Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KOLAKA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum:
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur
keperawatan gawat darurat I dan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa/i
tentang trauma abdomen dan tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
trauma abdomen.
2. Tujuan khusus:
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi
dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada
penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan
tindakan laparatomi (FKUI, 1995).
2. Laserasi
Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen
harus di eksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi.
Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang
dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme,
kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ.
Trauma abdomen pada isi abdomen, menurut Suddarth & Brunner (2002)
terdiri dari:
Cedera pada isi abdomen mungkin di sertai oleh bukti adanya cedera
pada dinding abdomen.
C. Etiologi
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi
pada abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada
kecelakaan kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol
merupakan kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul
setir mobil atau benda tumpul lainnya.
2. Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga
peritoneum. Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda
tajam atau luka tembak..
D. Patofisiologi
Trauma Abdomen
Perdarahan intra
Luka terbuka Perforasi lapisan Perdarahan abdomen
abdomen(Kontusio,
Laserasi, jejas,
hematoma) Resiko Peningkatan TIA
Resiko kekurangan
infeksi volume cairan Distensi Abdomen
Nyeri akut
Resiko Syok Mual/muntah
Kerusakan
integritas kulit Resiko ketidak
seimbangan nutrisi
E. Manifestasi klinis
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma abdomen,
yaitu :
1. Nyeri
2. Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat
timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan
nyeri lepas.
3. Darah dan cairan
4. Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang
disebabkan oleh iritasi.
5. Cairan atau udara dibawah diafragma
6. Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada
saat pasien dalam posisi rekumben.
7. Mual dan muntah
8. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)
4. Infeksi
G. Pemeriksaan penunjang
1. Foto thoraks
5. VP (Intravenous Pyelogram)
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga
perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL inihanya alat diagnostik.
Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).
Pemeriksaan khusus
a. Abdomonal Paracentesis
b. Pemeriksaan Laparoskopi
H. Penatalaksanaan
1. Pre Hospital
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
2. Hospital
a. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang
ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal untuk
menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini sangat berguna bila ada luka
masuk dan luka keluar yang berdekatan.
d. Uretrografi
e. Sistografi
Ini digunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung
kencing, contohnya pada:
Fraktur pelvis
b. Pemeriksaan rontgen
Dasar pemeriksaan fisik ‘head to toe’ harus dilakukan dengan singkat tetapi
menyeluruh dari bagian kepala ke ujung kaki.
1. Aktifitas/istirahat
Data Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, mulas,
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
Data Subyektif : Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang atau dramatis)
4. Eliminasi
6. Neurosensori.
Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara, vertigo
8. Pernafasan
Data Subyektif : Perubahan pola nafas.
9. Keamanan
Data Subyektif : Trauma baru/ trauma karena kecelakaan.
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan pencederaan fisik trauma dibuktikan dengan
ds : mengeluh nyeri DO : tampak meringis,bersikap protektif ,gelisah
2. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahan tubuh primer
gangguan integritas kulit
3. Resiko syok berhubungan dengan kekurangan volume cairan
C. Perencanaan keperawatan
No.Dx Tujuan Rencana Rasionl
1. Tujuan: Setelah Manajement nyeri :
diberikan tindakan a. Observasi
keperawatan - Indentifikasi
diharapkan tingkat lokasi
nyeri menurun ,karakteristik,dura
Kriteria hasil: si,frekuensi,kualit
as,intensitas nyeri
Keluhan nyeri - Indentifikasi
menurun skala nyeri
Meringis menurun - Indentifikasi
Sikap protektif respon nyeri non
menurun verbal
Gelisa menurun a. Terapeutik
- Berikan teknik
farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
- Control
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
b. Edukasi
-. Jelaskan penyebab
nyeri ,perode dan
pemicu nyeri
d. kaloborasi
- kaloborasi
pemberian
analgetik
2. Tujuan: setelah Pencegahan infeksi :
diberikan tindakan b. Observasi
keperawatan - Monitor tanda
diharapkan tingkat dan gejala
infeksi menurun infeksi local dan
sistemik
c. Teraupeutik
Kriteria hasil: - Batasi jumlah
pengunjung
Kebersihan tangan - Berikan
meningkat perawatan kulit
- Cuci tangan
Kebrsihan badan sebelum dan
meningkat sesuda kontak
dengan pasien
Nyeri menurun dan lingkungan
pasien
d. Edukasi
- Jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
- Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Setelah mendapat
BAB IV
PENUTUP
A. Keimpulan
B. Saran
1. Bagi petugas kesehata atau instansi kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan terutama pada trauma abdomenuntuk pencapaian kualitas keperawatan
secara optimal dan sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara
berkesinambungan.
2. Bagi klien dan keluarga, Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan
karena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna
maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh sebab itu perlu adanya
penjelasan pada klien dan keluarga mengenai manfaat serta pentingnya kesehatan.
3. Bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan mampu memahami dan menerapkan
asuhan keperawatan yang benar pada klien dengan trauma abdomen.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC
2. Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan
Pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC
3. Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI : Jakarta
4. Hudak & Gallo. 2001. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC
5. Suddarth & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC