Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH LAMA FERMENTASI JERAMI PADI DENGAN

MIKROORGANISME LOKAL TERHADAP KANDUNGAN BAHAN


KERING, BAHAN ORGANIK, DAN ABU
Ariani Kasmiran
Dosen pada Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui lama fermentasi yang terbaik dalam fermentasi Jerami padi
dengan mikroorganisme lokal terhadap Bahan Kering, dan Bahan Organik, dan Abu sehingga dapat
tersedia bagi ternak. Penelitian ini menggunakan jerami padi, dedak halus dan Mikroorganisme Lokal
(MOL) jerami padi. Rancangan yang digunakan adalah rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yaitu lama fermentasi 5, 10, 15 dan 20. Komposisi substrat
terdiri dari jerami padi 80% dan dedak 20%. Peubah yang diamati adalah kandungan Bahan Kering,
Bahan Organik, dan Abu . Pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati dianalisis sidik ragam
(ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama fermentasi
memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P>0,01) terhadap kandungan Bahan Kering, Bahan
Organik dan Abu. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fermentasi dengan MOL mampu
mengubah kandungan gizi jerami padi, semakin lama waktu fermentasi semakin meningkatkan
kandungan gizi jerami padi, kandungan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Abu menurun.

Kata kunci: Fermentasi, Jerami Padi, Mikroorganisme Lokal, Bahan Kering, Bahan Organik
danAbu

I. PENDAHULUAN dalam usaha peternakan, khususnya usaha


sapi potong.
Salah satu faktor penentu dalam
Menurut Fatmawati .dkk (2004)
keberhasilan usaha peternakan adalah
bahwa kandungan jerami padi berdasarkan
ketersediaan pakan ternak secara kontinu.
bahan kering 89,57 %, protein kasar 3,2 %
Saat ini sangat dirasakan ketersediaan
,serat kasar 32,56 %, lemak 1,33%, NDF
hijauan makanan ternak mulai terkendala
67,34 %, ADF 46,40%, selulosa 40,80%
masalah lahan akibat peningkatan
hemiselulosa 26,62 %, dan lignin 5,78%.
penggunaan untuk keperluan pangan,
Namun demikian pemanfaatan jerami padi
pemukiman dan industri. Oleh karena itu
sebagai makanan ternak menghadapi
perlu dicari sumber pakan lain yang dapat
kendala karena tingginya kandungan lignin
menggantikan hijauan tersebut serta dapat
yang berkaitan dengan selulosa dan
mengurangi ketergantungan pada rumput.
hemiselulosa, kandungan protein yang
Sumber pakan sebaiknya mudah
rendah sehingga kecernaan menjadi rendah.
didapat, tersedia dalam jumlah yang
Menurut komar (1984) karena rendahnya
banyak dengan biaya yang relative murah.
kualitas dari jerami padi terutama
Diantara limbah pertanian yang dapat
kandungan protein kasar, bila diberikan
dimanfaatkan sebagai makanan kasar untuk
pada ternak dalam jumlah yang besar tidak
pakan adalah jerami padi. Limbah
dapat meningkatkan produksi dari ternak
pertanian berupa jerami padi diperkirakan
tersebut. Sutrisno (1988) menyatakan
dapat memenuhi kriteria tersebut. Dimana
bahwa penggunaan jerami padi sebagai
produksi jerami padi mencapai 39,5 juta ton
makanan ternak masih kurang bermanfaat
/tahun (Djajanegara dan Sitorus, 1983 ).
karena rendahnya kandungan zat ± zat
Jerami padi masih sedikit sekali
makanannya. Oleh karena itu untuk
dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan
meningkatkan nilai gizi dan kecernaan

LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 48


jerami padi perlu dilakukan pengolahan Kertas saring, Seperangkat alat dan zat
agar dapat dimanfaatkan ternak secara untuk analisis proksimat dan van soest
optimal. (NDF), Alat pengukur pH, Autoclove,
Perlakuan biologis menggunakan Bahan ± bahan untuk pembuatan MOL ( Air
mikro organisme penghasil enzim selulase cucian beras : air kelapa = 1 : 1, gula merah
dapat di lakukan. Salah satu organisme = 200g dan garam = 5% untuk 10 L) dan
yang dapat di gunakan dalam fermentasi lain ±lain.
adalah dengan menggunakan mikro
2.2. Metode Penelitian
organisme lokal (MOL) yang di isolasi dari
Penelitian menggunakan Rancangan
limbah jerami padi yang telah membusuk.
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4
Dalam medium fermentasi selain
perlakuan (lama fermentasi) dengan 5 kali
membutuhkan unsur karbon juga
ulangan. Adapun perlakuannya adalah
membutuhkan unsur-unsur lain seperti
sebagai berikut: A = Lama fermentasi 5
nitrogen vitamin dan mineral (Schlegal,
hari; B = Lama fermentasi 10 hari; C =
1994) dan salah satu bahan yang dapat di
Lama fermentasi 15 hari; D = Lama
gunakan adalah dedak halus, yang
fermentasi 20 hari. Peubah yang ukur
merupakan hasil sampingan dari
adalah: a) Bahan Kasar (%), b) Bahan
pengolahan hasil pertanian. Kandungan zat
Organik (%), c) Abu/Neutral Detergent
gizi dedak halus berdasarkan porsentase
Fiber (%).
bahan kering terdiri dari protein kasar 12%,
Model matematis rancangan yang
lemak kasar 13% dan serat kasar 12%
digunakan menurut Steel and Torrie (1991)
(scott, 1976).
adalah :
Dalam pelaksanaan fermentasi, lama
fermentasi merupakan salah satu faktor 8ij = P + Wi + •ij
yang harus diperhatikan. Lama fermentasi
yang singkat mengakibatkan terbatasnya Keterangan :
kesempatan dari mikroorganisme untuk 8ij = Nilai pengamatan dengan
terus berkembang, sehingga komponen perlakuan ke-i dan ulangan
substrat yang dapat dirombak menjadi ke-j
massa sel juga akan sedikit tetapi dengan P = Nilai tengah umum
waktu yang lebih lama berarti memberi WI = Pengaruh perlakuan ke-i
kesempatan bagi mikroorganisme untuk «
tumbuh dan berkembang biak (Fardiaz, I 3HUODNXDQ «
1992). Kemudian Sulaiman (1988) j = Ulangan (1,2,3 dan 5)
menambahkan bahwa semakin lama waktu •ij = Pengaruh sisa terhadap
fermentasi semakin banyak zat makanan perlakuan ke-i dan ke-j
yang dirombak seperti bahan kering dan
bahan organik. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisis keragaman
II. BAHAN DAN METODE Rancangan Acak Lengkap (RAL) tabel 1
dan perbedaan antara perlakuan diuji
2.1. Bahan dan Alat dengan Duncans Multiple Range Test
Bahan penelitian menggunakan jerami (DMRT) menurut Stell dan Torrie (1991) .
padi, Mikroorganisme Lokal (MOL) yang
dikembangkan dari jerami padi yang sudah III. HASIL DAN PEMBAHASAN
lapuk. Campuran dalam substrat yaitu 3.1. Pengaruh Lama Fermentasi
jerami padi (80%) dan dedak (20%). Terhadap Kandungan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam Kering (BK)
penelitian ini adalah : Rak fermentasi,
Baskom untuk tempat mengaduk jerami, Rataan kandungan bahan kering jerami
Timbangan, Kantong plastik transparan isi padi Fermentasi (TJF) berkisar antara 34,04
0,5 kg, Oven, Timbangan elektrik, Blender % sampai 38,18 % (Tabel 1).
(mesin penggiling jerami), Aluminium foil,

LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 49


Tabel 1. Rataan Kandungan BK (%) jerami menyebabkan kadar air menjadi tinggi dan
padi Fermentasi bahan kering menjadi rendah (Winarno et
al., 1980).
Lama Fermentasi Kandungan
(hari) Bahan Kering 3.2. Pengaruh Lama Fermentasi
(%) Terhadap Kandungan Bahan
5 38,18 a Organik
10 37,06 b
Rataan kandungan bahan organik
15 35,97 c
jerami fermentasi berkisar antara 77,76%
20 34,04 d
sampai 81,9824% ( tabel 2). Kandungan
SE 0.34 tertinggi terjadi pada perlakuan dengan
Keterangan: -Nilai dengan superskrip yang berbeda
pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang lama fermentasi 5 hari yaitu sekitar 81,98%.
berbeda sangat nyata (P<0.01); -SE (Standar Error)
Tabel 2. Rataan kandungan serat kasar
(%BK) jerami fermentasi
Hasil analisis keragaman menunjukkan
bahwa lama fermentasi memberikan
Lama Fermentasi Kandungan Serat
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0.01)
(hari) Kasar (% BO)
terhadap kandungan bahan kering TJF
5 81,98 a
(Lampiran 1). Hasil uji lanjut dengan
10 81,12 a
DMRT menunjukkan bahwa pada lama
15 80,20 a
fermentasi 5, 10 dan 15 hari berbeda sangat
20 77,76 b
nyata (P<0.01) lebih tinggi dibandingkan
lama fermentasi 20,hari. Lama fermentasi 5 SE 0,44
Keterangan : - Nilai dengan superskrip yang berbeda
hari sangat nyata lebih tinggi dibanding 10 pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang
dan 15 hari, demikian juga lama fermentasi berbeda sangat nyata (P>0.01); SE (Standar Error)
10 hari sangat nyata lebih tinggi dibanding
15 hari. Dan lama fermentasi 15 hari juga Hasil analisis keragaman menunjukkan
berbeda sangat nyata di banding fermentasi bahwa lama fermentasi memberikan
20 hari (P>0.05). pengaruh berbeda sangat nyata (P<0.01)
Semakin lama waktu fermentasi terhadap kandungan BO TJF (Lampiran 3).
semakin menurun kandungan bahan kering Hasil uji lanjut dengan DMRT
TJF. Hal ini disebabkan dengan menunjukkan bahwa pada lama fermentasi
bertambahnya waktu fermentasi maka 5, 10 dan 15 hari berbeda tidak nyata
pertumbuhan kapang akan semakin baik, (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan lama
merata dan kompak sehingga diperoleh fermentasi 20 hari. Lama fermentasi 5 hari
pertumbuhan kapang yang optimum. berbeda tidak nyata dibanding 10 dan 15
Pertumbuhan kapang pada lama fermentasi hari, demikian juga lama fermentasi 10 hari
20 hari adalah yang optimum dibandingkan berbeda tidak nyata 15 hari. Dan lama
dengan yang 15, 10 dan 5 hari. Semakin fermentasi 15 hari berbeda sangat nyata
banyak kapang yang tumbuh maka semakin lebih tinggi dari 20 hari
banyak juga zat makanan yang ada pada Terjadinya penurunan kandungan
bahan dirombak sebagai sumber energi. bahan organik disebabkan, nutrien yang
Akibatnya molekul air yang dihasilkan dari tersedia pada bahan telah dirombak dan
proses metabolisme kapang juga meningkat. dimanfaatkan oleh kapang. Pertumbuhan
Sesuai dengan pendapat Fardiaz (1988) kapang erat kaitannya dengan lama
bahwa selama fermentasi berlangsung, fermentasi. Dimana semakin lama
mikroorganisme menggunakan karbohidrat fermentasi, pertumbuhan kapang akan
sebagai sumber energi yang dapat semakin baik, merata dan kompak sesuai
menghasilkan molekul air dan dengan ketersediaan nutrien pada bahan.
karbondioksida. Sebagian besar air akan Pertumbuhan kapang pada lama fermentasi
tertinggal dalam produk dan sebagian lagi 20 hari adalah yang optimum dibandingkan
akan keluar dari produk. Air yang dengan yang 15, 10 dan 5 hari. Kapang
tertinggal dalam produk inilah yang akan yang tumbuh semakin aktif melakukan

LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 50


perombakan karbohidrat dan protein yang dalam larutan basa dan ini akan
merupakan bagian dari bahan organik. menurunkan kandungan abu , karena abu
Sesuai dengan pernyatan Sutardi (1980) terdiri dari silika dan berbagai mineral
bahwa bahan organik terdiri dari lemak, lainnya.
protein dan karbohidrat. Kemudian Amirroenas (1983) mengatakan
Sulaiman (1988) menambahkan bahwa pemakaian AAS 10 % dengan PH 7.9 pada
semakin lama waktu fermentasi semakin bahan berserat , limbah industri tanaman
banyak zat makanan yang dirombak. dan perkebunan atau jerami padi belum
dapat meningkatkan koefisien cerna bahan
3.3. Pengaruh lama fermentasi terhadap
organik tapi dapat melarutkan sebagian abu,
kandungan abu
lignin dan silika.
Rataan kandungan serat kasar TJF
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
berkisar antara 10,38% samapai 14.23
%(table 1). Kandungan abu terendah
4.1. Kesimpulan
didapat pada fermentasi 20 hari yaitu
10.38hari. Dari hasil penelitian dan pembahasan
dapat di simpulkan bahwa fermentasi
Tabel 3. Rataan kandungan abu (% abu) dengan MOL tidak mampu meningkatkan
jerami fermentasi atau menurunkan nilai gizi secara
keseluruhan. Fermentasi dengan lama 20
Lama Fermentasi Kandungan hari mampu menurunkan bahan organik dan
(hari) abu (% abu) bahan kering dan kandungan abu pada
5 14.23 a jerami padi.
10 13.08 b
4.2. Saran
15 11.87 c
20 10.38 d Pada daerah yang banyak
SE 0.17 menghasilkan jerami padi bisa
Keterangan : - Nilai dengan superskrip yang berbeda menggunakan jerami sebagai pengganti
pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang hijauan pakan ternak yang telah di
berbeda sangat nyata (P>0.01); SE (Standar Error)
fermentasi selama 20 hari.
Hasil analisis keragaman menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
bahwa lama fermentasi memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0.01)
Aggorodi. R. 1994. Ilmu Makanan Ternak
terhadap kandungan abu TJF (Lampiran 5).
Umum. Cetakan ke-5. PT. Gramedia.
Hasil uji lanjut dengan DMRT
Jakarta.
menunjukkan bahwa pada lama fermentasi
5, 10 dan 15 hari berbeda sangat nyata Amirroenas, D. E. 1983. Pengaruh
(P<0.01) lebih tinggi dibandingkan lama pelbagai Larutan Abu dan NaOH
fermentasi 20,hari. Lama fermentasi 5 hari Terhadap Pencernaan Bahan Serat
sangat nyata lebih tinggi dibanding 10 dan Limbah Industri Tanaman Perkebunan
15 hari, demikian juga lama fermentasi 10 Fakultas Pasca sarjana IPB. Bogor.
hari sangat nyata lebih tinggi dibanding 15
Buckle. K.A., R.A. Edward., C.H. Fleet dan
hari. Dan lama fermentasi 15 hari juga
M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan.
berbeda sangat nyata di banding fermentasi
Diterjemahkan oleh Adiono dan Hari
20 hari (P>0.05).
Purnomo. Universitas Indonesia,
Semakin lama waktu fermentasi
Jakarta.
semakin menurunkan kandungan abu pada
jerami. Ini disebabkan karena melarutnya Cruch, D.C. 1979. Digestive Physiology
silika yang terdapat pada jerami tersebut, and Nutrion of Ruminant Vol 2 .
sedangkan silika merupakan bagian dari Oxford Press. USA
abu. Jerami padi yang difermentasi dapat
menyebabkan sebagian silika dapat larut Djajanegara, A. dan P. Sitorus. 1983.
Problematik permanfaatan limbah

LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 51


pertanian untuk makanan ternak . Kawachi pada Substrat Dedak Untuk
Jurnal Litbang. 11 (2). Balai penelitian Tepung Beras Kaya Protein. Tesis,
Ternak, Bogor. MSIPN, IPB Bogor.
Fatmawati . 2005. Komposisi Kimia Fraksi Muryani. 1997. Cara-cara Pembuatan
Jerami Padi (Daun, Pelepah dan Tempe. Fakultas Pertanian Universitas
Batang). Skripsi. Fakultas Peternakan Andalas Padang.
Universitas Andalas, Padang .
Pathak, N .H and Ranjhan. 1979.
Fardiaz, S. 1988. Fermentasi Pangan. PAU Management and Feeding of
Pangan dan Gizi IPB. Gramedia. Buffaloes. Vikas Publishing House
Bogor. PVT Ltd. New Delhi Press. India
Fardiaz, S. 1989. Fisiologi Fermentasi. Pederson, C. 1971. Microbiology of Food
Pusat Antara Universitas Pangan dan Fermentation, Publ. Co. Inc, Wetport.
Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor. Connecticut.
Diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. PT.
Adiono. Penerbit Universitas
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Indonesia.
Hidayat, N. 2007. Teknologi pertanian dan Schlegal, H.G Schmidt, K. 1994.
pangan. http:www.Pikiran- Allgemaine Mikrobiologie atau
Rakyat.Com/Cetak/0604/24/cakrawala/ Mikrobiologi Umum. Terjemahan
index.htm. Diakses tanggal 27 Januari Baskoro. Gajah Mada University
2008. Pukul 13.30-16.30 WIB. Press. Yogyakarta.
Jackson, M.G . 1978 . Rice Straw as Sulaiman. 1988. Studi Pembuatan Protein
Lioverstock Feeds. Pp. 34 ± 840. In Mikroba dengan Ragi Amiolitik dan
Rumianant Nutritive. Selected from the Ragi Simbal pada Media Padat dengan
worldanim. Food Agricultural Bahan Ubi Kayu (Manihot utilissima).
Orgattitation of the United Nations. Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Rome. Bogor, Bogor.
Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Sutardi, T. 1980. Landasan Nutrisi. Jilid I.
Jerami sebagai Makanan Ternak. Departemen Ilmu Makanan Ternak.
Yayasan Dian Grahita. Jakarta. Fakultas Peternakan Institute Pertanian
Bogor, Bogor.
Lubis, D.A. 1963. Ilmu Makanan Ternak.
Cetakan Kedua. PT Pembangunan. Sumber Pakan Pada Peternakan Rakyat di
Jakarta. 6XODZHVL 7HQJJDUD ³ 3XVOLW
Bioteknologi LIPI. Bogor .
Maynard, L. A and J. K. Loosly. 1969.
Animal Nutrition 7nd ed. McGrow Hill Tillman, A.D. 1989. Ilmu Makanan
Book Publishing Co. Inc A Prentice Ternak Dasar. Fakultas Peternakan.
Hall Company. Riston. Virginia Universitas Gajah Mada. Jogjakarta.
Moore, F and Landecker. 1982 . Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz.
Fundamental of Fungi. Second Edition. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT
Prentice Hall. New Jersey. Gramedia, Jakarta.
Munarso, S. J. 1989 . Produk Amilase dari
Kapang Aspergillus Awamori Var

LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 52

Anda mungkin juga menyukai