Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MATA KULIAH :ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

TOPIK : ANALISA ISU MORAL, DILEMA & KONFLIK


MORAL

DOSEN PENGAMPU : Dr. MARETA B. BAKOIL, SST, MPH

OLEH

KELOMPOK 5

1. ADE K. MANUNGGALA 6. ROSDIANI WOLEKA


2. AKSAMINA TANGGU 7. TIARA A. NALLE
3. CICILIA F. WARIAKA 8. VINSENSIA AFRIN JERANU
4. NINING DJU BIRE 9. YOANITA AGUSTINUS
5. RINI DIRA TOME 10. YUNA MASU

TINGKAT 1 C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan dengan judul
“Analisa Isu Moral, Dilema dan Konflik Moral”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran, serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Kupang, 19 Mei 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Isu Moral................................................................................................................4
B. Dilema Moral.........................................................................................................5
C. Konflik Moral........................................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................9
B. Saran......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perlu di sadari bahwa di dalam pelayanan kebidanan seringkali muncul
masalah atau isu di masyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta
konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid 3, Isu adalah gosip atau kabar
yang belum pasti, bukan merupakan kenyataan dan lebih ke arah negatif. Sedangkan
moral adalah nilai-nilai keagungan makhluk Tuhan yaitu manusia, yang menjadikan
manusia itu memiliki budi pekerti mulia, namun dalam hal ini moral dapat pula
menjadikan manusia minus.
Di dalam pelayanan kebidanan terdapat isu moral. Isu moral merupakan topik
yang penting berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari,
sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan orang sehari-hari
menyangkut kasus abortus, euthanasia, keputusan untuk terminasi kehamilan. Isu
moral juga berhubungan dengan kejadian yang luar biasa dalam kehidupan sehari-
hari, seperti menyangkut konflik, malpraktik, perang, dsb.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-
prinsip yang menjadi penuntun dalam berperilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga
keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam
standar praktik profesional.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah isu moral, dilema, dan konflik moral dalam pelayanan kebidanan ?

C. Tujuan Pembahasan
Mahasiswa mampu mengetahui tentang isu moral, dilema dan konflik moral dalam
pelayanan kebidanan !

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Isu Moral
Isu moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang
baik dan buruk yang memengaruhi sikap seseoranng. Kesadaran tentang adanya baik
buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan,
pendidikan, sosial budaya, agama dan lain-lain. Hal ini yang disebut kesadaran moral.
Isu moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang
berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari dan yang ada
kaitannya dengan pelayanan kebidanan.

Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari :

1. Kasus abortus
2. Euthanasia
3. Keputusan untuk terminasi kehamilan
4. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan
sehari-hari, seperti yang menyangkut konflik dan perang.

Contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari :

Kasus abortus

Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin sebelum mencapai


viabilitas dengan usia kehamilan <22 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.

Aborsi dan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) merupakan permasalahan


yang terabaikan. Sebagai tenaga kesehatan yang menyatu dengan masyarakat, bidan
sering didatangi oleh perempuan dengan masalah ini. Penyebab terjadinya aborsi dan
KTD: korban perkosaan, pengetahuan yang kurang tentang kesehatan reproduksi,
hingga kegagalan kontrasepsi. Menghadapi masalah tersebut bidan harus berperang
antara keinginan menolong dengan hati nurani yang bertentangan, belum lagi hukum
yang melarang tindakan aborsi.

4
Menolak atau tidak peduli pada perempuan yang mengalami permasalahan
dengan KTD seringkali berdampak fatal. Banyak kejadian yang menyebabkan
perempuan cari jalan pintas dengan melakukan aborsi tidak aman. Aborsi tidak aman
dapat dilakukan oleh perempuan sendiri, orang lain yang tidak memiliki keterampilan
medis, tenaga kesehatan yang tidak memenuhi standar kemampuan dan kewenangan.

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam abortus, yaitu :

1. Aborsi spontan/alamiah : berlangsung tanpa tindakan. Kebanyakan disebabkan


karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
2. Aborsi buatan/sengaja : pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28
minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon
ibu maupun pelaksana aborsi
3. Aborsi terapeutik/medis : pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas
indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi
mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah
yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya.
Akan tetapi, itu semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak
tergesa-gesa.

B. Dilema
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan
pada dua alternatif pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah. Dilema muncul karena terbentur pada konflik
moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan
dengan kenyataan yang ada.

Pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema moral pelayanan


kesehatan. Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah memilih
alternatif yang ada. Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan :

1. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh


2. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, sering terpaparnya suatu kasus
meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus

5
3. Fakta, keputusan lebih riel, valid dan baik
4. Wewenang lebih bersifat rutinitas
5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, transparan, konsisten.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam dilema moral, yaitu:

1. Posisi/kedudukan
2. Masalah, terstruktur, tidak terstruktur, rutin, insidentil
3. Situasi : faktor konstan, faktor tidak konstan
4. Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
5. Tujuan, antara atau obyektif.

Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung jawab

profesional, yaitu :

1. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahteraan


pasien atau klien
2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian,
disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan keamanan pasien
atau klien.

Contoh kasus : Studi kasus mengenai dilema moral

“Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu
dilakukan anamnesa dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Ternyata selama kala II
kemajuan kala II berlangsung lambat, perineum masih tebal dan kaku, keadaan ini
dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya menolak di
episiotomi. Sementara waktu berjalan terus dan denyut jantung janin menunjukkan
fetal distress dan hal ini mengharuskan untuk melakukan tindakan episiotomi, tetapi
ibu tetap tidak menyetujuinya. Bidan berharap bayinya selamat. Sementara itu ada
bidan yang memberitahukan bahwa ia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan
pasien, dilakukan untuk melindungi bayinya”.

6
Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasien, maka akan
dihadapkan pada suatu tuntutan dari pasien. Sehingga inilah yang merupakan contoh
gambaran dari dilema moral. Bila bidan melakukan tindakan tanpa persetujuan pasien,
bagaimana ditinjau dari segi etik dan moral.

C. Konflik Moral
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan
warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada
berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua
pihak atau lebih pihak secara berterusan.

Menurut Gibson, et al (1997), hubungan selain hubungan selain dapat


menciptakan kerja sama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik.
Hal ini terjadi jika masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau
tujuan sendiri-sendiri dan tidak bekerja sama atau satu sama lain.

Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh


persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik
didalam organisasi, maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada.
Sebaliknya, jika mereka memersepsikan bahwa didalam organisasi telah ada konflik,
maka konflik tersebut menjadi kenyataan.

Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk teraktif interaktif yang


terjadi pada tingkat individual, interpersonal, kelompok atau tingkatan organisasi
(Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat
hubungannya dengan stress.

Menurut Minnery (1985), konflik organisasi merupakan interaksi antara dua


atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun
terpisahkan oleh perbedaan tujuan.

7
Ada dua tipe konflik, dan dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang tidak dapat
dipisahkan :
1. Konflik yang berhubungan dengan prinsip
2. Konflik yang berhubungan dengan otonomi

Adapun penyebab konflik adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan


2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi
yang berbeda
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Contoh kasus: Studi kasus mengenai konflik moral

“Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri dirumah. Ada seorang pasien
inpartu datang ke tempat praktiknya. Status obstetric pasien adalah GG.Po Ao. Hasil
pemeriksaan penapisan awal menunjukkan presentasi bokong dengan taksiran berat
janin 3900 gram, dengan kesejahteraan janin dan ibu baik. Maka bidan tersebut
menganjurkan dan memberi konseling pada pasien mengenai kasusnya dan untuk
lakukan tindakan rujukan. Namun, pasien dan keluarganya menolak dirujuk dan
bersikukuh untuk tetap melahirkan dibidan tersebut karena pertimbangan biaya dan
kesulitan lainnya.

Melihat kasus ini maka bidan dihadapkan pada konflik moral yang
bertentangan dengan prinsip moral dan otonomi maupun kewenangan dalam
pelayanan kebidanan. Bahwa sesuai Kepmenkes Republik Indonesia
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan, bidan tidak berwenang
memberikan pertolongan persalinan pada primigravida dengan presentasi bokong,
disisi lain, ada prinsip nilai moral dan kemanusiaan yang dihadapi pasien, yaitu
ketidakmampuan secara sosial ekonomi dan kesulitan yang lain, maka bagaimana
seorang bidan mengambil keputusan yang terbaik terhadap konflik moral yang
dihadapi dalam pelayanan kebidanan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan
pada prinsipnya semua manusia dewasa tahu akan hal yang baik dan yang buruk,
inilah yang disebut suara hati. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdampak pada perubahan pola pikir manusia. Dilema moral adalah suatu keadaan
dimana dihadapkan pada dua alternatif dua pilihan, yang kelihatannya sama atau
hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Dilema muncul karena terbentur
pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara nilai-nilai yang
diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.

B. Saran
Dari makalah ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengambilan
keputusan yang benar dan tepat untuk menjadi calon Tenaga Kesehatan terutama
sebagai seorang bidan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Riyanti. 2018. Buku Ajar Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Malang: Wineka Media

Farelya, Gita & Nurrobikha. 2018. Etikolegal Dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta:
Deepublish

Marmi. 2014. Etika Profesi Bidan. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Dudi, Zulvadi. 2010. Etika dan Manajemen Kebidanan. Yogyakarta: Dua Satria Off Set

Wahyuningsih, Heni Puji. 2008. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai