Anda di halaman 1dari 37

Metalurgi Fisik

Ms:2162, MK ,Wajib 2 sks


Toto Triantoro
Materi Kuliah :
Mekanisme penguat larutan padat
dengan deformasi penguat oleh
partikel halus,serat.
Contoh kasus mekanisme penguat
larutan padat.

Sementit
Peb 2010 Triantoro 1
MEKANISME PENGUATAN LOGAM
Pada pemakaian bahan logam untuk keperluan
struktur selalu diperlukan paduan-paduan yang memiliki
kekuatan tinggi tapi masih cukup liat & cukup tangguh
(tough). Perlu diingat bahwa pada umumnya keliatan
paduan akan berkurang jika paduan tersebut diperkuat.
Berbagai cara dapat dipakai untuk memperkuat suatu
jenis bahan logam, & sering kali pemilihan suatu paduan
untuk keperluan tertentu tergantung pada kemungkinan
paduan tersebut untuk disesuaikan sifat-sifat
mekanisnya sesuai dengan keperluan untuk dapat
memahami mekanisme penguatan logam perlu benar-
benar dimengerti hubungan antara gerakan dislokasi
dengan sifat-sifat bahan

Sementit
Peb 2010 Triantoro 2
MEKANISME PENGUATAN LOGAM

 Karena deformasi plastis dalam skala makroskopik


merupakan hasil gerakan sejumlah besar dislokasi
maka kemampuan suatu bahan untuk berdeformasi
plastis tergantung pada kemudahan dislokasi untuk
bergerak.
 Mobilitas dislokasi ini menentukan pula
kekerasan dankekuatan bahan ( baik kekuatan luluh
maupun kekuatan tarik), jadi dengan mengurangi
mobilitas dislokasi kekuatan dapat dinaikkan
sehingga diperlukan gaya yang lebih besar untuk
memulai terjadinya deformasi plastis.

Sementit
Peb 2010 Triantoro 3
MEKANISME PENGUATAN LOGAM

 Sebaliknya, jika gerakan dislokasi tidak


mengalami hambatan, logam akan lebih mudah
mengalami deformasi, jadi dapat dikatakan bahan ini
lebih lunak dan lemah. Pada dasarnya teknik-teknik
penguatan logam berdasar pada prinsip sederhana
yaitu : menahan atau menghambat gerakan dislokasi
menyebabkan bahan menjadi lebih keras dan kuat.
 Pada bagian ini akan dibahas empat mekanisme
penguatan logam yaitu pengerasan regangan,( strain
hardening), penghalusan butir (grain size reduction),
penguatan larutan padat (solidsolotion strengthening),
dan penguatdn dispersi (dispersion strengthening).

Sementit
Peb 2010 Triantoro 4
Pengerasan Regangan
Gbr 1 menunjukkan kurva tegangan - regangan suatu
bahan logam. Jika tegangan yg tidak melebihi kekuatan
luluh bahan (σy), maka tidak akan terjadi deformasi
plastis, elastis yang terjadi akan hilang.
Pada pembuatan suatu komponen kadang-kadang
diperlukan proses yang menimbulkan deformasi plastis,
dengan demikian tegangan yang bekerja haruslah di
atas kekuatan Iuluh bahan.
Gbr disamping
menunjukkan
adanya Perubahan
kekuatan Iuluh
pada penguatan
regang

