Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ( AMAN NYAMAN (NYERI ))


PADA Tn.K DENGAN DENGAN TRAUMA SPINALIS
DI RUANG ALAMANDA II

OLEH :
WAKHIDA MUMTAZA
071201026

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2020/2021
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
1. Pengertian aman dan nyaman
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram (Potter & Perry, 2005).
Nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang
sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) (Potter & Perry, 2005).
2. Pengertian nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smatzler & Bare, 2002).
Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan IASP (Potter &
Perry, 2005).
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan
tersebut (Long, 1996)
3. Klasifikasi nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan berdasarkan pada
tempat, sifat , berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan.
a. Nyeri berdasarkan tempatnya :
1) Pheriperal pain : nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya pada kulit,
mukosa.
2) Deep pain : nyeri yang terasa pada permukaan tubuh ang lebih dalam atau
pada organ-organ tubuh visceral.
3) Refered pain : nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/struktur
dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di daerah yang berbeda,
bukan daerah asal nyeri.
4) Centrai pain : nyeri ang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat,
spinal cord, batang otak, thalamus, dan lainnya.
b. Nyeri berdasarkan sifatnya :
1) Incidental pain : nyeri tumbuh sewaktu-waktu lalu hilang.
2) Steady pain : nyeri yang timbul dan menetap dirasakan dan dalam waktu yang
lama.
3) Paroxymal pain : nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.
Nyeri tersebut biasana menetap kurang lebih 10-15 menit, lalu menghilang
kemudian timbul lagi.
c. Nyeri berdasarkan berat ringannya
1) Nyeri ringan : nyeri dengan intensitas rendah
2) Nyeri sedang : nyeri yang menimbulkan reaksi
3) Nyeri berat : nyeri dengan intensitas yang tinggi
d. Nyeri berdasarkan waktu lamina serangan
1) Nyeri akut : nyeri yang dirasakan dalam waktu singkat dan berakhir kurang
dari enam bulan, sember dan daerah nyeri diketahui dengan jelas.Rasa nyeri
mungkin sebab akibat dari luka,seperti luka oprasi ataupun pada suatu
penyakit arteriosclerosis pada arteri koroner.
2) Nyeri kronis : nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis
polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Ragam pola tersebut ada yang nyeri timbul dengan periode yang diselingi
interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali lagi nyeri,dan begitu seterusnya.
Ada pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa neri yang dirasakan
secara terus-menerus, semakin lama semakin meningkat intensitasnya
walaupun telah diberikan pengobatan. Misalnya, nyeri karena neoplasma.
4. Faktor-faktor penyebab nyeri
a. Stimulus Mekanik disebabkan adanya suatu penegangan akan penekanan
jaringan.
b. Stimulus Kimiawi disebabkan oleh bahan kimia.
c. Stimulus Thermal adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang
dipersepsikan sebagai nyeri 44°C - 46°C.
d. Stimulus Neurologik disebabkan karena kerusakan jaringan saraf.
e. Stimulus Psikologik adalah nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang bersifat
psikologis.
f. Stimulus Elektrik disebabkan oleh aliran listrik.

5. Gejala Dan Tanda

a. Nyeri Akut (Carpenito, 2012)


1) Mayor :
a) Individu memperlihatkan atau melaporkan ketidaknyamanan tentang
kualitas nyeri dan intensitasnya
2) Minor :
a) Tekanan darah meningkat
b) Nadi meningkat
c) Pernafasan meningkat
d) Diaphoresis
e) Pupil dilatasi
f) Posisi berhati-hati
g) Raut wajah kesakitan
h) Menangis, merintih
b. Nyeri Kronis (Carpenito, 2012)
1) Mayor :
a) Individu melaporkan bahwa nyeri telah ada lebih dari 6 bulan.
2) Minor :
a) Gangguan hubungan social dan keluarga.
b) Peka rangsangan
c) Ketidakaktifan fisik dan imobilitas
d) Depresi
e) Menggosok kebagian yang nyeri.
f) Ansietas
g) Tampak lunglai
h) Berfokus pada diri sendiri
i) Tegangan otot rangka
j) Preokupasi somatic
k) Agitasi
l) Keletihan
m) Penurunan libido
n) Gelisah

6. Pohon Masalah

Nyeri

Pelepasan mediator biokimia


(prostaglandin, bradikinin, histaminm, substansi P)
Stimulus Mekanik Stimulus Kimiawi Stimulus Thermal Stimulus Neurologik

Stimulus Psikologik StimulusNociceptor


Elektrik menerima
rangsangan

Rangsangan ditransmisi ke medulla spinalis,


thalamus, dan korteks sensorik somatik

Nyeri Akut Nyeri Kronis

Meringis kesakitan, Merasa


cemas dan takut akan
penyakitnya

Gangguan Rasa
Aman dan Nyaman

7. Pemerikasaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium klinik
b. Sinar – X (Rontgen)
c. CT-Scan
d. MRI
8. Penatalakasanaan Medis

a. Pemberian obat analgesik


Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu dan
memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara
mengurangi nyeri. Jenis analgesiknya adalah narkotika dan bukan narkotika.
Jenis narkotika digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan menimbulkan
depresi pada fungsi vital,seperti respirasi. Jenis bukan narkotika yang paling
banyak ditemukan dimasyarakat adalah aspirin, asetaminofen, dan bahan
antiinflamasi nosteroid. Golongan aspirin (asetysalicylic acid) digunakan untuk
memblok rangsangan pada sentral dan perifer,kemungkinan menghambat
sintesis prostaglandin yang memiliki khasiat setelah 15-20 menit dengan efek
puncak obat sekitar 1-2 jam. Aspirin juga menghambat agregasi trombosit dan
antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga dapat meningkatkan waktu
peredaran darah dan protombin bila diberikan dalam dosis yang tinggi.
Golongan asetaminofen sama seperti aspirin,akan tetapi tidak menimbulkan
perubahan kadar protombin dan jenis Nonsteroid Anti Inflammatory Drugs
(NSAID), juga dapat menghambat prostaglandin dan dosis rendah dapat
berfungsi sebagai analgesi.Kelompok obat ini meliputi ibuprofen, mefenamic
acid, fenoprofen, naprofen, zomepirac, dan lain-lain.

Jenis Obat Analgesik

Nama Generik Nama Dosis Cara Serangan Puncak Lama


Dagang Pemberi Khasiat
an
Morphin - 5-20 SC, IM 5-10 60 4-6 jam
mg per menit menit
3-4
jam
Codein sulfat - 15-60 SC, PO 5-30 30-60 3-4 jam
mg per menit menit
3-4
jam
Hydromorphone Dilaudid 2-4 mg IV, IM, 5-15 1 jam 4-6 jam
hydrochloride per 4-6 SC, PO menit
jam
Meperidine Demeral 50-150 IV, IM, 10-15 30-60 2-4 jam
hydrochloride mg per SC, PO menit menit
3-4
jam
Methadone Dolophine 2,5-10 IM, SC, 10 menit 1-2 jam 4-6 jam
mg per PO
3-4
jam
Pentazocine Talwin 50-100 PO
mg per
3-4
jam

b. Pemberian stimululator listrik


Pemberian stimululator listrik, yaitu dengan memblok atau mengubh
stimulus nyeri dengan stimulus yang kurang dirasaka.Bentuk stimulator metode
stimulus listrik meliputi :
1) Transcutaneus electrical stimulator (TENS), digunakan untuk
mengendalikan stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan
beberapa electrode diluar.
2) Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat
stimulator sumsum tulang belakang dan epidural yang diimplankan di
bawahkulit dengan transitor timah penerima yang dimasukan kedalam
kulit pada daerah epidural dan columna vertebrae.
3) Stimulator columna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat
penerima transistor dicangkok melalui kantong kulit intraclavicula atau
abdomen, yaitu electrode ditanam melalui pembedahan pada dorsum
sumsum tulang belakang.
9. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang
efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara
berbeda pada masing-masing individu, maka perlu dikaji semua faktor yang
mempengaruhi nyeri, seperti faktor fisiologis, psikologis, emosional, dan
sosiokultural. Pengkajian dapat dilakukan dengan PQRST : P (provoking) atau
pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri, Q (quality) atau kualitas dari
nyeri, apakah tajam, tumpul, atau tersayat, R (region) atau daerah, yaitu daerah
perjalanan nyeri, S (severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri, T (time) atau
waktu adalah lama/waktu serangan atau frekunsi nyeri.
a. Riwayat Nyeri
1) Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien untuk menunjukan
area nyerinya.
2) Intensitas nyeri
3) Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode mudah dan terpercaya untuk
menentukan intensitas nyeri klien. Skala nyeri menurut Hayward (1975)
1 : tidak nyeri
1 – 3 : nyeri ringan
4 – 6 : nyeri sedang

10 – 9 : sangat nyeri, tapi masih bisa dikontrol

10 : sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol


4) Kualitas nyeri
Minta pasien untuk menjelaskan nyeri yang dirasakan, apakah seperti dipukul-
pukul atau ditusuk-tusuk, dan sebagainya
5) Pola nyeri
Pola nyeri meliputi waktu, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri.
6) Faktor presipitasi
Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu timbulnya nyeri. Seperti
aktivitas fisik yang berat dapat memicu timbulnya nyeri dada. Selain itu,
lingkungan, stresor fisik, dan emosional juga dapat memicu timbulnya nyeri.
7) Gejala yang menyertai
Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare. Gejala tersebut dapat
disebabkan oleh awitan nyeri atau nyeri itu sendiri.
8) Pengaruh pada aktivitas sehari-hari
Dengan mengetahui sejauh mana nyeri mempengaruhi aktivitas klien akan
membantu memahami perspektif klien tentang nyeri. Beberapa aspek
kehidupan yang dikaji terkait nyeri adalah tidur, nafsu makan, konsentrasi,
pekerjaan, hubungan interpersonal, hubungan pernikahan, aktivitas di rumah,
aktivitas di waktu senggang, serta status emosional.
9) Sumber koping
Setiap individu memiliki strstegi koping yang berbeda-beda dalam
menghadapi nyeri. Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman nyeri
sebelumnya atau pengaruh agama atau budaya.
10) Respons afektif
Respons afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung pada situasi,
derajat dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, dan banyak faktor lainnya.
Perlu dikaji adanya ansietas, takut, lelah, depresi, atau perasaan gagal pada
diri klien.
b. Observasi respons prilaku dan fisiologis
Banyak respon nonverbal yang bisa dijadikan indikator nyeri. Salah satu
yang paling utama adalah ekspresi wajah. Perilaku seperti menutup mata rapat-
rapat atau membukanya lebar-lebar, menggigit bibir bawah, dan seringai wajah
dapat mengindikasikan nyeri. Selain ekspresi wajah respons nyeri dapat berupa
vokalisasi (mengerang, menangis, berteriak), mobilisasi bagian tubuh yang
mengalami nyeri, gerakan tubuh tanpa tujuan (menendang-nendang, membolak-
balikan tubuh di kasur), dll.
Sedangkan respon fisiologis untuk nyeri bervariasi, bergantung pada
sumber dan durasi nyeri. Pada awal nyeri akut, respons fisiologis dapat meliputi
peningkatan tekanan darah, nadi dan pernafasan, diaphoresis serta dilatasi pupil
akibat terstimulasinya sistem saraf simpatis. Jika nyeri berlangsung lama dan saraf
simpatis telah beradaprasi, respon fisiologis tersebut mungkin akan berkurang
atau mungkin tidak ada.

10. Daftar Diagnosis Keperawatan


a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis
11. Intervensi Keperawatan

Hari/ SDKI SLKI SIKI


Tgl/Jam
( D.0077) Nyeri akut (L.08063) Kontrol Nyeri (I.08238)Manajemen
Definisi: pengalaman sensori Definisi: tindakan untuk Nyeri
atau emosional yangmeredakan Definisi :
berkaitan dengan kerusakan pengalamansensori atau Mengidentifikasi
jaringan actual atau
emosional yang tidak dan mengelola
fungsional, dengan onset menyenangkanakibat pengalaman
mendadak atau lambat dan kerusakan jaringan sensoria tau
berintensitas ringan hingga Kriteria hasil : emosional yang
berat yang berlangsung  Melaporkan nyeri berkaitan dengan
kudang dari 3 bulan. terkontrol dari skala 1 kerusakan jaringan
Penyebab : menjadi 4 atau fungsional
1. Agen pencedera  Kemampuan untuk dengan onset
fisiologis (mis. mengenali onset nyeri mendadak atau
Inflamasi,iskemia,  Kemampuan lambat dan
neoplasma) mengenali penyebab berintensitas ringan
2. Agen pencedera nyeri dari skala 1 hingga berat dan
kimiawi ( mis. menjadi 4 konstan
Terbakar, bahan  Kemampuan untuk Tindakan :
kimia iritan) menggunakan teknik  Identifikasi
3. Agen pencedera fisik nonfarmakologis dari lokasi,
(mis abses, amputasi, skala 1 menjadi 4 karakteristik,kara
terbakar,terpotong,  Dukungan orang kteristik,durasi,fr
mengangkat berat, terdekat dari skala1 ekuensi,kualitas,i
prosedur oprasi, menjadi 4 ntensiutas nyeri
trauma, latihan fisik  Keluhan nyeri dari  Identifikasi skala
berlebih) skala 1 menjadi 4 nyeri
(L.08066) Tingkat Nyeri  Identifikasi skala
Definisi: nyeri nonverbal
Gejala dan tanda mayor : Pengalaman sensoria tau  Identifikasi
Sujektif : emosional yang berkaitan faktor yang
1. Mengeluh nyeri dengan kerusakan jaringan memperberat dan
Objektif : actual atau fungsional dengan memperingan
 Tampak meringis onset mendadaj atau lambat nyeri
 Bersikap protektif dan berintensitas ringan Terapeutik :
(mis.Waspada, hingga berat dan konstan.  Berikan teknik
posisi Kriteria hasil : nonvarmakolohis
menghindari nyeri  Keluhan nyeri dari untuk
 Gelisah skala 1 menajdi 4 mengurangi rasa
Kondisi klinis terkait:  Meringis dari skala 1 nyeri (misal:
Kondisi pembedahan menjadi 4 hipnotis,akupres
Cedera taumatis  Gelisah dari skala 1 ur,terapi
Infeksi menjadi 4 kesulitan music,terapi
Syndrome coroner akut pijat,aroma
Gaukoma tidur dari skala1 terapi, teknik
menjadi 4 imajinasi
terbimbing,
 Kontrol
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri
 Fasilitas istirahat
dan tidur

(2210 )Pengaturan
Analgesik
1. Monitor tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian obat
( narkotik )
2. Tentukan pilihan
obat analgesik
3. Cek adanya alergi
obat
4. Kolaborasi dokter
pemberian analgetrik

(0078) Nyeri Kronik (L.08064) Status Edukasi Manajemen


Definisi: pengalaman sensori kenyamanan
Nyeri (I.12391)
atau emosi yang berkaitan Definisi :
dengan keruakan jaringat Keseluruhan rasa nyaman 1. Tindakan
actual atau fungsiunal, dan aman secara
Identifikasi dan
dengan onset mendadak atau fisik,psikologis,spiritual,sosia
lambat dan berintensitas l, budaya dan lingkungan kemampuan
ringan hingga berat dan dengan kriteria hasil :
menerima informasi.
konstan yang berlangsung  Keluhan tidak
lebih dari 3 bulan. nyaman dari skala 1 Terapeutik :
Penyebab : menjadi 4
 Sediakan
1. Kondisi  Gelisah dari skala 1
muskoskeletol menjadi 4 materi dan
kronis  Kesulitan tidur dari media
2. Kerusakan system skala 1 menjadi 4
saraf  Merintih dari skala 1 pendidikan
3. Penekatan saraf menjadi 4 kesehatan
4. Infiltrasi tumor  Menangis dari skala 1
5. Ketidak menjadi 4  Jadwal
seimbangan  Postur tubuh dari
neurotransmitter pendidikan
skala 1 menjadi 4
6. Gangguan kesehatan
 Pola tidur dari skala 1
imunitas
menjadi 4  Jdwalkan
7. Gangguan fungsi
(L.14130) penyembuhan
metabolik pendidikan
luka
8. Riwayat posisi
Definisi : kesehatan
kerja statis
9. Peningkatan Tingkat regenerasi sel dan sesuai
indeks masa tubuh jaringan pada proses
kesepakatan
10. Kondisi pasca penutupan luka dengan
trauma kriteria hasil : Edukasi :
11. Tekanan emosi  Edema pada sisi
 Jelaskan
12. Riwayat luka dari skala 1
penganiyaan (mis. menjadi 4 penyebab,
Fisik, psikologis,  Peradangan luka
periode,da
seksual dari skala 1 menjadi
Gejala dan tanda mayor : 4 n strategi
Subjek :  Nyeri dari skala 1 meredaka
1. Mengeluh nyeri menjadi 4
2. Merasa depresi n nyeri
(tertekan)
Objektifnya :  Anjurkan
1. Tampak meringis memonito
2. Gelisah
3. Tidak mampu r nyeri
menuntaskan secara
mandiri
 Anjurkan
mengguna
kan
analgetik
secara
berkala
(I.12450) Edukasi
teknik Ambulasi
Definisi :
Observasi:
 Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
 Monitor
kemajuan pasien
dalam ambulasi
Terapeutik :
 Sediakan
materi, media
dan alat bantu
jalan
 Jadwalkan
pendidikan
kesehatan
sesuai
kesepakatan
Edukasi :
 Jelaskan
proses dan
tujuan
ambulasi
dengan atau
tanpa alat
bantu
 Ajarkan cara
mengidentifi
kasi
kemampuan
ambulasi
 Ajarkan
teknik
ambulasi
yang aman

12. Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi.

13. Evaluasi
Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi
proses dievaluasi setiap selesai melakukan perasat dan evaluasi hasil berdasarkan
rumusan tujuan terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acauan tentang
perencanaan lanjutan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13.
Jakarta: EGC.

Herdman, T Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.


Jakarta: EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, W.I., Chayatin, Nurul. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia:
Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.

Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktik Edisi 4. Jakarta : EGC.

Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart
Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai