Anda di halaman 1dari 10

AGRILAND VOLUME 6 No.

2 JAN-JUNI 2017 ISSN : 2089-5844

PERAN FOTORESEPTOR PADA TROPISME TANAMAN SEBAGAI


RESPON TERHADAP CAHAYA
Yenni Asbur

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara


e-mail : yenniasbur@gmail.com

ABSTRAK arah (yaitu, sebuah gerakan tropik) atau


stimulus yang menyebar (gerakan nastik).
Tanaman menggunakan cahaya Contoh umum dari pergerakan tanaman
untuk menghasilkan energi kimia melalui yang dihasilkan dari stimulus arah adalah
fotosintesis. Dalam rangka untuk fototropisme dan gravitropisme
mendapatkan kondisi optimum pada (Srivastava, 2001).
proses fotosintesis, tanaman memodulasi Tanaman menggunakan cahaya
bentuk untuk memaksimalkan jumlah untuk menghasilkan energi kimia melalui
cahaya yang diterima selama hidupnya. fotosintesis. Dalam rangka untuk
Fototropisme adalah salah satu contoh mendapatkan kondisi optimum pada
yang khas dalam memodulasi bentuk dan proses fotosintesis, tanaman memodulasi
mudah diamati di bawah kondisi alam. bentuk untuk memaksimalkan jumlah
Tulisan ini merupakan review dari cahaya yang diterima selama hidupnya.
berbagai artikel ilmiah sehingga bahan Fototropisme adalah salah satu contoh
dan metode tidak dijelaskan. Beberapa yang khas dalam memodulasi bentuk dan
hasil penelitian menunjukkan bahwa mudah diamati di bawah kondisi alam.
respon tanaman terhadap arah Bibit tanaman menunjukkan respon
rangsangan cahaya yang disebut fototropik positif di alam, namun sebagian
fototropisme diperantarai oleh tiga jenis besar percobaan pada fototropisme telah
fotoreseptor cahaya, yaitu fototropin, dilakukan dengan menggunakan bibit
fitokrom dan kriptokrom. Fototropin dan yang ditumbuhkan di tempat gelap, baik
kriptokrom merupakan fotoreseptor untuk tanaman monokotil maupun dikotil
cahaya biru/UV-A, sedangkan fitokrom (Review oleh Lino 2001 dalam Kagawa et
merupakan fotoreseptor cahaya merah. al., 2009).
Respon tanaman terhadap cahaya, Sejalan dengan penelitian tentang
umumnya sama, yaitu mengakibatkan peran auksin dalam fototropisme, muncul
terjadi respon fototropisme pada daun, pemikiran mengenai pentingnya
batang, petiolus maupun hipokotil. Pada tanggapan tanaman terhadap sumber
daun, umumnya respon fototropisme cahaya. Pada awal 1817, Sebastiano
berupa pergerakan daun ke arah cahaya Poggioli melaporkan bahwa panjang
ataupun perubahan posisi daun gelombang cahaya biru lebih efektif dalam
menghadap cahaya dan bentuk daun pergerakan tanaman. Dilanjutkan dengan
yang merata. Demikian pula yang terjadi beberapa penelitian oleh Payer (1842),
pada batang, petiolus maupun hipokotil Zantedeschi (1843), Guillemin (1858), dan
Sachs (1864), menunjukkan bahwa
Kata Kunci : Fototropisme, Fototropin, fototropisme terjadi pada panjang
Fitokrom, Kriptokrom gelombang cahaya tertentu dan
menegaskan bahwa fototropisme paling
PENDAHULUAN kuat pada cahaya biru/violet (Whippo dan
Hangarter, 2006).
Respon tanaman terhadap Stimulus cahaya pada fototropisme
rangsangan eksternal, seperti cahaya, menyebabkan perubahan arah
sentuhan gravitasi, dan air, serta sinyal pertumbuhan dengan mengubah orientasi
perkembangan endogen ditentukan oleh mikrofibril, yang dapat didahului dengan
jam biologis tanaman yang sering perubahan orientasi dan sitoskeleton atau
melibatkan gerakan. Pergerakan tanaman perubahan sifat membran plasma yang
dapat sebagai respon terhadap stimulus melibatkan persepsi stimulus melalui
Yenni Asbur : Peran Fotoreseptor pada Tropisme Tanaman Sebagai Respon ………………. 92

transduksi sinyal yang ditangkap oleh Pada tanaman diketahui ada tiga
reseptor cahaya (fotoreseptor). reseptor utama yaitu fototropin dan
Umumnya, fotoreseptor yang berperan kriptokrom pada cahaya biru dan fitokrom
dalam pergerakan pada tumbuhan adalah pada cahaya merah, di mana ketiga
fototropin, phytochrome dan fotoreseptor tersebut bertanggung jawab
chryptochrome (Srivastava, 2001). pada tropisme tanaman.
Berdasarkan uraian di atas, paparan
tulisan ini mencakup peran fotoreseptor, Peran Fototropin
peran fototropin, peran fitokrom, dan Fototropin adalah fotoreseptor cahaya
peran kriptokrom terhadap pergerakan biru untuk tanggapan tropik, relokasi
tanaman. kloroplas, dan pembukaan stomata pada
tumbuhan. Fototropin memiliki dua
BAHAN DAN METODE domain bernama kromoforik light-
oxygenvoltage-sensing (LOV) 1 dan 2 di
Tulisan ini merupakan review dari N-terminal half, serta serine/threonine
berbagai artikel ilmiah sehingga bahan (Ser/Thr) protein kinase motif di C-
dan metode tidak dijelaskan. terminal half. Mengenai aktivitas kinase
dari fototropin, hanya autofosforilasi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN telah terdeteksi sejauh ini. Namun,
ditemukan bahwa fototropin dapat
Peran Fotoreseptor pada Tanaman memfosforilasi protein lain selain
sebagai Respon Terhadap Cahaya fototropin itu sendiri (Matsuoka dan
Cahaya adalah faktor paling penting Tokutomi, 2005).
yang mempengaruhi tanaman. Panjang Peran fototropin sebagai fotoreseptor
gelombang cahaya berkisar dari UV-A pada tropisme tanaman antara lain
sampai cahaya merah-jauh yang adalah:
dirasakan oleh beberapa fotoreseptor 1. Pergerakan Daun
untuk mengenali lingkungan cahaya. Hasil penelitian Inoue et al. (2005),
Cahaya biru menginduksi berbagai menunjukkan bahwa pada tanaman
perkembangan dan tanggapan gerakan, kacang merah (Phaseolusvulgaris) yang
termasuk pertumbuhan melengkung diberi cahaya biru menyebabkan daun
fototropik, pembukaan kotiledon, bergerak diantara tangkai dan helaian
fotoperiodik pembungaan, daun merata, daun (Gambar 1F), dan mendorong
etiolasi, pembukaan stomata, gerakan gerakan daun membengkok sampai
kloroplas, akumulasi antosianin, ekspresi pulvinar karena cahaya birudiserap oleh
gen, dan penghambatan perpanjangan pulvinus laminar.
hipokotil (Inoue et al., 2008).
Yenni Asbur : Peran Fotoreseptor pada Tropisme Tanaman Sebagai Respon ………………. 93

Gambar 1.Pergerakan daun kacang merah sebagai respon terhadap cahaya biru. Tanaman
disimpan dalam gelap selama 10 jam (bagian kiri dalam A-D) dan kemudian
diiradiasi dengan cahaya biru terus menerus dengan memancarkan fotodioda 100
-2 -1
μmol M S selama 120 menit dari atas (kanan bagian dalam A dan B) dan dari
sisi (bagian tepat di C dan D). Foto-foto diambil dari sisi tanaman (A dan C) dan
dari atas (B dan D). E, Waktu jalannya gerakan daun di bawah cahaya biru secara
kontinyu dari atas. Gerakan daun itu dipantau dengan mengambil gambar pada
waktu yang ditunjukkan, dan sudut daun ditentukan antara tangkai daun dan vena
utama (ϴ, Gambar. 2F). Rata-rata delapan pengukuran disajikan dengan SEs. F,
Perbesaran laminar pulvinus. Tanda panah berwarna putih menunjukkan pulvinus
tersebut. Tanda panah warna biru (A dan D) adalah arah cahaya biru. Bar putih di
bagian bawah menunjukkan 1 cm.Sumber : Inoue et al., 2005.

