Bagi LP Aman Nyaman Nyeri
Bagi LP Aman Nyaman Nyeri
OLEH :
WAKHIDA MUMTAZA
071201026
A. Pengertian
1. Pengertian aman dan nyaman
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram (Potter & Perry, 2005).
Nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang
sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) (Potter & Perry, 2005).
2. Pengertian nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smatzler & Bare, 2002).
Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan IASP (Potter &
Perry, 2005).
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan
tersebut (Long, 1996)
3. Klasifikasi nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan berdasarkan pada
tempat, sifat , berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan.
a. Nyeri berdasarkan tempatnya :
1) Pheriperal pain : nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya pada kulit,
mukosa.
2) Deep pain : nyeri yang terasa pada permukaan tubuh ang lebih dalam atau
pada organ-organ tubuh visceral.
3) Refered pain : nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/struktur
dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di daerah yang berbeda,
bukan daerah asal nyeri.
4) Centrai pain : nyeri ang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat,
spinal cord, batang otak, thalamus, dan lainnya.
b. Nyeri berdasarkan sifatnya :
1) Incidental pain : nyeri tumbuh sewaktu-waktu lalu hilang.
2) Steady pain : nyeri yang timbul dan menetap dirasakan dan dalam waktu yang
lama.
3) Paroxymal pain : nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.
Nyeri tersebut biasana menetap kurang lebih 10-15 menit, lalu menghilang
kemudian timbul lagi.
c. Nyeri berdasarkan berat ringannya
1) Nyeri ringan : nyeri dengan intensitas rendah
2) Nyeri sedang : nyeri yang menimbulkan reaksi
3) Nyeri berat : nyeri dengan intensitas yang tinggi
d. Nyeri berdasarkan waktu lamina serangan
1) Nyeri akut : nyeri yang dirasakan dalam waktu singkat dan berakhir kurang
dari enam bulan, sember dan daerah nyeri diketahui dengan jelas.Rasa nyeri
mungkin sebab akibat dari luka,seperti luka oprasi ataupun pada suatu
penyakit arteriosclerosis pada arteri koroner.
2) Nyeri kronis : nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis
polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Ragam pola tersebut ada yang nyeri timbul dengan periode yang diselingi
interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali lagi nyeri,dan begitu seterusnya.
Ada pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa neri yang dirasakan
secara terus-menerus, semakin lama semakin meningkat intensitasnya
walaupun telah diberikan pengobatan. Misalnya, nyeri karena neoplasma.
4. Faktor-faktor penyebab nyeri
a. Stimulus Mekanik disebabkan adanya suatu penegangan akan penekanan
jaringan.
b. Stimulus Kimiawi disebabkan oleh bahan kimia.
c. Stimulus Thermal adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang
dipersepsikan sebagai nyeri 44°C - 46°C.
d. Stimulus Neurologik disebabkan karena kerusakan jaringan saraf.
e. Stimulus Psikologik adalah nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang bersifat
psikologis.
f. Stimulus Elektrik disebabkan oleh aliran listrik.
6. Pohon Masalah
Nyeri
Gangguan Rasa
Aman dan Nyaman
7. Pemerikasaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium klinik
b. Sinar – X (Rontgen)
c. CT-Scan
d. MRI
8. Penatalakasanaan Medis
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang
efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara
berbeda pada masing-masing individu, maka perlu dikaji semua faktor yang
mempengaruhi nyeri, seperti faktor fisiologis, psikologis, emosional, dan
sosiokultural. Pengkajian dapat dilakukan dengan PQRST : P (provoking) atau
pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri, Q (quality) atau kualitas dari
nyeri, apakah tajam, tumpul, atau tersayat, R (region) atau daerah, yaitu daerah
perjalanan nyeri, S (severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri, T (time) atau
waktu adalah lama/waktu serangan atau frekunsi nyeri.
a. Riwayat Nyeri
1) Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien untuk menunjukan
area nyerinya.
2) Intensitas nyeri
3) Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode mudah dan terpercaya untuk
menentukan intensitas nyeri klien. Skala nyeri menurut Hayward (1975)
1 : tidak nyeri
1 – 3 : nyeri ringan
4 – 6 : nyeri sedang
(2210 )Pengaturan
Analgesik
1. Monitor tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian obat
( narkotik )
2. Tentukan pilihan
obat analgesik
3. Cek adanya alergi
obat
4. Kolaborasi dokter
pemberian analgetrik
13. Evaluasi
Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi
proses dievaluasi setiap selesai melakukan perasat dan evaluasi hasil berdasarkan
rumusan tujuan terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acauan tentang
perencanaan lanjutan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13.
Jakarta: EGC.
Mubarak, W.I., Chayatin, Nurul. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia:
Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktik Edisi 4. Jakarta : EGC.
Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart
Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC