Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“GEOGRAFI ekonomi”

OLEH :

Yemima otoluwa
451 416 012

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2018

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geografi ekonomi adalah cabang dari disiplin ilmu geografi sosial yang memepelajari variasi
areal di permukaan bumi serta aktivitas manusia dalam hubungannya dengan produksi, tukar
menukar, dan konsumsi daripada kekayaannya. Berhubungan dengan pengertian tersebut, dapat
diketahui bahwa geografi ekonomi juga memepelajari aktifitas atau kegiatan-kegiatan ekonomi
manusia baik di jaman dahulu ataupun pada jaman sekarang.
Geografi ekonomi merupakan cabang dari geografi manusia di mana bidang studinya adalah
struktur keruangan aktivitas ekonomi. Geografi sebagai studi variasi keruangan di permukaan
bumi di mana manusia melakukan aktivitas yang berhubungan dengan produksi,pertukaran dan
pemakaian sumber daya demi kesejahteraannya. Dengan demikian perbincangan pokok Geografi
Ekonomi adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia antara lain termasuk di dalamnya
bidang pertanian dalam arti luas seperti pertambangan, industri, perdagangan, pelayanan,
transportasi dan komunikasi. Sejalan dengan itu Miller dan Renner mengemukakan geografi
ekonomi adalah studi tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan hubungannya dengan lingkungan
fisikal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Geografi Ekonomi ?
2. Apa saja ideologi yang dipakai oleh mayoritas negara-negara di dunia ?
3. Bagaimana terjadi fenomena ekonomi nasional, regional, dan global ?
4. Bagaimana karakteristik perekonomian yang ada di negara maju dan Negara
berkembang ?
1.3 Tujuan
Setelah membaca makalah ini pembaca diharapkan mampu
1. Memahami apa yang dimaksud dengan Geografi Ekonomi
2. Memahami apa saja ideologi yang dipakai oleh mayoritas negara-negara di dunia
3. Memahami bagaimana terjadinya fenomena ekonomi nasional, regional, dan global
4. Memahami bagaimana karakteristik perekonomian yang ada di negara maju dan
Negara berkembang

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Geografi Ekonomi
Jones dan Dakenwald (1954) dalam bukunya "Economic Geography", Miller dan Renner
(1 958) dalam bukunya "Global Geography", Alexander (1963) dalam bukunya "Economic
Geography", Robinson H (1972) dalam buknya "Geography for Bussines Studies" dan Thoman
Richards (1 974) dalam bukunya "The Geography of Economic Activity". Dari beberapa konsep
yang telah diberikan, dapat disimpulkan, bahwa geografi ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara struktur aktivitas ekonomi manusia dalam memanfaatkan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berbagai ragam keruangan di permukaan bumi, yang
mempunyai kondisi geografis yang berbeda.
Dalam analisis geografi ekonomi faktor lingkungan ditinjau sebagai faktor pendukung
(sebagai sumberdaya) dan sebagai faktor penghambat struktur aktivitas ekonomi penduduk.
Berdasarkan studinya geografi ekonomi dapat dibedakan lagi menjadi Geografi Sumberdaya,
Geografi Pertanian, Geografi Industri, Geografi Perdagangan, Geografi Transportasi dan
Geografi Komunikasi. Dalam meninjau dan menganalisis struktur ekonomi suatu wilayah,
lingkungan geografi dijadikan dasar yang mempengaruhi perkembangan aktivitas ekonomi
penduduk di wilayah yang bersangkutan.
Bentuk-bentuk pertanyaan dalam studi geografi ekonomi apabila selalu mengingat dan
mengulangi pertanyaan pokok: Where?, Why?, When?, dan How?, sebagai pertimbangan aspek
geografi ekonomi (Rilanto, 2004)
2.2 Macam-macam Ideologi Ekonomi
Umumnya, terdapat dua ideologi ekonomi yang dianut oleh mayoritas negara-negara
yang ada di dunia yaitu ideologi kapitalis dan ideologi sosialis. Berikut penejelasan tentang
kedua ideologi tersebut:
2.2.1 Ideologi Kapitalis
Ideologi Kapitalis merupakan ideologi yang muncul dan berkembang pertama kalinya di
Eropa. Asas ideologi Kapitalis adalah Sekularism (pemisahan agama dari kehidupan dunia).
Disebut ideologi Kapitalis karena sistem ekonomi Kapitalis dengan “kebebasan dalam
kepemilikan” merupakan aspek yang paling menonjol dari ideologi ini. Akidah ini merupakan
hasil pergolakan pemikiran di Eropa dan Rusia antara para filosof dan pemikir yang berusaha

3
melawan negara dan gereja yang pada saat itu sangat menindas rakyatnya sendiri. Para raja dan
kaisar memanfaatkan otoritas gereja untuk kepentingannya, sebaliknya gereja memanfaatkan
raja untuk mengukuhkan dogma-dogmanya. Mereka mengeksploitasi, menghisap, dan
menzalimi rakyat untuk kepentingan dan keuntungan para raja dan pemegang otoritas gereja.
Inti pemikiran yang terkandung di dalam Sekularisme adalah kebebasan individu.
Kebebasan individu merupakan prinsip yang harusdiwujudkan dalam ideologi Kapitalisme,
sebab prinsip kebebasan individu menjamin keberlangsungan Sekularisme terutama dalam hal
pelaksanaan kedaulatan dan menjalankan kehendak rakyat secara sempurna
Dalam sistem ekonomi, Kapitalisme menempatkan kebebasankepemilikan sebagai motor
penggerak perekonomiannya. Kebebasan kepemilikan merupakan kebebasan setiap individu
untuk memiliki harta dalam bentuk apa pun dan mengembangkannya dengan sarana dan cara
yang diinginkannya, sehingga bukanlah suatu persoalan pemenuhan kepemilikan yang
diinginkan orang tersebut apakah berasal dari perut (dari kebutuhannya) atau cuma dari
fantasinya (khayalan) saja. Juga bukan persoalan apakah kepemilikan yang dikuasainya
memiliki sifat menguasai hajat hidup orang banyak atau memiliki sifat merusak. Setiap orang
bebas bersaing untuk mendapatkan kekayaan dan keuntungan materi (profit).
kapitalisme bisa disebut sebuah ideologi. Alasannya karena Kapitalisme memiliki ide
(fikrah) dan metode (thariqah). Idenya adalah asas dan sistem aturan yang memberikan solusi
atas berbagai permasalahan manusia. Sedangkan metodenya tampak dalam keberadaan tatacara
untuk melaksanakan ideologi tersebut. Dan itu dilakukan dengan caramenerapkan aturan
tersebut pada bangsa yang menganutnya. Indikasi paling tepat atas hal itu adalah bisa
diterapkannya sistem ini, dimana kapitalisme telah menguasai sebagian besar belahan dunia,
seperti Amerika dan Eropa Barat.
Kapitalisme juga memiliki metode atau tatacara untuk menyebarkan ideologi sekaligus
mengembannya kepada bangsa-bangsa lain. Metode tersebut dilakukan melalui (praktek)
penjajahan. Hal ini juga telah dipraktekkan secara nyata, dimana Negara-negara tersebut telah
menjajah sebagaian besar Negara-negara lain di dunia dalam kurun waktu yang cukup panjang.
Hal itu telah menimpa wilayah kita dan wilayah-wilayah lain di dunia. Negara-negara kapitalis
itu akan tetap berusaha melanggengkan penjajahan dalam rangka menyebarkan ideologi
kapitalisnya kepada bangsa-bangsa lain dengan berbagai macam cara.

4
Kapitalisme juga mempunyai metode untuk memelihara dan mencegah kemusnahan
ideologinya. Itu dilakukan dengan cara menempatkan ideologi ini bisa merealisasikan
kepentingan dan kemaslahatan manusia, tidakbertentangan dengan kemaslahatan, kepentingan
dan keinginan manusia, bagaimanapun bentuknya. Inilah yang mendorong manusia untuk tetap
menjaga kelestariannya dan mencegah kepunahannya.
2.2.2 Ideologi Sosialis
Sosialisme adalah sistem hidup yang menjamin hak asasi manusia, hak sama rata
(equality), demokrasi, kebebasan dan sekularisme. Jaminan ini akan mewujudkan keadilan
secara keseluruhan.
Term “sosialis” pertama kali dipakai pada tahun 1827 dalam cooperative magazine
sebagai gambaran umum doktrin kooperatif Robert Owen, dan kemudian sebagai “sosialisme”
pada tahun 1832 dalam la globe, jurnal milik pengikut tokoh siosialis Claude Henri de Rouvroy
dan Comte de Saint Simon (1760-1825).Pada masa ini istilah sosialisme digunakan untuk
pembedaan dengan individualisme, terutama oleh pengikut-pengikut Saint Simon, bapak
pendiri sosialisme Prancis. Saint Simon lah yang menganjurkan pembaruan pemerintahan yang
bermaksud mengembalikan harmoni pada masyarakat. Dalam perkembangan dan cita-cita
sosialisme berikutnya, perjuangan
sosialisme mencapai puncak prosesnya pada Karl Marx, yang popular dengan istilah Marxisme.
Pada akhir abad ke-19, Karl Marx dan Friedrich Engels mencetuskan apa yang disebut
sebagai sosialisme ilmiah. Marx dan Engels menyebut sosialisme tersebut dengan sosialisme
utopia, artinya sosialisme yang hanya didasari impian belaka tanpa kerangka rasional untuk
menjalankan dan mencapai apa yang disebut sosialisme. Oleh karena itu Marx dan Engels
mengembangkan beberapa tesis untuk membedakan antara sosialisme dan komunisme.
Menurut mereka, sosialisme adalah tahap yang harus dilalui masyarakat untuk mencapai
komunisme. Dengan demikian komunisme atau masyarakat tanpa kelas adalah tujuan akhir
sejarah. Konsekuensinya, tahap sosialisme adalah tahap kediktatoran rakyat untuk mencapai
komunisme, seperti halnya pendapat Lenin yang mengatakan bahwa Uni Sovyet berada dalam
tahap sosialisme.Sosialisme memandang bahwa kehidupan ini sebagai materi yang terdiri atas
manusia, alam semesta, dan kehidupan. Materi adalah asal dari segala sesuatu, serta evolusi
materi akan mewujudkan segala sesuatu. Ini berarti mereka menolak adanya Pencipta sesuatu
yang ada dan mengingkari aspek ruhani pada segala sesuatu itu. Mengakui adanya aspek ruhani

5
–menurut sosialisme – berbahaya bagi manusia, mereka menyadari agama adalah candu bagi
masyarakat, sebagaimana yang dikatakan oleh Marx, dan atas dasar inilah asas sosialisme
ditegakkan.
Menurut Sosialisme tidak mungkin ada sesuatu yang disebut dengan kebebasan
beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan kepemilikan, dan kebebasan berperilaku. Akidah
dan pendapat itu menjadi sesuatu yang dibatasi atau ditentukan oleh apa yang diinginkan
negara. Begitupula ekonomi, menjadi sesuatu yang ditentukan oleh keinginan negara. Karena
itu negara menjadi sesuatu yang disucikan oleh ideologi ini. Dari filsafat materialisme ini lahir
seluruh aturan-aturan (sistem) kehidupan dan sistem ekonominya menjadi asas pertama bagi
seluruh sistem yang lain.
2.3 Fenomena Ekonomi Nasional, Regional, dan Dunia
2.3.1 Fenomena Ekonomi Nasional
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan telah asumsi dasar ekonomi di Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Mulai dari target pertumbuhan
ekonomi 5,4 persen sampai nilai tukar rupiah dipatok Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat
(AS) tahun depan. Jokowi menyampaikan Nota Keuangan dan RAPBN 2018 di Gedung DPR,
Jakarta, Rabu (16/8/2017), yang disusun berpedoman pada tiga kebijakan utama. Pertama,
mendorong optimalisasi pendapatan negara melalui peningkatan rasio pajak serta optimalisasi
pengelolaan sumber daya alam dan aset negara.
Kedua, melakukan penguatan kualitas belanja negara melalui peningkatan kualitas
belanja modal yang produktif, efisiensi belanja non prioritas seperti belanja barang dan subsidi
yang harus tepat sasaran, sinergi antara program perlindungan sosial, menjaga dan refocusing
anggaran prioritas seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, serta penguatan kualitas
desentralisasi fiskal untuk pengurangan kesenjangan dan perbaikan pelayanan publik.
Ketiga, kebijakan keberlanjutan dan efisiensi pembiayaan, yang dilakukan melalui
pengendalian defisit dan rasio utang, defisit keseimbangan primer yang semakin menurun, dan
pengembangan creative financing, seperti melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha atau KPBU.
Selaras dengan kebijakan fiskal jangka menengah, maka tema kebijakan fiskal tahun 2018
adalah “Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang
Berkeadilan."

6
Berikut asumsi makro ekonomi Indonesia di 2018, antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,4 persen. Pertumbuhan ekonomi yang optimis
tersebut akan dicapai melalui dukungan konsumsi masyarakat yang terjaga, peningkatan
investasi, dan perbaikan kinerja ekspor dan impor. Pada 2018, pembangunan ekonomi akan
diarahkan untuk menumbuhkan ekonomi kawasan Maluku, Papua, Kalimantan, Sulawesi,
Bali, dan Nusa Tenggara melalui peningkatan keterkaitannya dengan Pulau Jawa dan
Sumatera yang selama ini menjadi penyumbang terbesar dalam perekonomian nasional
Peningkatan dan pembangunan infrastruktur, baik konektivitas maupun ketersediaan
energi, merupakan kunci dari upaya pemerataan ekonomi ini. Selain itu, pengembangan
daerah perbatasan juga menjadi prioritas pemerintah, agar menjadi pintu gerbang transaksi
perdagangan internasional, sehingga tidak hanya mampu meningkatkan perekonomian di
daerah perbatasan, namun juga perekonomian nasional secara keseluruhan.
2. Inflasi diperkirakan tetap dapat terjaga di tingkat 3,5 persen, didukung oleh perbaikan
kapasitas produksi nasional, stabilisasi harga, serta harga komoditas global yang masih
relatif rendah. Walaupun demikian, dampak cuaca terhadap harga komoditas pangan
menjadi risiko yang perlu dipertimbangkan, karena cuaca merupakan salah satu faktor
yang dapat menyebabkan kenaikan inflasi. Penguatan koordinasi kebijakan moneter, fiskal,
dan sektor riil tentunya akan terus ditempuh dan ditingkatkan untuk lebih mendukung
terjaminnya stabilitas harga di dalam negeri.

3. Nilai tukar rupiah diperkirakan berkisar Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membangun
upaya penguatan di sektor keuangan untuk menjaga stabilitas nilai tukar.

Kerangka pendalaman pasar keuangan diharapkan dapat mempengaruhi arus modal


masuk ke pasar keuangan Indonesia serta dapat mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

4. Rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan pada 2018 diperkirakan
sekitar 5,3 persen. Antisipasi pasar dalam menghadapi kebijakan Bank Sentral Amerika
Serikat serta kondisi inflasi domestik yang terkendali berkontribusi dalam upaya
pengendalian tingkat suku bunga SPN 3 bulan.

7
5. Asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia diperkirakan sebesar US$ 48 per barel.
Peningkatan kebutuhan energi dalam rangka pemulihan ekonomi global menjadi faktor
yang mempengaruhi kenaikan harga minyak pada 2018.
6. Volume minyak dan gas bumi yang siap dijual selama 2018 diperkirakan mencapai 2 juta
barel setara minyak per hari, yang terdiri dari produksi minyak bumi sebesar 800 ribu barel
per hari dan gas bumi sekitar 1,2 juta barel setara minyak per hari.
"Asumsi dasar ekonomi makro yang ditetapkan tersebut didasarkan pada kondisi
perekonomian terkini serta memperhatikan proyeksi perekonomian mendatang, sehingga
diharapkan akan lebih mencerminkan kondisi di tahun depan," Jokowi menerangkan.
2.3.2 Fenomena Ekonomi Regional
Tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau sering juga disebut Asean Economic
Community (AEC) yang telah dirancang oleh 10 pemimpin ASEAN pada masa lalu telah dua
tahun dilaksanakan tiba. Disadari atau tidak oleh para pemimpin-pemimpin terutama di daerah
Aceh, kompetisi ini akan semakin tajam di kawasan Asia Tenggara walaupun MEA itu sendiri
dirancang untuk memberikan manfaat bagi semua anggota ASEAN.
Tahun 2016 sudah di depan mata, pemerintah dan segenap aparatur birokrasi akan
menjadi katalisator untuk menentukan nasip setelah MEA diberlakukan pada awal 2016 ini.
Apakah Indonesia akan keluar menjadi pemenang dibanding 9 anggota ASEAN lainnya
menghadapi perkembangan China dan India atau hanya akan menjadi pasar besar bagi mereka?
Pertanyaan ini belum ada satu jawaban yang jelas secara komperhensif tentang kesiapan
pemerintah sendiri.
Menghadapi MEA sistem kerja birokrasi harus mengalami perubahan. Proporsi ekspor
Indonesia berada jauh dibawah rata – rata negara ASEAN lainnya. Dalam kapabalitas
pengembangan teknologi, Indonesia hanya mengandalkan ekspor bahan komoditi mentah saja.
Untuk impor justru termurah di ASEAN. Tanpa intervensi yang tepat dari pemerintah, MEA
hanya menguntungkan importir dan corporate besar ASEAN lainnya tanpa nilai tambah untuk
komoditi ekspor dan hanya menguntungkan negara lain.
Setidaknya ada pendekatan untuk mereform regulasi kedepan untuk mengidentifikasi
perkembangan kedepan. Memahami implikasi perubahan sosial ekonomi dan menentukan
investasi, kebijkakan strategis maupun menciptakan lingkungan yang bermanfaat bagi
masyarakat serta meminimalisir ancaman dari luar.Untuk memahami dinamika relasi antara

8
birokrasi dan pasar misalnya: harus merubah paradigma lama, meminimalisasi peran birokrasi
untuk merespon globalisasi.
Kemudahan teknologi dan integrasi perbankan membuat modal cepat berpindah serta
kualitas respon sector publik terhadap perbaikan pelayanan, percepatan infrastruktur, harmoni
regulasi menjadi hal yang sangat penting karena akan menentukan arah investment. Walau kita
tau pengurusan investasi mendapat nilai terendah di banding negara ASEAN yang lain.
Kita patut mempersoalkan bagaimana arah dan cara kerja reformasi dan birokrasi yang
berjalan selama ini terkait dengan tantangan eksternal yang muncul dalam menghadapi MEA.
Perlu adanya pembenahan paradigma aparatur birokrasi, harus mampu bersiap menghadapi dan
merespon transformasi ekonomi ASEAN ini. Paradigma tersebut dapat diperkenalkan dengan
cara pandang yang kompetitif and representative government.
Dalam hal ini pemerintah Aceh harus memiliki kapasitas untuk merepresentasi
kepentingan publik yang representative, konsisten dan mengutamakan kepentingan masyarakat
serta mendorong partisipasi swasta atau publik. Sudah saatnya standar pelayanan birokrasi
mengakomodasi kepentingan sector swasta ataupun publik.
Tenaga kerja terampil Indonesia akan bebas berkeliaran di ASEAN saat diberlakukannya
MEA dimana pemerintah harus membuat kebijakan untuk mengantisipasi banyaknya
professional Indonesia yang pergi ke luar negri terutama Singapura, Brunei dan Malaysia demi
mencari upah yang lebih. Hal tersebut akan mengakibatkan kekeringan tenaga professional
yang terlatih di Indonesia. Para professional yang berprofesi tinggi akan tertarik
mengembangkan karir di luar Indonesia disebabkan karena upah yang lebih tinggi dari
Indonesia. Sebaliknya professional dan tenaga kerja asing akan membanjiri Indonesia.
Kami menyarankan saat ini pemerintah harus segera membuat program peningkatan nilai
tambah tingkat profesionalitas, standar upah serta kondisi lingkungan kerja dan tempat tinggal
yang layak. Selanjutnya menciptakan kebijakan yang pro bisnis, memangkas birokrasi yang
menghambat dunia usaha serta meningkatkan kompetensi pegawai pemerintah atau kita akan
menjadi negara pensuplai TKI dan TKW terbesar di dunia. Tentu hal ini dilakukan agar daya
saing meningkat serta bisa menyaingi negara-negara ASEAN lainnya.
Dalam hal ini pemerintah harus menyediakan sarana, pelatihan dan fasilitas serta lecturer
(pengajar) yang professional untuk pengembangan SDM dan tenaga kerja serta para
entrepreneurship yang qualified agar dapat mengantisipasi peperangan bisnis ditingkat anggota

9
negara ASEAN ini. Kemampuan berkomunikasi dengan bahasa asing khususnya bahasa inggris
juga sangat dibutuhkan agar kita tidak menjadi korban pasar untuk MEA. Justru sebaliknya
pemerintah Aceh melihat ini sebagai peluang besar. Dalam bidang teknologi khususnya IT
(pengoperasian komputer) serta sentra-sentra bisnis atau tempat pelatihan lainnya untuk
mendidik tenaga terampil dibidang swasta atau bisnis juga harus dikembangkan agar SDA kita
tidak tergerus seperti apayang terjadi di Papua saat ini.
Walaupun peran dominan dalam menghadapi MEA ini bukanlah sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemerintah, tetapi kami menghimbau kepada para pelaku bisnis, entrepreneur,
pedagang dan masyarakat swasta pada umumnya harus mengambil bagian untuk menyikapi
fenomena MEA 2016 sampai dengan 2020 ini agar kita tidak hanya sekedar menjadi penonton
di daerah kita Aceh yang sangat potensial SDA nya. Semoga bermanfaat.
2.3.3 Fenomena Ekonomi Dunia
Tiga bulan yang lalu, teryakinkan bahwa peningkatan pasar modal global adalah
konsekuensi dari kondisi ekonomi global yang semakin membaik. Bukan karena dorongan
euforia yang irrasional. Sehingga sejak itu, harga saham terakselerasi ke atas, dan mulai terlihat
adanya ketidakwajaran dalam investasi di Wall Street (irrational exuberance), yang berakhir
dengan penurunan tajam harga saham di bursa global pada awal Februari 2018.
Walaupun di sebagian besar pasar modal masih lebih tinggi dari posisi harga bulan
November 2017, muncullah suatu pertanyaan: apakah pembalikan harga saham pada awal
Februari tersebut merupakan pertanda akhir dari pasar modal yang bullish atau itu sekadar
koreksi sementara? Artikel ini mencoba membedah dan memberikan jawabannya.Ada tiga
variabel utama yang hampir bergeming tatkala terjadi kegaduhan di Wall Street pada awal
Februari 2018 yang lalu, yaitu harga minyak, tingkat bunga jangka panjang AS, dan nilai tukar.
Ketiga indikator tersebut menjadi penanda dan sekaligus menjadi petunjuk untuk menjawab
premis dasar yang terdapat dalam mukadimah artikel ini.
Mengapa ketiga variabel tersebut menjadi begitu bermakna bagi perekonomian global
tatkala terjadi crash di pasar modal yang menjadi pusatnya kapitalis dunia tersebut? Karena
risiko utama perekonomian global saat ini sangat berbeda dari risiko yang ditimbulkan oleh the
“New Normal” dan stagnasi sekular, inflasi rendah, resesi dan instabilitas yang membayangi
pasar Eropa yang membuat khawatir dunia selama ini. Ancaman riil ekspansi perekonomian
global saat ini adalah akselerasi inflasi, pertumbuhan ekonomi tinggi yang tak berkelanjutan,

10
dan tata kelola politik di AS yang amburadul karena fenomena Trump. Pada dasarnya
perekonomian global saat ini sedang mengalami ekspansi, semua mesin kapitalis bergerak
dengan akselerasi penuh.
Setiap kawasan sekarang mengikuti jalan yang ditempuh AS setelah GFC 2008 dengan
melakukan kebijakan stimulus moneter yang agresif serta melakukan kebijakan rekapitalisasi
perbankan, namun dengan jeda waktu yang berbeda-beda dari 3 tahun di Jepang, 4 tahun di
Tiongkok dan 6 tahun di Uni Eropa serta sedikit lebih lambat di sebagian besar emerging
economies seperti India, Rusia, dan Brasil.Karena itu, kekawatiran adanya resesi atau
perlambatan ekonomi global saat ini telah lenyap setidaktidaknya untuk waktu sampai dengan
dua tahun ke depan. Namun pertumbuhan ekonomi tidak serta merta mengeliminasi hadirnya
risiko finansial. Bahkan sebaliknya, beberapa penurunan tajam di pasar modal dunia telah
terjadi selama periode pertumbuhan tinggi, biasanya dipicu oleh akselerasi inflasi dan kenaikan
tingkat suku bunga.
Pertanyaannya saat ini adalah apakah risiko inflasi mulai terbayang menyertai ekspansi
ekonomi global? Atau bahkan terlalu dini untuk mengkhawatirkan adanya overheating,
mengingat laju inflasi di negaranegara utama masih di bawah dan di sekitar 2%, tingkat bunga
masih negatif di Jepang dan Uni Eropa, serta masih berlimpahnya tenaga kerja dan modal yang
belum mencapai tingkat utilisasi maksimal
Untuk menjawab tuntas pertanyaan- pertanyaan tersebut perlu dikaji beberapa hal berikut
ini. Pertama, ancaman terbesar inflasi tahun ini bersumber dari kenaikan harga minyak mentah
dunia. Runtuhnya harga minyak dari di atas US$ 100 per barel di tahun 2014 ke kisaran harga
yang stabil di angka US$ 50 per barel telah menjadi anugerah terbesar bagi pertumbuhan
ekonomi dunia.
Tetapi tatkala harga minyak menyentuh lebih dari US$ 50 per barel pada musim gugur
lalu, dan sepanjang Januari telah mendekati harga US$ 70 per barel, banyak pedagang minyak
meramalkan bahwa harga minyak akan kembali pada harga di atas US$ 100 per barel.
Peningkatan harga minyak yang tajam tatkala inflasi mulai merangkak naik, akan
menjadi bencana bagi perekonomian global. Sebab akan memaksa bank sentral dunia
menaikkan tingkat suku bunga secara agresif sehingga menimbulkan kepanikan di pasar
keuangan disebabkan diobralnya obligasi jangka panjang. Namun untungnya, harga minyak
tidak jadi meningkat karena harga saham mengalami penurunan. Bahkan harga minyak jatuh

11
tajam menyentuh US$ 63 per barel lagi seperti yang berlaku selama tahun 2017. Kalau harga
minyak stabil berada pada kisaran harga sekarang, maka risiko pada ekonomi global serta pada
pasar modal akan berakhir.
Kedua adalah risiko yang ditimbulkan oleh pasar obligasi AS. Akhir-akhir ini banyak
dibahas tentang kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor sepuluh tahun (ten-year
Treasury yields) dari sekitar 2,5% pada awal Januari menjadi hampir 3% saat ini. Akan tetapi,
imbal hasil obligasi menjadi signifikan dampaknya pada perekonomian global tatkala akan
menembus level 3%, yang telah menjadi harga acuan tertinggi (ceiling prices) sejak 2011, di
mana sampai saat ini imbal hasil obligasi tersebut belum mampu menembus harga acuan
tersebut.
Kalau imbal hasil obligasi jangka panjang AS tersebut naik di atas 3%, dipastikan akan
terjadi revaluasi asset di AS. Namun sampai saat ini masih belum terjadi, bahkan lebih
mendasar lagi pasar obligasi AS meyakini bahwa imbal hasil melebihi 3% dalam waktu satu
hingga dua tahun ke depan masih merupakan suatu kemustahilan.
Kenyamanan pasar obligasi akan tingkat bunga AS dan inflasi pada saat ini sungguh
mengejutkan. Bukti bahwa imbal hasil obligasi AS tenor 30 tahun (30-year US bond) masih
hanya 3,2% – tepat sama dengan satu tahun yang lampau bahkan kebanyakan sama dengan
yang terjadi pada bulan-bulan di tahun 2015 dan 2016. Ini hampir sama dengan 1% lebih
rendah dari imbal hasil di tahun 2013 dan sama dengan 2% lebih rendah dari level tahun 2007.
Dengan kata lain, pemain pasar obligasi percaya bahwa dalam jangka panjang perkiraan
pertumbuhan ekonomi dan inflasi kurang lebih akan sama dengan yang terjadi dalam periode
antara tahun 2015 dan tahun 2017, dan lebih lemah dari satu dekade yang lampau.
Kepercayaan tersebut akan sirna di kemudian hari, tatkala investor di pasar obligasi AS
menyadari akan risiko inflasi jangka panjang AS dan pemborosan fiskal Presiden Trump.
Ketika hal itu terjadi, maka imbal hasil obligasi AS akan naik tajam dan akhirnya investor
mulai diliputi kekhawatiran yang mendalam. Akan tetapi untuk saat ini, mencermati perilaku
tingkat bunga AS jangka panjang mengindikasikan bahwa rasa percaya diri investor telah
mengikis risiko yang diakibatkan oleh inflasi, walaupun keputusan Presiden Trump tentang
pemangkasan pajak, peningkatan belanja pemerintah dan abai terhadap batas defisit fiskal
dalam kondisi ekonomi mendekati pemakaian tenaga kerja penuh (full employment).

12
Hal ketiga atau yang terakhir adalah faktor nilai tukar mata uang utama dunia terhadap
dolar AS. Nilai tukar hampir tidak terjadi pergerakan yang signifikan selama terjadinya
kegaduhan di pasar modal yang terjadi di Wall Street di awal Februari 2018 yang lalu.
Stabilitas di pasar valas ini masuk akal. Investor tidak khawatir adanya tekanan inflasi di
perekonomian AS, karena mereka percaya dengan kekuatan ekonomi di perekonomian utama
lainnya.
Di Uni Eropa, Jepang dan di emerging markets, siklus perekonomian yang menanjak baru
mulai dan disertai dengan inflasi yang rendah, serta yang lebih penting adalah pengelolaan
ekonomi mereka jauh lebih sehat dari pengelolaan ekonomi AS. Implikasinya sangat jelas
bahwa ekspansi ekonomi global dan pasar modal yang bullish akan masih berlanjut, tetapi
kepemimpinan ekonomi akan berpindah dari AS ke negara-negara yang ekonominya lebih
menjajikan, seperti Uni Eropa dengan hadirnya sosok pemimpin Angela Merkel dan Emmanuel
Macron, Jepang dengan kepemimpinan Shinzo Abe, dan emerging market dengan sosok Xi
Jinping di Tiongkok.
2.4 Karakteristik Perekonomian Negara-Negara di Dunia
2.4.1 Karakteristik Perekonomian Negara-Negara Maju
Kebanyakan negara dengan GDP per kapita tinggi dianggap negara berkembang. Namun
beberapa negara telah mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam (seperti
Nauru melalui pengambilan fosfor dan Brunei Darussalam melalui pengambilan minyak bumi)
tanpa mengembangkan industri yang beragam, dan ekonomi berdasarkan-jasa tidak dianggap
memiliki status 'negara maju'.
Pengamat dan teoretis melihat alasan yang berbeda mengapa beberapa negara (dan
lainnya tidak) menikmati perkembangan ekonomi yang tinggi. Banyak alasan menyatakan
perkembangan ekonomi membutuhkan kombinasi perwakilan pemerintah (atau demokrasi),
sebuah model ekonomi pasar bebas, dan sedikitnya atau ketiadaan korupsi. Beberapa
memandang negara kaya menjadi kaya karena eksploitasi dari negara miskin pada masa lalu,
melalui imperialisme dan kolonialisme, atau pada masa sekarang, melalui proses globalisasi.
Berikut ciri perekonomian di negara maju
a. Pendapatan Per Kapita Tinggi
dilihat dari pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita inilah yang menunjukkan
penghasilan rata-rata penduduk yang ada di dalam sebuah Negara. Pendapatan per kapita

13
tinggi tentu menunjukkan jika taraf hidup penduduk di negra tersebut juga relatif tinggi. Hal
ini menunjukkan jika sebagian besar dari penduduknya dapat memenuhi kebutuhan hidup
setiap harinya serta sadar akan kesejahteraan di hari tua nantinya
b. Sektor Perekonomian Utama Dalam Bidang Industri dan Jasa
memiliki sektor perekonomian utama dalam bidang industri maupun jasa. Sebagian besar
penduduk negara tersebut bekerja pada bidang industri, sehingga tak heran jika produk-
produk industri nya sering dieskpor ke Negara-negara lainnya. Namun meskipun sebagian
besar ciri-ciri negara maju di bidang ekonomi memiliki sektor perekonomian di bidang
industri dan jasa, namun bukan berarti sektor-sektor lainnya tidak di kelola. Ada bebreapa
negara yang mana memiliki perekonomian utama di luar dari bidang industri & jasa seperti
pertanian, perikanan, dan lainnya. Mereka mengelola sumber daya alam yang dimilikinya
secara maksimal dengan menggunakan alat-alat canggih. (baca juga: Fungsi Bahasa Daerah).
negara-negara maju memang memiliki perekonomian dalam bidang industri dan jasa. Berbeda
dari Negara-negara berkembang yang umumnya lebih mengandalkan pada hasil alam.
Sehingga secara tidak langsung perekonomian dari Negara maju tidka terlalu tergantung pada
sumber daya alam yang dimilikinya. Mereka akan memanfaatkan yang ada dengan optimal
dengan teknologi canggih serta ilmu pengetahuan yang cukup. Misalnya saja, jika tidak ada
lahan yang digunakan untuk menanam, maka masyarakat Negara maju akan membuat
berbagai inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
c. Produk Ekonominya Berupa Barang Sekunder dan Tersier
Masih berkaitan dengan penjelasan sebelumnya, dukungan ilmu pengetahuan serta
teknologi yang canggih serta inovasi yang beragam membuat Negara-negara maju dapat
memproduksi kebutuhan-kebutuhan Negaranya maupun negara lainnya. Produk utama dari
Negara maju biasanya berupa barang sekunder (manufaktur) serta tersier (asa). Ekpor utama
dari Negara-negara maju biasanya adalah barang-barang produksi pabrik seperti elektronik,
mesin, dan lainnya.
2.4.2 Karakteristik Perekonomian Negara-Negara Berkembang
Negara berkembang merupakan negara yang memiliki tingkat perekonomian yang belum
begitu maju atau bisa dikatakan sebagai negara yang memiliki perekonomian dengan
kesejahteraan rakyat yang kurang merata. Pendapatan negara berkembang ini berada di kategori

14
menengah dengan sektor industri yang cukup. Beberapa faktor penentu negara berkembang ini
ialah:
1. Struktur ekonomi yang belum kokoh sehingga pertumbuhan ekonominya yang cukup
lambat
2. Standar hidup yang tergolong rendah karena pendapatan yang relatif kecil
3. Pendidikan yang belum merata secara menyeluruh
4. Jaminan kesehatan yang belum dilengkapi dengan fasilitas yang layak
Untuk negara berkembang masalah yang sering terjadi adalah kemiskinan dan
pengangguran yang masih tinggi. Itulah penjelasan singkat mengenai perbedaan negara maju
dan negara berkembang dari segi ekonomi yang mudah dipahami.
Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan negara berkembang yaitu:
a. Faktor Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat
lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya
selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
proses pembangunan.
b. Faktor Sumber Daya Alam
Sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi,
apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber
daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah,
kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas
dan kuantitas
d. Faktor Budaya
Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja
cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses
pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
e. Sumber Daya Modal

15
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK.Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.
2.5 Model dan Teori Geografi Ekonomi
2.5.1 Teori Klasik
Dasar pemikiran dari teori klasik adalah pembangunan ekonomi dilandasi oleh sistem
liberal, yang mana pertumbuhan ekonomi dipacu oleh semangat untuk mendapatkan keuntungan
maksimal. Jika keuntungan meningkat, tabungan akan meningkat, dan investasi juga akan
bertambah. Hal ini akan meningkatkan stok modal yang ada. Skala produksi meningkat dan
meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja sehingga tingkat upah juga meningkat. Yang
terakhir ini selanjutnya akan mengakibatkan jumlah suplay tenaga kerja meningkat yang
akhirnya akan menurunkan tingkat produktivitas dan keuntungan karena berlakunya hukum
tambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing of return) karena terbatasnya jumlah
sumber daya alam (SDA), seperti luas tanah. Proses ini selanjutnya mengakibatkan produksi,
permintaan tenaga kerja, dan juga tingkat upah menurun. Menurut pemikiran klasik, pada
kondisi seperti ini perekonomian mengalami tingkat kejenuhan atau keadaan stasioner. Ini adalah
sebuah keadaan di mana perekonomian telah dewasa, mapan, dan masyarakat telah sejahtera,
tetapi tanpa perkembangan lebih lanjut.

Beberapa teori klasik antara lain sebagai berikut :


a. Teori Pertumbuhan Adam Smith
Di dalam teori ini, ada tiga faktor penentu proses produksi / pertumbuhan, yakni SDA,
SDM, dan barang modal.
b. Teori Pertumbuhan David Ricardo
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA yang jumlah nya
terbatas, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan
diri dengan tingkat upah, di atas atau di bawah tingkat upah minimal. David Ricardo juga
melihat adanya perubahan teknologi yang selalu terjadi, yang membuat meningkatnya
produktivitas tenaga kerja dan memperlambat proses diminishing return kemerosotan tingkat
upah an keuntungan ke arah tingkat minimumnya. David Ricardo juga melihat pertanian
sebagai sector utama sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi.

16
c. Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus
Menurut Thomas, ukuran keberhasilan pembangunan suatu perekonomian
adalah kesejahteraan negara, yakni jika PNB potensialnya meningkat. Sector yang dominan
adalah pertanian dan industry. Jika output di kedua sector tersebut ditingkatkan, maka PNB
potensialnya akan bisa ditingkatkan. Ada dua kelompok faktor yang sangat menentukan
pertumbuhan, yakni faktor – faktor ekonomi seperti tanah, tenaga kerja, modal dan
organisasi. Dan faktor – faktor nonekonomi, seperti keamanan atas kekayaan, konstitusi dan
hukum yang pasti, etos kerja dan disiplin pekerjaan yang tinggi. Di antara faktor – faktor
ekonomi tersebut yang paling berpengaruh adalah faktor akumulasi modal. Tanpa
penambahan modal (peningkatan investasi), proses produksi akan berhenti dan berarti PNB
potensial akan berkurang atau hilang. Sumber utama akumulasi modal adalah keuntungan
dari pengusaha, bukan penghematan konsumsi atau tabungan masyarakat.
d. Teori Marx
Marx membuat lima tahapan perkembangan sebuah perekonomian, yakni:
1) Perekonomian komunal primitive
2) Perekonomian perbudakan
3) Perekonomian feudal
4) Perekonomian kapitalis
5) Perekonomian sosialis
Titik krisis dari teori marx ini adalah pada transisi dari perekonomian kapitalis dan
perekonomian sosialis.
2.5.2 Teori Neo – Keynes
Model pertumbuhan yang masuk di dalam kelompok teori Neo – Keynes adalah modal
dari Harrod dan Domar yang mencoba memperluas teori Keynes mengenai keseimbangan
pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang dengan melihat pengaruh dari
investasi, baik AD maupun pada perluasan kapasitas produksi AS, yang pada akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dapat dikatakan bahwa model pertumbuhan Harrord –
Domar adalah suatu gabungan dengan modifikasi dari model pertumbuhan dari Dumar dan
model pertumbuhan dari Harrord. Model dari Domar lebih memfokuskan pada laju
pertumbuhan investasi. Di dalam modelnya, investasi ditetapkan harus tumbuh dalam suatu
presentase yang konstan. Sedangkan penekanan dari model Harrord lebih pada pertumbuhan Y

17
jangka panjang. Di dalam modelnya, laju pertumbuhan keseimbangan yang membuat besarnya
pertumbuhan tabungan domestik yang direncanakan ditetapkan selalu sama dengan besarnya
investasi yang direncanakan.
2.5.3 Teori Neo – Klasik
Pemikiran dari teori neo – klasik didasarkan pada kritik atas kelemahan – kelemahan atau
penyempurnaan terhadap pendangan / asumsi dari teori klasik.
Beberapa model neo – klasik antara lain :
a. Model Pertumbuhan A. Lewis
Model ini yang dikenal dengan sebutan suplai tenaga kerja yang tidak terbatas adalah
satu di antara model neo – klasik yang meneliti gejala di negara – negara berkembang
(NSB).Model ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah NSB yang
mempunyai dua sector dengan sifat yang berbeda, yakni pertanian tradisional yang subsistem
di pedesaan dan industri yang modern di perkotaan. Dalam model ini, pertumbuhan ekonomi
terjadi karena pertumbuhan industry dengan proses akumulasi modal yang pesat, sedangkan
di pertanian pertumbuhan nya relative rendah dengan akumulasi capital yang rendah sekali.
Keunggulan komparati di sector industry adalah upah buruh yang murah dikarenakan suplai
tenaga kerja yang berlimpah di pertanian. Akibat terlalu banyaknya tenaga kerja di pertanian
membuat rendahnya marjinal produktivitas tenaga kerja di sector tersebut, sehingga
perpindahan tenaga kerja dari pertanian ke industry tidak sampai mengakibatkan turunnya
produksi di pertanian.
b. Model Pertumbuhan Paul A. Baran
Model ini dikenal sebagai teori pertumbuhan dan stagnasi ekonomi. Pemikiran nya
disebut sebagai tesis neomarxis, karena ia menolak pemikiran marxis yang menyatakan
bahwa NSB akan maju seperti di Eropa karena sentuhan nya dengan negara – negara maju
(NM) atau negara – negara kapitalis. Sedangkan Baran berpendapat bahwa akibat pengaruh
dari NM, ekonomi NSB akan menjadi buruk. Menurut Baran, proses kapitalisme di NSB
berbeda dengan yang terjadi di NM. Di NM proses kapitalisme yang memakan waktu cukup
panjang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1) Pertumbuhan ekonomi meningkat bersamaan dengan perpindahan masyarakat petani
dari pedesaan ke industri di perkotaan.

18
2) Peningkatan produksi barang dan jasa berbarengan dengan terjadinya pembagian dan
spesialisasi kerja. Sebagian menjadi buruh dan sulit berkembang dan sebagian lainnya
menjadi kaya dan terus menumpuk capital.
Sedangkan, di NSB proses akumulasi modal tidak terjadi. Yang terjadi justru sebaliknya
yaitu modal asing yang datang ke NSB justru mengambil surplus ekonomiyang terjadi,
sehingga capital yang ada justru berkurang, dan masyarakat menjadi miskin karena tidak
menikmati surplus tersebut.
c. Teori Ketergantungan Neokolonial
Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa pembangunan ekonomi di NSB
sangat tergantung pada NM, terutama dalam investasi langsung di sector pertambangan dan
impor barang-barang industri. Pekerja-pekerja di NSB di bekerjakan sebagai buruh di
perusahaan-perusahaan asing yang berlokasi di NSB di sector pertanian dan pertambangan ,
sementara semua kebutuhan produk-produk manufaktur, mulai dari barang-barang konsumsi
hingga peralatan dan mesin industri di impor dari NM. Ini membuat NSB hanya bisa
berspesialisasi di produk-produk primer yang nilai tambahnya rendah, sementara NM
berspesialisasi di produk-produk industri yang menghasilkan nilai bertambah besar.
Walaupun sekarang ini, sudah banyak NSB yang berspesialisasi dalam industri manufaktur,
tetapi ketergantungan nya terhadap NM tetap tinggi, bahkan menjadi lebih tergantung,
terutama dalam pinjaman dan teknologi.
d. Model Pertumbuhan WW. Rostow
Menurut Rostow pembangunan ekonomi di manapun juga merupakan proses yang
bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat maju.
Proses ini, dengan berbagai variasinya pada dasarnya berlangsung sama di manapun dan
kapanpun juga. Dalam modelnya, proses pembangunan terdiri atas lima tahapan, yaitu :
1) Masyarakat tradisional
2) Prakondisi untuk lepas landas
3) Lepas landas
4) Menuju kedewasaan
5) Era konsumsi missal tinggi

19
Kriteria yang digunakan untuk membedakan tahap satu dengan tahap – tahap berikutnya
adalah perubahan yang terjadi dalam kondisi ekonomi, sosial, politik, serta budaya dalam
sebuah perekonomian.
e. Model Pertumbuhan Solow
Model pertumbuhan Solow adalah penyempurnaan model pertumbuhan Harrod-Domar.
Dalam model Solow, proporsi faktor produksi diasumsikan dapat berubah dan tingkat upah
tenaga kerja dan suku bunga juga bisa berubah. Jika jumlah tenaga kerja tumbuh melebihi
jumlah stok capital, upah akan turun relative dengan suku bunga, atau sebaliknya, jika
pertumbuhan capital melebihi pertumbuhan tenaga kerja, suku bunga akan turun relatif
terhadap upah. Fleksibilitas harga faktor produksi ini yang memungkinkan jalur pertumbuhan
dalam model ini bisa menjadi stabil, berbeda dengan model H-O yang bisa mengalami
ketidakstabilan yang berkepanjangan jika syarat -syarat untuk mencapai pertumbuhan
warranted tidak terpenuhi. Model ini menganalisis pertumbuhan ekonomi (Y) dengan
menggunakan fungsi produksi. Fungsi produksi yakni capital (K) dan tenaga kerja (L), dapat
tumbuh pada tingkat yang berbeda : Y = Kα(AL)β Di mana A = konstanta yang nilainya
berbeda – beda untuk perekonomian yang berbeda dan α dan β adalah elastisitas output
terhadap capital dan tenaga kerja. Dalam fungsi produksi Cobb – Douglas, α+β = 1 yang
artinya bahwa peningkatan output sama persis dengan produktivitas fisik marginal dari kedua
faktor produksi tersebut dikalikan dengan kenaikan nya. Hal ini mengimplikasikan skala hasil
yang konstan.
2.5.4 Teori Modern
Seperti yang telah di jelaskan di atas, model – model pertumbuhan di atas hanya
melihat pada satu sumber pertumbuhan saja, yakni konstribusi dari penambahan jumlah dari
factor-faktor produksi. Padahal sumber pertumbuhan yang terpenting adalah peningkatan
produktivitas , bukan jumlah dari faktor – faktor produksi yang di gunakan dan ini
mencerminkan adanya suatu progres teknologi.
Dalam teori modern ini, faktor – faktor produksi yang krusial tidak hanya banyaknya
tenaga kerja dan modal, tetapi juga kualitas SDM dan kemajuan teknologi, energy,
kewirausahaan, bahan baku, dan material. Bahkan dalam era globalisasi dan perdagangan
bebas dunia saat ini, kualitas SDM dan teknologi merupakan dua faktor dalam satu paket
yang menjadi penentu utama dalam keberhasilan suatu bangsa / negara.

20
Selain itu, faktor – faktor lain yang oleh teori modern juga dianggap sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan dan kondisi infrastuktur,
hukum serta peraturan, stabilitas politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar
internasional. Dilihat dari kerangka pemikiran kelompok teeori modern tersebut, ada
sejumlah perbedaan yang mendasar dengan kelompok teori klasik dan neoklasik atau Neo-
Keynes, diantaranya adalah yang mencakup tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Dalam
kelompok teori modern, kualitas tenaga kerja lebih penting dari pada kuantitasnya.
Demikian juga dengan modal, kualitasnya lebih penting dari pada kuantitas. Dan juga
kewirausahaan, termasuk kemampuan seseorang untuk melakukan inovasi, merupakan salah
satu faktor krusial bagi pertumbuhan ekonomi.
Jadi, model – model pertumbuhan baru memasuki aspek – aspek enogenitas dan
eksternalitas di dalam proses pembangunan ekonomi. Salah satu asumsi dari teori modern
ini adalah sifat keberadaan teknologi yang tidak eksogen, tetapi merupakan salah satu faktor
produksi yang dinamis.

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Geografi ekonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur aktivitas
ekonomi manusia dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan berbagai ragam keruangan di permukaan bumi, yang mempunyai kondisi geografis yang
berbeda.
Terdapa dua ideologi ekonomi yang umumnya dipakai oleh banyak negara didunia yaitu
ideologi kapitalis dan ideologi sosialis. Kebebasan dalam kepemilikan merupakan aspek yang
paling menonjol dari ideologi kapitalis sedangkan Secara umum term sosialisme digunakan
untuk mengacu pada sebuah ideologi, Paham yang bertujuan perubahan bentuk masyarakat
dengan menjadikan perangkat produksi menjadi miliki bersama dan pembagian hasil secara
merata disamping pembagian lahan kerja dan bahan konsumsi secara menyeluruh. Dapat pula
kita definisikan Sosialisme adalah sistem hidup yang menjamin hak asasi manusia, hak sama rata
(equality), demokrasi, kebebasan dan sekularisme. Jaminan ini akan mewujudkan keadilan
secara keseluruhan.
Perekonomian di negara maju memiliki cirri : (1)Pendapatan Per Kapita Tinggi, (2)
Sektor Perekonomian Utama Dalam Bidang Industri dan Jasa, (3) Produk Ekonominya Berupa
Barang Sekunder dan Tersier Sedangkan perekonomian di negara berkembang memiliki ciri: (1)
Struktur ekonomi yang belum kokoh sehingga pertumbuhan ekonominya yang cukup lambat, (2)
Standar hidup yang tergolong rendah karena pendapatan yang relatif kecil, (3)Pendidikan yang
belum merata secara menyeluruh, (4) Jaminan kesehatan yang belum dilengkapi dengan fasilitas
yang layak. Oleh karen itu, karena setiap negara memiliki karakteristik berbeda-beda maka
terdapat pula macam-macam teori dan model ekonomi yang dicetuskan para ahli, sesuai dengan
latar belakang ahli tersebut.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dalam pemahaman
dan penjelasan tentang topik-topik yang ada di makalah ini sehingga diharapkan agar dosen bisa
memperjelasnya.

22

Anda mungkin juga menyukai