Sementit
Peb 2010 Triantoro 5
Pengerasan Regangan
Jika pd suatu spesimen bekerja tegangan sebesar σ1
yang lebih besar dari σy (lihat gambar diatas), akan terjadi
regangan permanen €i setelah tegangan yang bekerja
dilepaskan. Jika spesimen tersebut diuji kembali maka
kekuatan luluh akan naik menjadi σ1, selanjutnya
hubungan σ-€ akan mengikuti kurva lain, seperti
ditunjukkan pada gambar. Spesimen yg ditarik sampai σ2 >
σ1 (gambar diatas), beban dilepas kemudian diuji lagi
akan mengalami Iuluh pada Setiap kali diberikan beban
yang lebih tinggi.
Kekuatan luluh & kekuatan tarik akan bertambah
sedangkan keliatan akan turun. Jika proses ini diulangi
beberapa kali maka pd suatu saat kekuatan luluh &
kekuatan tarik bahan menjadi sama besar & bahan tidak
lagi memiliki keliatan, pd keadaan ini bahan tidak lagj dpt
mengalami deformasi plastis.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 6
Pengerasan Regangan
Terjadinya kenaikan kekuatan luluh dan kekuatan tarik
dengan proses diatas disebabkan karena bahan mengalami
pengerasan regangan (strain hardening). Pengerasan
regangan pula pada logam yg mengalami pengerjaan dingin
(cold work).
Komponen yang mengalami pengerjaan dingin akan
bekurang keliatannya meskipun kekuatannya bertambah.
pengaruh pengerjaan dingin dapat dihilangkan dengan
perlakuan panas anil (annealing heattreatmen) sehingga
bahan akan kembali menjadi liat dan lunak.
Komponen yg telah dianil dpt mengalami pengerjaan dingin
lebih lanjut, proses ini dpt dilakukan berulang- ulang
sehingga dpt diperoleh deformasi total yg besar. Selain itu
anil pd temperatur rendah dpt digunakan untuk
menghilangkan tegangan sisa yg terjadi selama pengerjaan
dingin tanpa mempengaruhi sifat-sifat mekanis.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 7
Pengerasan Regangan
Perlakuan panas anil dilakukan dengan tiga tahap yaitu :
pemulihan (recovery)
rekristalisasi (recrystallization)
pertumbuhan butir (grain growth)
Pada pemulihan, mikro struktur yg mengandung sejumlah
besar dislokasi yg saling mengait (tangled) dipanaskan,
Penambahan energi termal akan menyebabkan dislokasi
bergerak & membentuk struktur subbutir yaitu struktur sub-
butir poligon (lihat gbr 2).
Pada proses ini kerapatan dislokasi tidak berubah,
sehingga sifat mekanis bahan pun tidak berubah. Meskipun
demikian, tegangan sisa akan berkurang / hilang sama sekali
jika dislokasi mengalami perubahan. Proses pemulihan ini
sering pula disebut anil penghilang tegangan (stress relieve
anneal). Pemulihan kadang-kadang dpt pula memperbaiki
tahanan korosi bahan.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 8
Pengerasan Regangan
Proses-proses pada anil
(a) pengerjaan dingin
(b) pemulihan
(c) rekristalisasi
(d) pertumbuhan butir
Reklistalisasi terjadi dgn pengintian & pertumbuhan
butir-butir baru yg mengandung dislokasi dlm jumlah
kecil. Jika bahan dipanaskan di atas temperatur
rekristalisasi, yaitu kira kira 0.4 temperatur leleh bahan,
terjadi pemulihan secara cepat yg akan menghilangkan
tegangan sisa & menghasil struktur dislokasi poligon.
Butir-butir baru akan menginti pada batas-batas sel
struktur poligon & menghilangkan hampir seluruh
dislokasi yg ada ( lihat gambar 2c), sehingga bahan
menjadi liat tapi kekuatannya turun.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 9
Pengerasan Regangan
Pada temperatur anil yang lebih tinggi, pemulihan &
rekristalisasi akan terjadi dgn cepat sehingga
terbentuk butir-butir yg halus.
Meskipun demikian, energi yg terjadi karena batas
butir yg panjang menjadikan struktur dgn butir-butir
halus ini tidak stabil pada temperatur tinggi.
Untuk mengurangi energi batas butir ini, sebagian
butir akan tumbuh menjadi besar dgn mengorbankan
butir lain.
Pertumbuhan butir ini akan menyebabkan
penurunan kekuatan.
Pengaruh temperatur anil & waktu pada ukuran butir
ditunjukkan pada gambar 3 dibawah ini.

Sementit
Peb 2010 Triantoro 10
Gambar 3 Pengaruh
temperatur dan waktu
pada ukuran butir

Sementit
Peb 2010 Triantoro 11
Penguatan Dengan Penghalusan Butir
Ukuran butir (dinyatakan dengan diameter rata-rata
butir) pada logam- polikristal mempengaruhi sifat-sifat
mekanis. Butir-butir berdampingan umumnya memiliki
orientasi kristalografi berbeda. Antara butir-butir yang
berdampingan terdapat batas butir.
Selama deformasi plastis, slip atau gerakan dislokasi
harus melalui batas butir ini, misalkan dari butir A ke
butir B pada gambar 4. Batas butir merupakan
penghambat gerakan dislokasi karena :
1.Kedua butir memiliki orientasi berbeda, sehingga
dislokasi dari A ke B harus mengubah arah gerakannya ;
perubahan arah ini menyebabkan dislokasi sulit
bergerak, terlebih lagi bila perubahan arah cukup besar
2. Ketidak teraturan atom pd batas butir menyebabkan
ketidak sinambungan bidang slip dari satu butir ke butir
Sementit
Peb 2010 Triantoro 12
Dislokasi saat bertemu batas butir

Bahan dengan butir halus akan lebih keras dan kuat


dari pada bahan dengan butir kasar, karena pada bahan
berbutir halus panjang batas butirnya lebih besar
sehingga lebih banyak penghalang terhadap gerakan
dislokasi.Untuk berbagai bahan, hubungan kekuatan
luluh σy dengan ukuran butir dapat dinyatakan dengan
Sementit
Peb 2010 Triantoro 13
Dislokasi saat bertemu batas butir
dengan d = diameter butir rata-rata dan σo kv adalah
konstanta bahan.Gambar 5 menunjukkan hubungan
ukuran butir dgn kekuatan luluh untuk paduan kuningan.
Ukuran butir dapat diatur dgn mengatur laju pembekuan
logam dari fasa cair, & juga dgn deformasi plastis diikuti
perlakuan panas.

Sementit
Peb 2010 Triantoro 14
Penguatan Larutan Padat
Paduan berupa larutan padat mengalami
penguatan yaitu penguatan larutan padat (
solid solution hardening). Pada sistem Cu -Ni,
atom - atom nikel menjadi atom substitusi pada
kisi kristal Cu ; paduan Cu - Ni ini memiliki
kekuatan lebih tinggi dari pada Cu murni.
Demikian pula halnya dengan menambahkan
kurang dart 40% Zn pada Cu, atom atom Zn
menjadi atom substitusi yang memperkuat
paduan Cu — Zn.

Sementit
Peb 2010 Triantoro 15
Tingkat penguatan larutan padat
tergantung pada dua faktor :

1. Perbedaan ukuran atom terlarut dan atom pelarut


yang cukup besar akan menaikkan efek penguatan. Hal
ini disebabkan perbedaan ukuran yang substansial
akan menyebabkan gangguan kisi yang lebih besar
(regangan kisi besar), sehingga slip menjadi lebih sulit
(lihat gambar 6 disamping )
Pengaruh unsur pemadu pada
kekuatan Iuluh. Cu. Ni dan Zn
memiliki ukuran hampir sama
denean Cu. sedangkan ukuran
atom Be dan Sn jauh berbeda
dari Cu sehingga menyebabkan
kenaikan kekuatan yang tinggi

Sementit
Peb 2010 Triantoro 16
Penguatan larutan padat
2. Semakin banyak unsur pemadu ditambahkan maka
penguatan yg, terjadi semakin besar (lihat gambar 6).
Jika atom yg ditambahkan terlalu banyak, batas
kelarutan dpt dilampaui sehingga dpt terjadi mekanisme
penguatan lain yaitu penguatan dispersi (dispersion
strengthening) Penguatan larutan padat dpt
menyebabkan mengalami perubahan-perubahan berikut
(lihat gambar 7).
1. Kekuatan luluh, kekuatan tarik, dan kekerasan
paduan akan bertarnbah dibanding logam murni
2. Keliatan paduan akan turun dibandingkan logam
murni, kecuali pada paduan Cu - Zn penguatan
larutan padat menyebabkan keliatan bertambah
3. Konduktivitas listrik paduan akan turun dibandingkan
logam murni
Sementit
Peb 2010 Triantoro 17
Penguatan larutan padat
4. Tahanan terhadap mulur (creep) dapat diperbaiki
dengan penguatan larutan padat. Temperatur tinggi
tidak menyebabkan perubahan yang merugikan
pada sifat-sifat paduan yang diperkuat dengan
larutan padat
Gbr 7. Pengaruh
penambahan Zn
pada Cu terhadap
sifat-sifat paduan

Sementit
Peb 2010 Triantoro 18
Penguatan Dispersi
Pada penguatan dispersi harus terdapat rebih dari
satu fasa. Fasa yang jumlahnya lebih banyak disebut
matriks, sedangkan fasa yang lain (fasa kedua) yang
jumlahnya lebih sedikit disebut presipitat. Sifat-sifat
paduan ditentukan oleh sifat-sifat matriks & presipitat :
1 Matriks harus lunak dan liat sedangkan presipitat
harus keras dan getas. Di sini presipitat berfungsi
sebagai penghalang gerakan dislokasi pada matriks.
2. Presipitat yang keras dan getas haruslah diskontinyu
sedangkan matriks yang lunak dan liat harus kontinyu.
Juka presipitatnya kontinyu maka retak akan merambat
(gambar 8a).
3.Retak pada presipitat yang getas tapi tidak kontinyu
akan ditahan oleh permukaan antara (interface)
presipitat - matriks.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 19
Penguatan Dispersi
4. Partikel presipitat haruslah berbentuk bulat bukan
berbentuk jarum atau tajam (gambar 8c). Bentuk bulat
mengurangi kemungkinan untuk mengintinya retak.
5.Jumlah presipitat yang lebih banyak akan menaikkan
kekuatan paduan.
Gbr 8 Pertimbangan
untuk mencapai
pengerasan dispersi
yang efektil

Sementit
Peb 2010 Triantoro 20
Penguatan Dispersi
Paduan-paduan yang diperkuat despersi sering pula
mengandung senyawa antar logam (intermetallic
compound). Suatu senyawa antar logam terdiri alas dua
atau Iebih unsur yang membentuk fasa baru dengan
komposisi struktur kristal dan sifat yang berbeda.
Senyawa antar logam ini umumnya sangat keras, getas
sehingga dapat memberikan penguatan dispersi yang
baik pada matriks yang lunak. Terdapat dua jenis
senyawa antar logam yaitu :
1.Senyawa antar logam stoikiometri : memiliki komposisi
tetap. Baja adalah termasuk jenis ini, karena Fe3C
memiliki ratio tetap antara atom Fe (3) dengan atom
karbon (1). Senyawa ini mudah dikenali pada diagram
fasa karena senyawa ini diwakili oleh garis vertikal (lihat
gambar 9a)
Sementit
Peb 2010 Triantoro 21
Penguatan Dispersi
2. Senyawa antar logam tak-stoikiometri : dapat memiliki
suatu bentangan komposisi. Contoh sistem molybdenum-
rhodium (gambar 9b), fasa gama adalah senyawa antar
logam dengan gama dpt mengandung Rh antara 45-83%

Gbr 9a. Diagram fasa Al-Sb dengan senyawa antar logam stoikiometri
Gbr 9b. Diagram lasa Mo-Rh dengan senyawa antar logam tak
stoikiometri
Sementit
Peb 2010 Triantoro 22
Penguatan Dispersi
Tanpa perlakuan panas tertentu penguatan dispersi
tidak akan memberikan hasil yang berupa penguatan
yang efektif. Hal ini dapat ditunjukkan pada contoh
berikut : panduan Al-4% Cu (gambar 10) pada temperatur
di atas 500°C akan berupa larutan padat alfa .
Pada pendingin sampai di bawah garis solvus akan
terbentuk fasa kedua yaitu teta. yang keras getas (berupa
senyawa antar logam) yaitu CuAl2.
Karena proses pembekuan fasa kedua ini tidak dikontrol
maka ukuran, bentuk dan distribusinya tidak seperti yang
diinginkan (lihat struktur mikro pada gambar10). Fasa
kedua dapat tumbuh pada arah-arah dan bidang-bidang
tertentu (struktur widmanstatten).
Pertumbuhan seperti ini akan meminimumkan regangan
dan energi permukaan dan memungkinkan laju
pertumbuhan yang lebih cepat
Sementit
Peb 2010 Triantoro 23
Penguatan Dispersi
Struktur mikro yang terjadi dapat berupa pelat,
jarum, batang dan kubus. Jika fasa yang terbentuk
berupa jarum maka paduan akan menjadi getas, tetapi
karena struktur ini menyebabkan retak tidak mudah
merambat maka fracture toughness bahan dapat
bertambah.
Gbr 10 Diagram
fasa Al-Cu dan
struktur mikro
A1-4% Cu

Sementit
Peb 2010 Triantoro 24
Penguatan Dispersi

bentuk presipitat dipengaruhi oleh energi antar muka


(interfacial energy) antara batas butir matriks dan batas
matriks dengan presipitat ( yp). Energi antar muka ini
akan menentukan sudut dihidral (teta) antara matriks-
presipitat (lihat gambar 11) :

Jika sudut dihedral kecil maka presipitat akan kontinyu.


Jika presipitat keras dan getas maka lapisan presipitat
mengelilingi butir matriks (gambar 11a) akan menyebabkan
paduan menjadi sangat getas. Sebaliknya jika sudut
dihedral besar maka akan terbentuk presipitat takkontinyu
bahkan mungkin terbentuk bola (gambar 11 b).

Sementit
Peb 2010 Triantoro 25
Penguatan Dispersi

Gambar 11 a.Pengaruh energi permukaan dan sudut


dihedral pada bentuk presipitat.
11 b.presipitat Sn pada Cu
 Laju pendingin pada saat paduan melewati garis
solvus menentukan waktu yg tersedia untuk berdifusi
sehingga mempengaruhi bentuk presipitat. Laju
pendinginan yg cepat akan mengimbangi pengaruh
sudut dihedral yg kecil sehingga memungkinkan
terbentuknya prisipitat batas butir yg tidak kontinyu.
Gambar 12 menunjukkan struktur mikro Al-4% Cu dgn
dua laju pendinginan berbeda
Sementit
Peb 2010 Triantoro 26
Penguatan Dispersi
 Pada pendinginan lambat akan terbentuk fasa teta yang
keras dan getas berupa lapisan tipis, dan mendekati
kontinyu pada batas butir alfa. Struktur pada pendinginan
lambat ini bukan merupakan struktur yang cocok untuk
pengerasan dispersi. perbaikan dapat diperoleh dengan
pendinginan cepat, tapi belum dicapai sifat-sifat mekanik
yang optimum.
Gbr 12 Mikrograp AI-4%
Cu didinginkan lambat (a)
& didinginkan cepat (b)

Sementit
Peb 2010 Triantoro 27
Penguatan Dispersi
Meskipun presipitat teta terdistribusi merata dan tak
kontinyu, presipitat ini boleh jadi tidak menganggu
struktur matriks sekelilinginya. Akibatnya, presipitat
hanya akan menghalangi slip jika presipitat terletak
pada lintasan dislokasi (gambar 13).
Jika terbentuk suatu presipitat koheren, atom-atom
pada kisi presipitat berhubungan dengan bidang-
bidang atom kisi matriks.
Pada keadaan ini kisi matriks akan terganggu karena
adanya regangan kisi sehingga gerakan dislokasi akan
terganggu, walaupun dislokasi tersebut hanya lewat
dekat presipitat koheren.
Untuk memperoleh presipitat koheren diperlukan
perlakuan panas khusus yaitu age hardening.

Sementit
Peb 2010 Triantoro 28
Penguatan Dispersi
Gbr 13 a. Presipitat tak-
koheren memiliki
struktur kristal berbeda
dgn matriks.
b.Presipitat koheren
memiliki struktur kristal
sama dengan matriks.

Age hardening atau presipitation hardening dilakukan


untuk menghasilkan dispersi halus yang beragam dari
presipitat keras yang koheren dalam matriks yang lunak
dan liat.
Paduan Al - 4% Cu merupakan contoh klasik paduan
yang dapat diperkuat dengan cara ini (lihat gambar 14).
terdapat tiga langkah perlakuan panas age-hardening
yaitu :
Sementit
Peb 2010 Triantoro 29
Penguatan Dispersi
1. Solution Treatment : Paduan dipanaskan pd
temperatur di atas temperatur solvus & ditahan
sampai terbentuk larutan padat alfa yg homogen.
Pada langkah ini seluruh presipitat teta akan larut &
mengurangi segresi yg ada pada paduan. Pada
umumnya paduan AL-Cu dipanaskan antara garis
solvus & temperatur eutectic, (antara 500°C - 548°C ),
karena pemanasan pd temperatur lebih tinggi,
mendekati garis solidus, akan menyebabkan
konstituen mikro berupa eutectic tak setimbang akan
meleleh.
2. Quench : Setelah solution treatment, paduan yg hanya
mengandung larutan padat alfa didinginkan dgn cepat
(quench).Atom-atom Cu yg terlarut tidak memiliki
waktu yg cukup untuk berdifusi sehingga tidak
memungkinkan pembentukan fasa teta.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 30
Penguatan Dispersi

Jadi setelah quench, struktur mikro masih terdiri dari


hanya fasa alfa yg merupakan larutan padat lewat jenuh
(super saturated solid solution), dengan kelebihan Cu
struktur ini bukan merupakan struktur setimbang :
3. Aging lewat jenuh dipanaskan pd temperatur
dibawah temperatur solvus. Pd temperatur ini, atom-
atom dapat berdifusi pd jarak yg pendek, kelebihan Cu
akan berdifusi pd sejumlah besar tempat pengintian &
membentuk presipitat. Jika temperatur ditahan pd
waktu yg cukup lama maka akan terbentuk struktur
mikro setimbang yaitu alfa + teta

Sementit
Peb 2010 Triantoro 31
Penguatan Dispersi

Gbr 14 Fasa diagram Al-Cu pada bagian kaya Al


menunjukkan tiga langkah perlakuan panas age hardening
& struktur mikro yang teriadi.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 32
Penguatan Dispersi
Presipitat non-ekuilibrium pada aging. Selama proses
aging paduan Al-Cu terbentuk serangkaian presipitat
sebelum fasa ekuilibrium teta terbentuk. Pada saat mulai
aging, atom Cu akan terkonsentrasi pada bidang-bidang
{100} pada matriks a & membentuk presipitat tipis
disebut Guiner- Preston atau zona GP I.
Dengan bertambahnya waktu aging, lebih atom Cu yg
berdifusi ke presipitat sehingga zona GP I menebal
membentuk piringan tipis yg disebut zona GP II. Dengan
difusi lebih lanjut presipitat berkembang dan
membentuk 0,1.
Pada akhimva akan terbentuk presipitat stabil 0.
Presipitat non-ekuilibrium GP I. GP II & 0,1 merupakan
presipitat koheren.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 33
Penguatan Dispersi
Kekuatan paduan naik dengan bertambahnya waktu
aging karena fasa-fasa koheren ini bertambah besar
ukurannya pada tingkat-tingkat awal proses perlakukan
panas.
Jika presipitat koheren ini ada Pada paduan, paduan
dikatakan pada kondisi aged. Gambar 15 menunjukkan
struktur pada k()ndisi aged.
Jika presipitat stabil tak-koheren teta terbentuk,
kekuatan paduan akan turun. Kondisi ini disebut
overaged.
Fasa teta sebenarnya masih dapat memberikan
penguatan dispersi, tetapi dengan bertambahnya
waktu, butir teta tumbuh membesar dan jumlahnya
berkurang sehingga efek penguatan akan menghilang
Sementit
Peb 2010 Triantoro 34
Penguatan Dispersi

Gbr 15 Mikrograp paduan


Al-15% Ag menunjukkan
pelat-pelat yl dan zona GP.

Pengaruh temperatur aging & waktu. Sifat-sifat


paduan. yg dapat diperkeras dgn age hardening
tergantung pd temperatur & waktu aging Pd temperatur
aging 260°C, difusi pd Al-4% Cu terjadi dgn cepat &
presipitat akan cepat terbentuk.
Dgn berlanjutnya aging, terbentuk GP I, kemudan GP
II, selanjutnya 0,1. Kekuatan akan mencapai harga
maksimum setelah kurang lebih 0.1 jam. Jika paduan
ditahan pd temperatur ini lebih dari 0.1 jam maka akan
terjadi over aging.
Sementit
Peb 2010 Triantoro 35
Penguatan Dispersi

Pada temperatur 190°C, yg merupakan temperatur


aging untuk kebanyakan paduan Al, dibutuhkan waktu
yg lebih lama untuk mencapai kekuatan maksimum.
Meskipun demikian terdapat berbagai keuntungan dgn
melakukan aging pd temperatur lebih rendah yaitu :
1.Kekuatan maksimum naik dgn turunnya temperatur
aging.
2.Kekuatan maks akan bertahan pd waktu yg lebih lama.
3.Sifat-sifat Iebih seragam.

Sementit
Peb 2010 Triantoro 36
Terima Kasih

Sampai pertemuan berikutnya

Trians65@yahoo.co.id

Sementit
Trian's65 37

Anda mungkin juga menyukai