Anda di halaman 1dari 7

MODUL 06

RANGKAIAN PENGUAT DAYA


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2018/2019

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Riwayat Revisi Rev.


1 TUJUAN
▪ Memahami perbedaan konfigurasi dan prinsip kerja antara penguat daya kelas B dan AB
▪ Mengamati fenomena crossover distortion
▪ Memahami efisiensi penguat daya kelas B dan AB
▪ Memahami aplikasi penguat daya dalam bidang elektronika

2 PERSIAPAN
▪ Mempelajari prinsip kerja transistor
▪ Mempelajari penguat daya kelas B dan AB
▪ Mempelajari datasheet transistor NPN BD139
▪ Mempelajari datasheet transistor PNP BD140

3 PERALATAN PRAKTIKUM
▪ Transistor BD139 dan BD140
▪ Resistor: 𝑅𝐿 = 100Ω, 𝑅1 = 𝑅2 = 10𝑘Ω
▪ Dioda 1N4005 2 Buah
▪ Breadboard
▪ Multimeter
▪ Signal generator
▪ Catu daya
▪ Osiloskop

4 DASAR TEORI
Dalam dunia elektronika, penguatan merupakan salah satu aspek penting untuk mendapatkan
keluaran yang diinginkan. Hal ini disebabkan sinyal masukan yang biasanya diperoleh kurang tinggi,
sehingga dibutuhkan suatu rangkaian penguat yang akan menguatkan sinyal. Penguatan ini bisa berupa
penguatan tegangan, penguatan arus atau penguatan daya. Pada modul ini akan dipelajari lebih lanjut
terkait penguat daya atau biasa disebut sebagai power amplifier. Komponen yang berperan dalam
penguatan daya ini adalah transistor. Jenis penguat sendiri bisa dikategorikan berdasarkan kelasnya,
coupling, dan rentang frekuensi yang akan mempengaruhi besar penguatan yang diberikan. Dalam
praktikum ini akan dilakukan percobaan terhadap penguat kelas B dan AB.

Penguat kelas A
Pada penguat kelas ini, transistor akan terus beroperasi sepanjang waktu. Ini artinya aliran arus
dari kolektor sebesar 3600 , seperti terlihat pada gambar keluaran sinyal. Dengan menggunakan penguat
kelas A, sinyal dapat “diayunkan” melewati batas range maksimum tanpa khawatir terjadi saturasi atau
cut-off pada transistor, yang akan menyebabkan distorsi pada sinyal.

Gambar 1. Rangkaian penguat kelas A Gambar 2. Sinyal keluaran penguat kelas A


Penguat kelas B
Penguat daya kelas B atau biasa disebut dengan push-pull amplifier menggunakan 2 transistor
(NPN dan PNP) dengan konfigurasi pemasangan yang saling bertolak belakang. Hal ini untuk
menandakan bagian positive half cycle dan negative half cycle yang akan meloloskan sinyal dalam
kondisi bolak-balik. Karena masih berpotensi terdapat cacat maka dibutuhkan keadaan forward bias
pada tiap emitternya.

Gambar 3. Sinyal keluaran rangkaian penguat kelas B

Pada gambar sinyal keluaran penguat kelas B, rangkaian akan berfungsi saat tegangan pada
transistor berada di atas tegangan cut-off yaitu di kisaran 0,6 – 0,7 volt. Namun karena dalam kasus ini
digunakan tegangan yang berfluktuasi cepat (AC) atau bolak-balik sesuai dengan frekuensi yang
diberikan maka kestabilan transistor harus dijaga. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah bahwa arus
kolektor pada kaki transistor cukup sensitif terhadap perubahan suhu yang timbul akibat adanya beda
tegangan pada tiap kaki transistor. Untk mengatasi panas tersebut dapat digunakan heat sink atau
kelongsing bakar guna menjaga suhu pada kaki transistor tetap stabil.

Penguat kelas AB
Untuk menghindari kenaikan temperatur yang akan mengarah pada terjadinya crossover
distortion, maka pada penguat daya kelas AB ini digunakan dioda yaitu membuat tegangan bias pada
dioda emitter.
Besar penguatan daya yang dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan berikut

𝑃𝑜𝑢𝑡
𝐴𝑝 = (1)
𝑃𝑖𝑛
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑖𝑛 × 𝐼𝑖𝑛 (2)
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 × 𝐼𝑜𝑢𝑡 (3)

Sedangkan efisiensi dari penguat daya dapat dihitung dengan cara membandingkan daya keluaran
yang dihasilkan terhadap daya dc yang diberikan pada penguat oleh sumber dc.
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= × 100% (4)
𝑃𝑑𝑐
𝑃𝑑𝑐 = 2𝑉𝑐𝑐 × 𝐼𝑐𝑑𝑐 (5) (𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑉𝑐𝑐 = −𝑉𝑒𝑒 )

5 TUGAS PENDAHULUAN
1. Sebutkan dan jelaskan 4 daerah kerja dari transistor! [nilai : 20 poin]
2. Jelaskan cara kerja penguat daya kelas B dan AB serta gambarkan rangkaiannya! [nilai: 20
poin]
3. Apa yang dimaksud dengan crossover distortion? Jelaskan! [ nilai: 20 poin]
4. Sebutkan kelebihan dan kelemahan dari penguat daya kelas A, B dan AB! [nilai : 20 poin]
5. Buatlah simulai rangkaian penguat daya kelas B dan AB sesuai dengan gambar 4 dan gambar
5, menggunakan perangkat lunak Proteus, perlihatkan gambar rangkaian serta respon sinyal
keluaran terhadap sinyal masukan.[nilai : 20 poin]
Catatan : komponen sesuai dengan gambar, 𝑉𝑐𝑐 = −𝑉𝑒𝑒 = 5 Volt. Tegangan input (AC) 2 𝑉𝑟𝑚𝑠 .
6 LANGKAH PERCOBAAN

1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4!


2. Berikan tegangan 𝑉𝑐𝑐 = 5𝑉 dan 𝑉𝑒𝑒 = −5𝑉 menggunakan catu daya!
3. Atur signal generator pada frekuensi 1 kHz!
4. Atur amplitudo tegangan input (𝑉𝑟𝑚𝑠 ) dari signal generator menjadi 2𝑉.
5. Ukur arus masukan (𝐼𝑖𝑛 ) dan arus keluaran (𝐼𝑜𝑢𝑡 ) dalam bentuk 𝐼𝑟𝑚𝑠 serta ukur arus kolektor
(𝐼𝑐 𝑑𝑐 )!
6. Ukur juga tegangan masukan (𝑉𝑖𝑛 ) dan tegangan keluaran (𝑉𝑜𝑢𝑡 ) dalam bentuk 𝑉𝑟𝑚𝑠 !
7. Pastikan pengukuran tegangan dan arus tidak dilakukan secara bersamaan!
8. Tuliskan hasil pengukuran pada log aktivitas!
9. Bandingkan antara daya masukan dan keluaran serta hitung penguatannya!
10. Hitung pula efisiensi penguat daya untuk setiap masukan yang berbeda!
11. Variasikan tegangan masukan dengan rentang 0,1𝑉 hingga mencapai tegangan masukan
mendekati 0𝑉!
12. Ambil foto salah satu sinyal masukan dan keluaran yang tergambar di osiloskop!
13. Lakukan kembali langkah 2 – 13 untuk rangkaian pada gambar 5 (penguat daya kelas AB).

Gambar 4. Rangkaian penguat kelas B Gambar 5. Rangkaian penguat kelas AB

7 TUGAS LAPORAN
1. Jelaskan prinsip kerja penguat daya kelas B dan AB!
2. Pada daerah kerja transistor yang mana penguat daya kelas B dan AB bekerja? Mengapa
demikian?
3. Pada rangkaian penguat daya kelas B, apa yang terjadi saat tegangan yang diberikan kurang
dari tegangan cut-off transistor? Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Jelaskan!
4. Pada rangkaian penguat daya kelas AB, apa yang terjadi saat tegangan yang diberikan kurang
dari tegangan cut-off transistor? Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Jelaskan!
5. Apakah anda mengamati adanya fenomena crossover distortion? Mengapa demikian?
6. Bandingkan hasil percobaan penguatan daya kelas B dan AB! Apa kesimpulan yang bisa
diperoleh?
7. Apakah terdapat pengaruh frekuensi sinyal masukan terhadap penguatan daya?
8. Sebutkan 3 aplikasi dari penguat daya pada bidang instrumentasi/elektronika!

8 REFERENSI
[1] Malvino, Albert. 2016. Elctronics Principles 8th Edition. McGraw-Hill. USA. Hlm 366.
LOG AKTIVITAS

Nama :
NIM :
Shift :

Penguat Kelas B

Tabel 1. Data tegangan dan arus keluaran terhadap masukan yang diberikan

No 𝑉𝑖𝑛 (𝑉𝑟𝑚𝑠 ) 𝐼𝑖𝑛 (𝑚𝐴) 𝑉𝑜𝑢𝑡 (𝑉𝑟𝑚𝑠 ) 𝐼𝑜𝑢𝑡 (𝑚𝐴) 𝐼𝑐 𝑑𝑐 (𝑚𝐴)


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Gambar 6. Gambar sinyal masukan dan keluaran


Tabel 2. Pengolahan data penguat kelas B

No 𝑃𝑖𝑛 (𝑚𝑊) 𝑃𝑜𝑢𝑡 (𝑚𝑊) Penguatan daya 𝑃𝑑𝑐 (𝑚𝑊) Efisiensi (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Penguat Kelas AB

Tabel 3. Data tegangan dan arus keluaran terhadap masukan yang diberikan

No 𝑉𝑖𝑛 (𝑉𝑟𝑚𝑠 ) 𝐼𝑖𝑛 (𝑚𝐴) 𝑉𝑜𝑢𝑡 (𝑉𝑟𝑚𝑠 ) 𝐼𝑜𝑢𝑡 (𝑚𝐴) 𝐼𝑐 𝑑𝑐 (𝑚𝐴)


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Gambar 7. Gambar sinyal masukan dan keluaran

Tabel 4. Pengolahan data penguat kelas AB

No 𝑃𝑖𝑛 (𝑚𝑊) 𝑃𝑜𝑢𝑡 (𝑚𝑊) Penguatan daya 𝑃𝑑𝑐 (𝑚𝑊) Efisiensi (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Catatan :

Anda mungkin juga menyukai