Anda di halaman 1dari 6

Vol. 2 No. 1 Oktober, Th.

2016

IDENTIFIKASI KUALITATIFKLORIN PADA BERAS YANG


DIPERJUALBELIKAN DI PASAR
Sofia Rahmi

Universitas Muslim Nusantara, Medan, Indonesia


Email :rahmisofia10@gmail.com

Abstrak

Beras merupakan suatu bahan makanan yang berguna sebagai sumber energi tubuh manusia.Tidak
jarang produsen menggunakan bahan tambahan pangan dengan tujuan memperpanjang masa simpan
atau memperbaiki tekstur, citarasa dan warna. Salah satu bahan tambahan pangan yang dilarang
ditambahkan pada beras adalah klorin. Karena klorin bersifat merugikan dan membahayakan konsumen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kandungan klorin pada beras yang
diperjualbelikan di pasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yaitu
dengan melakukan pengujian secara kualitatif sampel beras dari lima jenis merek yang berbeda.Dan
dilanjutkan pemeriksaan secara kuantitatif apabila terdapat kandungan klorin pada sampel beras
tersebut.Hasil pengamatan yang diperoleh dari kelima jenis merek beras yang berbeda tidak terdapat
satupun dari beras tersebut yang mengandung klorin. Ini terbukti dari pengujian yang dilakukan secara
kualitatif dengan tidak adanya perubahan warna yang ditimbulkan setelah pemberian amilum 1%
sebanyak 3 tetes dan juga pemberian kalium iodida 10 % sebanyak 3-5 tetes.

Kata Kunci :beras, uji kualitatif, klorin.


Abstract

Rice is one of energy sources needed by human body. The high demand of rice makes recently
manufacturers use food additive in order to expand the storage period and to enhance textur, taste and
color, whereas one of banned rice additives is chlorin. Chlorin is extremely harmful for customers. This
study discusses about the chlorine tested in some rice brands selling in the market. To achieve the
objective of the research, qualitative research method was used and five different brand were chosen as
the sample of the research. As a result, five brands chosen were free from cholrine in which the color of
rice was not changing after tested with three drops pottasium (each drops is 1% of posttasium), and 3-5
drops of iodide (each drops is 10% of iodide).

Keywords : rice, descriptive test, chlorin

1. Pendahuluan Jaya) makanan pokoknya adalah


Indonesia merupakan negara sagu.Sedangakan di wilayah Indonesia
kepulauan.Negara kepulauan Indonesia bagian barat (Jawa, Sumatera, Kalimantan,
memiliki beberapa wilayah yang masing- Bali) makanannya adalah beras.
masing wilayah mempunyai berbagai jenis Beras merupakan suatu bahan
makanan pokok.Misalnya saja di wilayah makanan yang berguna sebagai sumber
Indonesia bagian timur (Maluku dan Irian energi tubuh manusia. Apabila beras sudah

72
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016

dimasak, akan memiliki kandungan kalori asam hipoklorus yang apabila masuk ke
yang cukup tinggi berupa karbohidrat, lemak dalam tubuh manusia akan merusak sel-sel
dan vitamin serta memiliki zat gizi lain tubuh. Klorin yang terdapat pada beras akan
2
seperti protein dan beberapa jenis mineral . bersifat korosif sehingga akan merusak
Dari khasiat yang terkandung pada lambung. Dalam jangka panjang, klorin
beras, tidak jarang produsen menggunakan akan mengakibatkan penyakit kanker dan
bahan tambahan pangan dengan tujuan gangguan ginjal.
memperpanjang masa simpan atau Berdasarkan penelitian Norlatifah
memperbaiki tekstur, citarasa dan (2012), dampak yang ditmbulkan oleh klorin
warna.Salah satu bahan tambahanpangan tergantung pada kadar, jenis senyawa klorin
yang dilarang ditambahkan pada beras dan yang terpenting tingkat toksisitas
adalah klorin.Karena klorin bersifat senyawa tersebut. Pengaruhklorin pada
merugikan dan membahayakan konsumen3. kesehatan dapat menggganggu sistem
Klorin sangat penting digunakan kekebalan tubuh, merusak hati dan ginjal,
sebagai pemutih dalam pabrik kertas dan gangguanpencernaan, gangguan pada sistem
pakaian. Klorin juga digunakan sebagai saraf, dapat menyebabkan kanker dan
bahankimia pereaksi dalam pabrik logam gangguan sistem reproduksi yang dapat
klorida, bahan pelarut klorinasi, pestisida, menyebabkan keguguran.
polimer, karet sintetis dan refrigetan.
Sodium hipoklorit merupakan Dalam bentuk gas, klordapat
komponenpemutih yang digunakan sebagai merusak membranmukus dalam wujud cair,
larutan pembersih, dan desinfektan untuk air dapat menghacurkan kulit.Tingkat klorida
minum sertasistem penyaringanlimbah dan sering naik turun bersama dengan tingkat
kolam renang. natrium. Ini karena natrium klorida atau
Klorin merupakan suatu zat kimia garam merupakan unsur utama dalam
yang biasanya digunakan sebagai pembunuh darah7.
kuman. Tetapi pada saat sekarang ini, klorin Dampak mengkonsumsi beras yang
telah digunakan sebagai bahan pemutih atau mengandung klorin tidakterjadi sekarang.
pengkilat beras agar beras yang bersifat Bahaya untuk kesehatan akan muncul 15-20
standar terlihat seperti beras super. Klorin tahun mendatang. Khususnya jika kita
akan bereaksi dengan air dan membentuk mengkonsumsi beras tersebut secara terus-

73
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016

menerus.Batas paparan gas klor 1 ppm dan berbahaya pada proses penggilingan padi,
kadar 0,1% sudahdapat mengakibatkan huller dan penyosohan beras. Peraturan ini
kematian dalam beberapa menit. bertujuan untuk menjamin mutu beras bebas
Mengidentifikasinya dari muntahan dan dari bahankimia berbahaya, memberi
napas penderita keracunan, tercium bau gas perlindungan terhadap masyarakat atas mutu
klor. Selain itu, gas klor akan memutihkan dan keamanan panganserta memberi
warna pakaian atau kain yang basah. ketenteraman bagimasyarakat terhadap beras
Di bawahini merupakan ciri-ciri yang dikonsumsi. Bahan kimia berbahaya
beras yang mengandung klorin dan tidak yang dilarang digunakan dalam proses
mengandung klorin seperti yang tertera pada penggilingan padi, huller dan penyosoh
Table 1. (Norlatifah, 2012). beras tersebut antara lain berisi larangan
Tabel 1. Perbedaan Ciri-Ciri Beras yang penggunaan klorin dan senyawanya, asam
Mengandung Klorin dan borat dan garamnya, asam salisilat dan
Beras garamnya, dietilpirokarbonat
Beras Tanpa
No Mengandung
Klorin (diethylpirocarbonate DEPC), dulsin
Klorin
1. Warna putih sekali Warna putih kelabu (dulcin), kloramfenikol (chloramphenicol),
Beras lebih Beras tidak
2. nitrofurazon (nitrofurazone), larutan
mengkilap mengkilap
Licin dan tercium Kesat dan tidak formaldehyde/formalin, rodhamin B,
3.
bau kimia berbau
Jika dicuci, warna Jika dicuci, warna paraformadehyde, tiroksan dan kuning
air hasil cucian air hasil cucian
4. metanil.
beras kelihatan beras keruh dan
bening kekuningan Berdasarkan uraian di atas,
Jika beras Jika beras direndam
direndam selama 3 selama 3 hari, beras dilakukan identifikasi kualitatif klorin pada
5.
hari, tetap bening akan menimbulkan
beras yang diperjualbelikan di pasar.
dan tidak berbau bau tidak sedap
Ketika sudah di Ketika sudah di
masak dan ditaruh masak dan ditaruh Alat dan Bahan
di dalam di dalam
penghangat nasi penghangat nasi Alat
6.
dalam semalam tahan 1 hari 1
nasi sudah malam tanpa Erlemeyer 250 ml, gelas ukur 50 ml, gelas
menimbulkan bau menimbulkan bau beker 50 ml, pipet volum 5 ml, labu ukur
tidak sedap tidak sedap 100 ml, buret, statif dan klem, kompor
Pada Peraturan Menteri Pertanian listrik, tabung reaksi, corong, neraca
Nomor: 32/Permentan/OT.140/3/2007 tentang analitik, aluminium foil, kertas saring.
pelarangan penggunaan bahan kimia

74
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016

Bahan kalium iodida 10% 3-5 tetes. Warna

Akuades, beras, amilum 1 %, kalium iodida akan tetap bening.

10%. - Cara Pemeriksaan Kontrol Sampel

Prosedur Kerja Positif

1. Pembuatan Larutan Amilum 1 % Ditimbang 10 g beras, lalu

Ditimbang 0,5 g amilum. Dimasukkan ke ditambahkan 50 ml akuades.Dikocok

dalam erlemeyer, ditambahkan 50 ml dan ditutup menggunakan aluminium

akuades. Diadukdan dipanaskan di atas foil.Disaring air beras dan diambil

kompor listrik sampai larutan filtratnya.Filtrat ditambahkan larutan

homogen.Didinginkan, lalu dimasukkan ke pemutih secukupnya. Lalu

dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan ditambahkan amilum 1% 3 tetes dan

akuades sampai batas tanda. laurtankalium iodida 10% 3-5 tetes.

2. Pembuatan Kalium Iodida 10% Warna air beras akan berubah

Ditimbang 5 g kalium iodida.Dimasukkan menjadi biru lembayung.

ke dalam erlemeyer.Ditambahkan 50 ml - Cara Pemeriksaan Sampel Yang

akuades.Diaduk dan dipanaskan di atas Mengandung Klorin

kompor listrik agar larutan Ditimbang 10 g beras, lalu

homogen.Didinginkan dan dimasukkan ditambahkan 50 ml akuades.Dikocok

larutan ke dalam labu ukur.Ditambahnkan dan ditutup menggunakan aluminium

akuades sampai batas tanda. foil.Disaring air beras dan diambil

3. Cara Pemeriksaan Klorin Secara filtratnya.Filtrat ditambahkan

Kualitatif amilum 1% 3 tetes dan laurtan

- Cara Pemeriksaan Kontrol Sampel kalium iodida 10% 3-5 tetes. Warna

Negatif air beras akan berubah menjadi biru

Ditimbang 10 g beras lalu lembayung.

ditambahkan akuades 50 ml. 3. Hasil dan Pembahasan

Dikocok, ditutup menggunakan Berdasarkan hasil pengujian yang

aluminium foil. Disaringair beras dilakukan sebanyak dua kali, diperoleh hasil

dan diambil filtratnya.Ditambahkan pemeriksaan klorin secara kualitatif

larutan amilum 1% 3 tetes dan padalima jenis merek beras yang berbeda
tertera padaTabel 2.

75
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016

Tabel 2. Hasil Identifikasi Klorin Secara tidak mengalami perubahan warna menjadi
Kualitatif pada Lima Jenis Merek Beras
biru lembayung.
yang Berbeda
Pada kontrol positif larutan baku air
Hasil Hasil
No Sampel beras yang dicampur bahan pemutih NaClO
Pengamatan Akhir
Kontrol
1. Bening Negatif diteteskan amilum 1% hingga larutan uji
Negatif
Kontrol tercampur. Larutan uji telah melarut dengan
2. Biru Lembayung Positif
Positif
3. A1 Bening Negatif amilum, kemudian diidentifikasi dengan
4. A2 Bening Negatif penambahan larutan kalium iodida 10%,
5. B1 Bening Negatif
6. B2 Bening Negatif pada tetes pertama terbentuk warna kuning
7. C1 Bening Negatif muda pada larutan yang hanya timbul sesaat
8. C2 Bening Negatif
9. D1 Bening Negatif kemudian hilang. Larutanuji telah
10. D2 Bening Negatif
11. E1 Bening Negatif
larutsempurna dengan kalium iodida, pada
12. E2 Bening Negatif tetes kedua terbentuk warna biru kehitaman
Identifikasi klorin pada beras
lemah dan menghilang. Pada tetes ketiga
dilakukan dua kali (duplo) dikarenakan pada
sampai tetes kelima terjadi perubahan warna
saat pmeriksaan bisa terjadi kesalahan pada
menjadi biru lembayung di atas larutan yang
pengujian pertama serta diperlukan
bening yang terpisah.
ketepatan dan kecermatan dalam hasil uji
Terjadinya perubahanwarna dari
yang dilakukan. Pada uji ini digunakan
bening menjadi biru lembayung dikarenakan
reagenKalium Iodida 10% dan amilum 1%.
asam klorida encer yang larut berubah
Pada uji kontrol negatif saat ditetesi larutan
menjadi kuning, kemudian timbul
amilum 1% sebanyak 3 tetes larutan
pembuihan dan klor dilepaskan :
bercampur dan ditetesi larutan kalium
iodida 10% sebanyak 3–5 tetes tidak ada OCl- + H+ HOCl
perubahan warna. Sedangkan pada kontrol
HOCl + H+ + Cl- Cl2 + H2O
positif dengan adanya perubahan warna
menjadi biru lembayung. Gasini berwarna hijaukekuningan
Pada hasil pengujian dan baunya yang merangsang, dari sifat
diperolehsemua sampel beras dengan uji asam klorida yang memutihkankertas
kualitatif mendapatkan hasil negatif atau lakmus yang basah dan dari kerjanya atas
tidak mengandung klorin karena sampel uji kertas kalium iodida- kanji yang diubahnya
menjadi biru lembayung. Perubahan warna

76
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016

biru lembayung terbentuk akibat lepasnya I2 772/Menkes/Per/XI/1988


tentang Bahan Tambahan
yang berikatan dengan amilum membentuk
Makanan.
senyawa kompleks. Peraturan Menteri Pertanian No. 32 tahun
2007. Tentang Pelarangan
Klorida yang dipanaskan dengan
Penggunaan Bahan Kimia
asam sulfat dan mangan (IV) oksida terjadi Berbahaya Pada Proses
Penggilingan Padi, Huller dan
klor yang memutihkan kertas lakmus basah
Penyosohan Beras.
dan apabila dicampurkan dengan kanji– Sartono. (2012). Racun Dan Keracunan.
Jakarta: Penerbit Widya Medika.
iodida terjadi perubahan warnabiru
Sinuhaji. D.N. (2009). Perbedaan
lembayung (Farmakope Indonesia, 1979). Kandungan Klorin (Cl2) Pada
Beras Sebelum dan Sesudah
4. Kesimpulan
Dimasak Tahun 2009. Skripsi.
Berdasarkan hasil pengujian secara kualitatif Medan: Universitas Sumatera
Utara.
terhadap lima jenis merek beras yang
Svehla G. (1985). Vogel Buku Teks Analisis
berbeda tidak ditemukan adanya campuran Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro.Edisi Kelima.
klorin sehingga tidak perlu dilanjutkan
Jakarta: Penerbit Kalman Media
pengujian secara kantitatif. Pustaka
Daftar Pustaka
Desrosier Norman W. (2008). Teknologi
Pengawetan Pangan. Edisi
Ketiga. Penerbit Jakarta:
Universitas Indonesia.
Cahyadi, W. (2012). Analisis dan Aspek
Kesehatan Bahan Tambahan
Makanan. Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan
Makanan Departemen Kesehtan
Republik Indonesia. (1979).
Farmakope Indonesia. Edisi
Ketiga. Jakarta.
Norlatifah. (2012). Identifikasi Klorin secara
Kualitatif Pada Beras Yang
Dijual Di Pasar Besar
Kecamatan Pahandut Palangka
Raya.Prosiding. Vol 2. No.1.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1168/Menkes/Per/X/1999
tentang perubahan atas Peraturan
Menteri Kesehatan No.

77

Anda mungkin juga menyukai