Anda di halaman 1dari 8

MODEL KEPERAWATAN MENURUT HILDEGARD PEPLAU MODEL

KEPERAWATAN MENURUT HILDEGARD PEPLAU

A. Riwayat keluarga

Hildegard peplau( Hilda) di lahirkan di reading pennisylvia merupakan

keluarga imigran dari jerman. Dia merupakan anak kedua dari 6 bersaudara.

Ayahnya seorang pekerja keras sedangkan ibunya sangat perfeklsionis.

Orangtuanya bernama gustav dan otilie peplau. Meskipun dalam keluarga tidak

pernah mendiskusikan tentang pendidikan tinggi, Hilda mempunyai motivasi

dan visi yang kuat untuk merubah wanita dari berpikiran tradisional menjadi

yang lebih modern. Dia menggiginkan kehidupan yang lebih baik dan

mengenalkan keperawatan sebagai karier wanita di masa datang.

B. Riwayat pendidikan

Peplau memulai karir keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari

sekolah perawat Pottstown, PA school. Beliau kemudian bekerja sebagai staff

nurse di Pennsylvania dan New York city.Di Bennington college vermant ia

mendapat gelar bachelor degree jurusan psikologi interpersonal pada tahun

1943.

Peplau mendapatkan gelar master dan doctor dari universitas kolumbia

jurusan ilmu pengajaran.Dia juga mendapatkan sertifikat psikoanalisis di

wiliam Alanson white institute new York. Awal tahun 1950 mulai mengajar

kelas pertamanya pada psikiatri keperawatan di fakultas ilmu pendidikan.DR

Peplau menjadi pengajar di fakultas keperawatan university Rutgers dari 1954


– 1974.Peplau juga bekerja sebagai konsultan pada WHO, US air force, US

general surgeon. Setelah pensiun dari Universitas Rutgers ia bekerja sebagai

professor kunjungan di universitas Leuven Belgium tahun 1975 dan 1976.

C. Teori Peplau

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau

menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain

yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4

komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi

akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.

1. Klien

Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik

biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya

memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman.

2. Perawat

Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal

dengan pasien yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan

isi yang menjadi tujuan.

3. Peran Prawat

a. Mitra kerja

Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada

situasi baru. Sebagai mitra kerja, hubungan P-K merupakan hubungan


yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan

sehngga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan

menghargai antara perawat dan klien.

b. Nara sumber (resources person)

Memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang

masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area

permasalahan yang memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan

informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana

bersahabat dan akrab.

c. Pendidik (teacher)

Merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus

berupaya memberikan pendidikan , pelatihan, dan bimbingan pada

klien/keluarga terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.

d. Kepemimpinan (Leadership)

Mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang

individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin

klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses

kerja sama dan partisipasi.

e. Pengasuh pengganti (surrogate)

Membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia

sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan


individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh

masyarakat atau rohaniawan guna untuk membantu memenuhi

kebutuhannya.

f. Konselor (consellor)

Meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu

kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat

memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan

masalah akan mudah dilakukan.

D. Sumber Kesulitan

Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan

pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi

apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik

(sakit jiwa) dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan

konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi

sakit. Dalam keadaan sakit biasannya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena

itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya

ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.

E. Hubungan Interpersonal

Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses

interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-

mempengaruhi satu dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk

membina suatu hubungan.


Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model keperawatan

menurut Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yaitu:

1. Manusia atau individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang

dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan

oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik,

mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan

penting untuk proses interpersonal.

2. Masyarakat/lingkungan budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang

perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.

3. Kesehatan didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses

kemanusiaan yang berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif,

konstruktif dan produktif.

4. Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna.

Proses interpersonal merupakan materina force dan alat edukatif yang

baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam konteks

interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami

klien dan mencapai resolusi masalah.

F. Proses interpersonal

Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki

empat tahap diantaranya:


1. Tahap orientasi, lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari

ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk

berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien. Pada

tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk membangun

kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.

2. Fase identifikasi, Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilku

pasien dan memberikan asuhan keperawatan. Respon pasien pada fase

identifikasi dapat berupa :

a. Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat.

b. Individu mandiri terpisah dari perwat.

c. Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.

d. Pada tahap identifikasi ini peran perawat apakah sudah melakukan atau

bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien

serta melaksanakan asuhan keperawatan.

3. Fase eksplorasi, memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat

merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsi terhadap situasi.

Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase

ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien

dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.

4. Fase resolusi, dimana perawat berusaha untuk secara perlahan kepada

klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga


kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu

menjalankan secara sendiri. Pada model Peplau ini dapat dilihat adanya

tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau

psikoterapi. Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi

ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya

sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi potensi.

Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk

keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga

sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan

teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana

dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang

bersifat terapeutik.

Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien

mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan

menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya

hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah

dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien

mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia

untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal

menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.

Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.


G. Kesimpulan

Tujuan Teori Peplau Untuk melatih dan mendidik pasien / klien

beserta keluarganya dan membantu pasien untuk mencapai kematangan

kepribadian.

H. Kelebihan dan Kekurangan Teori Peplau

Kelebihan

1. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.

2. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.

3. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.

4. Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.

Kekurangan

Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya

Anda mungkin juga menyukai