Anda di halaman 1dari 33

KONSEP KERAJINAN

“PATCHWORK BED COVER KOLABORASI MOTIF PAKPAK DAN


NEGARA CINA “

Dosen Pengampu:

Netty Juliana,Si,Sn,M.Ds

Disusun Oleh:

Nama : Kristin R Sianturi

Nim : 5203343022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul
““PATCHWORK BED COVER KOLABORASI MOTIF PAKPAK DAN NEGARA
CINA Banyak hal yang penulis sudah lalui dalam mengerjakan makalah ilmiah ini, dan
makalah ilmiah ini memberikan banyak pengalaman kepada penulis. Melalui makalah ilmiah
ini penulis belajar tentang ketelitian, kesabaran, ketekunan, dan kerja keras. Adapun tujuan
dari penulis dari makalh ini untuk memenuhi tugas dari Dosen pada mata kuliah
kerajinan.selain itu, makalah ini juga mbertujuan untuk menambah wawasan tentang peta
konsep kerajinan bagi para pembaca.

Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Netty Juliana,Si,Sn,M.Ds selaku dosen


pengampuh yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya ucapkan terimakasih kepada orang tua dan
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna . oleh karena itu , kritik dan saran yang
membangun akan saya nantiakan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 24 Maret 2021

Kristin R Sianturi

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2Tujuan Makalah............................................................................................................................4
1.3Batasan masalah...........................................................................................................................4
BAB II TEORI DASAR...............................................................................................................................5
2.1 Pengertian Teknik Patchwork................................................................................................5
2.2 Desain dan Prinsip Teknik Patchwork....................................................................................6
2.3 Bahan dan Alat yang Digunakan untuk Taknik Patchwork.....................................................7
2.4 Ornamen yang Dipilih............................................................................................................7
2.41 Ornamen PakPak................................................................................................................7
2.42 Ornamen Cina..................................................................................................................10
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................13
3.2. Saran.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini sebagai pengusaha atau kewirausaan mulai dilirik oleh banyak orang. Wirausaha
mengajarkan aspek penting kreativitas dan santri panti asuhan yang kurang mampusebagai
bentuk kontribusi nyata dalam usaha memandirikan dan memberdayakan mereka. Dengan car
akita membuat Patchwork dari seni tradisional yang ada didaerah yang kita tempati atapun
dari luar negeri. Keaneka ragaman suku yang ada didunia ini membawa dampak
perkembangan motif ornament yang dimiliki masing-masing suku. Sering kali suatu lembar
kain dihiasi motif ornament berbagai etnis di suku-suku yang ada didunia ini dengan car akita
mengkorelasikannya.

Patchwork adalah kerajinan yang menggabungkan potongan-potongan kain perca satu dengan
yang lainnya dan memiliki motif atau warna yang berbeda-beda lalu menjadi suatu bentuk
baru. Patchwork adalah seni tradisional yang berasal dari orangorang Eropa yang pertama
kali ditemukan di Amerika Serikat, karena pada waktu itu kesulitan mendapatkan bahan
tekstil, maka mereka memanfaatkan sisa-sisa dari kainkain yang rusak atau tidak bisa dipakai
dengan mengguntingnya lalu dijadikan bentuk yang dapat dimanfaatkan kembali, termasuk
selimut. Tetapi perkembangan patchwork tidak hanya menghasilkan selimut, bermacam-
macam produk dibuat dari guntingan kain-kain yang dijadikan satu sehingga menghasilkan
seperti hiasan dinding, lukisan dan lain-lainnya

Teknik patchwork lahir sekitar abad ke-4 di negara Mesir. Teknik ini digunakan pada
awalnya karena pada zaman dahulu pernah ada pabrik kain di Mesir yang kehabisan kain
untuk pembuatan sebuah layar kapal laut, sehingga para pekerja akhirnya memutuskan untuk
menyambung beberapa kain lagi untuk membentuk layar kapal. Karena bila membeli kain
yang baru lagi akan mengeluarkan biaya yang cukup besar, itu sebabnya mereka menggukan
kain bekas yang berbeda-beda motifnya. Kain sambungan ini bisa dilihat pada kapal laut
milik masyarakat Mesir di Thebes.

Seiring dengan perkembangan zaman model-model bed cover pun semangkin


berkembang,ada banyak desain yang menarik menggunakan motif-motif yang indah, tetapi
masih sedikit yang menerapkan berbagai ornamen atau motif dari pada suatu daerah.Maka
dari itu wajar saja untuk saat ini tak banyak orang yang mengetahui mengenai ornamen

4
ornamen kebudayaan suatu daerah.Maka dari itu saya akan menerapkan ornamen yang
berasal dari dua daerah yaitu Nias dan negara Jepang ke dalam produk kerajinan patchwork
bed cover. Dalam menerapkan bentuk desain motif yang saya gunakan pada produk kerajinan
bed cover, saya terinspirasi dari ornamen atau simbol Gerga Perbunga Koning dan Gerga
Perhembun kumeke. Dan ornamen cina yaitu ornament lasem

1.2Tujuan Makalah
1. Membuat system yang dapat solusi optimal dalam Teknik pemotongan kain.
2. Menjadi sarana melatih dan mengasah kekreativitasan mahasiswa.
3. Menhasilkan produk desain yang menarik dan unik dengan mengkorelasikan beberapa
ornament.
4. Mengurangi penumpukan kain perca yang tidak digunakan lagi.

1.3Batasan masalah
1. Cara Menhasilkan produk desain yang menarik dan unik dengan mengkorelasikan
beberapa ornament.
2. Bagaimana cara mengatasi penumpukankain perca.

5
BAB II TEORI DASAR

2.1 Pengertian Teknik Patchwork


Patchwork adalah kerajinan yang menggabungkan potongan-potongan kain perca satu dengan
yang lainnya dan memiliki motif atau warna yang berbeda-beda lalu menjadi suatu bentuk baru.
Patchwork adalah seni tradisional yang berasal dari orangorang Eropa yang pertama kali
ditemukan di Amerika Serikat, karena pada waktu itu kesulitan mendapatkan bahan tekstil, maka
mereka memanfaatkan sisa-sisa dari kainkain yang rusak atau tidak bisa dipakai dengan
mengguntingnya lalu dijadikan bentuk yang dapat dimanfaatkan kembali, termasuk selimut.
Tetapi perkembangan patchwork tidak hanya menghasilkan selimut, bermacam-macam produk
dibuat dari guntingan kain-kain yang dijadikan satu sehingga menghasilkan seperti hiasan
dinding, lukisan dan lain-lainnya.

Teknik patchwork lahir sekitar abad ke-4 di negara Mesir. Teknik ini digunakan pada awalnya
karena pada zaman dahulu pernah ada pabrik kain di Mesir yang kehabisan kain untuk pembuatan
sebuah layar kapal laut, sehingga para pekerja akhirnya memutuskan untuk menyambung
beberapa kain lagi untuk membentuk layar kapal. Karena bila membeli kain yang baru lagi akan
mengeluarkan biaya yang cukup besar, itu sebabnya mereka menggukan kain bekas yang
berbeda-beda motifnya. Kain sambungan ini bisa dilihat pada kapal laut milik masyarakat Mesir
di Thebes. Desain motif yang dapat digunakan pada teknik patchwork yaitu:

a) Diamonds, merupakan bentuk belah ketupat yang disusun sedemikian rupa sehingga
terbentu motif permata

b) Squares, merupakan bentuk kotak-kotak yang satu dengan yang lainnya saling
menyambung.

c) Shells, merupakan susunan bentuk kerang.

d) Crazy patchwork, merupakan susunan dari bentuk-bentuk potongan motif kain yang tidak
beraturan baik ukuran maupun warna

Gambar 2 1 pola motif Patchwork (Sumber : Ondori (tt: 5-6)

6
Berbagai produk kriya tekstil dengan teknik patchwork, sebagai berikut:

Gambar 2 2 Produk Kriya Tekstildengan Teknik Patchwork

(Sumber : http://imgs.embroiderersguild.com 2009)

2.2 Desain dan Prinsip Teknik Patchwork


Desain hias dari pembuatan produk kriya tekstil dengan teknik patchwork harus
disesuaikan dengan jenis produk yang akan dibuat dan di ruangan mana produk tersebut
akan disimpan. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat produk kriya
dari teknik patchwork, adalah:

1. Buat desain hias yang akan dibuat dan juga benda yang akan dibuat, apakah benda
tersebut memiliki fungsi sebagai benda hias atau sebagai benda pakai (atau memiliki
fungsi keduanya).

2. Pilih bahan tekstil yang memiliki corak dan warna yang sesuai dengan desain yang
akan dibuat. Pilih kain yang bercorak yang digabungkan dengan kain polos. Untuk
warna dapat dipilih warna yang monologis/gradasi warna dari warna tua sampai
warna muda.

3. Pada saat proses pembuatan potongan-potongan kain, sertakan kain pelapis


(viseline) dan kemudian seterika supaya pola yang dibuat bentuknya rapi.

7
2.3 Bahan dan Alat yang Digunakan untuk Taknik Patchwork
Bahan yang cocok dipergunakan dalam pembuatan produk kriya tekstil dengan teknik
patcwork, yaitu bahan utama berupa kain katun, karena kain katun merupakan salah satu
kain yang mudah dibentuk. Bahan tambahan yang dipergunakan berupa kain pelapis
(viseline). Alat yang dipergunakan untuk membuat berbagai produk kriya dari teknik
patchwork, adalah: Pensil, penggaris, kertas roti (alat tulis), untuk membuat pola desain
motif hias dari patchwork, gunting kertas, gunting kain, seterika listrik dan mesinj jahit.

2.4 Ornamen yang Dipilih


2.41 Ornamen PakPak
2.4.1.1 Jenis Gerga
1. Gerga Perhembun Kumeke

Gerga ini biasa diletakkan di bawah Gerga Perbunga Koning, dan Gerga ini
melambangkan cita-cita agar pemilik rumah mendapat banyak keturunan dan banyak
harta. Jika Gerga ini diletakkan di lesplang maka berfungsi sebagai penangkal dari
segala hal yang buruk.

Gambar 2 3 Gerga Perhembun Kumeke


2. Gerga Perbunga Koning
Hiasan ini melambangkan puncak keindahan bagi kaum wanita, gerga ini juga
melambangkan keindahan agar penghuninya disukai orang lain seperti bunga kunyit
yang harum semerbak. Gerga ini biasa diletakkan tengah segitiga atap yang membujur
memotong ujung dari pada nengger sebagai bidang yang menghubungkan kedua sisi
atap.

8
Gambar 2 4 Gerga Perbunga Koning

2.4.1.2 Sejarah Bentuk dan Simbol

Keragaman suku budaya yang ada di Indonesia memiliki ornamen masingmasing


dengan sebutan ornamen yang berbeda- beda. Seperti di Sumatra Utara dalam bahasa
Batak Toba, Batak Simalungun dan Batak Mandailing ornamen itu disebut dengan
gorga. Ornamen Batak Karo dan Pakpak disebut dengan gerga/okir. Ornamen Nias
disebut dengan sora-sora dan ornamen Melayu disebut juga dengan ragam hias.
Dalam Kamus Pakpak Indonesia dijelaskan bahwa gerga: “gambar, khusus mengenai
gambar ukiran pada rumah-rumah dsb”. Gerga adalah ragam hias; ornamen -
ornamen ukiran. Maibang dalam bukunya mengenal etnis Pakpak lebih dekat
menjelaskan bahwa: “Pada suku Pakpak ornamen/ukiran ini pada zaman dahulu kala
adalah sangat berarti: penempatan dan penggunaan maupun pemakainnya adalah
berdasarkan pertimbangan dan pemikiran pemiliknya”.

Okir Pakpak ada yang diukir dan ada yang dilukis. Ornamen ini mengandung suatu
pengertian yang tersendiri dimana satu lain ornamen ini memiliki makna tersendiri
dalam budaya Pakpak. Selain di terapkan di bangunan, ornamen ini juga diterapkan
pada peralatan/perkakas rumah. Berbagai sosok yang terdapat pada benda-benda kecil
dan besar bahkan pada bangunan atau senjata, perhiasan yang memberi kesan menarik
dari sisi keindahan dan bermakna sakral hubungan kepada roh-roh halus leluhur
nenek moyang suatu etnis atau dalam bangsa disebut ndiokirndiguraten menurut
bahasa 16 etnis Pakpak sejak zaman purbakala sampai sekarang disebut Ornamen.
(Makalah Pengurus Besar Lembaga Kebudayaan Pakpak). Ornamen Pakpak atau okir
dapat dibagi menurut bentuk garis- garisnya sehingga berbentuk motif atau pola.
Dalam bukunya yang berjudul Mengenal Ethnis Pakpak Lebih Dekat oleh Maibang

9
dan Buku Gerga/Okir Pakpak (Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Pakpak Bharat)
menuturkan jenisjenis motif ornament.

2.4.1.3 Desain Sketsa Gambar Motif

Gambar 2 5 korelasi Gerga Perhembun Kumeke dan Perbungan Koning dan ornamen lasem

2.42 Ornamen Cina


2.4.2.1. Jenis Ornamen

Ornamen Lasem

Lasem, merupakan sebuah kota kecil atau tepatnya sebuah kecamatan yang berada di
Kabupaten Rembang. Lasem, kini juga dikenal juga sebagai Petit Chinois atau
“Tiongkok kecil” karena merupakan kota awal pendaratan orang Tionghoa di tanah
Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di kota
Lasem.Lasem dikenal sebagai kecamatan yang memiliki percikan kekhasan Tionghoa
hampir di setiap sudutnya, baik melalui penduduknya, budayanya, maupun
bangunannya. Dari hal tersebut, yang paling mudah dilihat dan dikenali adalah
melalui bangunannya. Bangunan-bangunan yan terdapat di Lasem masih memiliki
ciri-ciri yang dapat diamati melalui kemiripan detailnya dengan arsitektur tradisional
Tionghoa. Bangunan bergaya arsitektur tradisional Tionghoa tersebut tidak hanya
berbentuk tempat tinggal, namun juga terdapat klenteng yang memiliki tempat

10
tersendiri dalam hati masyarakat Tionghoa yang berada di Lasem. Masyarakat
Tionghoa memasuki Lasem dan mendirikan klenteng bukan hanya berfungsi untuk
kegiatan ibadah semata, namun juga sebagai tempat berkumpulnya komunitas
Tionghoa.Di Lasem, terdapat tiga klenteng yang merupakan kebanggan daerah
tersebut. Ketiga klenteng tersebut adalah Klenteng Cu An Kiong, Klenteng Gie Yong
Bio, dan Klenteng Poo An Bio. Berdasarkan pengamatan awal dari kunjungan ke
Lasem, ketiga klenteng tersebut memiliki bentuk yang relatif serupa satu dengan yang
lainnya. Ketiga klenteng merupakan sebuah bangunan “courtyard house”. Walaupun
ketiga klenteng tersebut mempunyai tata ruang yang sama, melalui observasi, tetap
terlihat perbedaan pada ketiga klenteng tersebut. Perbedaan yang paling mudah
ditangkap secara visual adalah melalui ornamen.Ketiga klenteng tersebut masing-
masing memiliki karakter tersendiri menurut cerita dari penduduk setempat. Maka,
ornamen yang terdapat pada ketiga klenteng tersebut juga berbeda-beda. Di dalam
Klenteng Poo An Bio, terdapat ornamen berupa lukisan cerita Sam Kok pada dinding
bagian dalamnya. Mengenai lukisan Sam Kok tersebut, menurut buku Sastra
Indonesia Awal: Kontribusi Orang Tionghoa oleh Claudine Salmon, terdapat
beberapa klenteng yang tersebar di pesisir utara Pulau Jawa yang juga melukis kisah
tersebut pada dinding klentengnya, seperti terdapat pada klenteng-klenteng di Cirebon
dan Surabaya. Namun, dalam buku tersebut, tidak disebutkan Klenteng Poo An Bio
sebagai salah satu klenteng yang memiliki lukisan Sam Kok.Ornamen, sebagai
elemen visual bangunan, merupakan hasil manifestasi kebudayaan dalam suatu era.
Dalam era arsitektur pra-modern, sebelum munculnya gerakan arsitektur modern,
ornamen dalam arsitektur memperlihatkan dari zaman apa gaya arsitektur tersebut
lahir. Ornamen juga memberikan keunikan yang membedakan klenteng dengan
bangunan yang lain. Ornamen pada hal ini berkaitan juga dengan fungsinya sebagai
simbol, yaitu mempunyai makna tertentu dibalik bentuk fisiknya dan hal tersebut
mencerminkan suatu kepercayaan dan kebudayaan dari masyarakat Tionghoa. Hal ini
berkaitan erat dengan sejarah Kecamatan Lasem sebagai tempat masuk dan
berkembangnya masyarakat Tionghoa melalui perdagangan dan migrasi. Ornamen
dalam hal ini menjadi sebuah resonansi budaya bagi masyarakat Tionghoa untuk tetap
berhubungan dengan budaya asal mereka.Hubungan antara ornamen melalui
konteksnya dalam arsitektur dengan masyarakat keturunan Tionghoa yang berada di
Lasem dapat menunjukkan resonansi budaya yang dibawa dari negara asal masyarakat
Tionghoa dan pengaplikasiannya pada konteks Kecamatan Lasem. Kurangnya
11
pendokumentasian akan hal ini menjadikan Klenteng Poo An Bio sebagai salah satu
klenteng yang karakternya kurang muncul ke permukaan dibandingkan dengan dua
klenteng lainnya yang berada di Lasem. Maka dari itu, hal tersebut dapat menjadi
sebuah penelitian yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Kajian tersebut juga
diharapkan akan membawa kesadaran terhadap kebudayaan Tionghoa di Kecamatan
Lasem sebagai hal yang patut dijaga dan dilestarikan. Dengan menyadari potensi
Kecamatan Lasem sebagai daerah pariwisata, diharapkan kajian ini dapat memberikan
kontribusi kepada komunitas di Kecamatan Lasem.

Gambar 2 6 Ornamen Lasem

2.4.1.4 Sejarah Ornamen Lasem


Bicara soal etnis China di Jawa, maka Lasem adalah pusatnya. Kini, Lasem atau
Lao Sam dikenal juga sebagai ‘China kecil’ yang merawat perpaduan budaya China
dan Jawa. Ada banyak sumber yang menerangkan sejarah dari daerah Lasem yang
berada di kabupaten Rembang ini. Pada abad ke-14 sampai 15, Lasem menjadi
salah satu tempat berkembangnya para imigran dari Tiongkok, selain di Semarang
(Sampotoalang) dan Ujung Galuh (Surabaya). Datangnya armada besar Laksamana
Cheng Ho sebagai duta politik Kaisar China ke Jawa pada masa Dinasti Ming,
mereka memperoleh legitimasi untuk melakukan aktivitas perniagaannya dan
kemudian banyak yang tinggal dan menetap di daerah pesisir utara Pulau Jawa.
Mereka ingin membina ‘hubungan bilateral’ dengan kerajaan Majapahit terutama
dalam bidang kebudayaan dan perdagangan.Tentunya dalam beberapa kondisi,
Lasem zaman dahulu dan sekarang tidaklah sama persis. Lasem kini adalah slah
satu kecamatan di Kabupaten Rembang, sekitar 12 km ke arah timur dari ibukota
kabupaten Rembang. Letaknya yang dilewati oleh jalur pantura, menjadikan kota ini
sebagai tempat yang strategis dalam bidang perdagangan dan jasa. Meskipun

12
demikian, perkampungan Tionghoa masih sangat banyak tersebar di Lasem. Gang-
gang rumah penduduk di Lasem dibatasi dinding tinggi dengan pintu berbahan kayu
tebal dengan aksara China atau tulisan Han Zi. Penduduk perumahan yang
dibangun dengan gaya arsitektur China itu rata-rata adalah produsen batik.

2.4.1.5 Bahan atau Material yang Digunakan pada Pembuatan Produk Kerajinan
Patchwork Bed Cover
1. Pensil, penggaris, kertas roti (alat tulis). untuk membuat pola desain motif
hias dari patchwork.

2. Gunting kertas dan gunting kain.

3. Rotary Cutter untuk memotong kain

supaya lebih lurus sehingga potonganpotongan kain bisa lebih pas saat dijahit.

4. Cutting Mat sebagai landasan saat melakukan pemotongan kain dengan


rotary cutter.

5. Quilt ruler sebagai penggaris sekaligus alat bantu saat memotong kain.

6. Setrika listrik untuk mengepres kain.

7. Mesin jahit untuk menyambung potongan kain

8. Bahan kain perca untuk patchwork

9.Bahan kain utama, dalam hal ini saya menggunakan kain berbahan katun
atau biasa si sebut katun jepang dengan kriteria katun jepang polos.

PROSEDUR KERJA

Cara Memotong Kain

Sebelum memotong kain, yang perlu ditentukan terlebih dahulu adalah TINGGI
KERUNG yang kita inginkan. Di sini saya pakai tinggi kerung 30 cm supaya sprei nya
tidak gampang jebol dari kasur. Dengan ukuran kasur 160 x 200 cm, maka kain sprei
saya harus dipotong seperti gambar di bawah ini. Jadi, ukuran kain yang harus
dipotong adalah 220 x 260 cm

13
Menjahit Sudut Sprei

Inti dari menjahit sprei sebenarnya memang hanya menjahit sudut saja. Kalau sudut
sprei sudah selesai dijahit, artinya sprei sudah siap dipakai deh.

1. Dengan pena atau fabric marker, buat garis tanda berupa 2 bujur sangkar di sudut
sprei.

Bujur sangkar pertama (garis solid), ukurannya 30 cm.

Bujur sangkar kedua (garis putus-putus), ukurannya 1,5 cm lebih kecil dari yang
pertama, yaitu 28,5 cm.

2. Di antara sudut bujur sangkar pertama dan kedua tandai dengan garis
penghubung.

3. Gunting pada bagian garis putus-putus.

4. Lipat sudut yang sudah digunting. Kain bagus menghadap keluar sehingga
tampak . Sematkan jarum pentul.

5. Jahit sepanjang tepian dengan jarak kira-kira 0,5 cm dari pinggir

6. Setelah selesai dijahit, balik kain sehingga kain jelek sekarang menghadap keluar.
Sematkan jarum pentul sepanjang garis solid yang sudah kita bikin pada langkah 1
tadi.

7. Jahit sepanjang garis solid.

8. Balik kain yang sudah dijahit sehingga kain bagus menghadap keluar.

14
Menjahit Tepian Sprei & Karet Sudut

1. Untuk karet sudut, siapkan karet meteran. Idealnya kita pakai karet yang lebarnya
sekitar 2 cm. Potong karet meteran dengan panjang 25 – 30 cm. Siapkan 4 buah

2. Untuk tepian sprei, kita bisa membuat jahitan keliman biasa.

3. Mendekati bagian sudut sprei, masukkan karet meteran di bawah keliman dan
jahit sepanjang + 1 cm.

4. Selanjutnya, sembari menjahit keliman dan karet, kita harus menarik karet
tersebut.

Prosedur kerja sarung bantal

1 . Potong kain 45 x 65 m dan untuk lidah kain 27 x 45.

2setelah kain dipotong salah satu kain kelim 1 lalu dilipat 3 cm lagi

dan lidah juga diberi kelim 1 cm

3. Kemudian di satukan kain yang sudah diberi kelim dengan kain yang belum diberi
kelim dengan kampuh 1cm.

prosedur kerja sarung bantal guling

Dimensi ukuran sarungnya adalah 74 cm x 120 cm guntinglah 2 lembarPertama saya


membuat lubang/tabung untuk tempat talinya, ukurlah 13 cm dari atas dan beri
tandaberi tanda kapur kuningGunting sekitar 1.5 cm tepat di atas tanda tadiLipatlah
pinggiran kain ke arah dalam di atas belahanlalu lipat sekali lagiTahan dengan
meyematkan jarum pentul

jahit sepanjang lipatanBerikutnya buat tanda garis horizontal.Kira-kira 10 cm dari


pinggiran atas/bawah.Lipat kain hingga sisi kain bertepatan dengan garis horizontal
tadi, tahan.lalu lipat sekali lagi selebar lipatan pertama, tahan.Semat dengan jarum
pentul, usahakan posisi jarum menandakan garis jahitan (1.75 cm dari lipatan
sebelah dalam).Jahitlah tepat di atas posisi jarum pentul.

15
LAMPIRAN

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
BAB III PENUTUP

31
3.1 Kesimpulan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi sebagai ilmu pengetahuan dan berguna untuk
kerajinan selanjutnya dan dapat menjadi alternatif pedoman pengembagan industry tekstil
dengan cara mengkorelasikan ornamen Pakpak dan ornamen Lasem Cina. Dengan demikian
masyarakt dapat lebih memahami makna filosofi dari berbagai motif ornamen yang
dikenakannya. Nilai-nilai filosofi yang terkandung pada setiap ornamen akan menjadi kreatif
bagi masyrakat tersendiri dan kita juga bisa mengetahui nilai budaya yang terkandung dari
motif ornamen.
3.2. Saran
Penulis mengharapkan kritik dan sarang yang sangat mendukung untuk kesempurnaan
makalah yang ini.

32
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/167365-ID-penerapan-ornamen-sebagai-ciri-
budaya-ti.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/22392/9/9%20Bab%20I.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1204505068-3-BAB%20II.pdf

33

Anda mungkin juga menyukai