Sementit
Peb 2010 Triantoro 1
MEKANISME PENGUATAN LOGAM
Pada pemakaian bahan logam untuk keperluan
struktur selalu diperlukan paduan-paduan yang memiliki
kekuatan tinggi tapi masih cukup liat & cukup tangguh
(tough). Perlu diingat bahwa pada umumnya keliatan
paduan akan berkurang jika paduan tersebut diperkuat.
Berbagai cara dapat dipakai untuk memperkuat suatu
jenis bahan logam, & sering kali pemilihan suatu paduan
untuk keperluan tertentu tergantung pada kemungkinan
paduan tersebut untuk disesuaikan sifat-sifat
mekanisnya sesuai dengan keperluan untuk dapat
memahami mekanisme penguatan logam perlu benar-
benar dimengerti hubungan antara gerakan dislokasi
dengan sifat-sifat bahan
Sementit
Peb 2010 Triantoro 2
MEKANISME PENGUATAN LOGAM
Sementit
Peb 2010 Triantoro 3
MEKANISME PENGUATAN LOGAM
Sementit
Peb 2010 Triantoro 4
Pengerasan Regangan
Gbr 1 menunjukkan kurva tegangan - regangan suatu
bahan logam. Jika tegangan yg tidak melebihi kekuatan
luluh bahan (σy), maka tidak akan terjadi deformasi
plastis, elastis yang terjadi akan hilang.
Pada pembuatan suatu komponen kadang-kadang
diperlukan proses yang menimbulkan deformasi plastis,
dengan demikian tegangan yang bekerja haruslah di
atas kekuatan Iuluh bahan.
Gbr disamping
menunjukkan
adanya Perubahan
kekuatan Iuluh
pada penguatan
regang
Sementit
Peb 2010 Triantoro 5
Pengerasan Regangan
Jika pd suatu spesimen bekerja tegangan sebesar σ1
yang lebih besar dari σy (lihat gambar diatas), akan terjadi
regangan permanen €i setelah tegangan yang bekerja
dilepaskan. Jika spesimen tersebut diuji kembali maka
kekuatan luluh akan naik menjadi σ1, selanjutnya
hubungan σ-€ akan mengikuti kurva lain, seperti
ditunjukkan pada gambar. Spesimen yg ditarik sampai σ2 >
σ1 (gambar diatas), beban dilepas kemudian diuji lagi
akan mengalami Iuluh pada Setiap kali diberikan beban
yang lebih tinggi.
Kekuatan luluh & kekuatan tarik akan bertambah
sedangkan keliatan akan turun. Jika proses ini diulangi
beberapa kali maka pd suatu saat kekuatan luluh &
kekuatan tarik bahan menjadi sama besar & bahan tidak
lagi memiliki keliatan, pd keadaan ini bahan tidak lagj dpt
mengalami deformasi plastis.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 6
Pengerasan Regangan
Terjadinya kenaikan kekuatan luluh dan kekuatan tarik
dengan proses diatas disebabkan karena bahan mengalami
pengerasan regangan (strain hardening). Pengerasan
regangan pula pada logam yg mengalami pengerjaan dingin
(cold work).
Komponen yang mengalami pengerjaan dingin akan
bekurang keliatannya meskipun kekuatannya bertambah.
pengaruh pengerjaan dingin dapat dihilangkan dengan
perlakuan panas anil (annealing heattreatmen) sehingga
bahan akan kembali menjadi liat dan lunak.
Komponen yg telah dianil dpt mengalami pengerjaan dingin
lebih lanjut, proses ini dpt dilakukan berulang- ulang
sehingga dpt diperoleh deformasi total yg besar. Selain itu
anil pd temperatur rendah dpt digunakan untuk
menghilangkan tegangan sisa yg terjadi selama pengerjaan
dingin tanpa mempengaruhi sifat-sifat mekanis.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 7
Pengerasan Regangan
Perlakuan panas anil dilakukan dengan tiga tahap yaitu :
pemulihan (recovery)
rekristalisasi (recrystallization)
pertumbuhan butir (grain growth)
Pada pemulihan, mikro struktur yg mengandung sejumlah
besar dislokasi yg saling mengait (tangled) dipanaskan,
Penambahan energi termal akan menyebabkan dislokasi
bergerak & membentuk struktur subbutir yaitu struktur sub-
butir poligon (lihat gbr 2).
Pada proses ini kerapatan dislokasi tidak berubah,
sehingga sifat mekanis bahan pun tidak berubah. Meskipun
demikian, tegangan sisa akan berkurang / hilang sama sekali
jika dislokasi mengalami perubahan. Proses pemulihan ini
sering pula disebut anil penghilang tegangan (stress relieve
anneal). Pemulihan kadang-kadang dpt pula memperbaiki
tahanan korosi bahan.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 8
Pengerasan Regangan
Proses-proses pada anil
(a) pengerjaan dingin
(b) pemulihan
(c) rekristalisasi
(d) pertumbuhan butir
Reklistalisasi terjadi dgn pengintian & pertumbuhan
butir-butir baru yg mengandung dislokasi dlm jumlah
kecil. Jika bahan dipanaskan di atas temperatur
rekristalisasi, yaitu kira kira 0.4 temperatur leleh bahan,
terjadi pemulihan secara cepat yg akan menghilangkan
tegangan sisa & menghasil struktur dislokasi poligon.
Butir-butir baru akan menginti pada batas-batas sel
struktur poligon & menghilangkan hampir seluruh
dislokasi yg ada ( lihat gambar 2c), sehingga bahan
menjadi liat tapi kekuatannya turun.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 9
Pengerasan Regangan
Pada temperatur anil yang lebih tinggi, pemulihan &
rekristalisasi akan terjadi dgn cepat sehingga
terbentuk butir-butir yg halus.
Meskipun demikian, energi yg terjadi karena batas
butir yg panjang menjadikan struktur dgn butir-butir
halus ini tidak stabil pada temperatur tinggi.
Untuk mengurangi energi batas butir ini, sebagian
butir akan tumbuh menjadi besar dgn mengorbankan
butir lain.
Pertumbuhan butir ini akan menyebabkan
penurunan kekuatan.
Pengaruh temperatur anil & waktu pada ukuran butir
ditunjukkan pada gambar 3 dibawah ini.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 10
Gambar 3 Pengaruh
temperatur dan waktu
pada ukuran butir
Sementit
Peb 2010 Triantoro 11
Penguatan Dengan Penghalusan Butir
Ukuran butir (dinyatakan dengan diameter rata-rata
butir) pada logam- polikristal mempengaruhi sifat-sifat
mekanis. Butir-butir berdampingan umumnya memiliki
orientasi kristalografi berbeda. Antara butir-butir yang
berdampingan terdapat batas butir.
Selama deformasi plastis, slip atau gerakan dislokasi
harus melalui batas butir ini, misalkan dari butir A ke
butir B pada gambar 4. Batas butir merupakan
penghambat gerakan dislokasi karena :
1.Kedua butir memiliki orientasi berbeda, sehingga
dislokasi dari A ke B harus mengubah arah gerakannya ;
perubahan arah ini menyebabkan dislokasi sulit
bergerak, terlebih lagi bila perubahan arah cukup besar
2. Ketidak teraturan atom pd batas butir menyebabkan
ketidak sinambungan bidang slip dari satu butir ke butir
Sementit
Peb 2010 Triantoro 12
Dislokasi saat bertemu batas butir
Sementit
Peb 2010 Triantoro 14
Penguatan Larutan Padat
Paduan berupa larutan padat mengalami
penguatan yaitu penguatan larutan padat (
solid solution hardening). Pada sistem Cu -Ni,
atom - atom nikel menjadi atom substitusi pada
kisi kristal Cu ; paduan Cu - Ni ini memiliki
kekuatan lebih tinggi dari pada Cu murni.
Demikian pula halnya dengan menambahkan
kurang dart 40% Zn pada Cu, atom atom Zn
menjadi atom substitusi yang memperkuat
paduan Cu — Zn.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 15
Tingkat penguatan larutan padat
tergantung pada dua faktor :
Sementit
Peb 2010 Triantoro 16
Penguatan larutan padat
2. Semakin banyak unsur pemadu ditambahkan maka
penguatan yg, terjadi semakin besar (lihat gambar 6).
Jika atom yg ditambahkan terlalu banyak, batas
kelarutan dpt dilampaui sehingga dpt terjadi mekanisme
penguatan lain yaitu penguatan dispersi (dispersion
strengthening) Penguatan larutan padat dpt
menyebabkan mengalami perubahan-perubahan berikut
(lihat gambar 7).
1. Kekuatan luluh, kekuatan tarik, dan kekerasan
paduan akan bertarnbah dibanding logam murni
2. Keliatan paduan akan turun dibandingkan logam
murni, kecuali pada paduan Cu - Zn penguatan
larutan padat menyebabkan keliatan bertambah
3. Konduktivitas listrik paduan akan turun dibandingkan
logam murni
Sementit
Peb 2010 Triantoro 17
Penguatan larutan padat
4. Tahanan terhadap mulur (creep) dapat diperbaiki
dengan penguatan larutan padat. Temperatur tinggi
tidak menyebabkan perubahan yang merugikan
pada sifat-sifat paduan yang diperkuat dengan
larutan padat
Gbr 7. Pengaruh
penambahan Zn
pada Cu terhadap
sifat-sifat paduan
Sementit
Peb 2010 Triantoro 18
Penguatan Dispersi
Pada penguatan dispersi harus terdapat rebih dari
satu fasa. Fasa yang jumlahnya lebih banyak disebut
matriks, sedangkan fasa yang lain (fasa kedua) yang
jumlahnya lebih sedikit disebut presipitat. Sifat-sifat
paduan ditentukan oleh sifat-sifat matriks & presipitat :
1 Matriks harus lunak dan liat sedangkan presipitat
harus keras dan getas. Di sini presipitat berfungsi
sebagai penghalang gerakan dislokasi pada matriks.
2. Presipitat yang keras dan getas haruslah diskontinyu
sedangkan matriks yang lunak dan liat harus kontinyu.
Juka presipitatnya kontinyu maka retak akan merambat
(gambar 8a).
3.Retak pada presipitat yang getas tapi tidak kontinyu
akan ditahan oleh permukaan antara (interface)
presipitat - matriks.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 19
Penguatan Dispersi
4. Partikel presipitat haruslah berbentuk bulat bukan
berbentuk jarum atau tajam (gambar 8c). Bentuk bulat
mengurangi kemungkinan untuk mengintinya retak.
5.Jumlah presipitat yang lebih banyak akan menaikkan
kekuatan paduan.
Gbr 8 Pertimbangan
untuk mencapai
pengerasan dispersi
yang efektil
Sementit
Peb 2010 Triantoro 20
Penguatan Dispersi
Paduan-paduan yang diperkuat despersi sering pula
mengandung senyawa antar logam (intermetallic
compound). Suatu senyawa antar logam terdiri alas dua
atau Iebih unsur yang membentuk fasa baru dengan
komposisi struktur kristal dan sifat yang berbeda.
Senyawa antar logam ini umumnya sangat keras, getas
sehingga dapat memberikan penguatan dispersi yang
baik pada matriks yang lunak. Terdapat dua jenis
senyawa antar logam yaitu :
1.Senyawa antar logam stoikiometri : memiliki komposisi
tetap. Baja adalah termasuk jenis ini, karena Fe3C
memiliki ratio tetap antara atom Fe (3) dengan atom
karbon (1). Senyawa ini mudah dikenali pada diagram
fasa karena senyawa ini diwakili oleh garis vertikal (lihat
gambar 9a)
Sementit
Peb 2010 Triantoro 21
Penguatan Dispersi
2. Senyawa antar logam tak-stoikiometri : dapat memiliki
suatu bentangan komposisi. Contoh sistem molybdenum-
rhodium (gambar 9b), fasa gama adalah senyawa antar
logam dengan gama dpt mengandung Rh antara 45-83%
Gbr 9a. Diagram fasa Al-Sb dengan senyawa antar logam stoikiometri
Gbr 9b. Diagram lasa Mo-Rh dengan senyawa antar logam tak
stoikiometri
Sementit
Peb 2010 Triantoro 22
Penguatan Dispersi
Tanpa perlakuan panas tertentu penguatan dispersi
tidak akan memberikan hasil yang berupa penguatan
yang efektif. Hal ini dapat ditunjukkan pada contoh
berikut : panduan Al-4% Cu (gambar 10) pada temperatur
di atas 500°C akan berupa larutan padat alfa .
Pada pendingin sampai di bawah garis solvus akan
terbentuk fasa kedua yaitu teta. yang keras getas (berupa
senyawa antar logam) yaitu CuAl2.
Karena proses pembekuan fasa kedua ini tidak dikontrol
maka ukuran, bentuk dan distribusinya tidak seperti yang
diinginkan (lihat struktur mikro pada gambar10). Fasa
kedua dapat tumbuh pada arah-arah dan bidang-bidang
tertentu (struktur widmanstatten).
Pertumbuhan seperti ini akan meminimumkan regangan
dan energi permukaan dan memungkinkan laju
pertumbuhan yang lebih cepat
Sementit
Peb 2010 Triantoro 23
Penguatan Dispersi
Struktur mikro yang terjadi dapat berupa pelat,
jarum, batang dan kubus. Jika fasa yang terbentuk
berupa jarum maka paduan akan menjadi getas, tetapi
karena struktur ini menyebabkan retak tidak mudah
merambat maka fracture toughness bahan dapat
bertambah.
Gbr 10 Diagram
fasa Al-Cu dan
struktur mikro
A1-4% Cu
Sementit
Peb 2010 Triantoro 24
Penguatan Dispersi
Sementit
Peb 2010 Triantoro 25
Penguatan Dispersi
Sementit
Peb 2010 Triantoro 27
Penguatan Dispersi
Meskipun presipitat teta terdistribusi merata dan tak
kontinyu, presipitat ini boleh jadi tidak menganggu
struktur matriks sekelilinginya. Akibatnya, presipitat
hanya akan menghalangi slip jika presipitat terletak
pada lintasan dislokasi (gambar 13).
Jika terbentuk suatu presipitat koheren, atom-atom
pada kisi presipitat berhubungan dengan bidang-
bidang atom kisi matriks.
Pada keadaan ini kisi matriks akan terganggu karena
adanya regangan kisi sehingga gerakan dislokasi akan
terganggu, walaupun dislokasi tersebut hanya lewat
dekat presipitat koheren.
Untuk memperoleh presipitat koheren diperlukan
perlakuan panas khusus yaitu age hardening.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 28
Penguatan Dispersi
Gbr 13 a. Presipitat tak-
koheren memiliki
struktur kristal berbeda
dgn matriks.
b.Presipitat koheren
memiliki struktur kristal
sama dengan matriks.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 31
Penguatan Dispersi
Sementit
Peb 2010 Triantoro 36
Terima Kasih
Trians65@yahoo.co.id
Sementit
Trian's65 37