Anda di halaman 1dari 16

Stanford-Binet test

Jumat, Desember 12, 2008


Latar Belakang Sejarah
Binet dilahirkan di Nice Francis pada tahun 1857. Ayahnya adalah seorang dokter, dan ibunya
adalah seorang pelukis. Kedua orang tuanya bercerai ketika ia masih muda, dan Binet pindah ke
Paris dengan ibunya. Dia masuk sekolah hukum, dia mendapatkan gelarnya tahun 1878. Dia
telah merencanakan melanjutkan sekolahnya ke kedokteran, tapi dia memutuskan untuk di
Psikologi yang ia anggap lebih penting. Binet banyak mendapatkan pengetahuan psikolgi dari
membaca buku-buku karya Charles Darwin, Alexander Bain, dan lain-lain.
Dalam sebuah konfrensi di Roma, April 1905, dr Henri Beaunis membaca tulisan yang
dipaparkan oleh Alfred binet dan Theodore Simon tentang perkembangan kemampuan objektif
untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami retardasi mental. Bentuk asli tes ini telah di
revisi, dan versi barunya dibuat tahun 1908 dan 1911 , yang diberi nama Chelle matrique de
Inteligence atau skala pengukur Intelegensi.
Alfred Binet dikenal sebagai seorang psikolog dan juga pengacara (ahli hukum). Sebagai
anggota komisi investigasi masalah-masalah pendidikan di Perancis, Alfred Binet
mengembangkan sebuah test untuk mengukur usia mental (the mental age atau MA) anak-anak
yang akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan mental anak pada saat
ditest dibandingkan pada anak-anak lain di usia yang berbeda. (http://www.e-psikologi.com/lainlain/tokoh.htm)
Pada tahun 1881, pemerintah Perancis mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan semua
anak masuk sekolah. Sebelum nya, anak yang lambat belajar biasanya tetap berada di rumah;
sekarang guru harus mengahadapi berbagai perbedaan individual. Pemerintah meminta Binet
untuk membuat sebuah tes yang dapat mendeteksi anak mana yang terlalu lambat secara
intelektualnya, dan anak mana yang akan mendapat manfaat dari kurikulum seperti biasa.
(Atkinson: tanpa tahun)
Dalam membentuk teorinya ia dibantu teman sejawatnya, Theodore Simon, sehingga tesnya
terkenal dengan nama Test Binet-Simon. (Alex Sobur:2003). Alfred Binet dan Theodor Simon,
mulai merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa
yang memerlukan kelas-kelas khusus (kemampuan di bawah rata-rata).
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika membuat banyak perbaikan dari tes

Binet-Simon dengan karangannya The Measurement of Intelligence: An Explanation of and a


Complete Guide for the Use of the Stanford Revision and Extension of the Binet-Simon
Intelligence Scale. (Becker 2003). Ia mengembangkan tes Binet untuk diadaptasi pada anak
sekolah Amerika. Ia membakukan pemberian tes dan mengembangkan norma tingkat usia
dengan memberikan tes kepada ribuan anak. Ia menetapkan indeks numerik yang menyatakan
kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara usia mental (mental age) dengan usia kronologis
(chronological age). Hasil perbaikan ini disebut tes Stanford-Binet.
Setelah 2 dekade mempublikasikan Stanford-Binet, Terman meneruskan risetnya dan
mengembangkannya. Ia bekerja dengan Maud Merril, murid pertamanya yang belakangan jadi
professor di Stanford University. Terman membuat 2 bentuk parallel dari tes Stanford Binet,
yang bentuknya terdiri dari bentuk revisi originalnya Stanford dan di tambah dengan item baru.
Terman dan Merrill menulis "provided two scales instead of one, have extended them so as to
afford a more adequate sampling of abilities at the upper and lower levels, have defined still
more meticulously the procedures for administration and scoring, and have based the
standardization upon larger and more representative populations" (Pemberian 2 skala lebih baik
dari pada satu karena dengan hal itu skala tersebut mampu memberikan berbagai macam contoh
kemampuan, dari level yang lebih tinggi sampai yang lebih rendah, kemudian memberikan
definisi yang lebih teliti tentang bagaimana cara dalam pengolahan, dan scoring, dan memilki
standarisasi yang lebih luas dan lebih refresentatif (mewakili) populasi). Hasilnya telah
dipublikasikan dengan bentuk form L (for Lewis) dan form M (for Merril) of Stanford-Binet.
(Becker 2003)
Pada tahun 1950, Merrill merevisi tes Stanford Binet, dengan menyeleksi bentuk item terbaik
dari bentuk L dan M untuk dimasukan dalam versi tes terbaru the form L-M. Kedua kombinasi
bentuk itu telah dipublikasikan pada tahun 1960, dan belakangan di tahun 1973 telah di norma
ulang (renormed). Bentuk ini telah ditambah pilihan pengganti pada semua level, tapi sebaliknya,
bentuk formatnya telah menyisakan kesamaan dengan bentuk 1937.
Tes Stanford Binet ini mengalami beberapa revisi tahun 1937, 1960/1972, 1986, dan terbaru
2003.
Metode Binet: skala Mental-Usia
Binet berpendapat bahwa anak yang lambat atau bodoh sama seperti anak normal yang
mengalami keterbelakangan dalam perkembangan mentalnya. Pada pemeriksaan, anak lambat
akan bertindak seperti anak normal dengan usia yang lebih muda, sedangkan kemampuan mental
anak cerdas adalah karakteristik untuk yang lebih tua.
Sistem penilaian untuk menghitung rasio usia mental (MA) telah di tetapkan, sehingga MA rata-

rata untuk sekelompok besar anak-anak usia kronologis (CA) tertentu, dalam faktanya, sama
dengan CA. sebagai contoh, rata-rata MA untuk sampai anak 10 tahun sama dengan CA 10
tahun; tetapi, untuk anak 10 tahun tertentu, MA nya dapat di bawah, sama, atau di atas CA 10
tahun. Jad MA anak cerdas di atas CA nya; MA anak bodoh di bawah CA nya. Jelas skala usiamental ini mudah diinterpretasikan oleh guru dan orang lain yang menghadapi anak-anak dengan
kemampuan mental yang berbeda-beda.
Tiap butir tes disesuaikan dengan usia pada tingkat dimana sebagian anak menempuhnya. Usia
mental anak didapatkan dengan menjumlahkan banyaknya butir soal yang dijawab secara tepat
pada tingkat usia. Selain itu, terman menerapkan indeks intelegensia yang disarankan oleh ahli
psikologi Jerman, Wiliam Stern. Indeks ini adalah Inteligence Quotient, yang umum dikenal
sebagai IQ. Indeks ini mengekspresikan Intelegensia sebagai rasio usia mental (MA )terhadapa
usia kronologis (CA).
IQ= MA/CAx100
100 digunakan sebagai pengali, sehingga IQ memilki nilai 100 jika MA sama dengan CA. Jika
MA lebih rendah dari CA, maka IQ lebih kecil dari 100; dan sebaliknya jika MA lebih tinggi dari
CA, maka IQ lebih tinggi dari 100.
Bagaimana Ia merancang tes tersebut?
Ia memperhatikan anak-anak memecahkan berbagai persoalan yang berbeda, dan membentuk
serangkaian pertanyaan atau item yang tipikal dari prestasi anak-anak yang usianya berbedabeda, dan membedakan pula anak-anak cemerlang dan bodoh.
Berikut merupakan contoh item skala asli yang diterbitkan tahun 1908, yang menunujukan jenisjenis kemampuan yang dianggap rata-rata bagi anak-anak umur tiga dan tujuh tahun (Mahmud,
dalam alex sobur:2003). Conto kemampuan anak :
Umur 3 tahun :

Kemampuan menunjuk hidung, mata dan mulut

Mengulang-ulang dua angka

Kemampuan menyebut nama akhir

Memberi nama-nama objek pada sebuah gambar

Mengulang-ulang kalimat yang terdiri atas enam suku kata

Umur 8 tahun :

Kemampuan memeberi nama pada sesuatu yng hilang dalam gambar-gambar yang sudah
dikenal tapi belum selesai

Mengetahui jumlah jari tangan kanan dan kiri tanpa menghitungnya

Kemampuan mencontoh jajaran genjang

Mengulang lima angka

Menghitung tiga belas sen

Mengetahui nama empat macam uang logam

Binet seperti tampak pada contoh diatas, mengeluarkan skala soal tes dengan kesulitan yang
meningkat, yang mengukur jenis-jenis perubahan intelegensia, yang biasanya berkaitan dengan
peningkatan usia. Semakin tinggi anak di dalam skala itu dengan menjawab soal secara tepat,
semakin tinggi usia mental anak itu.
Stanford-binet menggunakan campuran dari berbagai jenis soal untuk menguji intelegensi.
Sampai revisi tahun 1986, semua soal berperan sama besar terhadap besar IQ total. Seorang anak
mungkin mengerjakan secara sangat baik tes perbendaharaan kata (vocabulary test), namun tidak
baik pada tes yang memerlukan penggambaran benuk-bentuk geometrik. Kelebihan dan
kelemahan itu mungkin diketaui oleh pemeriksa, tetapi tidak tercermin dalam nilai IQ.
Kemudian sejalan dengan pandangan sekarang menganai intelegensi sebagai komposit dari
kemampuan yang berbeda, revisi 1986 mengelompokan tesnya menjadi empat bidang luas
kemampuan intelektual, yakni : penelaran verbal, penalaran abstarak/visual, penalaran
kuantitatif, dan memori jangka pendek. Nilai yang berbeda didapatkan untuk setiap bidang.
Berikut adalah contoh tipikal soal dari Stanford-binet intelligence scale, revisi 1986, untuk anak
usia 6 sampai 8 tahun yang di kelompokan menurut bidangnya, bagaiman dikutip rita l. Atkinson
dan kawan-kawan, dalam buku mereka, introduction to psychology:
Penalaran verbal

Perbendaharaan kata (vocabulary):


Mengidentifikasi kata, seperti "uang" dan "amplop"

Pemahaman (Comprehension)
Menjawab pertanyaan, seperti "kemana orang membeli makanan?" dan "mengapa orang
menyisir rambutnya?"

Keganjilan (absurdities):
Mengenali bagian "lucu" dari sebuah gambar, seperti; anak perempuan mengendarai
sepeda di atas danau" atau "pria botak menyisir rambutnya".

Hubungan verbal (verbal relation):


Mengatakan bagaiman tiga kata pertama di dalam urutan adalah mirip satu sama lain, dan
bagaimana mereka berbeda dari kata keempat; syal, dasi, selendang, baju.

Penalaran Kuantitatif

Kuantitatif
Melakukan hitungan aritmatika sederhana, seperti memilih mata dadu dengan enam
bintik, karena jumlah bintik sama dengan kombinasi mata dadu dua bintik dan empat
bintik.

Urutan angka
Mengisi dua angka selanjutnya dalam urutan, seperi 20 16 12 8.

Membentuk persamaan (equation building)


Bentuklah suatu persamaan dari susunan berikut:
3 5 + = jawaban yang benar adalah 2+3=5

Penalaran Abstrak/visual

Analisi pola
Mencontoh bangun sederhana dengan balok.

Mencontoh gambar
Mencontoh gambar geometris yang ditunjukan oleh penguji, seperti persegi yang di
potong oleh dua diagonal.

Memori jangka pendek

Mengingat bentuk
Tunjukan gambar beberapa bentuk manic-manik yang berbeda yang disusun di sebuah
kayu. Buatlah urutan yang sama dengan berdasarkan ingatan saja.

Mengingat kalimat
Ulangi kalimat yang di ucapkan oleh penguji, seperti "sekarang waktunya tidur" dan "ken
membuat gambar untuk hadiah ulang tahun ibunya".

Mengingat angka
Ulangi urutan angka yang di ucapkan oleh penguji, seperti; 5 7 8 3, maju atau
mundur.

Mengingat benda
Tunjukkan gambar suatu benda, seperi jam dan dajah, satu persatu. Kenali benda tersebut
dalam urutan penampilannya yang tepat dan gambar yang juga mencakup benda lain;
sebagai contohnya; bis, badut, gajah, telur, jam.

Interpretasi IQ
Bagaimana IQ diinterpretasikan? Distribusi IQ kira-kira membentuk kurva yang ditemukan pada
banyak perbedaan individual, seperti perbedaan tingi badan, berbentuk lonceng; kurva berbentuk
lonceng ini dinamakan dengan kurva disribusi normal.
Deskripsi Verbal
0-19 = Idiot
20-49 =Embicile
50-69 = Moron
70-79 = Inferior
80-89 = Bodoh
90-109 = Normal
110-119 = pandai
120-129 = Superior
130-139 = Sangat Superior
140-179 = Gifted
180 ke atas = Genius
Ciri-ciri tiap Intelegensi hasil pengukuran
Cacat Mental (Mentally Deficient/Feeble Minded)
Mereka yang IQ-nya dibawah 70 disebut cacat mental atau lemah pikiran (feeble minded).
Mereka ini menderita amentia atau kurang pikiran. Yang termasuk dalam kategori cacat mental
atau lemah pikiran adalah tingkat-tingkat : idiot, embisil, dan moron (debil).
Ciri-ciri umum dari orang yang cacat mental adalah :

1. Tidak dapat mengurus dan memenuhi kebutuhannya sendiri;


2. kelambatan mental sejak lahir;
3. kelambatan dalam kematangan;
4. pada dasarnya tidak dapat diobati.
Idiot (IQ 0-19)
Idiot (idiocy) adalah suatu istilah yuridis dan paedagogis, yang diperuntukkan bagi mereka yang
lemah pikiran tingkat paling rendah.
Menurut para ahli, kira-kira sekali pada dua ribu kelahiran, terjadi idiocy. Semua bentuk idiocy
perlu dilembagakan , dirawat oleh para dokter dan pekerja-pekerja sosial, sebab, apabila
dipelihara dirumah ia merupakan beban yang tidak ringan, baik bagi orang tuanya maupun bagi
para anggota keluarga yang lain. Ciri-ciri idiocy antara lain:

Fisiknya lemah tidak tahan terhadap penyakit, dan tidak mengenal bahaya; karena itu
orang-orang seperti ini umurnya tidak panjang.

Beberapa idiot dapat belajar berjalan tetapi pada umumnya mereka tidak mampu dan
harus tetap tinggal berbaring selama hidupnya.

Tidak mengenal rasa senang dan sakit.

Tidak bisa berbicara dan hanya mengenal beberapa kata saja.

Ada yang garang dan bersifat destruktif, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap
sekelilingnya.

c. Embicile (IQ 20-49)


seperi halnya idiot, merka yang embicile juga perlu ditempatkan dalam lembaga. Sebab, di
lembaga inilah mereka akan belajar berbicara, makan sendiri, Dn berpakaian sendiri, menyapu
memelihara kebun serta keterampilan sederhana lainnya. Sebagian terbesar dari mereka
ditempatkan di lembaga lewat pengadilan. Itulah sebabnya para psikolog berpendapat bahwa
anak-anak semacam itu sebaiknya tidak ditempatkan di sekolah-sekolah, tetapi di lembagalembaga, sebelum potensi kejahatannya berkembang. Ciri-ciri embicile antara lain:

Tidak dapat di didik di sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak normal.

Walaupun dapat mengurus dirinya sendiri mereka masih memerlukan pengawasan yang
teliti dan memerlukan kesabaran.

Pada waktu bayi, mereka sangat tidak responsif dan apatis sekali.

Mereka umumnya baru bisa berjalan pada usia tiga atau empat tahun, dan pada umur lima
tahun mereka berbicara.

Kebiasaan makan dan keberhasilannya terbelakang tiga sampai empat tahun.

Mereka dapat diajari mengenal bahaya, seperti bahaya api, bahaya tenggelan di air yang
dalam dan sebagainya.

d. Moron (IQ 50-69)


Moron merupakan problem terbesar masyarakat. Pada masa dewasa, moron dianggap memiliki
kecerdasan yang sederajat dengan kecerdasan anak-anak yang berusia 7-10 tahun. Tingkat
intelegensinya bergerak antara 50-70. Ciri-cirinya:

Di sekolah, mereka jarang bisa mencapai lebih dari kelas lima.

Sampai pada tingkat tertentu, mereka dapat belajar membaca menulis, dan berhitung
dalam perhitungan-perhitungan yang sederhana

Mereka dpat mempelajari pekerjaan rutin dan bisa terus menerus melakukan pekerjaan
itu selama tidak mengalami perubahan yang berarti.

Angka pelanggaran hukum adalah tertinggi diantara gadis-gadis yang moron : para
pencuri dan pelacur sering berasal dari golongan moron ini.

Mereka juga memiliki dorongan, keinginan dan emosi yang normal , tetapi tidak
mempunyai kecerdasan untuk mengontrol atau meramalkan akibat perbuatannya.

e. Inferior ( IQ 70-79)
Ini merupakan kelompok tersendiri dari individu terbelakang. Kecakapan pada umumnya hampir
sama dengan kelompok embicile, namun kelompok ini mempunyai kecakapan tertentu yang
melabihi kecerdasannya ; misalnya dalam bidang musik.
Mereka yang termasuk kelompok inferior memiliki tingkat kecerdasan di bawah kelompok

normal dan bodoh serta di atas kelompok terbelakang. Kelompok ini bisa memelihara dirinya
sendiri dan dengan susah payah mereka dapat mengerjakan sejumlah kecil pekerjaan atau
pelajaran sekolah lanjutan pertama, tetapi jarang atau sukar untuk menyelesaikan kelas terakhir
SLTP.
f. Bodoh (IQ 80-89)
Pada umumnya kelompok mini ini agak lambat dalam mencerna pelajaran di sekolah. Meskipun
demikian mereka dapat menyelesaikan pendidikannya pada tingkat SLTP,namun agak sulit untuk
menyelesaikan pendidikan SLTA.
g. Normal/Rata-rata (IQ 90-109)
Kelompok ini merupakan kelompok yang terbesar persentasenya diantara populasi. Mereka
mempunyai IQ yang sedang, normal, atau rata-rata.
h. Pandai (IQ 110-119)
Kelompok ini pada umumnya mampu menyelesaikan pendidikan tingkat unuversitas atau
perguruan tinggi. Jika bersatu dengan kelompok normal, mereka biasanya merupakan "repid
learner" atau "giveted", yaitu pemimpin dalm kelasnya.
i.superior (IQ 120-129)
Ciri-ciri kelompok superior ini, antara lain: lebih cakap dalam membaca, berhitung;
pembendaharaan bahasanya luas, cepat memahami pengertian yang abstrak, dan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas dibanding dengan orang orang yang termasuk kelompok pandai.
Demikian pula dengan kesehatannya dan ketahanannya lebih baik dari pada orang-orang normal.
j. sangat superior (IQ 130-139)
kelompok ini termasuk kelompok superior yang berbeda pada tinggkat tertinggi dalam kelompok
tersebut. Umumnya, tidak ada perbedaan yang mencolok dengan kelompok superior.
k. gifted (IQ 140-179)

yang termasuk dalm golongan ini adalah mereka yang tidak genius, tetapi menonjol dan terkenal.
Bakatnya sudak nampak sejak kecil dan prestasinya, biasanya, melebihi teman sekelasnya. Jika
dibandingkan dengan orang normal,adjustment-nya terhadap berbagai problem hidup lebih baik.
Sekitar 80 persen diantara mereka dapat menyelesaikan study di perguruan tinggi dengan prestasi
yang memuaskan. Jabatan yang di pegangnya pun banyak, dan jarang sakit atau meninggal pada
usia muda.
l. Genius (IQ 180 keatas)
pada kelompok ini bakat dan keistimewaanya telah tampak sejak kecil. Misalnya usia 2 tahun
mulai belajar membaca, dan pada umur 4 tahun belajar bahasa asing. Kelompok ini mempunyai
kecerdasan yang sangat luar biasa. Walaupun tidak sekolah, mereka mampu menemukan dan
memecahkan suatu masalah. Jumlahnya sangat sedikit, namun terdapat pada pada semua ras
bangsa dan bangsa,semua jenis kelamin , serta dalam semua tingkatan ekonomi. Contoh orang
orang jenius, antara lain: Jhon mill (IQ 200), Francis Galton (IQ 200), dan Goethe (IQ 185). Para
psikolog klinis umumnya berpendapat bahwa mereka akan mengalami problem-problem khusus
dalam perkambangan sosial dan emosinya.

DAFTAR PUSTAKA
Becker, K. A. 2003. History of the Stanford-Binet intelligence scales: Content and sychometrics.
(Stanford-Binet Intelligence Scales, Fifth Edition Assessment Service Bulletin No. 1). Itasca,
IL:Riverside Publishing.
Atkinson, Rita L.,et al., Pengantar Psikologi, jilid 2, Edisi Kesebelas, penerjemah Widjaja
Kusuma, Batam: Interaksara
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

TES STANFORD BINET


SEJARAH TES STANFORD BINET
Dipelopori oleh seseorang berkebangsaan Inggris yang bernama Francis Galton (1822-1911).
Hasil penelitiannnya menemukan batterey tes pertama yang mengukur tentang perbedaan
sensorik dan motorik.
seorang psikolog amerika James Mc Keen Cattell (1860-1944) bersama Galton terus
mempelajari tentang kemampuan mental (kecerdasan tersebut,
yang kemudian pada tahun 1890 diterbitkan tentang jurnal tes modern. Dalam jurnal tersebut
Cattell menulis tentang tes mental dan pengukurannya.
Pengukuran perbedaan individual dimulai oleh usaha-usaha yang dilakukan oleh Francis Galton
didalam laboratorium anthropometrik. Didalam laboratorium ini Galton mengukur kemampuan
individual dari segi fisiologis.
Apabila indra seseorang memiliki daya tampung yang tinggi atau peka artinya memiliki taraf
kecerdasan tinggi.
Galton dan Cattel membuat 10 macam alat tes yang mengukur aspek-aspek fisiologis,
pengindraan dan kecepatan reaksi
1. Tekanan tangan.
2. Kecepatan gerakan tangan.
3. Luas daerah sensasi atau pengindraan pada kulit.
4. Kepekaan terhadap rasa sakit.
5. Kepekaan membedakan berat.
6. Mengukur kecepatan reaksi terhadap suara.
7. Kecepatan mengenal perbedaan warna.
8. Kecermatan untuk membagi panjang benda menjadi bagian yang sama.
9. Menilai jarak paku sepuluh detik.
10. Mengukur pemusatan perhatian dengan cara mengulang huruf yang satu kali diperdengarkan.
Di Eropa sudah ada usaha pengukuran intelligensi yang sudah mengarah ke fungsi psikologis,
disamping fisiologis, seperti yang dilakukan oleh Kraeplin.
Dinegara Jerman pengukuran inteligensi dipelopori oleh Dehrn, yang mulai membuat tes
ingatan dengan simbol-simbol juga melengkapi kalimat-kalimat.
Adapun prinsip-prinsip yang mendasari penyusunan tes Binet adalah :
Fungsi inteligensi yang utam ada 3 ;

a. untuk menilai,
b. untuk memakai,
c. untuk menalar. Menurut Binet anak yang embisil atau moron kurangdidalam menilai, tetapi
untuk tuna rungu & tuna netra tidak.
Kecerdasan meningkat sesuai prkmbngn usia.
Kecerdasan dapat diketahui atau diukur dengan menggunakan bbrp macam tugas.
Berangkat dari berbagai konsep Dehrn, Binet membuat skala yang pertama pada tahun 1905, dan
diberi nama Binet Binet-Simon, yang terdiri dari 30 aitem selain mengukur kemampuan mental
juga mengukur aspek fisiologi, seperti :
tes koordinasi antara penglihatan dengan gerakan kepala,
tes mengenai pegangan tangan membawa suatu benda lalu dimasukan kedalam mulut.,
Tes membedakan objek yang dimakan dan tidak dimakan,
kemampuan untuk mengikuti instruksi-instruksi yang sederhana dalam bentuk gambar,
Membandingkan panjang garis,
Tes mengulang tiga angka,
kemampuan untuk membuat kalimat dengan kata-kata abstrak,
menyebut nama-nama benda dalam bentuk gambar.
REVISI BINET
Pada tahun 1908 tes Binet direvisi lagi. Aitem-aitem ditambah dan rentang usia 3 tahun sampai
13 tahun atau mulai dilakukan penggolongan.
Kemudian pada tahun 1911 dilakukan revisi lagi, dan mulai digunakan MA, skoring tetap
dengan memberi bobot 0 sampai 2 untuk tiap-tiap soal.
REVISI 1916
Setelah dipakai selama lima tahun dilakukan revisi lagi. Revisi 1916 revisi yang paling terkenal
yang dilakukan di Univeristas Stanford, sehingga sering disebut Stanford Binet Test, yang
dilakukan oleh Lewis Terman dan kawan-kawan. Yang dirubah adalah aitem-aitemnya ditambah
1/3 baru, tes lalu dialih bahasa dari bahasa Perancis ke bahasa Inggris. Sudah dimulai dengan
metode-metode cermat, karena dikembangkan aspek psikologis secara cermat.
Didalam tes sudah mulai menggunakan IQ yang diperkenalkan oleh William Stern dengan rumus
MA/CA. Sudah ada 90 aitem didalam pendekatan mengukur inteligensi, tidak digunakan lagi
cara lama (yang meng-gunakan pengukuran secara terpisah-pisah), tetapi dilakukan terhadap
kombinasi dngn sejumlah fungsi-fungsi mental dlm hal penyajian dan skoring sudah dirubah
sehingga penyajian sudah secara obyektif. Standardisasi dengan menggunakan sampel yang
diambil hati-hati supaya populasinya bisa mewakili.
Adapun revisi 1916 masih mempunyai kelemahan yaitu:
Validitas pengukuran inteligensi untuk tingkat menengah sangat memuaskan, tetapi untuk
tingkat yang rendah yaitu MA 4 tahun dan tingkat dewasa kurang memuaskan.
Tes Binet terlalu banyak mengukur kemampuan verbal
Revisi thn 1937 oleh Terman dan Meril
menempatkan satu aitem dalam kelompok tertentu berdasarkan proses tes yang dijawab.
Hasil tes Binet banyak mengukur kemampuan verbal.
Pada skala 37 diciptakan tes yang paralel antara lain bentuk L dan bentuk M atau form L and
form M. hal itu dilakukan dngn tujuan utk mengurangi familiar aitem-aitem tes tersebut. Jmlh
masing-masing bentuk adlh 129 aitem termasuk aitem pengganti. Mulai ada dewasa rata-rata,
dewasa superior I & dewasa superior II. Mulai umur 2 thn, krn sebelum 2 thn anak cepat
berubah.

Revisi tahun 1960-sekarang


Perubahan materi yang nampak digabung menjadi satu antara form L&M. aitem-aitem dalam
tes Binet dari L&M dapat digunakan dengan baik atau praktis dan objektif.
ciri-ciri revisi1960 adalah sebagai berikut:
Mempersoalkan bentuk L&M. prosedur ini dilakukan dengan cara menghindari pengulangan
aitem-aitem yg digunakan dngn mengamati jmlh aitem pd setiap usia.
Digunakan bentuk-bentuk alternatif yang lebih sedikit dibanding skala 1937.
Perubahan-perubahan yang pokok menyangkut : Perubahan-perubahan yang pokok
menyangkut :
Isi: menghapus aitem-aitem yg kurang memuaskan, menempatkan aitem-aitem yg baik menurut
kesulitan menyesuaikan skoring pd penempatan.
STRUKTUR, diketahui bhw kelemahan tes 1937 adl pd struktur yg sedemikian rupa shg rerata
pd setiap IQ bervariasi diatas 100, pdhl setiap rerata hrs 100. Krn hal tsbt disebabkan krn tingkat
kesulitan aitem ditentukan bardasarkan persentasi subjek dpt menjawab aitem tsbt.
Akan tetapi kenyataannya tdk, krn variasi persen pd aitem-aitem soal pd usia rendah cenderung
lbh tinggi. Tetapi pd usia tinggi aitem cenderung lbh rendah. Pd skala 1960 lbh baik dr skala
1937.
ISI TABEL, direvisi dgn diperluas hingga usia 17 & 18 thn. Nampaknya perubahan
berdasarkan pd penelitian bhw perkembangan kemampuan mental IQ yg diukur dgn standar
Binet msh mengalami kenaikan 1 thn stlh 16 thn. Agar IQ yg diperoleh pd tingkat usia dpt
dibandingkan dgn tkt IQ pd usia lain dr perubahan tabel IQ
Perubahan Tabel IQ
IQ pada setiap tingkat usia dapat dibandingkan satu dengan yang lain.
IQ seseorang tanpa memperhatikan kesalahan pengukuran disa dianggap, tetapi kecerdasan ada
perubahan.
Selisih IQ pada setiap tingkat usia mempunyai arti yang sama apabila jarak atau selisih angka
sama
Prosedur testing individual
seorang tester dituntut mahir, trampil dalam menggunakan alat tes dlm penyajian dan
penyekoran (krn rumit) maka seorang tester hrs pengalaman dgn alat tes. Apabila ragu-ragu akan
mempengaruhi hasil tes terutama rapport (hubungan baik antara tester & testee), shg testee mau
berusaha semaksimal mungkin dlm mengerjakan tes.
harus disesuaikan dengan buku petunjuk atau manual alat tes, yg biasa dsbt buku pegangan.
Sedikit perubahan akan mempengaruhi hsl tes.
Tugas Tester
Mengevaluasi apa yang dilakukan subjek tertentu pada kondisi yang telah ditentukan.
penyekoran tes Stnford Binet harus diskor selama penyajian, sedangkan konsultasi dengan
kunci penyekoran setelah selesai penyekoran.
Mempertahankan validitas dalam penyajian tes ini ada 3 hal penting yang harus diperhatikan :
1. Prosedur baku harus diikuti.
2. Tercipta dan terpeliharanya hubungan baik agar testee mengusahakan semaksimal mungkin.
3. Penyekoranresponyang tepat. Agar mampu bekerja efisien dan spontan harus banyak latihan.
Apabila salah satu tipe soal terjadi penolakan dilewati, setelah selesai diulangi.
prinsip umum dalam pelaksanaan tes, yaitu :
Seorang tester boleh mengulangi pertanyaan lebih dari satu kali,tapi sedapat mungkin
pertanyaan tersebut jangan diulangi.

Apabila testee tidak mengerti pertanyaan yang diajukan, maka tester bisa menjelaskan bagian
terpenting dari pertanyaan tersebut.
Untuk tes ingatan tidak perlu diulang.
Suatu perkecualian apabila jwbn subjek salah mengerti yg disebabkan oleh ucapan testee
kurang jelas atau pendengaran subjek kurang baik, maka pertanyaan bisa diulang.
Apabila jwbn yg diberikan meragukan dlm penyajian tes, mk perlu dilakukan inquiry atau
meminta penjelasan lbh lnjt dr jwbn yg diberikan olh testee.
Skor (+) hny apabila subjek tahu arti standard atau baku, walaupun jwbn lain mgkn betul.
RAPPOR
CARA MEMELIHARA RAPPOR
Seorang tester diharapkan mencurahkan sebgaian besar perhatian pada testee, agar tstee merasa
enak. Tanpa kerjasama dari testee sulit mendapatkan hasil yang valid
Untuk mendapatkan rappor yang baik tergantung pada anak. Tegur-sapa yang baik, tidak
canggung melihat orang yang 1 kali dikenal. Ada beberpa cara yang halus dan baik:
Dengan senyum dan pengertian.
Ucapan penghargaan setelah testing selesai.
Seorang tester tidak boleh menunjukan rasa ketidak-puasan terhadap testee.
Jangan dibiasakan seorang tester mendapat jawaban yang mendorong-dorong.
APA FUNGSI BASAL & CEILING
Untuk mendapatkan perhitungan MA harus diketahui basal & ceiling dulu.
BASAL > Suatu tingkat umur dimana semua tingkat tes itu lulus tepat sebelum umur dimana
kegagalan pertama terjadi.
CEILING > Suatu tingkat umur dimana testee tidak bisa mengerjakan semua tes yang
diberikan.
PENGHITUNGAN MA
Didapatkan dengan dengan menghitung umur basal ditambah kredit bulan yang diperoleh
tingkat-tingkat umur diatasnya termasuk kredit bulan pada dimana tes itu gagal - tingkat umur
gagal.
Dalam pemberian kredit bulan yaitu pada tingkat dibawah 5 tahun dikelompokan menjadi
interval setengah tahunan, jadi untuk 5 tahun kebawahkredit bulan1 bulan, untuk 5 tahun keatas
diberi kredit bulan, 2 bulan.
Jika tidak ketemu basal diganti dengan tes lain.

Perkembangan Teori Inteligensi (4)


diposting oleh tommy_firmanda-fpsi09 pada 22 March 2012
di Tugas - 0 komentar

4. Teori Inteligennsi Binet (Single Factor Theory)

Alfred Binet (1857-1911) merupakan salah satu pelopor dalam pengukuran inteligensi, seorang
ahli psikologi berkebangsaan Perancis yang berpendapat bahwa inteligensi bersifat monogenetik,
yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum (g) (Azwar, 2006). Sejak tahun 1904,
Binet dan Henri telah memikirkan untuk mengembangkan metode obyektif guna menyeleksi
anak-anak yang lambat mental, karena mereka dianggap memerlukan bantuan khusus dalam
proses pendidikan. Keduanya menulis serangkaian karangan dalam LAnnee Psychologique.
Binet tidak memiliki teori inteligensi tertentu, tetapi ia bekerja di bidang tes-tes yang
menunjukkan sampel tingkah laku anak dan membedakan kemampuan dari tingkat umur yang
berbeda beda. Binet menemukan fakta bahwa pada setiap tingkat umur beberapa anak lebih baik
dari anak lainnya. Anak yang paling pandai dalam tes disebut bright (pandai, cemerlang),
sedangkan anak yang paling rendah dalam tes disebutnya miskin. Menurut Binet, inteligensi
merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berrkembang sejalan dengan proses
kematangan seseorang (Azwar, 2006).
Binet mendasarkan tesnya pada perbandingan anak tertentu dengan kelompok umur anak
tersebut. Seorang anak yang berada di atas rata-rata dalam hal inteligensi dapat menjawab
pertanyaan lebih banyak dari rata-rata anak dari kelompok umurnya. Apabila ia dapat
mengerjakan/menjawab pertanyaan sama dengan kelompok umurnya maka ia dianggap memiliki
inteligensi rata-rata. Anak yang performancenya di bawah rata rata dari kelompok umurnya maka
ia dianggap memiliki inteligensi di bawah rata rata.
Dari paparan di atas nampak bahwa Binet menggunakan umur mental sebagai dasar untuk
menentukan tingkat berfungsinya mental seorang anak. Seorang anak dapat memiliki umur 10
tahun, tetapi ia memiliki umur mental 11 tahun jika ia dapat menjawab pertanyaan yang dapat
dijawab oleh kelompok anak yang berumur 11 tahun.
Di Amerika, tes Binet ini telah dikembangkan oleh Lewis Terman dari Universitas Stanford dan
diberi nama Tes Stanford Binet. Tes ini dapat digunakan untuk semua anak yang mempunyai
latar belakang berbeda beda. Tes ini biasa disebut kemampuan untuk memikirkan hal hal abstrak.
Definisinya digunakan untuk dasar penyusunan item item tes.
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, merancang suatu alat evaluasi yang dapat
dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak
yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada
tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari
Tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan
kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil
perbaikan ini disebut Tes Stanford-binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh

psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence
Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anakanak samapai usia 13 tahun.

Kelebihan dan Kelemahan Teori Binet


Salah satu reaksi atas teori yang dikembangkan oleh Binet adalah bahwa aspek yang diukur
dalam tes yang berbasis teori Binet itu terlalu umum. Seorang ahli psikologi dan psikometri,
Charles Spearman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang
umum saja (General factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini
disebut teori dua faktor (Two Factor Theory of Intelligence) yang telah dibahas pada artikel
sebelumnya (Perkembangan Teori Inteligensi (1)). Alat tes yang kemmudian dikembangkan
menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa,
dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Sejarah menuliskan bahwa Binet merupakan seorang pemancang tonggak awal perkembangan
tes-tes inteligensi modern di seluruh dunia. Binet membuat alat yang dirancang untuk mengukur
ketajaman bayanganm ketahanan, kualitas perhatian, ingatan, kualitas penilaian moral dan
estetika, serta kecakapan menemukan kesalahan logika serta memahami kalimat-kalimat yang
termasuk dalam komponen-komponen umum berupa Arah, Adaptasi, dan Kritik dalam definisi
inteligensi. Temuanya inilah yang menjadi dasar teori yang berkembang hingga menjadi faktor
ganda.

Daftar Pustaka
Azwar, Saifuddin, 2006. Pengantar Psikologi Inteligensi. Edisi I, Cetakan V. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai