Anda di halaman 1dari 2

Kasus Dilema Persalinan

Disebuah desa terpencel seorang ibu mengalami pendarahan postpartum setelah melahirkan
bayinya yang pertama dirumah. Ibu tersebut menolak untuk diberikan suntikan uterotonika.
Bila ditinjau dari hak pasien atas keputusan yang menyangkut dirinya maka bidan bisa saja
tidak memberikan karena kemauan pasien. Tetapi bidan akan berhadapan dengan masalah
yang lebih rumit bila terjadi pendarahan hebat dan harus diupayakan pertolongan hebat untuk
merujuk pasien dan yang lebih fatal lagi bila pasien akhirnya meninggal karena pendarahan.
Dalam hal ini bisa dikatakan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Walaupun bidan
harus memaksa pasiennya untuk disuntik, mungkin itulah keputusan yang terbaik yang harus
ia lakukan.

Konflik : bidan memaksa pasiennya untuk disuntik, mungkin itu adalah keputusan yang
terbaik yang harus dilakukan (dentology) • Isu : dimata keluarga bidan tersebut dalam
pelayanan atau melakukan tindakan tidak sesuai prosedur dan tidak profesional. Selain itu
juga masyarakat bahwa bidan tersebut dalam menangani pasien dengan tidak sesuai prosedur
yang harusnya dilakukan. Bidan tersebut dinilai lamban dalam bekerja. • Dilema : ibu
mengalami pendarahan postpartum setelah melahirkan bayinya yang pertama di rumah. Ibu
tersebut menolak untuk diberikan suntikan uterotonika. Bila ditinjau dari hak pasien atas
keputusan yang menyangkut dirinya maka bidan bisa saja tidak memberi suntikan karena
kemauan pasien tetapi bidan akan berhadapan dengan masalah yang lebih rumit bila terjadi
pendarahan hebat dan harus diupayakan pertolongan untuk merujuk pasien, dan yang lebih
fatal lagi bila pasien akhirnya meninggal karena pendarahan. Dalam hal ini bisa dikatakan
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga bidan harus memaksa pasiennya untuk
disuntik. Mungkin itulah keputusan yang terbaik yang harus ia lakukan. Walaupun dalam
hatinya merasa kesulitan untuk memutuskan sesuai prosedur ataukah kenyataan dilapangan.

Penyelesaian : menurut kami bidan tersebut sudah menjalankan tugasnya sesuai prosedur dan
aturan yang berlaku, dimana dia telah berusaha memberikan informed choice dan informes
consent kepada pihak keluarga pasien. Meskipun ternyata hasilnya keluarga pasien menolak
tindakan yang seharusnya dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien itu sendiri. Oleh
karena itu apabila bidan tersebut melakukan deontologi maka tidak bisa dianggap sebagai
bidan yang tidak profesional. Sekalipun pasien memiliki hak atas tindakan yang akan
dilakukan kepadanya. Namun apabila dengan tidak dilakukannya tindakan oleh bidan akan
mengancam keselamatan pasien maka disini bidan memiliki hak untuk melakukan tindakan
sesuai kebutuhan pasien atas nama atau dengan alasan demi kepentingan keselamatan pasien.

Kasus Dilema Kehamilan

Desa di sebuah BPS, suatu hari ada seorang Ibu hamil berusia 35 Tahun dengan usia
kehamilan 12 minggu keadaannya sudah lemah. Bidan menanyakan kepada keluarga pasien
apa yang terjadi pada pasien. Dan suami pasien menjawab ketika dirumah, Pasien jatuh &
terjadi perdarahan hebat. Setelah itu bidan memberikan pertolongan, dengan memberikan
infuse kepada pasien tersebut. Bidan menjelaskan pada keluarga, agar istrinya di bawa ke
rumah sakit untuk dilakukan curretase.

tetapi keluarga pasien menolak saran bidan tersebut, dan meminta bidan yang melakukan
currentase, kemudian bidan tersebut melakukan curretase. selang waktu 2 hari pasien
mengalami perdarahan lagi kemudian keluarga merujuk ke RS. Dokter menanyakan kapada
suami pasien apa yang sebenarnya terjadi kemuadi keluarga pasien menjelaskan bahwa 3 hari
yang lalu istrinya mengalami keguguran & di currentase bidan didesanya. Dokter mendatangi
bidan terebut. Maka Terjadilah konflik antara bidan & dokter.

ISSUE ETIK : Mal Praktek Bidan melakukan tindakan diluar wewenangnya. KONFLIK
MORAL :bidan melakukan currentase diluar wewenangnya sehingga terjadilah konflik antara
bidan & dokter. DILEMA : jika tidak segera dilakukan tindakan takutnya merenggut nyawa
pasien karena BPS tersebut jauh dari RS. Dan jika dilakukan tindakan bidan merasa
melanggar kode etik kebidanan & merasa melakukan tindakan diluar wewenangnya.

Cara penyelesaian kasus : Sebaiknya sebagai tenaga kesehatan bidan dalam melakukan
tindakan harus sesuai dengan kode etik bidan dan melakukan inform consent pada tindakan
yang akan di lakukan, agar mendapat perlindungan hukum terhadap suatu kegagalan yang
bersifat negatif. Dan alangkah baiknya bidan berkolaborasi dengan dokter.

Anda mungkin juga menyukai