121 /31

121⅔ = 146 – 0,5 q2  0,5 q2 = 146 - 121⅔


21
q2 = 49 /31
21
Jadi, pada waktu q1 = 121⅔ dan q2 = 49 /31 , pasar duopoli dalam keadaan
keseimbangan. Ini berarti bahwa pengusaha duopoli memperoleh keuntungan
maksimum.
Secara grafis keadaan keseimbangan tersebut dapat digambarkan seperti
Gb. 7.19 berikut.

q2

300

250

200 q1 = 146 – 0,5 q2


150
100
E ERRRRE 1 5
q2 = 83 /3 - /8 q1
50

50 100 150 200 250 300 q1

Gb. 7.19. Fungsi-Fungsi Reaksi Pengusaha-Pengusaha Duopoli


Pada titik E terjadi keseimbangan pasar duopoli, di mana saat iru kedua pengusaha
duopoli memperoleh keuntungan maksimum.

Teori Kinked Demand Curve ( Kuve Permintaan yang Patah)


Teori ini mengasumsikan bahwa kurve permintaan bagi pengusaha duopoli
merupakan kurve permintaan yang patah. Untuk analisis keseimbangan, diperlukan
beberapa asumsi lagi, yaitu :
1). Harga pasar yang memuaskan bagi kedua pengusaha duopoli terlah terbentuk,
misalnya P.
2). Apabila salah satu pengusaha duopoli menurunkan harga , pengusaha
pesaingnya juga akan menurunkan harga agar tidak kehilangan pembeli.
3). Apabila salah satu pengusaha duopoli menaikkan harga, pengusaha pesaingnya
tidak akan mengikuti menaikkan harga sehingga sebagian pembeli pindah
kepadanya.
Keadaan ini menyebabkan harga pada pasar oligopoli biasanya tegar ( tidak mudah
berubah).
Berdasarkan asumsi-asumsi diatas, kurve permintaan pengusaha oligopoli
akan berupa kurve yang patah seperti dapat dilihat pada Gb. 7.20 berikut.

Harga dan Biaya Gb. 7.20 Kurve Permintaan Patah


1
F

C
E MC


A C
AC

0 Q* D Q

Misalkan harga keseimbangan pasar yang memuaskan kedua pengusaha duopoli


*
telah terbentuk pada tingkat P seperti terlihat pada Gb. 7.20. Selanjutnya pada Gb.
7.20 dapat dilihat pula bahwa kurve permintaan bagi suatu pengusaha duopoli
adalah CEF yang patah pada titik E. Titik E ini merupakan titik keseimbangan harga
*
( P* ) dan kapasitas produksi ( Q ) bagi pengusaha duopoli tersebut.
*
Apabila pengusaha duopoli tersebut menurunkan harga dari tingat P ,
maka pengusaha duopoli lain akan mengikutinya. Akibatnya kurve permintaan bagi
pengusaha yang menurunkan harga menjadi EF, di mana elastisitas permintaan
kurve EF sama dengan elastisitas permintaan pasar.
Sebaliknya jika pengusaha duopoli tadi menaikkan harga dan pengusaha
pesaingnya juga menaikkan harga maka kurve permintaannya pada harga yang

menaik adalah kurve EF yang elastisitas permintaannya juga sama dengan
elastisitas permintaan pasar. Tetapi karena menurut asumsi bahwa tindakan
menaikkan harga oleh suatu pengusaha duopoli tidak akan diikuti oleh pengusaha
pesaingnya, maka kurve permintaan bagi pengusaha yang menaikkan harga
tersebut menjadi EC yang elastisitas permintaannya menjadi lebih besar dari pada
elastisitas permintaan pasar. Hal ini disebabkan karena sebagian pembeli atau
mungkin seluruhnya pindah ke pengusaha pesaingnya yang tidak menaikkan harga.
Jadi yang menyebabkan kurve permintaan suatu pengusaha duopoli patah adalah
karena tindakannya menaikkan harga tidak diikuti oleh pengusaha pesaingnya.
Dengan patahnya kurve permintaan suatu pengusaha duopoli, dengan
sendirinya kurve nilai prnjualan marginalnya (MR) menjadi tidak kontinyu, yaitu
CABD. Dengan MC dan AC seperti yang terlihat pada Gb. 7.20, maka posisi
keseimbangan ( = keuntungan maksimum) adalah pada tingkat penjualan produk
* *
sebesar Q dengan tingkat harga P . Seandainya terjadi perubahan biaya, selama
perubahan tersebut masih dalam interval AB pada kurve MR, maka tingkat produk
dan tingkat harga semula tidak akan berubah. pada pasar duopoli atau oligopoli
harga. Tetapi jika perubahan biaya cukup besar sehingga keluar dari interval AB
maka pengusaha cenderung untuk mengubah tingkat produk dan tingkat harganya.
Hal inilah yang menyebabkan mengapa pada pasar duopoli atau oligopoli harga
bersifat tegar ( tidak mudah berubah), asal perubahan biaya atau permintaan
bersifat moderat ( tidak terlalu besar).

Oligopoli
Seperti telah dikemukanan diatas bahwa teori duopoli merupakan dasar bagi
teori pasar oligopoli. Pada dasarnya terdapat dua teori pokok dalam analisis pasar
oligopoli, yaitu :
1). Antara satu pengusaha dengan pengusaha lainnya di dalam melakukan kegi-
atannya tidak terdapat suatu ikatan tertentu ( independent action).
2). Antara pengusaha-pengusaha yang ada dalam pasar oligopoli menjalin suatu
ikatan (collusion) tertentu. Ikatan ini ada yang sempurna ( perfect collusion) dan
ada yang tidak sempurna (imperfect collusion).

Tidak Ada Ikatan Antar Pengusaha


Akibat dari bebasnya masing-masing pengusaha di dalam menentukan
kebijakan kebijakannya, terutama kebijakan harga dan produksi, adalah timbulnya
perang harga diantara sesama pengusaha oligopoli tersebut. Akhir dari perang
harga ini adalah membuat kehancuran bagi beberapa pengusaha tertentu. Sampai
di mana kemampuan pengusaha oligopoli di dalam perang harga ini, sangat
tergantung kepada produk yang dihasilkan dan biaya produksinya. Apabila produk
dalam pasar oligopoli adalah homogen ( oligopoli murni ) maka tiap-tiap pengusaha
hanya akan turut dalam perang harga sampai batas keuntungan normal. Jika
produk yang dihasilkan tidak homogen ( oligopoli yang dibedakan) maka pengusaha
akan turut dalam perang harga sampai pada tingkat harga dimana biaya rata-rata
(AC) sama dengan nilai penjualan rata-rata (= P ). Untuk lebih jelasnya perhatikan
Gb. 7.21 berikut.

Harga Harga

MC
MC AC

AC P2

P1

D2

0 Q1 Q 0 Q2 MR2

Gb. 7.21.a Oligopoli Murni Gb. 7.21.b Oligopoli yang Dibedakan

Gb. 7.21.a menunjukkan keadaan suatu perusahaan oligopoli murni dalam


perang hatga. Pengusaha itu hanya akan turut dalam perang harga sampai harga
sebesar P1 dengan jumlah ptoduk yang dihasilkan sebesar Q1, dimana harga sama
dengan biaya rata-rata ( P1 = AC). Jika harga dibawah P1 maka pengusaha akan
memberhentikan perusahaannya karena dalam jangka panjang ia akan menderita
kerugian.
Gb. 7.21.b menunjukkan keadaan suatu perusahaan “oligopoli yang
dibedakan” dalam perang harga . Pengusaha ini hanya akan dapat mengikuti
perang harga sampai pada tingkat harga P2 dengan tingkat produksi Q2, dimana
harga sama dengan biaya rata-rata (AC). Tetapi kapasitas produksi Q2 belum
optimum, karena produksi optimum dicapai pada saat MC = AC. Jika harga lebih
rendah dari pada P2 maka perusahaan terpaksa harus ditutup karena biaya rata-
rata lebih besar dari pada nilai penjualan rata-rata.

Penggabungan Sempurna Antar Perusahaan

Teori ini mengasumsikan bahwa masing-masing pengusaha oligopoli


merupakan bahagian dari suatu industri. Dengan kata lain semua perusahaan
oligopoli menggabungkan diri secara sempurna menjadi suatu perusahaan besar,
misalnya kartel. Dengan demikian, kartel merupakan perusahaan monopoli murni
dengan anggota beberapa perusahaan oligopoli.
Atas dasar prinsip-prinsip monopoli, maka permintaan kartel adalah
permintaan pasar, sedang biaya marginalnya ( MC ) merupakan jumlah MC seluruh
perusahaan oligopoli yang tergabung dalam kartel itu. Dengan diketahuinya
permintaan pasar dapat dihitung nilai penjualan marginal (MR) kartel. Berdasarkan
dalil keuntungan pada perusahaan monopoli, yaitu MC = MR, maka dapat
ditentukan jumlah dan harga penjualan produk kartel yang memberikan keuntungan
maksimum. Harga penjualan kartel juga merupakan harga penjualan bagi masing-
masing perusahaan oligopoli yang tergabung dalam kartel tersebut. Jumlah
penjualan produk perusahaan oligopoli yang tergabung dalam kartel dapat
ditentukan dengan terpenuhinya syarat seperti rumus berikut :
MRK = MC1 = MC2 = …………… = MCn ( o.1)
dimana : MRK = Marginal Revenue Kartel dan MC1, MC2, ……, BMn adalah biaya
marginal masing-masing perusahaan oligopoli yang tergabung dalam kartel.
Keuntungan kartel adalah jumlah keuntungan semua perusahaan yang
tergabung dalam kartel tersebut, sehingga dapat ditulis :
∏K = ∏1 + ∏2 + ∏3 + ……. + ∏n ( o.2 )
Demikian pula jumlah produk yang dihasilkan kartel adalah jumlah semua produk
yang dihasilkan oleh semua perusahaan yang tergabung dalam kartel tersebut,
sehingga dapat ditulis ;
QK = Q1 + Q2 + Q3 + …….. + Qn ( o.3 )
Perlu diperhatikan bahwa keuntungan maksimum adalah untuk kartel, sedangkan
untuk masing-masing perusahaan anggota kartel tidak selalu memperoleh
keuntungan maksimum.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan contoh pemecahan secara
matematis. Misalkan ada tiga perusahaan oligopoli yang memproduksi produk
homogen. Ketiga perusahaan tersebut bergabung dalam suatu kartel. Permintaan
pasar terhadap produk kartel tersebut adalah : Q = 1000 – ½ P. Fungsi biaya
masing-masing perusahaan oligopoli tersebut adalah :
2
C1 = 50 – 300 Q1 + 10 Q1
¾ 2
C2 = 25 - 100 Q2 + 3 Q2
2
1
C3 = 75 - 300 Q3 + 11 /4Q3
Pertanyaan :
1). Berapa harga penjualan produk Q di pasar ?
2). Berapa jumlah produk yang harus dihasilkan oleh masing-masing perusahaan
oligopoli ?
3). Berapa keuntungan yang diperoleh masing-masing perusahaan oligopoli dan
keuntungan kartel?
Pemecahan :
Karena Q = 1000 – ½ P, maka P = 2000 – 2 Q (1)
2
TR kartel adalah P Q = ( 2000 – 2 Q ) Q = 2000 Q – 2 Q

MR kartel adalah = 2000 – 4 Q (2)

Karena Q = Q1 + Q2 + Q3 ( dalil ) maka


MR kartel = 2000 – 4 (Q1 + Q2 + Q3) = 2000 – 4 Q1 - 4 Q2 – 4 Q3 (3)

MC1 = = 20 Q1 – 300 (4)

MC2 = = 7 ½ Q2 – 100 (5)

MC3 = = 22 ½ Q3 – 300 (6)

Karena syarat kapasitas produksi bagi masing-masing perusahaan oligopoli adalah


MR = MC1 = MC2 = MC3 ( dalil ) maka:
MC1 = MC2 atau 20 Q1 – 300 = 7 ½ Q2 – 100 atau
3
20 Q1 = 7 ½ Q2 + 200 atau Q1 = /8 Q2 + 10 (7)
MC2 = MC3 atau 7 ½ Q2 – 100 = 22 ½ Q3 – 300 atau
22 ½ Q3 = 7 ½ Q2 + 200 atau
1 8
Q3 = /3 Q2 + 8 /9 (8)
Jika persamaan ( 7 ) dan ( 8 ) dimasukkan ke persamaan ( 3 ) maka diperoleh :
3 1 8
MR = 2000 – 4 ( /8 Q2 + 10 ) – 4 Q2 – 4 ( /3 Q2 + 8 /9 )
4 5
= 1924 /9 – 6 /6 Q2 (9)
4 5
Karena MR = MC2 maka 1924 /9 – 6 /6 Q2 = 7 ½ Q2 – 100 atau
1 4
14 /3 Q2 = 2024 /9
Q2 = 141,24 ( 10 )
Jika pers. (10 ) dimasukkan ke dalam pers. (7) dan ( 8 ) maka diperoleh :
3 3
Q1 = 8 /8 Q2 + 10 = 8 /8 ( 141,24) + 10 = 62,96 ( 11 )
1 8 1 8
Q3 = /3 Q2 + 8 /9 = /3 (141,24) + 8 /9 = 56,74 ( 12 )
Karena Q = Q1 + Q2 + Q3 maka Q = 62,96 + 141,24 + 56,74
= 260, 94 ( 13 )
Jika pers. ( 13 ) dimasukkan ke dalam pers. ( 1 ) maka diperoleh :
P = 2000 – 2 Q = 2000 – 2 (260,94) = 1478,12 ( 14 )

AC1 = C1/Q1 = = 10 Q1 – 300 + atau


10 ( 62,96 ) – 300 + 50/62,96 = 330,40 ( 15 )
⁄ 3
AC2 = C2/Q2 = = 3 /4 Q2 - 100 + atau
3
3 /4 (141,24) – 100 + 25/141,24 = 429,82 ( 16 )

AC3 = C3/Q3 = = 11,25 Q3 – 300 + atau

= 11,25 ( 56,74 ) – 300 + 75/56,74 = 339,65 ( 17 )


∏1 = Q1 (P – AC1 )
62,96 ( 1478,12 – 330,40 ) = 72.260,72 ( 18 )
∏2 = Q2 ( P – AC2 )
141,24 ( 1478,12 – 429,82 ) = 148.061,89 ( 19 )
∏3 = Q3 ( P – AC3 )
56,74 ( 1478,12 – 339,65 ) = 64.656,79 ( 20 )
∏K = ∏1 + ∏2 + ∏3
= 72.260,45 + 148.061,89 + 64.656,79
= 284.979,13 ( 21 )
Kesimpulan jawaban :
(1). Harga penjualan produk kartel adalah Rp. 1478,12 per satuan
(2). Jumlah produk yang dihasilkan oleh masing-masing perusahaan oligopoli
adalah Q1 = 62,96 satuan , Q2 = 141,24 satuan, dan Q3 = 56,74 satuan.
(3). Keuntungan yang diperoleh masing-masing perusahaan adalah ∏1 =
Rp.72.260,45 ; ∏2 = Rp. 148.061,89 ; dan ∏3 = Rp.64.656,79. Sedangkan
keuntungan kartel adalah ∏K = 284.979,13.

Penggabungan Tidak Sempurna

Teori ini menggunakan asumsi bahwa diantara perusahaan-perusahaan


oligopoli yang menghasilkan produk homogen menggabungkan diri secara diam-
diam. Jadi tidak membentuk kartel seperti yang telah dibahas diatas. Oleh
karenanya penggabungan demikian dinamakan penggabungan tidak sempurna (
imperfect collusion).
Keadaan pasar oligopoli demikian dapat dijelaskan sebagai berikut. Diantara
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam pasar oligopoli, salah satu secara
tidak langsung ditunjuk sebagai perusahaan yang menentukan harga ( price leader)
. Perusahaan yang menjadi pemimpin umumnya adalah perusahaan yang terbesar,
baik dalam hal modal maupun pemasaran produk. Oleh karena itu perusahaan
pemimpin ini, menentukan kapasitas produksinya seperti perusahaan monopoli
murni. Tetapi karena produknya tidak bisa memenuhi permintaan pasar maka sisa
permintaan pasar tersebut diserahkan kepada perusahaan-perusahaan oligopoli
lainnya yang dianggap sebagai pengikut (follower).
Oleh karena itu, kapasitas produksi masing-masing perusahaan pengikut
ditentukan sedemikian rupa sehingga :
MRL = MCL (k.1)
P = DL = DM = MC1 = MC2 = …….. = MCn (k.2)
Dimana: MRL = nilai penjualan marginal perusahaan pemimpin
MCL = biaya marginal perusahaan pemimpin
P = harga produk per satuan
DL = permintaan bagi perusahaan pemimpin
DM = permintaan pasar
MC1, MC2,…., MCn = Biaya marginal masing-masing perusahaan pengikut.
MCL = MC1 + MC2 + …. + MCn ( penjumlahan horizontal biaya marginal masing-
masing perusahaan pengikut (k.3)
DM = DL + ∑ DF (k.4)
Dimana ∑ DF = penjumlahan horizontal permintaan bagi masing-masing
perusahaan pengikut.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan contoh pemecahan persoalan teori
ini. Misalkan, ada tiga perusahaan oligopoli yang menghasilkan produk homogen.
Perusahaan I bertindak sebagai pemimpin sedangkan perusahaan II dan III
bertindak sebagai pengikut. Diketahui fungsi permintaan dan fungsi-fungsi biaya
sebagai berikut:
DM = Q = 1000 – 5 P
C1 = 100 – 10 Q1
2
C2 = 150 Q2 – 0,5 Q2 + 25
C3 = 200 Q3 – Q32 + 50
Dimana : Q = jumlah produk permintaan pasar
Q1, Q2, Q3 = jumlah produk yang dihasilkan masing-masing perusahaan
C1, C2, C3 = biaya total dari masing-masing perusahaan.
Pertanyaan :
1) Kapasitas produksi masing-masing perusahaan ( perusahaan I, II, dan III)
2) Harga jual di pasar
3) Jumlah produk yang dijual di pasar.
Pemecahan :
MC1 = dC1/dQ1 = 10 = MR1 (i)
MC2 = dC2/dQ2 = 150 – Q2 = P atau Q2 = 150 – P (ii)
MC3 = dC3/dQ3 = 200 –2Q3 = P atau Q3 =100 – 0,5 P (iii)
Q2 + Q3 = 250 – 1,5 P = QF (iv)
Q1 = Q – QF = ( 1000 – 5 P ) – ( 250 – 1,5 P )
= 750 – 3,5 P atau
3,5 P = 750 – Q1 atau
P=
(v)
TR1 = Q1 P = Q1 ( )= Q1 - Q1
2

MR1 = - Q1 (vi)

MR1 = MC1 ( dalil), maka rumus (i) sama dengan rumus (vi):

10 = - Q1 atau Q1 = 375 – 17,5 = 357,5 (vii)

Jika rumus (vii) dimasukkan ke dalam rumus (v), maka:


P= = 112,14 (viii)
Jika rumus (viii) dimasukkan ke dalam rumus (ii) dan (iii) maka:
Q2 = 150 – 112,14 = 37,86 (ix)
Q3 = 100 – 0,5 (112,14) = 43,93 (x) Q
= 1000 – 5 P = 1000 – 5 (112,14) = 439,3 (xi)
Dari hasil perhitungan diatas terpecahkanlah pertanyaan diatas dengan jawaban:
1). Jumlah produksi yang dihasilkan masing-masing perusahaan oligopoli adalah, untuk
perusahaan pemimpin (Q1) = 357,5 satuan ; untuk dua perusahaan pengikut,
masing-masing (Q2) = 37,86 satuan dan (Q3) = 43,93 satuan.
2). Harga penjualan/harga pasar : P = Rp. 112,14
3). Jumlah produk yang ditawarkan di pasar : Q = 439,3 satuan.
Pembahasan yang telah dilakukan diatas adalah menyangkut kebijakan pasar
oligopoli jangka pendek. Untuk jangka panjang, masing-masing perusahaan oligopoli
harus menjalankan kapasitas produksi dengan keuntungan yang normal saja.
Dengan demikian akan menghambat perusahaan-perusahaan baru untuk masuk
dalam pasar.

C. Daftar Pustaka

Boediono . 1982. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis PIE No. 1, BPFE, Yogyakarta
Ferguson, C.E., and J.P. Gould. 1975. Microeconomic Theory. Fourth Edition, Yale
University.
Henderson, J.M. and R.E. Quandt. Microeconomic Theory: A Mathematical
Approach. Third Edition, McGraw-Hill International Book Company.
Koutsoyiannis, A. 1985. Modern Microeconomics. ELBS Edition, Macmillan
Publishers Ltd, London.
Nicholson, Walter. 1999. Teori Mikroekonomi. Alih bahasa: Daniel Wirajaya, Edisi
ke-5, Binarupa Aksara, Jakarta.
Rosidi, Suherman. 2000. Pengantar Teori Ekonomi. Pendekatan kepada Teori
Makro & Mikro. Cetakan ke-4, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikroekonomi. Cetakan ke-15, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai