Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa
ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Kurikulum IPA. Dalam
makalah ini mengulas tentang Kurikulum Saince di Australia. .

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang miskonsepsi sel ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bogor, September 2017

Penyusun

1|Page Kurikulum di Australia


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kunci keberhasilan sebuah negara, bahkan kemajuan sebuah negara
salah satunya tergantung dengan bagaimana pemerintahan sebuah negara memuliakan
pendidikan dan pemerataannya, karena pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara.
Setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan
minat dan bakat tanpa memandang gender, status sosial, statusekonomi, suku, etnis dan agama.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan pendidikan diatas, dan sebagai tolak ukur mutu dan keberhasilan
di negara kita, kita dapat melakukan perbandingan sistem pendidikan negara lain, dalam hal ini
salah satu negara yang dapat kita perbandingkan sistem pendidikannya dengan negara Indonesia
adalah negara Australia
Australia adalah satu-satunya benua di dunia yang hanya terdiri dari satu buah negara,
yang juga disebut dengan Australia. Meski demikian, Australia memiliki 6 negara bagian serta 2
wilayah daratan (territori) yang mulai dikonstitusikan pada tanggal 1 Januari 1901. Keenam
negara bagian tersebut antara lain adalah New South Wales (Ibukota: Sydney), Victoria (Ibukota:
Melbourne), Queensland (Ibukota: Brisbane), Australia Selatan (Ibukota: Adelaide), Australia
Barat (Ibukota: Perth), dan Tasmania (Ibukota: Hobart). Sedangkan kedua territornya adalah
Northern Territory dan Australian Capital Territory. Ibukota negara Australia sendiri adalah
Canberra.
Negara bagian dikepalai oleh seorang gubernur, sedangkan teritori dikepalai oleh seorang
administrator. Pemerintah pusat memiliki wewenang yang lebih banyak pada sebuah teritori bila
dibandingkan dengan pada negara bagian.
Australia dikenal oleh dunia sebagai tempat yang nyaman dan sehat untuk ditinggali.
Penduduk di Australia ramah, udaranya bersih, lingkungan aman, fasilitas transportasi yang
bagus, serta tunjangan pendidikan dan kesehatan berkleas internasional membuat Australia
menjadi tempat yang bagus untuk ditinggali. Beberapa kota seperti Sydney, Melborune, Perth,
dan Adelaide merupakan kota-kota yang bagus dan nyaman.
Pendidikan di Australia juga sangat bagus. Di tempat ini, Australia konon memiliki
kualitas pendidikan yang tinggi, dan bahkan gelar atau ijasahnya pun diakui secara internasional.
Selain itu, biaya pendidikan di Australia tergolong murah dan terjangkau bila dibandingkan
dengan Inggris atau Amerika, bahkan pemerintah memberikan ijin bagi mahasiswa yang berasal
dari luar Australia untuk bekerja baik fulltime maupun partime untuk memenuhi biaya
pendidikan mereka. Australia juga menawarkan program studi yang sangat bervariasi, baik
jurusan maupun jenjangnya. Hal ini mempermudah siswa dalam mencari sekolah yang sesuai
dengan keinginannya
Dengan begitu banyaknya kelebihan Australia di bidang pendidikan, maka ada baiknya
Indonesia sedikit berkaca dari sistem pendidikan di Australia itu sendiri. Maka dari itulah,
penyusun ingin membandingkan sistem
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pendidikan di Australia

1. Tinjauan Umum
Pendidikan di Australia tidak dipegang oleh pemerintah pusat, namun diserahkan pada
setiap negara bagian atau teritorinya. Jadi, setiap negara bagian memiliki hak untuk
menyelenggarakan pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini berdasarkan pada konstitusi
Australia, dimana pendidikan merupakan tanggungjawab negara bagian. Pada setiap negara
bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan
pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah. Sehingga,
masing-masing negara bagian dan wilayah daratan mempunyai otoritas sendiri dalam
pelaksanaan pendidikannya
Pemerintah Negara Bagian dan Teritori Australia memegang peranan penting dalam
hal manajemen dan administrasi pendidikan sektor sekolah. Setiap Negara Bagian dan
Teritori mempunyai hukum dan peraturan-peraturan terkait mengenai kurikulum, akreditasi
program studi, ujian bagi siswa dan penghargaan bagi siswa. Pemerintah Australia
memegang peranan kepemimpinan secara nasional dan bekerjasama dengan Pemerintah
Negara-negara Bagian dan Teritori serta pihak-pihak industri dan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas dan keefektipan sekolah. Pemerintah Australia juga menyediakan
subsidi yang cukup penting bagi sekolah-sekolah pemerintah maupun swasta.
Di Australia, tahun ajaran adalah dari akhir bulan Januari, atau awal bulan Februari,
sampai dengan awal bulan Desember. Kebanyakan Negara Bagian dan Teritori
menggunakan sistem tahun ajaran yang mencakup empat triwulan. Tasmania mempunyai
sistem tahun ajaran yang terdiri dari tiga kuartalan. Terdapat dua kategori besar sekolah-
sekolah Australia. Sekolah-sekolah Negeri beroperasi di bawah tanggung jawab langsung
dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori. Sekolah-sekolah Negeri menerima pendanaan
inti dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori dan pendanaan tambahan dari Pemerintah
Federal. Sekolah-sekolah selain sekolah negeri menerima pendanaan tambahan dari
Pemerintah Federal dan Pemerintah Negara Bagian/Teritori, dan suatu proporsi pendanaan
yang besar dari sumbangan swasta dan biaya-biaya sekolah. Sekolah-sekolah selain dari
Sekolah Negeri umumnya mempunyai afiliasi agama atau gaya pengajaran yang khusus dan
di Australia sejumlah besar sekolah-sekolah selain Sekolah Negeri adalah sekolah Katolik.
Sekolah-sekolah di Australia boleh hanya untuk laki-laki, hanya untuk perempuan
atau untuk keduanya laki-laki dan perempuan (co-educational). Terdapat 8 Bidang
Pembelajaran Yang Penting yang merupakan fokus pengajaran di semua sekolah Australia.
Bidang-bidang tersebut memberikan kepada para pelajar suatu pendidikan yang utuh dan
keterampilan bermasyarakat (sosialisasi). Semua sekolah yang menerima pelajar
Internasional akan mengajar sesuai dengan 8 Bidang Pembelajaran Yang Penting itu, seperti
1. Seni
2. Bahasa Inggris
3. Pendidikan Kesehatan dan Jasmani
4. Bahasa selain Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Ilmu Pengetahuan
7. Kajian Penduduk dan Lingkungan
8. Teknologi
Selain dari 8 Bidang Pembelajaran yang Penting tersebut, para pelajar dapat memilih
dari sederajat luas mata pelajaran pilihan, yang memastikan keanekaragaan di pendidikan
Australia. Contoh-contoh termasuk memakai komputer, perniagaan, undang-undang
(hukum), pertanian, psikologi, drama, desain grafis, penerbangan dan masih banyak lagi

2. Jenjang Pendidikan di Australia


Pada dasarnya jenjang pendidikan di Australia dapat digolongkan menjadi tiga
tingkatan, yaitu:
a. Sekolah Dasar (Primary School)
Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan pendidikan dasar adalah 6 – 7 tahun.
Pada umumnya siswa memasuki pendidikan dasar pada umur 6 atau 7 tahun. Berbeda
dengan di Indonesia dimana siswa diharuskan menempuh ulangan-ulangan dan ulangan
umum untuk dapat naik ke kelas berikutnya, siswa di sekolah dasar di Australia tidak
mengenal ulangan. Mereka secara otomatis naik ke kelas berikutnya sejalan dengan
pergantian tahun. Tahun pertama di sekolah dasar Australia disebut Year 1 dan
seterusnya hingga Year 6. Ada Negara Bagian Australia yang menetapkan lama
pendidikan dasar adalah 6 tahun (New South Wales (NSW), Victoria (Vic), Tasmania
(Tas), dan Australian Capital Territory (ACT). Tetapi ada juga yang menetapkan lama
pendidikan dasarnya adalah 7 tahun (South Australia (SA), Northern Territory (NT),
Queensland (Qld), dan Western Australia (WA)

b. Sekolah Menengah (Secondary or High School)


Pendidikan menengah atau dikenal sebagai Secondary Education di Australia
memerlukan waktu antara 5 sampai 6 tahun. Tahun pertama di pendidikan menengah
disebut Year 7 dan seterusnya hingga Year 11. Jenjang pendidikan menengah berakhir
pada Year 11. Untuk negara bagian yang menerapkan pendidikan dasarnya selama 7
tahun, maka pendidikan menengahnya memerlukan waktu selama 5 tahun saja (yaitu di
negara bagian SA, NT, Qld, dan WA). Setelah tahun ke 11 ini, siswa dapat memilih ke
arah mana jenjang pendidikan yang ia ingin tempuh. Jika seorang siswa berminat dalam
bidang-bidang ilmu yang aplikatif, maka ia dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
tinggi yang khusus disiapkan untuk itu. Lembaga pendidikan ini dikenal sebagai
Vocational Education and Training (VET) atau Colleges for Technical and Further
Educaton (TAFE). VET mempersiapkan peserta didik untuk bekerja tanpa perlu
mendapatkan gelar sarjana.Lulusan dari TAFE pada umumnya akan menjadi tenaga
teknisi.
Sekolah menengah di australia dari Kelas 6 sampai Kelas 10. Siswa sekolah
menengah mengambil lima atau enam mata pelajaran setiap kuartal atau semester.
Tahun pertama atau tahun kedua dari sekolah menengah biasanya terdiri dari suatu
program umum yang dijalani oleh siswa. Di tahun-tahun terakhir para siswa harus
mengambil suatu kelompok mata pelajaran inti, termasuk matematika dan Bahasa
Inggris, Jika siswa tersebut berminat ke bidang-bidang ilmu yang lebih bersifat teoritis.
maka ia akan memasuki perguruan tinggi (universitas). Untuk dapat memasuki
universitas, seorang siswa Australia harus menempuh Year 12 yang dikenal juga sebagai
Matriculation Year. Dalam tahun terakhir dari pendidikan menengah ini, para siswa
digembleng dengan intensif agar dapat lulus ujian negara dengan nilai yang
memuaskan.Makin tinggi nilai yang diperoleh, makin mudah siswa tersebut memilih
perguruan tinggi yang ia sukai. Seperti halnya di berbagai negara, paspor untuk dapat
diterima di universitas favorit adalah nilai ujian Matriculation yang setinggi mungkin.

Pembelajaran difokuskan pada hasil-hasil dari pada hanya sekedar menghafal.


Kecakapan dalam pembelajaran termasuk investigasi, eksperimentasi, evaluasi dan
partisipasi. Para siswa melakukan riset dan menjalani penugasan yang membentuk bagian
dari penilaian atas mereka. Para guru disekolah menengah biasanya mengajar satu atau dua
mata pelajaran dan para siswa pindah dari ruang ke ruang sesuai dengan daftar jam pelajaran
mereka.
Sistem pendidikan di Australia tidak mengenal tidak naik kelas. Artinya semua
siswa akan naik kelas. Hal ini sangat memungkinkan karena mata pelajaran yang diambil
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sistem pendidikan disana juga tidak
mencantumkan ranking akademik siswa dalam rapor. Dalam rapor siswa, dicantumkan nilai
siswa untuk setiap mata pelajaran beserta komentar guru, dan deskripsi posisi nilai siswa
terhadap rata-rata kelas untuk setiap mata pelajaran. Siswa yang meraihkan prestasi tertentu
dalam suatu mata pelajaran akan mendapatkan penghargaan berupa sertifikat atau voucher
dari guru atau sekolah.
Satu kegiatan yang sangat disukai siswa adalah kegiatan excursion, yaitu
sekolompok siswa mengunjungi suatu tempat sambil belajar. Dalam kegiatan ini mereka
akan belajar tentang objek yang dilihatnya. Sehingga sepulangnya dari tempat tersebut
mereka akan punya wawasan yang penuh tentang apa yang telah dilihat. Misalnya mereka
pergi exursion ke kebun binatang. Mereka akan menikmati keindahan hewan-hewan sambil
mendapat pengetahuan dari guru pendamping atau pemandu. Tempat-tempat yang sering
jadi tempat ekskursi adalah sungai, universitas, taman-taman, perusahaan, gallery seni dan
tempat penting lainnya
Wilayah New South Wales, Victoria, Tasmania, dan Australian Capital Territory
Jenjang Pendidikan Lama Pendidikan
Pendidikan Dasar Primary School 6 tahun
Pendidikan Menengah Junior Secondary 4 tahun
School
Senior High School 2 tahun

Wilayah Queensland, Australia Selatan, Australia Barat, Northern Territory


Jenjang Pendidikan Lama
Pendidikan
Pendidikan Dasar Primary Schoo 7 tahun
Pendidikan Menengah Junior Secondary 3 tahun
School
Senior High School 2 tahun

c. Pendidikan Tinggi (Universitas)


Pendidikan tinggi di Australia dapat di bagi menjadi dua jenjang, yakni jenjang
sarjana (dikenal sebagai undergraduate level) dan jenjang pascasarjana (dikenal sebagai
postgraduate level untuk memperoleh gelar Masters atau PhD). Jenjang sarjana dapat
diselesaikan dalam waktu 3 tahun dan memperoleh gelar Bachelor, yakni Bachelor of
Arts (BA) atau Bachelor of Science (Bsc) tergantung pada bidang ilmu yang ditempuh
oleh mahasiswa/i tersebut.
Jika mahasiswa/i tersebut berminat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi (ke jenjang pascasarjana), maka ia perlu belajar lagi selama 1 (satu) tahun.
Jenjang ini dikenal sebagai Honours Level, dan gelar yang diperolehnya akan menjadi
BA (Hons) atau Bsc (Hons) sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya.Tingkat
kelulusan di jenjang Honours ini sangat menentukan bagi kelanjutan pendidikan sang
mahasiswa di jenjang pascasarjana.
Banyak universitas di Australia menerima mahasiswa/i untuk program S3
(Doktor) langsung dari jenjang Honours, jika ia mendapatkan Honours peringkat I atau
II-A. Tetapi jika mahasiswa/i tersebut mendapat peringkat II-B, ia diharuskan
menempuh jenjang S2 (Masters) terlebih dahulu. Sekarang, universitas di Australia
cenderung menganjurkan para mahasiswa/i pascasarjana untuk menempuh jenjang S2
terlebih dahulu sebelum menempuh jenjang S3. Jika kemajuan yang dicapai oleh sang
mahasiswa/i tersebut sangat baik pada tahap-tahap akhir di jenjang S2, maka ia
diperkenankan untuk mengalihkan programnya ke jenjang S3. Bagi mahasiswa yang
mendapat peringkat Honours III, ia tidak diperkenankan melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi. Lama pendidikan untuk jenjang S2 adalah 1 sampai 2.5 tahun, sedangkan
untuk jenjang S3 diperlukan waktu 3 sampai 3.5 tahun.
Pendidikan tingkat S2 dapat dilakukan melalui tiga metoda, yaitu dengan
mengikuti perkuliahan saja (dikenal sebagai Masters by Coursework) yang memerlukan
waktu antara 12 - 18 bulan; atau melalui penelitian (Masters by Research) yang
memerlukan waktu antara 1.5 - 2.5 tahun; atau kombinasi dari keduanya (Masters by
Coursework & Research) yang memerlukan waktu sekitar 2 tahun. Sering calon
mahasiswa/i pasca dari negara lain yang tidak mengenal sistem pendidikan di Australia
agak bingung jika ditanya dengan cara apa ia akan menempuh jenjang S2nya. Jika calon
mahasiswa/i S2 tersebut di kemudian hari bermaksud untuk mengambil program S3,
maka sang calon sangat dianjurkan untuk mengambil program Masters by Research
atau Masters by Coursework and Research.
Perguruan tinggi di Australia tidak mau menerima mahasiswa program S3 jika
orang tersebut memperoleh Masters by Coursework. Dasar pertimbangannya adalah
karena semua program S3 di Australia ditempuh melalui penelitian (by Research).
Sistem ini berbeda dengan sistem pendidikan di Amerika Serikat misalnya, dimana
sebagian dari program S3 di Amerika harus mengikuti perkuliahan.
Berikut adalah kualifikasi kerangka kualifikasi Australia (AQF atau Australian
Qualification Framework) menurut sector pendidikan.
Australian Qualification Framework
Sektor Sekolah Sektor Vocational Sektor Perguruan Tinggi

Education And Training


(VET)
Senior Secondary Vocational graduate diploma Gelar doktor (3+ tahun)
Certificate of (Diploma Kejuruan)
Education (Ijazah (1 tahun)
Sekolah Menengah
Atas)
(2 3 tahun)
VET di Sekolah Vocational graduate Gelar Masters / Magister
certificate (Sertifikat (1 3 tahun)
Kejuruan)
(6 bulan)
Advanced diploma (Diploma Graduate diploma
Lanjutan) (1 tahun)
(6 12 bulan)
Diploma Graduate certificate
(1 tahun) (6 bulan)
Sertifikat IV Bachelor degree (Gelar Sarjana
(1 tahun) Muda)
(3 tahun)
Sertifikat III Associate degree, advanced
(6 bulan) diploma
(1,5 tahun)
Sertifikat II Diploma
(6 bulan) (1 tahun)
Sertifikat I
(6 bulan)
B. Pengembangan Kurikulum Di Australia

1. Kurikulum Di Australia
Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri di Australia semenjak awal
1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Pada
beberapa Negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat, tetapi sekolah-sekolah dapat
mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal.
Pada Negara bagian yang lain, pejabat-pejabat di pusat menyusun tujuan umum dan
sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci, tetapi tetap berada dalam
kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar terjadi pada
kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir. Detail kurikulum disusun secara
terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories, the Australian Capital
Teritori (ACT) dan Northern Teritory, sekolah relative memiliki otonomi yang lebih luas
dan dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang telah ditentukan di
tingkat sekolah.
Terdapat variasi dalam hal tanggung jawab pengembangan kurikulum di setiap
Negara bagian, maka terdapat pula perbedaan dalam pengimplementasiannya. Dalam hal
kurikulum disusun berdasarkan pedoman dan materi pelajaran dari pusat, pejabat-pejabat
senior dari pusat secara teratur mengunjungi sekolah-sekolah antara lain untuk memonitor
pelaksanaan kurikulum.
Di pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif kurikulum secara umum
biasa menjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam departemen pendidikan. Pedoman
kurikulum pada dasarnya disusun oleh komisi-komisi kurikulum yang sudah ada untuk
setiap bidang studi. Walaupun sekolah-sekolah swasta memiliki otonomi yang cukup luas
dalam hal kurikulum, dalam banyak hal mereka mengikuti kurikulum yang sama yang
dipakai disekolah-sekolah negeri dalam negara bagian atau teritorinya.
Pusat Pengembangan Kurikulum (Curikulum Development Centre, DCD) dibentuk
oleh pemerintah Commonwealth dalam tahun 1975 untuk membantu mengkoordinasi dan
mendiseminasikannya,serta menyiapkan materi kurikulum.
2. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran

Kurikulum Australia menjelaskan apa yang harus dipelajari oleh setiap siswa
Australia sehubungan dengan bidang ajaran, kemampuan umum dan prioritas antar
kurikulum. Unsur utama dari kurikulum adalah dskripsi dari isi dan standar prestasi yang
diatur menurut bidang ajaran. Deskripsi ini menjelaskan apa yang diharapkan akan diajarkan
oleh guru. Standar prstesi merinci kualitas pembelajaran yang diharapkan dari siswa dalam
suatu tahap dalam pendidikan mereka. Kurikulum Australia memberikan contoh-contoh
yang menggambarkan setiap deskripsi isi yang disebut uraian. Contoh pekejaan siswa
menggambarkan standar prestasi.
Pada negara Australia, pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah-sekolah
dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pengecualian
yang agak besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir; detail
kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal.
Territory, sekolah relatif memiliki otonomi yang lebih luas dan dapat
mengembangkan kurikulumnya dasar tujuan umum yang ditentukan di tingkat sekolah.
Di pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif kurikulum secara umum
bisa menjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam departemen pendidikan.
Pusat Pengembangan Kurikulum dibentuk oleh pemerintah Commonwealth dalam
tahun 1975 untuk membantu mengkoordinasi dan mendimensikannya, serta menyiapkan
materi kurikulum. Buku-buku pelajaran dan ujian disiapkan oleh berbagai badan termasuk
Seksi Kurikulum, Departemen Pendidikan, Dewan Penelitian dan sebagainya. Tanggung
jawab tentang metodologi pengajaran pada prinnsipnya terletak pada masing-masing guru
dan sekolah tetapi di Australia pada umumnya satu guru mengajar satu mata pelajaran dan
untuk kelas yang berbeda umur diajar oleh dari satu guru atau team teaching. Pada
umumnya format pengajaran pada pendidikan dasar ialah seorang guru memegang satu
kelas, tetapi ada kecenderungan terjadinya variasi pengelompokan kelas. Sama halnya
disekolah menengah, hampir semua siswa tetap berada dalam kelompok-kelompok umur
yang bersamaan, dan mereka diajar oleh guru-guru bidang studi, dan ada pula
kecenderungan untuk pengelompokkan siswa tidak berdasarkan kesamaan umur tetapi beda
umur, diajarkan oleh tim guru, dan siswa dikelompokkan dalam format-format kecil.
Masalah kurikulum yang krusial dalam sistem pendidikan Australia terletak terutama
pada isi kurikulum, yaitu menentukan isi kurikulum yang cocok untuk masyarakat. Hal ini
timbul disebabkan oleh perubahan yang terjadi dalam masyarakat Australia dan komposisi
penduduk. Lebih sulit memperoleh kesepatan tentang isi kurikulum saat ini dibandingan
dengan masa sebelumnya karena masyarakat Australia yang semakin pluralistik dan
sekaligus multikultural.
Kurikulum Framework di Australia disusun dalam rangka menyongsong dengan
semboyan “Educating Our Children to Succed in the 21th Century”. Pengembangan
kurikulum di Australia telah melibatkan semua stakeholder pendidikan.
Ada beberapa hal yang menarik dalam Curriculum Framework :
Pertama, ada 8 kondisi yang melatar belakangi pengembangan kurikulum di Australia, yaitu
1. Keragaman Budaya
2. Perubahan struktur keluarga
3. Langkah cepat perubahan teknologi
4. isu lingkungan global
5. Mengubah sifat kondisi sosial
6. Perubahan di tempat kerja
7. Ketergantungan ekonomi global
8. Standar Ketidakpastian hidup.

Kedua, ada lima karakteristik nilai (value) yang akan dibangun melalui kurikulum tersebut,
yaitu

1. Mengejar pengetahuan dan komitmen untuk pencapaian potensi


2. Penerimaan diri dan rasa hormat diri
3. Menghormati dan kepedulian terhadap orang lain dan hak-hak mereka
4. Sosial dan tanggung jawab sipil
5. Tanggung jawab lingkungan.
Curriculum Framework tidak menggunakan istilah “berbasis kompetensi” atau
“competency-based”, namun menggunakan istilah “student outcomes statement” atau
dikenal dengan overarching statement learning outcomes”, yang rumusannya pada
hakikatnya sama dengan rumusan kompetensi. Ada 13 student outcomes statement yang
akan dicapai melalui delapan mata pelajaran secara sinergis dengan menggunakan konsep
“liks across the curriculum”, yaitu :
Siswa menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan dan
mengkomunikasikan gagasan dan informasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Siswa menjelaskan dan alasan tentang pola, struktur dan hubungan untuk memahami,
menafsirkan, membenarkan dan membuat pola.
Siswa memvisualisasikan konsekuensi, berpikir lateral, mengenali peluang dan potensi
dan siap untuk menguji pilihan.
Mahasiswa memahami dan menghargai wordl fisik, biologi dan teknologi dan
memiliki pengetahuan dan keterampilan dan nilai-nilai untuk membuat keputusan
dalam kaitannya dengan itu.
Mahasiswa memahami, konteks geografis dan historis budaya dan memiliki
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk partisipasi aktif inlife
di Australia.
Siswa berinteraksi dengan orang lain dan budaya lain selain mereka sendiri dan
dilengkapi untuk berkontribusi pada komunitas global.
Siswa berpartisipasi pada kegiatan kreatif mereka sendiri dan memahami dan terlibat
dengan seni, budaya dan intelektual karya orang lain.
Nilai Siswa dan menerapkan practies yang mendorong pertumbuhan pribadi dan
kesejahteraan.
Siswa motivasi diri dan percaya diri dalam pendekatan mereka untuk belajar dan
mampu bekerja secara individu dan bersama-sama.
Siswa mengakui bahwa everyyone memiliki hak untuk vald jatuh dan aman dan dalam
hal ini, memahami hak dan kewajiban mereka dan berperilaku bertanggung jawab.
Pengembangan Kurikulum Australia melambangkan komitmen semua negara bagian
dari teritori Australia untuk bekerja sama mengembangkan kurikulum kelas dunia bagi
semua pemuda-pemudi Australia. Kurikulum Australia akan memberi penjelasan pada
orangtua, guru dan siswa apa yang seharusnya dipelajari para pemuda-pemudi dan kualitas
pembelajaran apa yang diharapkan mereka, dimanapun mereka bersekolah di Australia.

3. Standart Kurikulum Di Australia

a. Standar Isi

Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri di Australia semenjak


awal 1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah.
Pada beberapa Negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat, tetapi sekolah-sekolah
dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal.
Pada Negara bagian yang lain, pejabat-pejabat di pusat menyusun tujuan umum dan
sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci, tetapi tetap berada dalam
kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar terjadi pada
kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir. Detail kurikulum disusun secara
terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories, the Australian Capital
Teritori (ACT) dan Northern Teritory, sekolah relative memiliki otonomi yang lebih luas
dan dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang telah ditentukan
di tingkat sekolah.
Terdapat variasi dalam hal tanggung jawab pengembangan kurikulum di setiap
Negara bagian, maka terdapat pula perbedaan dalam pengimplementasiannya. Dalam hal
kurikulum disusun berdasarkan pedoman dan materi pelajaran dari pusat, pejabat-pejabat
senior dari pusat secara teratur mengunjungi sekolah-sekolah antara lain untuk memonitor
pelaksanaan kurikulum.
b. Standart Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Hampir semua guru prasekolah dan pendidikan dasar serta kebanyakan guru-guru
sekolah menengah dididik pada CAE (Colleges of Advanced Education). Sejumlah guru-
guru sekolah menengah, dan beberapa orang guru pendidikan dasar mendapatkan
pendidikan di universitas. Semua sistem sekolah memberikan kesempatan kepada guru-
guru untuk mendapatkan pendidikan dalam jabatan (inservice education), termasuk
peningkatan kualifikasi atau ijazah dengan menyelesaikan kuliah-kuliah yang disetujui
terlebih dahulu.
Guru di Australia dibekali ilmu dan materi. Lisensi mengajarnya di dapat dari
kementerian pendidikan disana. Guru-guru yang ada, dari guru Kinder Garden (TK)
sampai guru senior high school (SMA) memiliki kemauan yang tinggi untuk selalu
mengembangkan diri. Hal itu juga berlaku bagi guru-guru yang ada di daerah-daerah
pedalaman atau daerah pinggiran.

c. Standart Model Pembelajaran Di Australia

Model pembelejaran di Australia menerapkan sistem pembelajaran inovatif. Pusat


pembelajaran adalah siswa dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Guru melayani
kebutuhan siswanya dalam hal belajar. Dalam pembelajarannya, guru menggunakan
metode hermenitika yaitu metode menerjemahkan dan diterjemahkan (mengerti dan
dimengerti). Guru menerjemahkan siswa sedangkan siswa menerjemahkan matematika.
Inisiatif, kemandirian, daya, dan upaya dari guru dan siswa merupakan faktor penting
yang harus ada dalam pembelajaran matematika. Faktor-faktor tersebut merupakan bekal
bagi siswa agar siswa menjadi manusia yang mandiri, dapat melakukan penjelajahan, dan
dapat menjadi nara sumber.
Matematika anak kecil berbeda dengan matematika murni. Matematika murni
berada di dalam pikiran sedangkan matematika anak kecil berada di luar pikiran.
Seorang guru matematika hendaknya berpedoman pada skema matematika realistik
ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran. Matematika realistik terdiri dari empat
tahapan yaitu matematika konkret, model konkret, model formal, dan matematika formal.
Dalam pembelajaran matematika siswa Sekolah Dasar, penggunaan matematika konkret
dan model konkret sebaiknya diperbanyak. Siswa sebaiknya disuruh berinteraksi dengan
lingkungan karena dalam mengolah pikiran siswa harus dimulai dari dunia nyata.
Matematika membutuhkan proses yang panjang dan tidak hanya sekedar
mengandalkan hafalan. Siswa tidak bisa dipaksa untuk menyukai pelajaran matematika.
Pembelajaran matematika yang tidak siap akan menimbulkan bencana bagi siswa. Siswa
akan terkena tsunami matematika. Dalam pembelajaran matematika perlu adanya
persiapan. Pembelajaran matematika yang disertai persiapan dapat menjadi hiburan yang
menyenangkan bagi siswa. Persiapan guru dalam pembelajaran matematika salah satunya
adalah dengan cara menganalisis kurikulum yang pada akhirnya menghasilkan RPP. RPP
sebaiknya disusun secara sistematis agar mudah dalam pelaksanaannya. Selain itu, guru
sebaiknya mampu mengembangkan media atau alat bantu pembelajaran, misalnya alat
peraga dan LKS. Alat peraga diperlukan agar siswa dapat melihat secara langsung wujud
konkret dari suatu benda sedangkan LKS diperlukan agar siswa dapat mengembangkan
pola pikir dan terbiasa memecahkan suatu persoalan matematika.
Di Australia, kemampuan guru sangat bisa diandalkan. Tempat untuk belajar
sudah sangat layak karena fasilitas yang ada sudah memadai. Ruang kelas yang
disediakan cukup luas dan juga disediakan buah-buahan untuk siswa. Hal tersebut
dimaksudkan agar siswa tidak kekurangan gizi dan tetap segar dalam mengikuti proses
pembelajaran. Pendidikan karakter dan tata tertib saat diskusi sangat ditekankan dalam
pembelajaran. Pada saat diskusi, siswa selalu diberi kebebasan untuk menyampaikan
pendapatnya masing-masing namun harus tetap menghargai pendapat siswa yang lain.
Setuju ataupun tidak setuju adalah dengan pendapatnya, bukan dengan orangnya. Jadi,
siswa harus sportif dalam berdiskusi. Fasilitas lainnya yaitu pepustakaan. Perpustakaan
yang ada di Sekolah Dasar di Australia sangat mendukung untuk menunjang proses
pembelajaran siswa. Buku-buku yang tertata rapi dan keadaan ruangan yang bersih
membuat siswa nyaman apabila berada di tempat tersebut. Sistem peminjaman dan
pengembalian buku juga sudah menggunakan sistem komputer. Selain pepustakaan,
terdapat juga laboratorium komputer yang digunakan untuk membuat portofolio.
Portofolio dibuat oleh guru dan berisi tentang catatan aktifitas siswa.
Guru dalam menjalankan tugas dimanapun, kapanpun, dalam kegiatan sadar
maupun tidak sadar selalu berkaitan dengan 2 hal yaitu accountability (dipercaya) dan
sustainability (terus). Guru dapat dilihat seberapa tingkat accountability dari sisi
akademiknya. Guru yang memiliki tingkat accountability tinggi selalu ingin dipercaya
orang lain bahwa ia adalah guru matematika yang professional dan bisa diandalkan.
Pengembangan profesional guru sepenuhnya ada di tangan guru sehingga
keprofesionalan guru yang berkenaan dengan tugas, hak, dan kewajiban harus dipahami
oleh masing-masing guru. Untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja guru, upaya yang
dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan Lesson Study. Lesson study merupakan
suatu strategi pembinaan profesi guru yang berkenaan langsung dengan permasalahan
dalam praktik pembelajaran di kelas. Lesson Study yang dijadikan sebagai sarana
perbaikan praktik pembelajaran di kelas dapat meningkatkan mutu guru dan mutu
pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu siswa.
Lesson Study membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi
pembelajarannya. Tahap-tahap dalam Lesson Study meliputi plan (merencanakan), do
(melaksanakan), dan see (refleksi). Di Jepang, kegiatan Lesson Study bukan lagi kegiatan
yang terprogram tetapi sudah menjadi kebiasaan dan merupakan kegiatan rutin yang
diselenggarakan oleh MGMP. Siswa di Jepang sudah terbiasa diobservasi sehingga siswa
tidak merasa terganggu selama pelaksanaan observasi. Selama observasi, observer
melakukan pengamatan secara teliti menggunakan lembar pengamatan yang telah
disiapkan sebelumnya. Aspek-aspek yang diamati misalnya interaksi antar siswa,
interaksi siswa dengan bahan ajar, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan
lingkungan, motivasi belajar siswa, perhatian siswa, konsentrasi siswa, dan keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Setelah observasi selesai, semua observer
diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat mengenai kelebihan dan kekurangan
guru dalam mengajar. Pendapat yang disampaikan harus sesuai dengan hasil pada saat
observasi. Sore harinya, diadakan seminar yang menguraikan teori yang didapat pada saat
Lesson Study. Seminar tersebut menguraikan bagaimana seharusnya guru dalam
melakukan kegiatan pembelajaran. Dengan adanya masukan-masukan tersebut, maka
kegiatan pembelajaran berikutnya dapat berjalan lebih baik daripada sebelumnya.
d. Standart Penilaian Pembelajaran di Australia

Masalah yang terdapat dalam sistem ujian dan kenaikan kelas antara lain adalah
mendapatkan keseimbangan antara ujian internal sekolah dan kesulitan belajar-mengajar
yang mungkin muncul dalam kenaikan kelas otomatis berdasarkan usia.
Sistem lain yang digunakan oleh sekolah-sekolah di Australia untuk mengevaluasi
sekolah adalah dengan cara membandingkan data dari ujian National Assement Program
Literacy and Numeracy (NAPLAN) yang dilakukan oleh seluruh sekolah di Australia
setiap tahunnya. Hasil dari ujian tersebut diumumkan dalam website NAPLAN yang
nantinya dapat dilihat oleh orang tua murid dan pokok eksternal lainnya. Pemerintahan
dari setiap state juga dapat mengacu pada data NAPLAN yang nantinya alokasi dana
akan diberikan pada sekolah-sekolah yang membutuhkan. Metode evaluasi NAPLAN
baru dicanangkan pada tahun 2008 dan seluruh data NAPLAN akan diimplementasikan
ditahun 2010.

4. Perbandingan kurikulum pada jenjang pendidikan di Australia dan Indonesia

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat


perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan.

a) Jenjang Pendidikan Formal di Australia

Rentang persekolahan (spend of schooling) di berbagai negara bagian dan wilayah


terdapat persamaan dan sekaligus perbedaan, baik dari segi penamaan maupun
penjejangannya. Rentang persekolahan di Australia yakni mulai dari Taman Kanak-kanak
(Kindergarten) sampai ke tahun ke-12 (pendidikan menengah), dilanjutkan ke pendidikan
tinggi. Nama-nama jenjang persekolahan di Australia adalah Taman Kanak-kanak
(Kindergarten) atau Prasekolah, Sekolah Dasar (Primary School), dan Sekolah
Menengah (Junior Secondary School dan Senior High School).
Pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdapat perbedaan lama
pendidikan dari masing-masing negara bagian dan wilayah daratan, ada yang pendidikan
dasarnya 6 (enam) tahun dan pendidikan menengah juga 6 (enam) tahun, serta ada yang
pendidikan dasarnya 7 (tujuh) tahun dan pendidikan menengahnya 5 (lima) tahun. Ini
dikarenakan berdasarkan Konstitusi Australia, pendidikan adalah tanggung jawab negara
bagian. Pada setiap negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah
departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya
juga pendidikan prasekolah pada daerah itu. Sehingga masing-masing negara bagian dan
wilayah daratan mempunyai otoritas sendiri-sendir dalam pelaksanaan pendidikannya.

b) Jenjang Pendidikan Formal di Indonesia

Rentang persekolahan di Indonesia pada setiap daerah relatif sama, yakni mulai
dari Taman Kanak-kanak (Pendidikan Anak Usia Dini), dilanjutkan dengan pendidikan
dasar (Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama), pendidikan menengah (Sekolah
Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan), dan pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).
Nama-nama jenjang persekolahan di Indonesia adalah Taman Kanak-kanak (TK),
Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP) /
Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) /
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan Perguruan
Tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, atau Akademik).

c) Jenjang Pendidikan Menengah di Australia

Pendidikan menengah Junior Secondary School adalah wajib bagi anak yang
berusia usia 12 atau 13 tahun sampai 16 tahun tergantung dari lamanya pendidikan
menengah di daerah tersebut.
Pada jenjang pendidikan Senior High School, setiap siswa berkewajiban memilih
program pendidikan kejuruan atau pendidikan umum. Di Australia pendidikan kejuruan
diarahkan untuk pasar kerja. Dimana setiap negara memiliki kejuruan Pendidikan dan
Pelatihan (Vocational Education and Training / VET). VET mempersiapkan siswa untuk
bekerja yang tidak perlu gelar sarjana. Biasanya, VET memakan waktu 2 (dua) tahun
setelah pendidikan Senior High School atau 4 (empat) tahun setelah Junior Secondary
School. VET merupakan pendidikan berupa kursus keterampilan dan mendapat sertifikat.

d) Jenjang Pendidikan Menengah di Indonesia

Jenjang pendidikan menengah di Indonesia berlangsung selama 3 (tiga) tahun.


Jalur pendidikan menengah di Indonesia terbagi atas dua jenis pendidikan, yaitu
pendidikan umum dan pendidikan kejuruan.
Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan
yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi (perguuan tinggi). Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA)
merupakan jenis pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah. SMA merupakan
kelanjutan dari SMP dan MA merupakan kelanjutan dari MTs. Pada pendidikan umum
setaraf SMA dan MA, pembagian penjuruan dilakukan pada tahun kedua, yaitu pada
kenaikan kelas 11.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) merupakan jenis pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah. SMA merupakan kelanjutan dari SMP dan MA
merupakan kelanjutan dari MTs.
Berdasarkan penjelasan mengenai jenjang pendidikan menengah di Australia dan
Indonesia terdapat beberapa perbedaan, yaitu :
Bidang Australia Indonesia
Lama Pendidikan 6 tahun / 5 tahun 3 tahun
Jalur Pendidikan Junior Secondary school : SMA/SMK/MA/MAK :
4 tahun / 3 tahun 3 tahun
Senior High School : 2
tahun
Jalur pendidikan yang Milik Swasta Milik Pemerintah /
bersifat keagamaan swasta
Penjurusan untuk Tidak ada Ada tahun kedua
pendidikan umum
Jenis Pendidikan 2 tahun + pendidikan 3 tahun
yang bersifat kejuruan 2 tahun
Wajib belajar Pendidikan dasar + Junior Pendidikan dasar 9 tahun
Secondary School

C. Kurikulum Sains Di Australia

Kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dimajukan sebagai integrative science, dan pendekatan antar-kurikulum ditunjukkan untuk
beberapa kompetensi dasar dengan lebih keberhasilan daripada kompetensi dasar lain.
Rancangan Kurikulum Australia K-10 untuk sains diatur disekeliling tiga unting yang
saling berhubungan – Science understanding, Science inquiry skills, dan Science as a human
endeavour. Ia dirancang untuk:
• Menyiapkan para siswa untuk menggunakan sains untuk kehidupan serta sebagai
warganegara yang aktif sehingga mereka dapat berfungsi secara efektif dalam
mas
• unting dalam rancangan Kurikulum Australia yang disebut science as a human endeavour
secara relatif merupakan suatu pengembangan baru sehubungan dengan kurikulum sains
di negara bagian dan teritori untuk K hingga Tahun 6/7 dan untuk sebagain di Tahun 7/8
hingga 10.
• tidak terdapatnya pengadaan sub-unting (seperti ‘life and living’, ‘earth and space’, ‘energy
and change’ untuk Tahun K hingga 6; atau seperti ‘biological sciences’, ‘earth and
environmental sciences’ untuk Tahun 7/8 hingga 10) di rancangan Kurikulum Australia
merupakan perbedaan terhadap kebanyakan kurikulum yang telah ada. Hal ini adalah untuk
menghindari terbentuknya sebuah lapisan yang rumit pada struktur kurikulum Itu, namun
mungkin saja orang akan dapat mengadakan sebuah pandangan sambung jaring dari
kurikulum itu dengan menggunakan cara pengadaan semacam itu sekiranya diperlukan.
berbagai unit Primary Connections yang sudah ada dan yang diusulkan, serta telah di-
implementasikan di berbagai sekolah dasar Australia, sekarang disejajarkan dengan isi dari
rancangan Kurikulum Australia untuk sains.

1. Foundation,
siswa mengamati dan menggambarkan perilaku dan sifat benda sehari-hari, bahan dan makhluk
hidup. Mereka mengeksplorasi perubahan di dunia sekitar mereka, termasuk perubahan yang
berdampak pada mereka, seperti cuaca, dan perubahan yang dapat mereka dampak, seperti membuat
sesuatu bergerak atau berubah bentuk. Mereka belajar bahwa mencari jawaban atas pertanyaan yang
mereka ajukan dan melakukan pengamatan merupakan bagian inti sains dan menggunakan indra
mereka untuk mengumpulkan berbagai jenis informasi.
Tahapan Muatan Kurikulum
Pada Tahun 1 siswa menyimpulkan hubungan sebab-akibat sederhana dari pengamatan dan
pengalaman mereka, dan mulai menghubungkan kejadian dan fenomena
dengan efek yang dapat diamati dan mengajukan pertanyaan. Mereka
mengamati perubahan yang bisa besar atau kecil dan terjadi cepat atau
lambat. Mereka mengeksplorasi sifat objek dan fenomena yang familier,
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan. Siswa mulai menghitung nilai
sebagai alat untuk membandingkan pengamatan, dan diperkenalkan pada
cara mengatur pengamatan mereka
Pada Tahun 2 siswa menggambarkan komponen sistem sederhana, seperti benda stasioner
yang dikenai dorongan atau dorongan, atau kombinasi material, dan
menunjukkan bagaimana objek dan materi berinteraksi melalui manipulasi
langsung. Mereka mengamati pola pertumbuhan dan perubahan makhluk
hidup, dan menggambarkan pola dan membuat prediksi. Mereka
mengeksplorasi penggunaan sumber daya dari Bumi dan diperkenalkan pada

25 | P a g e Kurikulum di Australia
gagasan aliran materi saat mempertimbangkan bagaimana air digunakan.
Mereka menggunakan pengukuran penghitungan dan pengukuran informal
untuk membuat dan membandingkan pengamatan dan mulai menyadari
bahwa mengatur pengamatan ini dalam tabel membuat lebih mudah untuk
menunjukkan pola.
Selama Tahun 3 sampai 6, siswa mengembangkan pemahaman mereka tentang berbagai sistem
yang beroperasi pada waktu dan skala geografis yang berbeda.
Pada Tahun 3 siswa mengamati panas dan pengaruhnya terhadap padatan dan cairan dan
mulai mengembangkan pemahaman tentang aliran energi melalui sistem
sederhana. Dalam mengamati siang dan malam, mereka mengembangkan
apresiasi terhadap siklus reguler dan yang dapat diprediksi. Siswa memesan
pengamatan mereka dengan mengelompokkan dan mengklasifikasi; dalam
mengklasifikasikan hal-hal sebagai hidup atau tidak hidup mereka mulai
menyadari bahwa klasifikasi tidak selalu mudah didefinisikan atau diterapkan.
Mereka mulai mengukur pengamatan mereka untuk memungkinkan
perbandingan, dan mempelajari cara-cara yang lebih canggih untuk
mengidentifikasi dan mewakili hubungan, termasuk penggunaan tabel dan
grafik untuk mengidentifikasi tren. Mereka menggunakan pemahaman mereka
tentang hubungan antara komponen sistem sederhana untuk membuat
prediksi.
Pada Tahun 4 siswa memperluas pemahaman mereka tentang klasifikasi dan bentuk dan
fungsinya melalui eksplorasi sifat-sifat bahan alami dan olahan. Mereka
belajar bahwa kekuatan mencakup kekuatan non-kontak dan mulai
menghargai bahwa beberapa interaksi dihasilkan dari fenomena yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Mereka mulai menghargai bahwa sistem
saat ini, seperti permukaan bumi, memiliki karakteristik yang dihasilkan dari
perubahan masa lalu dan bahwa makhluk hidup merupakan bagian dari
sistem. Mereka mengerti bahwa beberapa sistem berubah dengan cara yang
dapat diprediksi, seperti melalui siklus. Mereka menerapkan pengetahuan
mereka untuk membuat prediksi berdasarkan interaksi di dalam sistem,
termasuk yang melibatkan tindakan manusia.
Pada Tahun 5 siswa diperkenalkan untuk menimbulkan dan mempengaruhi hubungan
melalui eksplorasi adaptasi makhluk hidup dan bagaimana hubungan ini
terbentuk dan berfungsi. Mereka mengeksplorasi fenomena yang dapat
diamati yang terkait dengan cahaya dan mulai menghargai bahwa fenomena
tersebut memiliki serangkaian perilaku karakteristik. Mereka memperluas
klasifikasi materi untuk memasukkan gas dan mulai melihat bagaimana
struktur materi di sekitar mereka. Siswa menganggap Bumi sebagai
komponen dalam tata surya dan menggunakan model untuk menyelidiki
sistem pada skala astronomi. Siswa mulai mengidentifikasi aspek sistem yang
stabil dan dinamis, dan belajar bagaimana mencari pola dan hubungan antar
komponen sistem. Mereka mengembangkan penjelasan untuk pola yang
mereka amati
Pada Tahun 6 siswa mengeksplorasi bagaimana perubahan dapat diklasifikasikan dalam
berbagai cara. Mereka belajar tentang transfer dan transformasi listrik, dan
terus mengembangkan pemahaman tentang aliran energi melalui sistem.
Mereka menghubungkan pengalaman mereka dengan rangkaian listrik
sebagai sebuah sistem pada satu skala ke generasi listrik dari berbagai sumber
pada skala lain dan mulai melihat kaitan antara sistem ini. Mereka
mengembangkan pandangan Bumi sebagai sistem dinamis, di mana
perubahan dalam satu aspek sistem berdampak pada aspek lain; Demikian
pula, mereka melihat bahwa pertumbuhan dan kelangsungan hidup makhluk
hidup bergantung pada materi dan aliran energi dalam sistem yang lebih
besar. Siswa mulai melihat peran variabel dalam mengukur perubahan dan
nilai akurasi dalam pengukuran ini. Mereka belajar bagaimana mencari pola
dan menggunakannya untuk mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan
dengan memanfaatkan bukti.
Selama Tahun 7 sampai 10, siswa mengembangkan pemahaman mereka tentang struktur mikroskopis
dan atom; bagaimana sistem pada berbagai skala dibentuk oleh aliran energi dan materi dan interaksi
karena kekuatan, dan mengembangkan kemampuan untuk mengukur perubahan dan jumlah relatif.
Pada Tahun 7 siswa mengeksplorasi keragaman kehidupan di Bumi dan terus
mengembangkan pemahaman mereka tentang peran klasifikasi dalam
memesan dan mengorganisir informasi. Mereka menggunakan dan
mengembangkan model seperti rantai makanan, jaring makanan dan siklus
air untuk mewakili dan menganalisis aliran energi dan materi melalui
ekosistem dan mengeksplorasi dampak perubahan komponen dalam sistem
ini. Mereka mempertimbangkan interaksi antara beberapa kekuatan saat
menjelaskan perubahan pada gerakan objek. Mereka mengeksplorasi gagasan
tentang sumber daya terbarukan dan tidak terbarukan dan
mempertimbangkan bagaimana klasifikasi ini bergantung pada skala waktu
yang dipertimbangkan. Mereka menyelidiki hubungan di sistem sinar
matahari dan menggunakan model untuk memprediksi dan menjelaskan
kejadian. Siswa membuat pengukuran yang akurat dan variabel kontrol untuk
menganalisis hubungan antar komponen sistem. Mereka mengeksplorasi dan
menjelaskan hubungan ini melalui representasi yang tepat dan
mempertimbangkan peran sains dalam proses pengambilan keputusan.
Pada Tahun 8 siswa diperkenalkan ke sel sebagai struktur mikroskopis yang menjelaskan
sifat makroskopis sistem kehidupan. Mereka menghubungkan bentuk dan
fungsi pada tingkat sel dan mengeksplorasi organisasi sistem tubuh dalam hal
arus materi di antara organ yang saling tergantung. Demikian pula, mereka
mengeksplorasi perubahan materi pada tingkat partikel, dan membedakan
antara perubahan kimia dan fisik. Mereka mulai mengklasifikasikan berbagai
bentuk energi, dan menggambarkan peran energi dalam menyebabkan
perubahan sistem, termasuk peran energi panas dan kinetik dalam siklus
batuan. Siswa menggunakan eksperimen untuk mengisolasi hubungan antar
komponen dalam sistem dan menjelaskan hubungan ini melalui representasi
yang semakin kompleks. Mereka membuat prediksi dan mengusulkan
penjelasan, memanfaatkan bukti untuk mendukung pandangan mereka sambil
mempertimbangkan sudut pandang lainnya.
Pada Tahun 9 siswa mempertimbangkan pengoperasian sistem pada skala yang berbeda.
Mereka mengeksplorasi cara-cara di mana tubuh manusia sebagai sistem
merespons lingkungan luar dan saling ketergantungan antara komponen
ekosistem biotik dan abiotik. Mereka diperkenalkan dengan gagasan atom
sebagai sistem proton, elektron dan neutron, dan bagaimana sistem ini dapat
berubah melalui peluruhan nuklir. Mereka belajar bahwa materi dapat diatur
ulang melalui perubahan kimia dan bahwa perubahan ini memainkan peran
penting dalam banyak sistem. Mereka diperkenalkan dengan konsep
konservasi materi dan mulai mengembangkan pandangan transfer energi yang
lebih canggih. Mereka mulai menerapkan pemahaman mereka tentang energi
dan kekuatan terhadap sistem global seperti gerakan kontinental.
Pada Tahun 10 kurikulum mengeksplorasi sistem pada skala yang berbeda dan
menghubungkan properti mikroskopik dan makroskopis untuk menjelaskan
fenomena. Siswa mengeksplorasi bukti biologis, kimia, geologi dan fisik
untuk berbagai teori, seperti teori seleksi alam dan Big Bang.

Berbandingan antara kurikulum Australia dan Indonesia


Australia Indonesia
Bobot dan Tingkat kelas 1- 2 di Australia yang belum standar pendidikan dasar di
Kesulitan Materi diwajibkan membaca. Pendidikan Indonesia ternyata jauh lebih tinggi.
dasar di Australia lebih ditekankan Jika di sini siswa-siswa kelas 2 SD
sebagai fondasi untuk belajar sudah mendapatkan banyak
mengenali diri sendiri, lingkungan pelajaran, berbagai pekerjaan
serta pengembangan sikap rumah yang rumit serta ujian
Penilaian (Assessment) tidak ada siswa yang tidak naik kelas mewajibkan para siswa menempuh
NAPLAN (National Assessment ujian sebagai persyaratan untuk
Program Literacy and Numeracy) naik kelas
membaca, menulis, dan menghitung terdapat ujian nasional seperti UAN
sebagai persiapan memasuki Year 10
atau setara dengan kelas 1 SMU
Pemberian Reward Siswa sekolah dasar di Australia Di Indonesia belum ada
yang berbuat baik dan mempunyai penghargaan yg khusus
keberanian positif akan diberikan
reward berupa sertifikat, yang
nantinya jika terkumpul akan
diumumkan di acara assembly, yaitu
acara dwi mingguan untuk
pengembangan bakat dan seni siswa
Suasana Belajar lebih kondusif dibanding di sini. Hal di kelas-kelas di sekolah di
yang menunjang proses pembelajaran Indonesia yang notabene lebih
adalah jumlah siswa di dalam kelas memilih untuk tetap ‘bersih’, serta
yang tidak lebih dari 20 siswa. Dan kurang media dan alat peraga yang
terdapat media, kumpulan portofolio, dapat meningkatkan motivasi
dan alat peraga yang lengkap, serta belajar siswa.
dinding kelas yang ramai dengan
hasil karya anak didik
Tenaga Pendidik lebih disiplin. Para guru diwajibkan Indonesia sedang ikut mengimbangi
untuk datang ke kelas lebih awal kedisiplinan tersebut
sebelum murid masuk.
Mata Pelajaran Agama tidak menyediakannya sebagai bahan dalam tiap jenjangnya memiliki
pengajaran. pendidikan agama
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan bahwa


terdapat berbagai perbedaan yang mencolok antara pendidikan di Australia dan Indonesia.
Beberapa perbedaan tersebut meliputi:

1. Sistem pendidikan yang berbeda, dimana wajib belajar di Australia adalah 10 tahun
(primary dan secondari school) sementara di Indonesia adalah 9 tahun (SD dan SMP).
2. Tes nasional yang dilakukan oleh pemerintah Australia adalah NAPLAN (National
Assessment Program-Literacy and Numeracy), yang dilakukan sebagai persiapan menuju
year 10. Sementara di Indonesia, tes nasional yang dilakukan adalah UNAS, yaitu
setelah menyelesaikan jenjang SD, SMP, dan SMA.
3. Syarat guru di Australia sama dengan di Indonesia, yaitu S1 (4 tahun) hanya saja terdapat
program khusus bagi calon guru yang sudah menamatkan S1 di luar jurusan kependidikan
untuk bisa menjadi seorang guru. Di Indonesia, pernah diadakan program Akta IV,
namun sudah tidak berlaku lagi. Orang yang ingin menjadi guru harus mengikuti sekolah
guru atau mengambil master di bidang pendidikan.
4. Setiap negara bagian di Australia memiliki cara tersendiri untuk meningkatkan
profesionalitasan gurunya.
5. Asosiasi guru di Australia disebut dengan The Australian Teacher Education Assosiation
(ATEA), sementara di Indonesia disebut PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia).
6. Beberapa permasalahan pendidikan di Australia meliputi (1) kesenjangan antara sekolah
privat dan publik (2) keterbatasan teknologi dan informasi untuk anak sosio-ekonimi
rendah (3) staff pengajar yang tidak mendapatkan insentif sesuai porsi kerja (4) lima
puluh persen siswa sosio-ekonomi rendah mengabaikan study mereka untuk bekerja.
7. Tidak adanya pendidikan agama di Australia.
B. Saran

Berdasarkan penjelasan mengenai kurikulum pendidikan di Australia yang telah


dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat kita ketahui bahwa kurikulum negara tersebut sangat
bagus, untuk itu kita dapat menjadikan kurikulum di negara australia tersebut sebagai referensi
untuk memperbaiki sistem pendidikan yang ada di negara kita Indonesia.
Daftar Pustaka

Agustiar Syah Nur, 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara (Bandung: Lubuk
Agung Bandung)
msholihulh.files.wordpress.com/2012/05/bukupanduanaustralianz.pdf
Shannon Smith, dkk , 2010. Get to Know Australian Schools : Mengenal Sekolah-Sekolah
di Australia, (Jakarta : Kedutaan Besar Australia, Departemen Pendidikan)
http://www.acara.edu.au/verve/_resources/ac_info_sheets_indonesian.pdf
http://mariatulannisa.blogspot.com/2014/01/makalah-perbandingan-pendidikan-sistem.html
http://rouf-artikel.blogspot.com/2013/06/pendidikan-di-australia.html
https://www.scribd.com/doc/78720947/aMakalah-Kelompok-Per-Banding-An-Indonesia-
Australia
https://www.scribd.com/doc/8583903/Sistem-Pendidikan-Australia
http://www.idseducation.com/articles/perbandingan-sistem-pendidikan-di-australia-dan-
indonesia/
http://mariatulannisa.blogspot.co.id/2014/01/makalah-perbandingan-pendidikan-sistem.html
Australian Curriculum Assessment And Reporting Authority

Anda mungkin juga menyukai