Hasil penelitian Inoue et al. (2005) defosforilasi serta keberadaan tiga jenis
menunjukkan bahwa dalam kondisi gelap, fototropin di dalam sel motor pulvinar,
fototropin berada dalam keadaan yaitu fototropin 1a (PvPHOT-1a),
+
defosforilasi dan H -ATPase berada PvPHOT-1b, dan PvPHOT-2 yang berisi
dalam keadaan terfosforilasi. Pemberian LOV1, LOV2 dan domain kinase Ser/Thr,
cahaya biru selama 30 detik menginduksi yang biasanya juga terdapat pada
+
fosforilasi fototropin dan defosforilasi H - tanaman lain.
ATPase sebagaimana diperlihatkan oleh Hasil penelitian lain pada bibit
ikatan protein 14-3-3. Fosforilasi Arabidopsis berumur 1 minggu yang
Fototropin terjadi dengan cepat, diikuti ditumbuhkan di bawah cahaya putih yang
+
oleh defosforilasi H -ATPase secara kemudian dipindahkan pada cahaya
bertahap. Ketika spesifik falavoprotein merah selama 5 hari menunjukkan bahwa
inhibitor diphenyleneiodonium dan protein pertumbuhan petiolus baru hampir
kinase inhibitor K-252a dan staurosporine horisontal dan daun menggulung serta
diberikan ke sel pulvinar, baik fosforilasi miring ke bawah. Namun, ketika cahaya
+
fototropin maupun defosforilasi H - biru diberikan bersamaan dengan cahaya
ATPase terhambat. Fosforilasi dan merah, petiolus baru tumbuh ke atas dan
defosforilasi diperlihatkan olehlaju daun tumbuh datar dan horisontal
dependensi fluence yang sama dengan (Gambar 2). Posisi daun tersebut
cahaya biru. Hasil inimenunjukkan bahwa disebabkan oleh fotoreseptor fototropin1
fototropin dapat berfungsi ke hulu (Phot1) dan nonphototropic hypocotyl 3
+
membran plasma H -ATPase dan (NPH3), dan mengakibatkan peningkatan
penurunan aktivitas H+-ATPase melalui pertumbuhan tanaman (Inoue etal., 2008).
Yenni Asbur : Peran Fotoreseptor pada Tropisme Tanaman Sebagai Respon ………………. 94

Gambar 2. Posisi daun sebagai respon terhadap intensitas cahaya biru yang sangat rendah.
Tanaman Arabidopsis tipe liar (col-0) yang tumbuh di bawah cahaya putih (50
-1 -1 -1 -1
µmolm s ) selama 7 hari kemudian ditransfer ke cahaya merah (25 µmolm s )
-1 -1
dengan atau tanpa cahaya biru (0.1 µmolm s ). Tanaman tumbuh lebih lanjut
selama 5 hari. Cahaya biru ditambahkan dari atas (A-D) atau dari sisi (E). Tanda
putih tebal menunjukkan daun sejati pertama. Tanda tipis menunjukkan
kotiledon. Tanda panah putih menunjukkan arah cahaya biru. (A) Sisi tampak
tanaman setelah pertumbuhan selama 5 hari dengan atau tanpa cahaya biru.
Bar putih melambangkan 1 cm. (B) Sudut (ϴ) petiolus dari garis horizontal. Nilai
yang disajikan adalah rata-rata dari 25 bibit dengan standar kesalahan. (C)
Gambar diambil dari atas. Bar hitam merupakan1 cm. (D) Luas persepsi cahaya
di daun pertama. Daerah proyeksi oleh daun pertama diukur dengan mengambil
gambar dari atas. bar mewakili rata-rata ±SE (n = 32). (E) Sisi tampak tanaman
setelah pertumbuhan selama 5 hari. Sisi tampilan tegak lurus terhadap cahaya
biru. Gambar sebelah kanan adalah dari arah yang sama dengan sumber
cahaya biru.Sumber : Inoue et al., 2008

2. Pergerakan Inflorescence Batang dan biru, setelah 12 jam diinkubasi dalam


Petiolus gelap, maka batang dan petiolus tumbuh
Tanaman Arabidopsis diiradiasi membengkok ke arah sumber cahaya.
sebagian dengan cahaya biru, maka Kecepatan lentur itu cepat selama 2 jam,
tanaman akan memberikan respon kemudian melambat. Pertumbuhan mem-
fototropik pada inflorescence batang dan bengkok berhenti setelah pengangkatan
petiolus (Gambar 3). Dalam gelap, batang darisumber cahaya. Ini adalah respon
dan petiolus tumbuh vertikal menunjukkan positif fototropik yang disebabkan oleh
gerakan rotasi selama 24 jam setelah di cahaya biru pada tingkat fluence mulai
-2 -1
transfer ke gelapan. Jika tanaman dari 0.02 sampai12 µmolm s pada
diiradiasi terus-menerus dengan cahaya batang dan petiolus tanaman tipe liar
.
Yenni Asbur : Peran Fotoreseptor pada Tropisme Tanaman Sebagai Respon ………………. 95

Gambar 3.Berurutan foto respon fototropik dari inflorescence batang A. thaliana. (a) Waktu
jadwal pra-kultur, cahaya iradiasi dan observasi. Tanaman yang tumbuh di bawah
kondisi cahaya 16L/8D ditetapkan di bawah sistem pencatatan antara 18:00
dan19:00. Pengamatan di bawah sinar infra merah dimulai sebelum 19:00 dan
dilanjutkan sampai setidaknya 18:00 hari berikutnya selama 23 jam. Cahaya biru
diberikan secara sepihak atau sebagian 7:00-13:00. (b) gambar berurutan dari
fototropisme dari inflorescence batang. Ketika batang diiradiasi dari sisi kanan
2
dengan cahaya biru (5 µmol/m /s) terus-menerus selama 6 jam, batang
membengkok ke arah sumber cahaya. Bar = 2 mm. UB: cahaya biru
sepihak.Sumber : Kagawa et al.. 2009.

1
Selanjutnya, diamati fototropisme dari (Gambar 4b). Namun, dalam phot1
inflorescence batang dan petiolus di (Gambar 4a) dan phot1, phot2 ganda
phot1, phot2 dan phot1, phot2 ganda (data tidak ditunjukkan), fototropisme
tanaman mutan (Gambar 4). Pada phot2, sedikit atau tidak teramati di bawah
respon fototropik terjadi ketika batang kondisi cahaya yang sama (Kagawa et
-2 -
diiradiasi dengan cahaya biru 6 μmolm s al.,2009)
.

Gambar 4.Waktu tanggapan fototropik diinflorescence batang mutan terhadap fototropin.


-2 -
Batang phot1 (a) dan phot2 (b) diiradiasi dengan cahaya biru pada 0.6 μmolm s
1
selama 6 jam. Batang phot1 (c) dan phot1, phot2 (d) diiradiasi dengan cahaya
-2 -1
biru pada 12 umol μmolm s selama 6 jam. Sumber : Kagawa et al. 2009.
Yenni Asbur : Peran Fotoreseptor pada Tropisme Tanaman Sebagai Respon ………………. 96

Peran Fitokrom PKS1 sampai PKS4. Hasil penelitian


Pengaturan pertumbuhan tanaman Schepens et al. (2008), menunjukkan
oleh sinyal cahaya diketahui melibatkan bahwa PKS4 merupakan regulator negatif
tiga famili utama dari informasi- dari fitokrom Adan B yang mem-
pentransduksi fotoreseptor, cahaya merah perantarai penghambatan pertumbuhan
(R) dan cahaya merah-jauh (FR) hipokotil dan mendorong kotiledon.
merupakan cahaya yang diserap fitokrom Secara mencolok, pks4 mutan yang
dan cahaya UV-A/cahaya biru merupakan abnormal menunjukkan fitokrom mem-
cahaya yang diserap kriptokrom dan perantaraiarah pertumbuhan hipokotil.
fototropin. Fitokrom(phy) merupakan Dalam gelap hipokotil bibit mengalami
fotoreseptor Photochromicbiliproteins perubahan arah tumbuh, dari
yang reversibel, sebagai dimer dengan pertumbuhan yang tegak menjadi
masing-masing monomer yang terdiri dari melengkung menuju cahaya. Pada bibit
suatu apoprotein kovalen yang melekat yang lebih tua, dengan hipokotil yang
padacahaya-menyerap linier tetrapyrrole sudah berorientasi oleh gravitasi, cahaya
kromofor, phytochromobilin. Fitokrom mendorong penyimpangan dari orientasi
disintesis dalam gelap yang secara biologi vertikal. Berdasarkan karakterisasi mutan
dalam bentuk R-absorbsi inaktif(Pr). pks4, maka disimpulkan bahwa PKS4
Aktivitas secara biologis terjadi pada menghambat perubahan pertumbuhan
fotokonversi serapan cahaya dalam orientasi di bawah cahaya merah atau
bentuk merah-jauh (Pfr) pada panjang merah-jauh. Pada kondisi cahaya, PKS4
gelombang merah. Fotokonversi dari Pfr bertindak sebagai inhibitorasimetris
kembali ke bentuk Pr dioptimalkan pada pertumbuhan. Bersamaan dengan
panjang gelombang FR, menghasilkan temuan sebelumnya, hasil ini
photoequilibrium dinamis dari Pr dan Pfr menunjukkan bahwa fitokrom memainkan
dalam kondisi cahaya alami (Franklin dan peranan penting sebagai fotoreseptor
Quail, 2009). cahaya pada fototropisme (Gambar 5)
Substrat fitokrom kinase (PKS) pada
Arabidopsis terdiri dari empat famili, yaitu
.

Gambar 5. A. Perkembangan arah pertumbuhan hipokotil (kontrol). B. Perkembangan


hipokotil yang diberi cahaya merah. C. Pertumbuhan axis hipokotil yang diberi
cahaya merah. D. Perubahan arah pertumbuhan hipokotil yang mengalami etiolasi
menuju cahaya merah. Sumber : Schepens et al., 2008.

Selain menyebabkan perubahan arah perubahan posisi daun.Dalam hal ini,


tumbuh pada hipokotil Arabidopsis fitokrom yang berperan adalah PKS1
sebagai respon terhadap cahaya merah, yang merupakan elemen sinyal phot1
fitokrom juga dapat menyebabkan selama fototropisme, dan berinteraksi
Yenni Asbur : Peran Fotoreseptor pada Tropisme Tanaman Sebagai Respon ………………. 97

dengan elemen sinyal nonphototropic Fitokrom dan kriptokrom berfungsi


hypocotyls 3 (NPH3). Hasil penelitian secara paralel, sehingga dalam
Carbonnel et al. (2010), menunjukkan mempengaruhi fototropisme pada
bahwa mutan PKS2 (pada tingkat lebih tanaman juga melalui cara yang sama.
rendah dari PKS1) berperan sama Ada kemungkinan bahwa pengaturan
mengendalikan tanggapan phototropin HY5, sebuah transkripsi aktivator,
dan NPH3, yaitu perubahan posisi daun terutama dikaitkan dengan foto
dan daun menjadi merata. Percobaan morfogenesis oleh fitokrom dan
genetik posisi PKS2 di dalam jalur phot1 kriptokrom dalam mendorong
dan phot2, masing-masing fototropisme karena hy5 mutan
mengendalikan posisi daun dan daun menampilkan fototropik lambat secara
merata. NPH3 dapat bertindak di kedua signifikan terhadap respon perlakuan
jalur phot1 dan phot2, dan interaksi cahaya yang sangat rendah (Whippo dan
sinergis diamati antara PKS2 dan NPH3 Hangarter, 2006).
pada mutan menunjukkan peran Pada tanaman, kriptokrom (cry1 dan
komplementer dari PKS2 dan NPH3 cry2) berperan dalam banyak aspek foto
selama sinyal fototropin. Akhirnya, morfogenesis, seperti mengatur
beberapa pengamatan lebih lanjut perpanjangan hipokotil, ekspresi gen
menunjukkan bahwa PKS2 dapat (Kozuka et al.2005), akumulasi antosianin
mengatur posisi dan daun merata yang (Ahmad and Cashmore, 1995), dan
dikendalikan olehauksin homeostasis. perkembangan kotiledon (Botto et al.,
2003). Selain itu, kriptokromjuga
Peran Kriptokrom mengatur waktu berbunga (Guo et al.,
Pada tumbuhan, kriptokrom 1998; Mockleret al., 1999; Giliberto et al.,
memperantarai fototropisme, atau 2005) dan jam sirkadian (Devlin dan Kay,
pertumbuhan menuju sumber cahaya 1999, 2000; Millar, 2003). Prosesseperti
sebagai respon terhadap cahaya biru. de-etiolasi, berbunga, dan jam sirkadian
Tanggapan ini sekarang dikenal sebagai pada kenyataannya merupakan
fotoreseptor. Tidak seperti fitokrom dan kerjasama antara fitokrom dan kriptokrom
fototropin, kriptokrom tidak bersifat (Casal, 2000; Sullivan dan Deng ,2003).
kinase. Flavin kromofor berkurang oleh Pada keadaan tanpa cahaya, cry1
cahaya dan diangkut ke dalam inti sel, di ditemukan di dalam inti dan di sitoplasma
mana hal itu mempengaruhi tekanan apabila pada keadaan ada cahaya,
turgor dan menyebabkan pemanjangan sedangkan cry2 hanya terdapat pada inti
batang berikutnya. Secara khusus, Cry2 baik pada keadaan tanpa cahaya maupun
bertanggung jawab untuk memperantarai ada cahaya (Guo et al., 1999; Yang et al.,
cahaya biru pada perkembangan 2000).
kotiledon dan perluasan daun. Cry2 Hasil penelitian Chatterjee et al.
berlebih pada tanaman transgenik (2006) pada tanaman Brassica napusi,
meningkatkan cahaya biru yang menunjukan bahwa kriptokrom
mendorong perkembangan kotiledon, mempunyai peran yang hampir sama
menghasilkan banyak daun lebar dan dengan fitokrom sebagai fotoreseptor.
tidak ada bunga, daripada daun utama Bedanya, fitokrom sebagai fotoreseptor
dengan beberapa bunga (Hsu et al., cahaya merah sedangkan kriptokrom
1996). sama dengan fototropin, yaitu sebagai
fotoreseptor cahaya biru.
.
Yenni Asbur : Peran Fotoreseptor pada Tropisme Tanaman Sebagai Respon ………………. 98

Gambar 6. A. Diagram menunjukkan strategi kloning terminus C BnCRY1 yang dimodifikasi


pCAMBIA2301 vektor untuk antisense.B. Western-blot analisis untuk
kuantisasiCRY1 pada tipe liar dan lima transgenik antisense yang
berbedabaris (T2) B. juncea (AsCRY1-1 untuk As-CRY1-5). C. Perbandingan
panjang hipokotil antara AsCRY1 umur 8 hari dan bibit tipe liartumbuh di
gelap atau diiradiasi dengan putih, biru, merah, atau cahaya merah-jauh.
Fenotip umur 45hari AsCRY1 dan tipe liar dewasa tumbuh di bawah kondisi
lapanganselama musim dingin yangditampilkan di bagian kanan atas.
AsCRY1, Antisense-CRY1bibit/tanaman. Sumber : Chatterjee et al., 2006.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

1. Respon tanaman terhadap arah Ahmad, M, Lin, C and Cashmore, AR.


rangsangan cahaya yang disebut 1995. Mutations Throughout an
fototropisme diperantarai oleh tiga Arabidopsis Blue-Light
jenis fotoreseptor cahaya, yaitu Photoreceptor Impair Blue-light-
fototropin, fitokrom dan kriptokrom. responsive Anthocyanin
2. Fototropin dan kriptokrom merupakan Accumulation and Inhibition of
fotoreseptor cahaya biru/UV-A, Hypocotyl Elongation. Plant J. 8:
sedangkan fitokrom merupakan 653–658.
fotoreseptor cahaya merah.
3. Respon tanaman terhadap cahaya, Botto JF, Alonso-Blanco C, Garzaron I,
umumnya sama, yaitu mengakibatkan Sanchez RA, Casal JJ. 2003. The
terjadi respon fototropisme pada Cape Verde Islands Allele of
daun, batang, petiolus maupun Cryptochrome2 Enhances
hipokotil. Pada daun, umumnya Cotyledon Unfolding in The
respon fototropisme berupa Absence of Blue Light in
pergerakan daun ke arah cahaya Arabidopsis. Plant Physiol 133:
ataupun perubahan posisi daun 1547–1556
menghadap cahaya dan bentuk daun
yang merata. Demikian pula yang Casal JJ. 2000. Phytochromes,
terjadi pada batang, petiolus maupun Cryptochromes, Phototropin:
hipokotil. Photoreceptor Interactions in plants.
Photochem Photobiol 71: 1–11
Yenni Asbur : Peran Fotoreseptor pada Tropisme Tanaman Sebagai Respon ………………. 99

Carbonnel, M, Phillip D, M. Rob GR, Shin- Hsu DS, Zhao X, Zhao S, Kazantsev A,
ichiro I, Isabelle S, Patricia L, Wang RP, Todo T, Wei YF, Sancar
Markus G, Kenichiro S, Roger H, A. 1996. Putative human blue-light
and Christian F. 2010. The photoreceptors hCRY1 and hCRY2
Arabidopsis Phytochrome Kinase are flavoproteins. Biochemistry35
Substrate2 Protein Is a Phototropin (44): 13871–7.
Signaling Element that Regulates
Leaf Flattening and Leaf Potitioning. Inoue, S, T Kinoshita and K Shimazaki.
Plant Physiol 152:1391-1405. 2005. Possible Involvement of
Phototropins in Leaf Movement of
Chatterjee, M, Pooja S, and Jitendra PK. Kidney Bean in Response to Blue
2006.Cryptochrome1 from Brassica Light. Plant Physiol 138:1994-2004.
napus Is Up-Regulated by Blue
Light and Control Hypocotyl/Stem Inoue, S, T Kinoshita, A Takemiya, M Doi,
Growth and Anthocyanin and K Shimazaki. 2008. Leaf
Accumulation. Plant Physiol 141:61- Positioning of Arabidopsis in
74. Response to Blue Light. Molecular
Plant 1(1):15-26.
Devlin PF, Kay SA. 1999. Cryptochromes:
Bringing The Blues to Circadian Kagawa, T., Mitsuhiro K., and Masamitsu
Rhythms. Trends Cell Biol 9: 295– W. 2009. Blue Light-Induced
298 Phototropism of Inflorescence
Stems and Petiole is Mediated by
Devlin PF, Kay SA. 2000. Cryptochromes Phototropin Family Members phot1
are Required for Phytochrome and phot2. Plant Cell Physiol
Signaling to The Circadian Clock 50(10):1774-1785.
but not for Rhythmicity. Plant Cell
12:2499–2510 Kozuka, T, G Horiguchi, GT Kim, M
Ohgishi, T Sakai and H Tsukaya.
Franklin, KA, and PH Quail. 2010. 2005. The Different Growth
Phytochrome Functions in Responses of The Arabidopsis
Arabidopsis Development. Darwin thaliana Leaf Blade and The Petiole
Review. Journal of Exp.Botany During Shade Avoidance are
61(1):11-24. Regulated by Photoreceptors and
Sugar. Plant Cell Physiol 46(1):213-
Giliberto L Perrotta G, Pallara P,Weller 223.
JL, Fraser PD, Bramley PM, Fiore
A, Tavazza M, Giuliano G. 2005. Matsuoka, D, and Takutomi S. 2005.Blue
Manipulation of The Blue Light Light-Regulated Moleculer Switch of
Photoreceptor Cryptochrome 2 in Ser/Thr Kinase in Phototropin. Pnas
Tomato Affects Vegetative 102(37):13337-13342.
Development, Flowering tTme, and
Fruit Anti-oxidant Content. Plant Millar AJ. 2003. A Suite of Photoreceptors
Physiol 137:199–208 Entrains The Plant Circadian Clock.
J Biol Rhythms 18: 217–226
Guo H, Yang H, Mockler TC, Lin C. 1998.
Regulation of Fowering Time by Mockler TC, Guo H, Yang H, Duong H,
Arabidopsis Photoreceptors. and Lin C. 1999. Antagonistic
Science 279: 1360–1363 Actions of Arabidopsis
Cryptochromes and Phytochrome B
Guo H, Duong H, Ma N, Lin C. 1999. The in The Regulation of Floral
Arabidopsis Blue Light Receptor Induction. Development 126: 2073–
Cryptochrome 2 is a Nuclear 2082
Protein Regulated by a Blue Light
Dependent Post-translational
Mechanism. Plant J 19: 279–287
Yenni Asbur : Peran Fotoreseptor pada Tropisme Tanaman Sebagai Respon ………………. 100

Schepens, I, Herna´n E. Boccalandro,


Chitose Kami, Jorge J Casal, and
Christian F. 2008. Phytochrome
Kinase Substrate4 Modulates
Phytochrome-Mediated Control of
Hypocotyl Growth Orientation. Plant
Physiol 147:661-671.

Srivastava, ML. 2002.Plant Growth and


Development.Hormone and
Environment.Copyright 2002.
Elsevier Science (USA). p717-756.

Sullivan JA, and Deng XW. 2003. From


Seed to Seed: The Role of
Photoreceptors in Arabidopsis
Development. Dev Biol 260: 289–
297

Whippo, CW, and RP Hangarter. 2006.


Phototropism : Bending towards
Enlightment. Historical Perspective
Essay. Plant cell 18:1110-1119.

Yang HQ., Wu Y, Tang RH, Liu D, Liu Y,


and Cashmore AR. 2000. The C-
termini of Arabidopsis
Cryptochrome Mediate a
Constitutive Light Response. Cell
103: 815–827

Anda mungkin juga menyukai