Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR

TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

PEMBUATAN INJEKSI ASAM FOLAT

I. Nama Zat dan Jumlah Ampulyang Akan Dibuat

Nama zat aktif : Asam Folat

Kekuatan sediaan : 5 mg/ml

Jumlah yang dibuat : 5 ampul

II. Formula

R/ Acidum Folicum 0,5 %

Obat suntik dalam ampul 1 ml No.V

III. Monografi Zat Aktif dan Zat Tambahan

1. Acidum Folicum

 Pemerian : Serbuk hablur, kuning atau jinggakekuningan,


tidak berbau. (Farmakope IndonesiaIII, hal. 51)

 Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, praktis tidak larut


dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform, dalam

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
eter P, dalam aseton P dann dalam benzen P, larut dalam asam
klorida P, dan dalam asam sulfat P, larutan berwarna kuning
sanagt pucat, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida
encer dan dalam larutan alkali karbonat encer. (Farmakope
Indonesia III, hal.51)

 Titil leleh : 250˚ (Merck Indeks ed. 13, hal. 4245)

 Dosis lazim : 15 mg/hari i.m (Farmakope Indonesia III, hal 959)

 DM : i.m 15 mg/hari

 Daftar obat : Obat Keras

 OTT : Terhadap oksidator, Reduktor, logam berat.

 Stabilitas : PH 8 - 11

 Indikasi : Membantu memelihara kesehatan tubuh dan


pertumbuhan janin normal.

2. Natrii Choridum

BM : 58,44
 Pemerian: Hablur Heksahedral, tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau rasa asin.(Farmakope Indonesia III,
hal 403-404)
 Kegunaan: Sumber ion klorida dan ion natrium. (Farmakope
Indonesia III, hal 403-404)
 Kelarutan: larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P, sukar
larut dalam etanol (95%)P.(Farmakope Indonesia III, hal 403-
404)
 Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal:

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
Untuk pembuatan larutan isotonik intravena dan preparat
sediaan mata dengan konsentrasi kurang dari 0,9 %.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 637-639.)
 Higroskopisitas: Higroskopis diatas 75 % kelembaban relatif
(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 637-639.)
 Titik leleh : 804 ˚C (Handbook of Pharmaceutical Excipient,
6nded: 637-639.)
 Densitas : 1,20 g/cm3 untuk larutan cair (Handbook of
Pharmaceutical Excipient, 6nd ed: 637-639.)
 Penyimpanan: Disimpan ditempat tertutp, dingin dan kering
(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 637-639.)

3. Dinatrii Edetas

C10H14N2Na2O8BM: 336.2 untuk anhidrat


C10H18N2Na2O10BM :372.2untuk dihidrat

 Pemerian: serbuk berwarna putih, tidak berbau rasa sedikit


asam.(Farmakope Indonesia IV, hal.329)
 Kegunaan: zat pengkhelat atau pengkompleks.
 Kelarutan: lrut dalam air (Farmakope Indonesia IV, hal.329)
 Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal:
 Digunakan sebagai zat pengkhelat (pengkompleks) di banyak
sediaan farmasi, termasuk pencuci mulut, preparat sediaan
mata, dan preparat sediaan topikal dengan konsentrasi antara

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
0,005 dan 0,1 w/v.(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nd
ed: 242-244.)
 Titik leleh : pada suhu 252˚C mengalami
dekomposisi(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded:
242-244.)
 Penyimpanan: penyimpanan yang baik dan tertutup, dingin
dan tempat kering (Handbook of Pharmaceutical Excipient,
6nded: 242-244.)

4. Natrii Hydroxydum

BM : 40,00
 Pemerian: bentuk batang, butiran, masa hablur, atau keping,
kering, keras rapuh, dan menunjukan susunan hablur, putih,
mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera
menyerap karbondioksida. (Farmakope Indonesia III, hal. 412)
 Kegunaan: zat pembasa dan zat penyangga (buffer agent).
 Kelarutan: sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(Farmakope Indonesia III, hal. 412)
 Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal:
 Dapat digunakan sebagai zat untuk direaksikan dengan asam
lemah menjadi garam.(Handbook of Pharmaceutical
Excipient, 6nded: 648-649.)
 Titik leleh : 318˚C (Handbook of Pharmaceutical Excipient,
6nded: 648-649.)
 Penyimpanan: penyimpanan ditempat kedap udara dan bukan
logam ditempat yang dingin dan kering.(Handbook of
Pharmaceutical Excipient, 6nded: 648-649.)

5. Aqua Pro Injecctionum (a.p.i)


 Pemerian: cairan, jernih, tidak berwarna, tidak berbau
Kegunaan: air untuk injeksi

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
 Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal:
Dapat digunakan sebagai air untuk sediaan injeksi.
 Penyimpanan: dalam wadah dosis tunggal, botol kaca atau
plastik, tidak lebih besar dari 1 liter.( Farmakope Indonesia IV,
hal. 112)

IV.Perhitungan dan Penimbangan


Formula:
Acidum folicum 0,5 %
Natrii Chloridum 0,8283 %
Dinatrii Edetas 0,05 %
NaoH 0,1 N ad larut
Aqua pro injection

Perhitungan Tonisitas :
Zat ΔTb C
Natrium folat 0,069 0,526
Dinatrii edetas 0,132 0,05

C asam folat diperoleh dari perhitungan :

C= x C as.folat

C= X 0,5 = 0,526 %

Tonisitas :

W=

W=

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
= 0,8283 %
Untuk membuat larutan isotonis ditambahkan NaCl 0,8283 %
( gr/100ml)
Tonisitas sebenarnya :
0.9% - 0,8283 % = 0,0717 %

Penimbangan
Bahan Satuan dasar Volume produksi
1ml 7 ampul / 15 ml
Acidum folicum 5mg 75 mg
NaCl 8,283 mg 124,245 mg
Dinatrii Edetas O,5 mg 7,5 mg

Perhitungan volume ampul


(n+2)C+ 6 ml =
( 7 + 2 ) 1,1 + 6ml= 15,9ml
Perhitungan NaoH yang diperlukan :
C19H19N706 + 2 NaOH > 2 Na.C19H19N706 + H20
NaoH bereaksi = ½ x 0,05 mol= 0,025 mol setara 0,05 M setara
0,25 ml = 5 tetes.
V.Alat dan Prosedur Pengolahan
Alat Sterilisasi Waktu
Beaker Gelas Oven 170o C 30’
Corong & Kertas Saring Otoklaf 115-116o C 30’
Ampul Oven 170o C 30’
Kaca Arloji Api Langsung 20’
Spatel Logam Api Langsung 20’
Batang Pengaduk Api Langsung 20’

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
No. Pengolahan
1 Di Didihkan 25 ml aqua pro injeksi (a.p.i) dalam beaker gelas selama
10 menit.
2 Disuspensikan asam folat dalam sebagian a.p.i (no.1)
3 Ditambahkan larutan NaOH 0,1 N ke dalam suspensi no.2 sampai
larut.
4 Dilarutkan NaCl dalam sebagian aqua pro injeksi (no.1)
5 Kedua campuran tersebut dicampurkan (no.3 dan no.4 )
6 Ditambahkan larutan Dinatrii Edetas sebanyak 15 tetes.
7 Larutan ditambahkan a.p.i ad 15 ml
8 Larutan disaring dan filtrat pertama dibuang.
9 Larutan kemudian diisikan kedalam 5 ampul @1,1 ml, pengisian
dilakukan didaerah LAF ( laminar Air Flow )
10 Ampul disemprot dengan uap air dialiri gas inert lalu ditutup
11 Disterilisasi dalam otoklaf 115-116o C selama 15 menit.

VI.Evaluasi
NO Jenis evaluasi Penilaian
1. Penampilan fisik
2. Jumlah sediaan 5 ampul
3. Kejernihan jernih
4. Brosur Terlampir
5. Kemasan Terlampir
6. Kebocoran ampul 2 ampul
7. Etiket Terlampir
8. Keseragaman volume Seragam

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
VI.Pembahasan

Pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan sediaan parenteral volume


kecil yaitu injeksi asam folat dalam ampul 1 ml sebanyak 5 ampul.Asam folat
mempunyai khasiat sebagai hematopoetikum. Asam folat merupakan prekursor
inaktif dari beberapa koenzim yang berfungsi pada transfer unit karbon tunggal.
Beberapa reaksi penting yang menggunakan unit karbon tunggal adalah sintesis
purin, sintesis nukleotida pirimidin, dan interkonversi beberapa asam amino.
Reaksi- reaksi penting tersebut merupakan kunci utama sintesis DNA dan mitosis
sel (pembelahan sel). Biasanya sediaan ini diberikan pada ibu hamil sebagai
suplemen makanan.Asam folat sendiri merupakan senyawa yang berbentuk
serbuk coklat kekuningan, larut dalam basa lemah, alkali hidroksida, alkali
karbonat dengan pH 8-11 dan tidak tercampurkan dengan oksidator, reduktor
dan logam berat.

Pada pembuatan sediaaan ini yang digunakan adalah bentuk garam dari
asam folat yaitu natrium folat karena asam folat sendiri tidak larut dalam air
sedangkan sediaan injeksi harus menggunakan pembawa air maka yang
digunakan adalah bentuk garamnya.Proses pengerjaannya dimulai dengan
sterilisasi alat-alat yang diperlukan dalam proses pembuatan sediaan ini. Alat-

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
alat yang digunakan harus benar-benar steril untuk bisa menunjang sterilitas
sediaan. Proses sterilisasi alat menggunakan sterilasi panas kering dan sterilisasi
panas uap. Sterilisasi panas kering atau menggunakan oven digunakan untuk
alat-alat seperti beaker gelas dan ampul pada suhu 170 0C selama 30 menit
sedangkan corong dan kertas saring disterilkan dengan cara panas uap atau
menggunakan otoklaf pada suhu 1150C selama 30 menit dan untuk alat-alat
lainnya seperti kaca arloji spatel logam, batang pengaduk disterilkan dengan api
langsung selama 20 menit.

Cara sterilisasi yang digunakan berbeda-beda tergantung pada


keoptimalan sterilitas yang dihasilkan dan tergantung pada kondisi alat-alat yang
disterilkan, seperti alat-alat yang mempunyai skala biasanya disterilkan dengan
menggunakan oven supaya tidak terjadi pemuaian. Contohnya kertas karena
apabila disterilkan dengan cara uap panas makan kertas tersebut menjadi rusak
karena akan menyerap uap selama proses sterilisasi. Ataupun disterilkan dengan
api langsung maka yang ada malah kertas akan kebakar jadi proses sterilisasi alat
tergantung pada sifat material yang akan disterilkan.

Sterilisasi alat-alat ini bertujuan untuk menghilangkan/membunuh


berbagai mikroba yang dapat menganggu sediaan.Karena syarat sediaan injeksi
sendiri harus mutlak steril karena langsung dimasukkan ke dalam tubuh dan
reaksinya cepat jadi harus dihindari adanya penggangu apada sediaan. Apabila
terdapat mikroba ataupun partilulat asing pada sediaan injeksi dapat berakibat
fatal dan juga harus bebas pirogen, karena dikhawatirkan pirogen yang
merupakan zat endotoksin dapat masuk kedalam darah akan terjadi reaksi
negatif pada tubuh, seperti reaksi demam. Pada saat sterilisasi alat-alat, mikroba
yang terdapat pada alat akan menggumpal dengan adanya energi panas. Pada
percobaan ini kami mendapatkan dispensasi jadi kami tidak melakukan sterilisasi
terhadap alat.

Proses pengolahan sediaan injeksi ini yaitu, sebanyak 25 ml aqua pro


injeksi dalam beaker gelas dididihkan selama 10 menit. Hal ini bertujuan untuk

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
menghilangkan oksigen dari aqua karena oksigen bersifat sebagai oksidator
sedangkan asam folat sendiri tidak tercampurkan dengan oksidator maupun
reduktor.Pembawa yang digunakan untuk sediaan injeksi harus menggunakan
Aqua Pro Injeksi bebas O2.Setelah dididihkan, didinginkan. Kemudian asam folat
disuspensikan pada sebagian aqua pro injeksi dan ditambahkan natrium
hidroklorida 0,1 N kedalam suspensi asam folat sebanyak 4 ml. Pengerjaannya
dilakukan secara aseptis yaitu bekerja di dekat api untuk menghindari adanya
kontaminan dari udara.

Penambahan natrium hidroklorida ini berfungsi untuk mengubah asam


folat menjadi bentuk garamnya atau sering disebut proses penggaraman. Pada
saat dicampurkan asam folat terlarut dengan sempurna dan pada saat itulah
garam natrium folat terbentuk.Warna larutannya sendiri berwarna kuning
jernih.Pada saat yang bersamaan natrium klorida dilarutkan dengan sebagian
aqua pro injeksi yang telah dididihkan sebelumnya.Larutan ini berfungsi ini
sebagai pengisotonis.Sediaan injeksi diusahakan harus isotonis supaya pada saat
diinjeksikan tidak terasa sakit.Dan kalaupun tidak bisa isotonis, isohidris dan
hipertonis masih bisa diterima.Prosedur selanjutnya, kedua larutan dicampurkan
secara homogen dan ditambahkan 15 tetes natrium edetat.

Alasan penambahan Na2EDTA dalam formula ini karean rekasinya


kebanyakan dengan ion logam divalent dan trivalent membentuk larutan
penghelat logam. Na2EDTA sebagai penghelat akan mengikat ion logam yang
mampu mengkatalisis reaksi oksidasi. Metode yang dapat mencegah atau
mengindari oksidasi dapat dilakukan penambahan pengikat logam berat seperti
Na2EDTA, dengan penambahan antioksidan seperti BHA, BHT.Selanjutnya,
dilakukan pengcekan pH larutan dengan mengunakan kertas universal dan pHnya
8 jadi telah memenuhi rentang pH sediaan yang seharusnya dan tidak perlu
ditambahkan basa ataupun asam.Obat injeksi ini harus dibuat dalam keadaan
isotonis, maka pH sediaan harus sesuai dengan pH darah. Perhitungan isotonis
yang digunakan oleh kami yaitu rumus white vincent, berdasarkan formula
standar dihasilkan sediaan yang hipotonis maka perlu dilakukan penambahan

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
NaCl yang digunakan agar tetap dalam keadaan isotonis.Setelah dilakukan
pengecekan pH, kemudian di add samapai 15 ml.

Penyaringan dilakukan sebanyak dua kali yaitu dengan menggunakan


kertas saring terlebih dahulu, penyaringan dengan menggunakan kertas saring
bertujuan untuk menyaring partikel-pertikel yang berukuran besar sehingga pada
saat disaring dengan bakteri filter tidak akan terjadi penyumbatan. Setelah
disaring dengan kertas saring selanjutnya disaring dengan menggunakan bakteri
filter berukuran 0.5 µm. Penyaringan dilakukan di ruang laminar air
flow.Penyaringan ini berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang tidak bisa
tersaring oleh kertas saring dan juga untuk menyaring mikroba yang mungkin
terdapat pada larutan yang terbawa dari udara ataupun dari alat-alat yang
digunakan.

Sembari menyaring dilakukan juga proses pengisian pada ampul yang


telah dibersihkan dan dilakukan di ruang laminar air flow.Di dalam rungan ini
arah udaranya satu arah yaitu udara bergerak secara vertikal. Dengan gerakan
udara secara vertikal dari atas ke bawah maka partikel akan bergerak ke bawah
dan ini akan mengurangi adanya kontaminasi yang mungkin masih ada dalam
udara.

Ampul yang telah diisi sediaan kemudian dilas. Dan setelah dilas sebagian
ampul tidak tertutup dengan sempurna karena alat pengelas yang digunakan
terlalu panas sehingga mulut ampul meleleh dengan cepat dan tentu saja hal ini
akan berpengaruh pada uji kebocoran. Ampul yang telah dilas kemudian
disterilkan dengan menggunakan sterilisasi cara A yaitu dengan menggunakan
uap basah ataupun yang dikenal dengan otoklaf. Metode ini dipilih karena asam
folat tahan terhadap pemanasan.Pada saat dilakukan sterilisasi, sterilisasi ini juga
bertujuan untuk uji kebocoran. Jadi kalau mulut ampul tidak tertutup dengan
baik maka pada saat disterilkan sediaan akan memuai karena posisi ampul dalam
keadaan terbalik. Pada percobaan ini, sediaan kami tidak ada yang bocor dan
semua tetap dalam keadaan baik dan volumenya tetap sama. Pada etiket

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
dicantumkan penandaan untuk injeksi intramuscular dan dicantumkanjuga
kandungan sediaan injeksi asam folat dan expire date juga.

VII.Kesimpulan

1. Ampul yang dihasilkan yang telah memenuhi uji kebocoran yaitu


sebanyak 3 ampul.

2. Sterilisasi sediaan injeksi asam folat dilakukan sterilisasi akhir karena zat
yang digunakan dalam sediaan injeksi asam folat ini tahan panas.

Logo

Logo untuk tablet asam folat ini bertanda khusus Obat Keras
berupa lingkaran merah tepi hitam dengan huruf K ditengah, karena
asam folat termasuk ke dalam obat keras jika dibuat dalam sediaan
injeksi.

Hasil produksi:
Ampul yang dikemas = 3 ampul

Kemasan:
Kemasarn primer = Ampul
Kemasan sekunder = Dus kertas

No. Reg = DKL 0505039744A1


D : sediaan tersebut menggunakan nama dagang
K : golongan obat Keras
L : jenis obat jadi lokal (dalam negeri)
05 : periode pendaftaran obat jadi

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
050 : no. urut pabrik di Indonesia
397 : no.urut obat jadi
44 : bentuk sediaan obat jadi
A : kekuatan obat jadi yang pertama disetujui
1 : kemasan pertama

No. Batch = K 1503-01


1503 : bulan dan tahun pembuatan (Mar 2015)
01 : no.urut

Label
No. Regristrasi obat :DKL 0505039744A1
No Batch = K 1503-01

Merupakan kode yang dapat memberikan penjelasan


mengenai riwayat produksi yang diproses pada kondisi dan
waktu yang sama, dapat disertai atau berupa waktu
produksi.

Komposisi zat Berkhasiat :


tiapampul mengandung asam folat 5 mg

Volume Sediaan : 5 ml

Penyimpanan :
Terlindung dari cahaya, simpan pada suhu dibawah 30oC

Exp. Date
Waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukkan
batas waktu diperbolehkan obat tersebut digunakan,
karena diharapkan memenuhi spesifikasi yang diterapkan.

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
Penjelasan Produk

SINONIM
Folic Acid

INDIKASI
Anemia megaloblastik dan makroskotik akibat defisiensi asam

SIFAT FISIKOKIMIA
asam folat berwujud serbuk kristal berwarna kuning sampai
orange coklat, tidak berbau. Praktis tidak larut dalam air dan
sebagian besar pelarut organik (alkohol, aseton, chloroform, dan
ether).

SUB KELAS TERAPI


Antianemia

STABILITAS PENYIMPANAN
Jangan digunakan bersama oksidator dan reduktor atau ion logam.

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
KONTRA INDIKASI
Hipersensiifitas terhadap asam folat dan komponen lain dalam
formulasi

EFEK SAMPING
Reaksi alergi, bronkospasme, wajah memerah, gatal, erupsi
sementara

INTERAKSI OBAT
Pada keadaan defisiensi folat, terapi dengan asam folat mungkin
meningkatkan metabolisme fenitoin, menyebabkan penurunan
konsentrasi serum fenitoin.Penggunaan bersamaan kloramfenikol
dan asam folat pada pasien defisiensi folat dapat menyebabkan
antagonisme terhadap respon hematopoitik terhadap asam
folat.Untuk itu, respon hematologi terhadap asam folat pada
pasien yang menggunakan asam folat dan kloramfenikol harus
dimonitor secara baik.

PENGARUH KEHAMILAN
Folic acid di konsumsi wanita sampai usia kehamilan 12 minggu.
Maka akan membantu perkembangan system syaraf dan untuk
mencegah kelainan kongenital.

PENGARUH MENYUSUI
dieksresi melalui asi tapi tidak bermakna secara klinis

PERINGATAN

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
Pemberian asam folat harus disertai perhatian pada pasien
dengan anemia yang tidak didiagnosa karena asam folat dapat
menyebabkan diagnosa yang tidak jelas dari anemia pernikius
dengan cara meningkatkan manifestasi respon hematologi
terhadap penyakit ini, yang menyebabkan komplikasi neurologis
meningkat.

INFORMASI PASIEN
Masa kehamilan kebutuhan asam folat lebih tinggi sehingga
konsumsi asam folat ditingkatkan untuk menurunkan risiko bayi

MEKANISME AKSI
asam folat diperlukan untuk pembentukan koenzim dlm proses
sistem metabolisme terutama sintesis purin dan pirimidin, sintesis
nukleoprotein dan pemeliharaan eritropoesis, menstimulasi
produksi sel darah putih dan platelet pada anemia defesiensi folat.
As folat meningkatkan eliminasi asam format, metabolik toksik
metanol.

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
Daftar Pustaka

 Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Departemen kesehatan


Republik Indonesia. Jakarta
 Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi 4. Departemen kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
 Merck and CO., INC. 2001. The Merck Index 13th edition. Pan American
Copyright Convention. USA
 Wade, Ainley and Weller, Paul J. 1994. Pharmaceutical Excipients. 6th
edition. The Pharmacuetical Press. London.

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1
Distribusi Pengerjaan Laporan
 Formula, monografi zat aktif dan zat tambahan serta daftar pustaka :
Mia Kusmiati Marseli ( A 0122 092) & Anita Anggraeni ( A 0122 100 )
 Penimbangan dan perhitungan Prosedur pengerjaan, data
pengamatan : Andri Zaenudin ( A 0122 104 )
 Pembahasan dan Kesimpulan : Anita Anggraeni ( A 0122 100 )
 Kemasan, etiket, brosur : Mia Kusmiati Marseli (A 0122 092)

Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril


“Injeksi Asam Folat” 1

Anda mungkin juga menyukai