Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


OKSIGENASI

OLEH :
Wakhida Mumtaza
071201026

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
OKSIGENASI

A. Pengertian
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan
setiap kali bernapas (Tarwanto, 2006).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Mubarak, 2007).
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa oksigenasi adalah pemenuhan
akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme
sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai
organ atau sel.
Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang
adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres
pada miokardium. Tujuan terapi oksigenasi :
1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.
2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara
adekuat.
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.

B. Etiologi dan Faktor Resiko


Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2013),yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan
energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal,
kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis
kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.
Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah
oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh.
Konsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru.
Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi
sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru.
Faktor-faktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi
bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminalis.
Akibat dari kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus
terminalis), yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi.
Udara yang mudah masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi
banyak terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air
trapping).
Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala
akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan
ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi (Brunner & Suddarth,
2007).
Kasusnya adalah klien dengan gangguan oksigenasi.
Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi yaitu :
1. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi
ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia
miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan
perifer.          
2. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
3. Faktor perkembangan. Pada bayi premature berisiko terkena penyakit
membrane hialin karena belum matur dalam menghasilkan surfaktan.
Bayi dan toddler berisiko mengalami infeksi saluran pernafasan akut.
Pada dewasa, mudah terpapar faktor risiko kardiopulmoner. Sistem
pernafasan dan jantung mengalami perubahan fungsi pada usia tua /
lansia.
4. Perilaku atau gaya hidup. Nutrisi mempengaruhi fungsi
kardiopilmonar. Obesitas yang berat menyebabkan penurunan ekspansi
paru. Latihan fisik meningkatkan aktivitas fisik metabolisme tubuh dan
kebutuhan oksigen. Gaya hidup perokok dikaitkan dengan sejumlah
penyakit termasuk penyakit jantung, PPOK, dan kanker paru (Potter &
Perry, 2007).

C. Manifestasi Klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan
untuk bernafas, pernafasan nafas faring (nafas cuping hidung), dispnea,
ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, nafas dengan mulut, ekspirasi
memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang,
penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang
tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2013).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis,
warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit
kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas
(NANDA, 2013).
Suara napas tidak normal, perubahan jumlah pernapasan, batuk disertai
dahak, penggunaan otot tambahan pernapasan, dispnea, penurunan haluaran
urin, penurunan ekspansi paru, takhipnea.

D. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen
tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan
nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses
difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan
menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume
sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2008).

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu:

1. Pemeriksaan fungsi paru


Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
2. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
6. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
8. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
F. Pathway

Alergen atau antigen yang telah terikat oleh IgE yang menancap pada permukaan sel mast atau basofil

Lepasnya macam-macam mediator dari sel mast atau basofil Kontraksi otot polos

Spasme otot polos, sekresi kelenjar bronkus meningkat

Penyempitan / obstruksi proksimal dari bronkus kecil pada tahap inspirasi dan ekspirasi

Edema mukosa bronkus

Keluarnya sekrit ke dalam lumen bronkus

Sesak napas

Tekanan partial oksigen di alveoli menurun

Oksigen pada peredaran darah menurun

Hipoksemia CO2 mengalami reterasi pada alveoli

Kadar CO2 dalam darah meningkat yang memberi rangsangan pada pusat pernapasan

Hiperventilasi
G. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan medis
a. Pemantauan Hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh
dokter, misal: nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu
pemberian oksigen jika diperlukan.
d. Penggunaan ventilator mekanik
e. Fisoterapi dada
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Pengisafan lendir
4) Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Pengisapan lendir
ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENASI

A. Pengkajian
Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah :
1. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan ,
adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan
dengan oksigen.
2. Pola metabolik-nutrisi
Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi
karena ekspansi paru menjadi pendek. Klien yang kurang gizi,
mengalami kelemahan otot pernafasan.
3. Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi),
perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi)
4. Aktivitas-latihan
Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi  seseorang. Aktivitas berlebih dibutuhkan
oksigen yang banyak. Orang yang biasa olahraga, memiliki
peningkatan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.
5. Pola istirahat-tidur
Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat.
6. Pola persepsi-kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien
terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan
pasien.
7. Pola konsep diri-persepsi diri
Keadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang (pekerjaan,
situasi keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri
(gemuk / kurus).
8. Pola hubungan dan peran
Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki
kebiasaan merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang.
9. Pola reproduksi-seksual
Perilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji
10. Pola toleransi koping-stress
Adanya stress yang mempengaruhi ke oksigenasi.
11. Keyakinan dan nilai
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi, adanya
pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.
12. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada.
b) Riwayat penyakit sekarang: asma, CHF, AMI, ISPA.
c) Riwayat penyakit dahulu: pernah menderita asma, CHF, AMI,
ISPA, batuk.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan sekresi paru yang
kental (Domain 3, Eliminasi & Pertukaran, Kelas 4 Fungsi Respirasi).
2. Ketidakefekifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas
(Domain 3, Eliminasi & Pertukaran, Kelas 4 Fungsi Respirasi).
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi (Domain 3, Eliminasi & Pertukaran, Kelas 4 Fungsi
Respirasi).

C. Rencana Keperawatan

N NANDA NOC NIC


O
1. Ketidakefektifan jalan Setelah dilakukan a. Managemen jalan
napas berhubungan tindakan napas
dengan sekresi paru yang keperawatan selama  Buka jalan napas
kental 3 X 24 jam, pesien
dengan teknik chinift
Definisi: Tidak efektif, menunjukkan
bersihkan jalan napas keefektifaan jalan atau jawtrust sebagai
merupakan keadaan napas dibuktikan mana mestinya
individu tidak mampu dengan kriteria hasil:  Posisikan pasien
mengeluarkan sekresi atau a. Status
untuk meminimalkan
obstruksi dari saluran pernapasan:
napas untuk ventilasi
kepatenan jalan
mempertahankan  Identifikasi
napas (0410)
kepatenan jalan napas. kebutuhan aktual /
Batas Karakteristik:  (041004)
potensial pasien
 Dispnea Frekuensi
untuk memasukkan
 Takipnea pernapasan
alat membuka jalan
 Penggunaan otot  (041005) Irama
napas
bantu pernapasan
 Lakukan fisioterapi
pernapasan  (041011)
dada sebagai mana
 Diaforesis Kedalaman
mestinya
 Bunyi crakkes inspirasi
 Buang sekret dengan
 Bunyi mengi  (041012)
motivasi pasien
Kemanpuan
 Sputum kental untuk melakukan
mengeluarkan
warna kuning batuk atau menyedot
sekret
 Batuk berat lendir
 (041002) Ansietas
 Membran  Intruksikan
 (041015) Dispnea bagaimana agar bsa
mukosa pucat
saat istirahat melakukan batuk
 (041019) Batuk efektif
 Posisikan untuk
meringankan sesak
napas
 Monitor status
pernapasan dan
oksigenasi

2. Ketidakefekifan pola Setelah dilakukan a. Monitor


napas berhubungan tindakan Pernapaasan
dengan obstruksi jalan keperawatan selama (3350)
napas. 3 X 24 jam, pesien
 Monitor kecepatan,
Definisi: Gangguan menunjukkan
proses inspirasi dan keefektifaan jalan irama, kedalaman
ekspirasi yang tidak napas dibuktikan dan kesulitan
memberikan pertukaran dengan kriteria hasil: bernafas
gas yang memadai. a. Status pernapasan  Catat pergerakan
Batasan karakteristik: (0415) dada, catat
 Sianosis  (041501) ketidaksimetrisan,
 Batuk Frekuensi penggunaan otot
 Sesak pernapasan bantu nafas
 Frekuensi nafas cepat  (041502) Irama  Monitor suara nafas
atau lambat pernapasan tambahan seperti
 Pernapasan bibir  (041503) ngorok atau mengi
 Penggunaan otot Kedalaman  Monitor pola napas
napas tambahan inspirasi  Catat lokasi trakea
 (041504) Suara  Auskultasi suara
auskultasi napas nafas setelah
 (041532) tindakan untuk
Kepatenan jalan dicatat
napas  Catat onset,
 (041505) Volume karakteristik dan
tidal lamanya batuk
 (041506)  Monitor sekresi
Pencapaian pernapasan pasien
tingkat incentif
spirometri

3. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan a. Terapi Oksigen


berhubungan dengan tindakan keperawatan (3320)
ketidakseimbangan selama 3 X 24 jam,  Bersihkan mulut,
ventilasi-perfusi. pesien menunjukkan
hidung, dan sekresi
Definisi: Kelebihan atau keefektifaan jalan
defisit oksigenasi dan / napas dibuktikan trakea dengan tepat
atau eliminasi dengan kriteria hasil:  Batasi (aktivitas)
karbondioksida pada a. Status merokok
membran alveolar-kapiler. Pernapasan:  Pertahankan
Batas Karakteristik: pertukaran gas kepatenan jalan
 Diaforesis (0402) nafas
 Dispnea  (040208) Tekanan  Monitor aliran
 Gangguan parsial okigenasi di oksigen
penglihatan darah arteri (PaO2)  Monitor posisi
 Gelisah  (040209) Tekanan perangkat alat
 Hipoksemia parsial pemnerian oksigen
 Napas, cuping karbodioksida di  Amati tanda-tanda
hidung darah arteri hipovertilisasi
 Iritabilasi (PaCO2) induksi oksigen
 Konfusi  (040210) Ptt Arteri  Atur dan ajarkan
 Sianosis  (040211) Saturasi pasien mengenai
penggunaan
 Takikardi oksigen perangkat oksigen
 Penurunan CO2  (040214) di rumah
 Sakit kepala saat Keseimbangan  Rubah kepala
bangun ventilasi perfusi pilihan peralatan
 Warna kulit  (040206) Sianosis pemberian oksigen
abnormal (pucat)  (040216) lainnya untuk
Gangguan meningkatkan
kesadaran kenyamanan
dengan tepat.

D. Evaluasi

Hasil dari evaluasi dari yang diharapkan dalam pemberian tindakan


keperawatan melalui proses keperawtan pada klien pasien berdasarkan tujuan
pemulangan adalah:
1. Meninjukan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman nafas yang
normal
2. Menunjukan jalan nafas paten
3. Tidak ada nafas tambahan
4. Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jak arta :
EGC
Nanda International 2013. Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.
Jakarta:EGC
Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran Kozier.
Potter & Perry. 2005. Fundamental of Nursing. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai