Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA

PENGAMATAN SISTEM PENCERNAAN PADA AYAM

OLEH:
NAMA :Mufidah
NIM : B1D019164
KELAS : 4B2

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karenakarunia dan hidayah-Nya,


saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini disusun
untuk memenuhi praktikum mata kuliah ilmu Nutrisi Ternak Non Ruminansia .
Laporan ini membahas tentang system pencernaan pada ayam sesuai
dengan praktikum yang dilaksanakan. Penulisan laporan ini tidak lepas dari
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan, bantuan, serya
kerjasamannya hingga terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak perbaikan untuk
menjadi lebih sempurba. Oleh karena itu, saya mengharpkan saran dan kritik yang
membangun. Semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bima, 2 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR……………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………….

DAFTAR TABEL…………………………………………………………

Tabel 4.1.1. Data Organ Sistem Pencernaan Ayam………………….

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….

Gambar 4.1.2. Saluran Sistem Pencernaan Ayam……………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..

1.1 Latar Belakang………………………………………………………….

1.2 Tujuan Dan Manfaat Praktikum…………………….…………………

1.2.1. Tujuan Praktikum……………………………………………..

1.2.2. Manfaat Praktikum……………………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..……………………...………………….

2.1 Ternak Non Ruminansi………………………………………………....

2.2 Gambaran Umum Ayam………………………………………………..

2.3 Ternak Unggas………………………………………………………….

2.4 Sistem Pencernaan Unggas……………………………………………

2.5 Pakan Ternak Unggas …………………………………………………

BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM……………………..

3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum…………………………………………

3.2 Alat Dan Bahan Praktikum……………………………………………..

3.2.1. Alat Praktikum………………………………………………….

ii
3.2.2. Bahan Praktikum………………………………………………..

3.3 Metode Praktikum………………………………………………………

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………..…..

4.1 Hasil Praktikum………………………………………………………...

4.2 Pembahasan Praktikum………………………………………………....

4.2.1. Menimbang dan Menghitung Berat Badan………………………

4.2.2. Mengukur dan Mengamati Saluran Pencernaan…………………

4.2.3. Sistem Pencernaan…………………………………………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………..………

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………

5.2 Saran…………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

LAMPIRAN

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat


makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh
jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses
mekanis dan khemis dan dipengaruhi oleh banyak factor.
Saluran pencernaan dapat di anggap sebagai tabung memanjang yang
dimulai dari mulut sampai dubur dan pada bagian dalam dilapisi oleh
mukosa. System pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ
asesoris. Saluran pencernaan sebuah merupakan organ yang menghubungkan
dunia luar dengan dunia dalam tubuh hewan,yaitu proses metamolik di dalam
tubuh ( Aksono dan Nugroho, 1993 ).
Hewan non ruminansia digunakan sebagai sebutan untuk mengenali
ternak dari golongan mamalia yang sistem pencernaan makanannya memiliki
lambung tunggal. Dikenal juga sebagai golongan ternak monogastrik
(lambung tunggal). Dengan sistem pencernaan berlambung tunggal, ternak
non ruminansia tidak dapat mencerna pakan berserat kasar tinggi (rumput dan
jerami), sebaik ternak ruminansia. Namun demikian, diantara golongan ternak
non ruminansia sendiri, terdapat berbagai variasi dalam kemampuan
mencerna serat kasar.
Hewan non ruminansia (unggas) memiliki pencernaan monogastrik
(perut tunggal) yang berkapasitas kecil" Makanan ditampung di dalam
cropkemudianempedal terjadi penggilingan sempurna hingga halus"
Makananyang tidak tercerna akan keluar bersama ekskreta- oleh karena itu
sisa pencernaan pada unggas berbentuk cair. Ada beberapa hewan yang
termasuk monogastrik seperti kuda dan babi.Pada unggas pencernaan dibantu
oleh empedal atau disebut juga gizzard, dimana dalam empedal ini terjadi
pencernaan secara mekanis oleh dinding empedal.Pada kuda caecum sangat
berperan dalam pencernaan hijauan.Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut
tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi
seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri
terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada
sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran
kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa
hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum.

1
Pencernaan adalah rangkaian penguraian bahan makanan ke dalam zat-
zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan
oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatuperubahan
fisik dan kimia dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Proses
pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih komplek
dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya. Alat pencernaan
terdiri atas saluran yang memanjang mulai dari mulut sampai ke usus dan
berakhir di lubang pelepasan atau anus. Ayam memiliki pencernaan yang
sederhana. Oleh sebab itu hanya tersedia tempat yang sempit untuk
kehidupan jasad renik dalam usus yang diperlukan untuk membantu
mencerna pakan.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum

1.2.1 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari parktikum ini adalah untuk mengetahui system
pemberian pakan, kebutuhan dan kecukupan nutrisi pakan ayam pada
sistem pemeliharaan rakyat.

1.2.2 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari parktikum ini adalah agar mahasiwa dapat
mengetahui kesesuaian kebutuhan nutrisi pakan ayam pada sistem
pemeliharaan rakyat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ternak Non Ruminansia

Hewan non ruminansia adalah hewan yang hanya memiliki satu lambung
atau mono gastrik (Dorland, W A Newman. 2002).Hewan non ruminansia
adalah hewan berperut tunggal dan sederhana. Alat pencernaannya terdiri dari
mulut, esophagus, perut, usus halus, usus besar dan rektum. Sistem
pencernaannya disebut simple monogastric system. Contoh dari hewan non
ruminansia adalah kelinci, babi dan kuda (Hakim. 2009).
2.2. Gambaran Umum Ayam
Sistem pencernan terdiri dari saluran pencernaan dan organ aksesoris ,
saluran pencernaan merupakan organ yang menghubungkan dunia luar
dengan dunia dalam tubuh hewan, yaitu proses metamolik di dalam tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari 11 bagian antra lain : Mulut, esophagus (
kerongkongan ), Crop ( tembolok), Proventriculus, Gizzard ( empedal),
Duodenum, Usus halus, Ceca( usus buntu), Rektum (usus besar), Kloaka dan
Anus. Sementara organ pencernaan tambahan terdiri dari 2 bagian antara lain
: Pangkreas dan Hati ( Anonim,2013 ).
2.3. Ternak Unggas

Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok aves yang dimanfaatkan


untuk daging atau telurnya (Rohajawati dan Supriyati, 2010). Ternak yang
termasuk unggas adalah ayam, merpati, itik dan puyuh. Ciri - ciri unggas
secara umum adalah berkaki dua, bersayap, mempunyai paruh,
menghasilkan telur dan mempunyai sifat mengeram (Blakely dan Blade,
1994).
Unggas mempunyai suatu mekanisme yang kompleks untuk
mempertahankan suhu tubuhnya dengan cara melepas dan memproduksi
panas. Pengeluaran panas tubuh pada unggas amat penting karena unggas
tidak mempunyai kelenjar keringat, sehingga kerja dari paru-paru dan air
sac amat penting untuk menurunkan suhu pada tubuhnya. Pengaturan
keseimbangan kadar air dan pelepasan panas banyak dipengaruhi oleh
proses inspirasi melaui hidung, saluran pernapasan, paru-paru dan kantung
udara (Nesheim, dkk. 1979).

3
2.4 Sistem Pencernaan Unggas
Sistem pencernaan pada unggas terdiri dua bagian yaitu saluran
pencernaan dan organ aksesoris. Bagian dari saluran pencernaan adalah
mulut, esophagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus, usus
besar, seka dan kloaka, sedangkan organ aksesoris yaitu pankreas dan hati
(Suprijatna, 2008).
Sistem pencernaan unggsa terdiri dari beberapa organ yang bertanggung
jawab atas pengambilan dap roses pencernaan bahan pakan selama dalam
perjalanannya melalui saluran pencernaan mulai dari rongga mulut sampai
ke kloaka. Selain itu system pencernaan juga bertanggung jawab atas
pengeluaran (eksresi) bahan makanan yang tidak terserap atau tidak dapat
diserap kembali (Blakely dan Blade, 1994).
Sistem pencernaan unggas tidak dapat mencerna serat kasar karena
unggas tidak mempunyai mikroorganisme yang dapat memproduksi enzim
selulolitik dalam saluran pencernaannya (Suprapti dkk. 2008). Fungsi
utama dari sistem pencernaan yaitu untuk menyerap nutrien yang berasal
dari bahan pakan yang nantinya akan digunakan untuk metabolisme
(Suthama dan Ardiningsasi, 2006).
2.5. Pakan Ternak Unggas

Unggas mengkomsumsi makanan terutama adalah untuk mencukupi


keperluan energinya. Jika tingkat energi ransum tinggi maka konsumsi
ransum akan menurun, bila tidak diperhatikan kandungan zat makanan lain
dalam ransum, maka ternak akan kekurangan dan berpengaruh buruk
terhadap pertumbuhan dan produksi, sehingga jumlah makanan yang
dikonsumsi hendaknya cukup mengandung protein, vitamin dan mineral
untuk kebutuhan hidupnya (NRC, 1994).
Energi adalah kalori sebagai bahan bakar yang sangat dibutuhkan
dalam seluruh proses metabolisme dan fungsi-fungsi tubuh ternak. Energi
ransum yang dimanfaatkan tubuh ayam berasal dari pencernaan
(perombakan) pati (karbohidrat), lemak, dan protein ransum. Optimalisasi
protein dan energi ransum merupakan upaya untuk meningkatkan efisiensi
ekonomis penggunaan ransum oleh ternak sesuai dengan kapasitas laju
pertumbuhan genetis ternak itu sendiri. Kekurangan asupan protein dan
energi menyebabkan tertahannya 6 kapasitas genetik tumbuh sehingga
ternak tumbuh kurang optimal. Sebaliknya, apabila asupan protein dan
energi berlebihan, ternak akan mengeluarkan kelebihan protein tersebut
sehingga merupakan pemborosan. Jika keperluan energinya sudah
terpenuhi, ayam akan berhenti makan (Leeson dan Summers, 1991).
Konversi ransum atau FCR (Feed Convertion Ratio) merupakan
istilah yang banyak digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan

4
makanan. FCR menunjukkan banyaknya makanan yang dikonversikan
menjadi bobot badan dan semakin rendah nilai FCR menunjukkan
efisiensi makanan yang semakin baik. Konversi pakan dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti: umur ternak, bangsa, genetik, kandungan gizi pakan,
keadaan temperatur dan keadaan unggas (Anggorodi, 1985).

5
BAB III
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 1 Juni 2021 pada pukul
10.00 WITA - selesai. Bertempat di Rumah Kamariatul Kibtiah, Jalan
lapangan semangka, Dusun Nggaro Lembo, Desa Oi Maci , Kecamatan Sape,
Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


3.2.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Alat Tulis
b. Kamera
c. Kertas
d. Pisau
e. Pita ukur
f. Timbangan

3.2.2 Bahan Praktikum


Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Air panas
b. Satu ekor ayam

3.3 Metode Praktikum


Adapun metode praktikum dalam praktikum ini adalah :
a. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
b. Menimbang berat badan hidup ayam
c. Menyembelih ayam dengan menggunakan pisau yang tajam.
d. Memasak air sampai mendidih.
e. Memasukan ayam ke dalam air yang mendidih hanya beberapa menit.
f. Membersihkan bulu ayam
g. Membedah badan ayam, kemudian memisahkan organ – organ bagian
dalam tubuhnya.
h. Menimbang bobot total saluran pencernaan
i. Mengamati organ bagian dalam pada ayam.
j. Mengukur organ-organ pencernaan ayam.
k. Memberi nama serta meletakan organ-organ pencernaan ayam secara
urut.
l. Memfoto organ-organ pencernaanayam.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Organ Ternak
Unggas Ayam
No Organ Kampung Penjelasan
Berat Panjang
(Kg) (Cm)
1,60
1 Berat Hidup - -
Kg
Berat Saluran
2 0,2 Kg - -
Pencernaan
Isi Di Dalam Nya Tidak Ada
3 Esofagus - 6 Cm Sisa- Sisa Makanan,
Teksturnya Halus
Di Dalam Nya masih kosong
4 Tembolok - 2 Cm karena pada saat penyembelih
hewannya belum makan.
Pro Di Dalam Nya Ada Sedikit
5 - 4 Cm
Ventrikulus nasi dan dedak
Di Dalam Nya Terdapat,
6 Ventrikulus - 6 Cm Dedak Dan Nasi Yang
Bertekstur Padat Dan Kasar
Di Dalam Nya Terdapat Sisa
Makanan Yang Sudah
7 Duo Denum - 31 Cm
Bertekstur Cair Seperti Lendir
Dan Berwarna Krem
Di Dalam Nya Terdapat Sisa
8 Jejunum - 51 Cm Makanan Yang Belum
Terserap Sepenuhnya
Di Dalam Nya Sisa Makanan
9 Ileum - 57 Cm Menjadi Kental Dan Terdapat
Sedikit Air
Di Dalam Nya Tekstur
10 Usus Buntu - 11 Cm Makanan Sisa Sudah Halus
Dan Berwarna Coklat
Di Dalam Nya Sisa Makanan
Bertekstur Kasar Dan
11 Usus Besar - 15 Cm
Berwarna Kekuning-
Kuningan
Tabel 4.1.1. Data Organ Sistem Pencernaan Ayam

7
Gambar 4.1.2. Saluran Sistem Pencernaan Ayam

4.2 Pembahasan Praktikum

4.2.1 Menimbang dan Menghitung Berat Badan


Pada praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui ayam ini
memiliki berat badan hidup 1,60 kg dan berat dari organ saluran
pencernaan 0,2 kg.

4.2.2 Mengukur dan Mengamati Saluran Pencernaan


Pada praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui organ-organ
pencernaanayam memiliki Panjang yang berbeda yaitu Panjang esofagus
6 cm, tembolok 2 cm, pro ventrikulus 4 cm, ventrikulus 6 cm, duo denum
31 cm, jejunum 51 cm, ileum 57 cm, usus buntu 15 cm, dan usus besar
11 cm dan total keseluruhan dari Panjang saluran pencernaan ayam
adalah 183 cm.

4.2.3 Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (tracktus
digestivus) dan organ assesoris. Adapun saluran pencernaan dari ayam
adalah
a. Esophagus
Esophagus sering disebut juga kerongkongan yang berupa pipa
tempat pakan, esophagus adalah sebagai organ penyalur pakan dari
mulut hingga menuju tembolok. Bagian dalam kerongkongan terdapat

8
kelenjar mukosa yang berfungsi membasahi makanan sehngga
makanan menjadi licin. Pada dinding kerongkongan terdapat otot-otot
yang mengatur gerakan peristaltic, yaitu gerak meremas-remas
makanan yang berbentuk gumpalan-gumpalan untuk didorong masuk
ke proventrikulus.
b. Tembolok
Tembolok merupakan organ pencernaan yang memiliki fungsi
sebagai penampung pakan sementara pada unggas sebelum menuju
proses selanjutnya, tembolok itik tidak bisa berkembang dan kami
juga tidak melihat adanya tembolok pada itik betina dan jantan afkir.
c. Proventrikulus
Proventrikulus merupakan lambung sejati pada unggas sebagai
penghasil getah lambung dan pepsin. Proventrikulus berfungsi sebagai
organ penghasil enzim atau lambung sejati seperti enzim pepsin dan
sekresi HCl. Pakan berlalu cepat melalui proventrikulus maka tidak
ada pencernaan material pakan di sini. Akan tetapi, sekresi enzim
mengalir kedalam gizzard sehingga dapat bekerja di sini.
d. Ventrikulus
Ventrikulus atau gizzard berfungsi sebagai organ pencernaan
dengan cara memecah pakan dengan menggerus menggunkan otot
yang tebal dan kuat. Gizzard memiliki otot kuat dan tebal sebagai
penghancur pakan yang di dalamnya terdapat grit. Selain itu pakan
juga akan dipecah dan dicampur dengan air sehingga menjadi seperti
pasta atau yang biasa disebut chymne. Semakin besar jumlah dan
ukuran pakan maka semakin besar ukuran ventrikulus untuk mencerna
pakan.
e. Usus Halus
Usus halus dapat di sebut sebagai intestinum tenue yang terbagi
menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Usus halus merupakan organ
utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk
pencernaan. Berbagai enzim yang masuk ke dalam saluran pencernaan
ini berfungsi mempercepat dan mangefisiensikan pemecahan
karbohidrat, protein, dan lemak untuk mempermudah proses absorpsi.
Dalam usus halus terdapat proses pencernaan oleh enzim pankreatik
dan penyerapan sari pakan. Selain adanya proses penyerapan sari
pakan dalam usus halus terdapat pencernaan enzimatis oleh trpsin,
amilase, dan lipase.
Duodenum, terdapat pada bagian paling atas dari usus halus. Pada
bagian ini terjadi pencernaan yang paling aktif dengan proses
hidrolisis dari nutrien kasar berupa pati, lemak, dan protein.
Penyerapan hasil akhir dari proses ini sebagian besar terjadi di
duodenum. Duodenum merupakan tempat sekresi enzim dari pankreas

9
dan getah empedu dari hati. Getah empedu mengandung garam
empedu dan lemak dalam bentuk kholesitokinin-pankreosimin berisi
kolesterol dan fosfolipid duodenum berbentuk loop melingkasri
pankreas berakhir di saluran dari hati dan pankreas masuk ke usus
halus.
Jejenum, kelanjutan dari duodenum, berfungsi untuk menyerap
lemak dan protein. Pada bagian ini proses pencernaan dan penyerapan
zat makanan yang belum selesai di duodenum dilanjutkan sampai
bahan makanan tidak dapat tercerna.
Ileum, merupakan bagian dari usus halus yang paling banyak
melakukan absorbsi. Sepanjang permukaan ileum terdapat vili. Pada
permukaan vili terdapat mikrovili yang berfungsi untuk mengabsorbsi
hasil pencernaan. Pembatas antara jejenum dan ilwum disebut micele
divertikum yang ditandai dengan adanya bintil pada permukaan.
f. Usus Buntu
Diantara usus halus dan usus besar, terdapat dua kantong yang
disebut sebagai ceca (usus buntu). Unggas memiliki dua buah ceca
dengan ukuran yang berbeda berfungsi sebagai tempat penyerapan
sedikit protein dan karbohidrat oleh bantuan bakteri.
g. Usus Besar
Dalam usus besar terjadi proses reabsorbsi air untuk menjaga
keseimbangan air pada tubuh unggas. Fungsi dari usus besar adalah
untuk menambah kandungan air dalam sel tubuh sehingga dapat
menjaga keseimbangan air dalam tubuh unggas. Usus besar juga
bergungsi untuk pembentukan feses.
h. Kloaka
Kloaka sering disebut common sewer yaitu saluran umum tempat
saluran pencernaan, saluran reproduksi dan saluran kencing bermuara.
Kloaka adalah tempat bermuaranya sisa pencernaan. Kloaka
merupakan lubang dari pengeluara sisa pencernaan. Air kencing yang
sebagian besar merupakan endapan asam urat (dalam bentuk pasta
berwarna putih) dikeluarkan melalui kloaka bersama sisa pencernaan
atau tinja. Kloaka berbentuk bulat terletak pada akhir saluran
pencernaan.

Selain saluran pencernaan juga terdapat organ assesoris yang


berfungsi untuk membantu proses pencernaan. Adapun organ
assesoris dari iti betina afkir dan ayam ras petelur adalah :

1. Lidah, pada unggas/itik lidah bersifat kaku dan berfungsi untuk


membantu penelanan.
2. Kelenjar saliva, mengandung amilase dan maltase saliva.
Pemecahan pakan didalam mulut kecil sekali, karena mulut hanya

10
digunakan untuk lewat pakan saja. Kelenjar saliva berfungsi untuk
membasahi pakan agar mudah ditelan.
3. Hati, berfungsi menyaring darah dan menyimpan glikogen yang
dibagikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah, mengeluarkan
empedu yang ditampung dalam kantong empedu yang berfungsi
untuk mengemulsikan lemak.
4. Limfa, berbentuk agak bundar dan berwarna kecokelatan, terletak
diantara proventrikulus, ventrikulus dan hati. Limfa diduga
berfungsi sebagai tempat memecah sel darah merah dan untuk
menyimpan Fe dalam darah.
5. Pankreas, berfungsi mensekresikan enzim-enzim seperti amilase,
lipase, dan tripsin untuk membantu pencernan karbohidrat, protein,
dan lemak. Metabolisme gula juga diatur oleh hormon insulin
yangdihasilkan oleh pankreas.
6. Empedu, penting dalam proses penyerapan pakan.

11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwan ayam
adalah hewan ternak non ruminansia dan juga hewan monogastrik yang
sistem pencernaan berlambung tunggal dan ternak non ruminansia tidak dapat
mencerna pakan berserat kasar tinggi (rumput dan jerami). Ayam memiliki
organ pencernaan yang berkapasitas kecil makanan ditampung di dalam
cropkemudianempedal terjadi penggilingan sempurna hingga halus,
makananyang tidak tercerna akan keluar bersama ekskretaoleh karena itu sisa
pencernaan pada unggas berbentuk cair. Ayam memiliki sistem pencernaan
sederhana yaitu mulai dari mulut, esofagus, tembolok, proventrikulus,
ventrikulus, usus halus, usus buntu, usus besar dan kloaka. Organ pencernaan
ayam memiliki Panjang total 183 cm dan ayam memiliki organ pencernaan
dengan berat total 0,2 kg.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah semoga praktikum
selanjutnya dilakukan secara offline supaya saya lebih paham tentang
ptaktikum yang dilakukan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta.
Anonim. Sistem Pencernaan Non Ruminansia.http:)//www. Sistem Pencernaan
Non Ruminansia.com. 2013, ( Diakses 2 Juni 2021)
Blakely, J. Dan D. H. Blade. 1994. The Science of Animal Hubandry. Printice
Hall Inc. New Jersey
Dorland, WA Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland . Jakarta: EGC
Leeson, S. & J. D. Summer. 1991. Comercial Poultry Nutrition. 2nd Ed.
Department of Animal and Poultry Science. University of Guelph, Canada.

National Research Council (NRC). 1994. Nutrient Requirement Of Poultry, 9th


Revised Edition. National Academy Press, Washington DC.
Nesheim. 1979. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.

13
LAMPIRA

14
15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai