Anda di halaman 1dari 21

ASAS-ASAS HUKUM PERDATA

INTERNASIONAL
Fakultas Syariah
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
• A. Asas- Asas HPI Tentang Hukum Orang dan Keluarga
• B. Asas- Asas Dalam Hukum Benda
• C. Asas- Asas Dalam Hukum Perjanjian
• D. Asas- Asas HPI Untuk Penentuan Status Badan Hukum

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


Asas- Asas HPI Tentang Hukum
Orang dan Keluarga

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


Asas-asas hpi tentang hukum
orang dan keluarga

Perceraian dan
Perkawinan Pewarisan
Akibat Hukumnya

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


perkawinan
Berbicara mengenai bidang hukum keluarga, maka pada dasarnya org berbicara tentang perkawinan dlm arti luas dan
mencakup persyaratan material maupun formal perkawinan, keabsahan perkawinan, akibat2 perkawinan, harta perkawinan
dan berakhirnya perkawinan
Permasalah HPI yg muncul dalam lingkup Perkawinan yaitu :
(a) Ikatan perkawinan yg berlangsung antara seorang pria dgn seorang wanita yg masing2 tunduk pada sistem hukum
nasional yg berbeda2;
(b) Perkawinan antar mempelai yg mempunyai kewarganegaraan yg sama, tetapi melangsungkan perkawinannya di luar
negeri.

Di Indonesia, Ketentuan yg mengatur perkawinan yg mengandung elemen asing terdapat pada UU No 16 Tahun 2019
Tentang Perubahan Atas UU No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Perkawinan yg mengandung elemen asing ini salah
satunya adalah perkawinan campuran.
Menurut Pasal 57 UU Perkawinan, Perkaiwnan Campuran adalah perkawinan antara dua org yg di Indonesia tunduk pada
hukum yg berlainan, krn perbedaan kewarganegaraan, dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia.

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


Keabsahan perkawinan

Persyaratan atau validitas perkawinan dapat dibedakan menjadi dua, yakni Persyaratan Materiil (essential validity) dan
Persyaratan Formal (formal validity)

Essential validity ini


antara lain berkaitan dgn Formal validity antara lain
persyaratan umur untuk berkaitan dgn
menikah pendaftaran,kesaksian,
tempat, dan waktu
perkawinan

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


Asas-asas utama yang berkembang dalam HPI tentang hukum yg harus digunakan untuk mengatur validitas material suatu
perkawinan adalah:

Asas lex loci celebrationis, yg Asas yg menyatakan bhw validitas


bermakna bhw validitas material material perkawinan harus ditentukan
perkawinan hrs ditetapkan brdsrkn brdsrkn sistem hkm dari tempat
kaidah hkm dari tempat vdimana domisili yg dipilih atau ditentukan
perkawinan diresmikan/dilangsungkan kedua mempelai stlah menikah (the
matrimonial home theory )

Asas menyatkn bhw validitas material


Asas yg menyatakan bahwa validitas prkwnan hrs dtentukan brdsrkn
material suatu perkawinan ditentukan sistem hkm dr tmpt dilangsungkannya
brdsrkn sistem hukum dari tmpt perkawinan, tnp mengabaikan
masing2 pihak mjd wrg negara sblum prsyrtan prkawinan yg brlaku di
perkawinan dilangsungkan (the dual dalam sistem hukum para pihak sblm
domicile theory) prkawinan dilanghsungkan (Asas yg
BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H. dianut Indonesia)
Asas yg berkembang di dalam HPI tentang akibat2 perkawinan (seperti masalah hak dan kewajiban suami istri, hubungan
orang tua dan anak, kekuasaan orang tua, harta kekayaan perkawinan, dsb) tunduk pada:

Sistem hukum dari tempat


suami istri bersama2 mjd Sistem hukum dari tempat
Sistem hukum tempat
warga negara stelah suami istri berkediaman
perkawinan diresmikan
perkawinan tetap bersama stlah
(Lex Loci Celebrationis)
perkawinan (joint residence)
(joint nationality)
Tidak jelas asas mana yg digunakan dlm hukum Perkawinan di Indonesia, krn Pasal 62 UU No 1
thn 1974 jo. UU No 16 Tahun 2019, mnyatakan bhw kedudukan hukum anak dlm perkawinan
campuran ditentukan brdsrkan kewarganegaraan yg diperoleh stlah perkawinan atau setelah
berakhirnya perkawinan
BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.
Perceraian dan akibat hukumnya
Perceraian adalah terputusnya hubungan perkawinan suami istri secara hukum pada saat keduanya masih hidup.
Terhadap masalah perceraian ini berbagai sistem hukum terdapat perbedaan.

Dinegara2 yg memegang teguh ajaran Katolik, sprti Filipina tidak boleh ada perceraian.
Di lain pihak ada pula negara2 yg membolehkan perceraian dgn syarat2 tertentu.
Mengenai masalah perceraian dgn segala akibat hukumnya didalam HPI berkembang
beberapa asas yg mnyatakan, bhwa hal tsb harus diselesaikan berdasarkan sistem
hukum dari tempat:
Joint Residence/
Lex loci celebrationis
Domicile of choice

Tempat diajukannya
Joint nationality
perceraian (Lex Fori)

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


pewarisan
Masalah2 yuridik yg timbul dari persoalna dan proses pewarisan, seringkali bersumber pada 2 masalah pokok,
Yaitu :

Adanya tata cara pewarisan yg


diatur berdsrkn uu, dlm hal
pewaris tdk mnyatakan dgn Adanya keinginan tegas pewaris yg
tegas keinginanya melalui dinyatakan melalui testamen, dan
testament (ab intestato) yg harus diwujudkan terhadap
harta peninggalannya stelah ia
meninggal dunia (testamentary
succesion)

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


Asas-Asas Hukum Perdata Internasional untuk menentukan hukum yg berlaku dlm persoalan pewarisan:

Umumnya diterima asas bhw dlm hal benda


yg mjd objek pewarisan mrpkn benda tetap,
Hukum dari tempat pewaris berdomisili atau
maka proses pewarisan atas benda2 semacam
mjd warga negara pada saat pembuatan
itu hrus diatur brdsrkn hukum dari tempat
testamen
benda terletak, brsdsrkn asas Lex rei sitae/
Lex Situs

Bila benda2 yg mjd objek pewarisan adl


benda2 bergerak, maka proses pewarisan
Hukum dari tempat pewaris berdomisili atau
benda2 itu dpt ditundukkan pada kaidah2
menjadi warga negara pada saat ia meninggal
hukum waris dari tmpt pewaris mjd WN (Lex
dunia
Patriae) atau berkediaman tetap (Lex
Domicilie) pd saat dia meninggal dunia

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


Asas- asas hpi dalam hukum benda

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


Kesulitan akan selalu timbul apabila pembahasan ttg benda dan hak2 kebendaan dalam HPI dimulai dari dikotomi antara
benda tetap dan benda bergerak, krn berbagai sistem hukum menetapkan kriteria serta klasifikasi yg berbeda2. oleh karena
itu, pertanyaan yg penting di dlm HPI adl berdasar hukum mana kualifikasi jenis benda tsb dilakukan

Dalam kaitan ini, dlm HPI dikenal dua asas utama yg menetapkan bhwa klasifikasi semacam itu harus dilakukan
berdasarkan:

Hukum tempat Hukum tempat


gugatan atas benda benda
diajukan (lex fori) berada/terletak (lex
situs/lex rei sitae)

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


Beberapa asas HPI yg menyangkut penentuan status benda bergerak menetapkan bahwa status benda bergerak
ditetapkan berdasarkan :

Hukum tempat
Hukum tempat
pemegang hak atas
pemegang hak atas Hukum tempat benda
benda tsb
benda tsb berdomisili terletak (Lex Situs)
berkewarganegaraan
(Asas Domisili)
(Asas nasionalitas)

Mobilia Sequntur
personam

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


Untuk benda tetap (benda tdk bergerak) asas umum yg diterima di dalam HPI menetapkan bhw status benda2 tetap
berdasarkan lex rei sitae atau hukum dari tempat benda berada/terletak. Asas ini juga dianut di Indonesia seperti yg dimuat
dlm Pasal 17 AB.

Benda2 yg dikategorikan ke dlm “ benda tak berwujud” biasanya meliputi hutang piutang, hak milik perinsdustrian, atau
hak2 milik intelektual. Asas2 HPI yg relevan untuk menentukan keadaan tersebut harus diberlakukan adalah sistem hukum
dari tempat:

1. Kreditur atau pemegang hak atas benda itu berkewarganegaraan;


2. Gugatan atas benda2 itu diajukan (lex fori);
3. Pembuatan perjanjian hutang piutang (lex loci contractus);
4. Sistem hukum yg dipilih oleh para pihak dlm perjanjian yg menyangkut benda2 itu (Choice of law);
5. Yg memiliki kaitan yg paling nyata dan substansial thdp transaksi yg menyangkut benda tsb (the
most substancial connctor);
6. Pihak yg prestasinya dlm perjanjian ttg benda ybs tampak paling khas dan kharakteristik.

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


Asas- asas hpi dalam hukum
perjanjian

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


Kontrak adlh persetujuan diantara 2 org atau
lebih yg berisi sebuah janji atau janji2 yg Hal Esensial dlm Kontrak
bertimbal balik yg diakui berdasarkan hukum Persetujuan
atau pelaksanaannya diakui sbg suatu Hak dan Kewajiban Melakukan Sesuatu
kewajiban hukum.

Untuk mencari hukum yg berlaku (applicable law) dlm suatu kontak yg mengandung unsur HPI digunakan bantuan titik2
pertalian taau titik taut sekunder, diantaranya adalah pilihan hukum, tempat ditandatanganinya kontrak, atau tempat
dilaksanakan kontrak.

Pada prinsipnya hukum yg berlaku dlm kontrak yg mengandung unsur HPI tsb adl hukum yg dipilih sendiri oleh para pihak
(pilihan hukum). Jika pilihan hukum tsb tdk ditemukan dlm kontrak ybs dpt digunakan bantuan titik2 taut sekunder lainnya
yaitu:
Pilihan Hukum (Choice of Lex Loci Contractus The Proper Law of Contract
law)
Pilihan hukum dgn Lex Lex Loci Solutionis The Most Characteristic
Mercantoria Connections
BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.
Asas- asas hpi untuk penentuan
status badan hukum

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


• Sehubungan dengan pendirian badan hukum itu masalah yg timbul adalah
sistem hukum mana yg dpt digunakan untuk mnetapkan dan mengatur status
kewenangan yuridis suatu badan hukum yg mengandung elemen asing.
• Badan hukum adalah suatu perkumpulan atau organisasi yg oleh hukum
diperlukan seperti seorang manusia, yaitu sbg pengemban hak dan kewajiban,
dpt memiliki kekayaan sendiri, dpt menggugat dan digugat dimuka
pengadilan.
• Dalam teori dan praktek HPI berkembang bbrp doktrin atau asas yg dpt
digunakan untuk menentukan status badan hukum, yaitu:

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.


a) Asas Kewarganegaraan atau Domisili Pemegang Saham
Asas ini beranggapan bhw status badan hukum ditentukan berdasarkan hukum dari tempat
dimana mayoritas pemegang sahamnya mjd WN (lex patriae) atau berdomisili.
b) Asas Centre of Administration Busssiness
Asas ini beranggapan bhw status dan kewenangan yuridik suatu bdan hukum harus tunduk
pada kaidah2 hukum dari tempat yg merpkn pusat kegiatan administrasi badan hukum tsb. Asas
ini umunya diterima di negara2 Eropa Kontinental sprt: Italia, Spanyol, Perancis, Swiss, Jerman
dan Belanda.
c) Asas Place of Incorporation
Asas ini beranggapan bhw satatus dan kewenangan badan hukum sebaiknya ditetapkan
berdassarkan hukum dari tempat badan hukum itu didirikan/ dibentuk. Asas ini dianut di
Indonesia (dan umumnya negara2 berkembang) sbg reaksi thdp penggunaan asas Center of
Administration.
d) Asas Centre of Exploitation
Asas ini beranggapan bhwa status dan kedudukan badan hukum harus diatur berdasarkan
hukum dari tempat perusahaan itu memutuskan kegiatan operasional, eksploitasi, atau kegiatan
produksi brg maupun jasa.
BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.
Sekian dan terima kasih

BY : Nova Septiani Tomayahu, S.H.,M.H.

Anda mungkin juga menyukai