Anda di halaman 1dari 1

Kewajiban merujuk pasien disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004

tentang Praktik Kedokteran di Pasal 51, yaitu dokter dalam melaksanakan praktik kedokteran
wajib merujuk pasien ke dokter yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik,
apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan. Pengertian di dalam
undangundang di atas bahwa rujukan tidak selalu harus ke dokter yang lebih ahli, namun dapat
juga antara dokter di tingkat pelayanan yang sama, misalnya antar dokter di FKTP atau antara
dokter spesialis ke dokter spesialis lainnya.

Kriteria pasien yang dirujuk adalah apabila memenuhi salah satu dari :

1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.


2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu
diatasi.
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan harus
disertai pasien yang bersangkutan.
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan
perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.

Ogilvie GS, Van Niekerk D, Krajden M, Smith LW, Cook D, Gondara L, et al. Effect of
screening with primary cervical HPV testing vs cytology testing on high-grade
cervical intraepithelial neoplasia at 48 months. The HPV FOCAL randomized
clinical trial. JAMA 2018;320(1):43-52.

Anda mungkin juga menyukai