rata untuk sekelompok besar anak-anak usia kronologis (CA) tertentu, dalam faktanya, sama
dengan CA. sebagai contoh, rata-rata MA untuk sampai anak 10 tahun sama dengan CA 10
tahun; tetapi, untuk anak 10 tahun tertentu, MA nya dapat di bawah, sama, atau di atas CA 10
tahun. Jad MA anak cerdas di atas CA nya; MA anak bodoh di bawah CA nya. Jelas skala usiamental ini mudah diinterpretasikan oleh guru dan orang lain yang menghadapi anak-anak dengan
kemampuan mental yang berbeda-beda.
Tiap butir tes disesuaikan dengan usia pada tingkat dimana sebagian anak menempuhnya. Usia
mental anak didapatkan dengan menjumlahkan banyaknya butir soal yang dijawab secara tepat
pada tingkat usia. Selain itu, terman menerapkan indeks intelegensia yang disarankan oleh ahli
psikologi Jerman, Wiliam Stern. Indeks ini adalah Inteligence Quotient, yang umum dikenal
sebagai IQ. Indeks ini mengekspresikan Intelegensia sebagai rasio usia mental (MA )terhadapa
usia kronologis (CA).
IQ= MA/CAx100
100 digunakan sebagai pengali, sehingga IQ memilki nilai 100 jika MA sama dengan CA. Jika
MA lebih rendah dari CA, maka IQ lebih kecil dari 100; dan sebaliknya jika MA lebih tinggi dari
CA, maka IQ lebih tinggi dari 100.
Bagaimana Ia merancang tes tersebut?
Ia memperhatikan anak-anak memecahkan berbagai persoalan yang berbeda, dan membentuk
serangkaian pertanyaan atau item yang tipikal dari prestasi anak-anak yang usianya berbedabeda, dan membedakan pula anak-anak cemerlang dan bodoh.
Berikut merupakan contoh item skala asli yang diterbitkan tahun 1908, yang menunujukan jenisjenis kemampuan yang dianggap rata-rata bagi anak-anak umur tiga dan tujuh tahun (Mahmud,
dalam alex sobur:2003). Conto kemampuan anak :
Umur 3 tahun :
Umur 8 tahun :
Kemampuan memeberi nama pada sesuatu yng hilang dalam gambar-gambar yang sudah
dikenal tapi belum selesai
Binet seperti tampak pada contoh diatas, mengeluarkan skala soal tes dengan kesulitan yang
meningkat, yang mengukur jenis-jenis perubahan intelegensia, yang biasanya berkaitan dengan
peningkatan usia. Semakin tinggi anak di dalam skala itu dengan menjawab soal secara tepat,
semakin tinggi usia mental anak itu.
Stanford-binet menggunakan campuran dari berbagai jenis soal untuk menguji intelegensi.
Sampai revisi tahun 1986, semua soal berperan sama besar terhadap besar IQ total. Seorang anak
mungkin mengerjakan secara sangat baik tes perbendaharaan kata (vocabulary test), namun tidak
baik pada tes yang memerlukan penggambaran benuk-bentuk geometrik. Kelebihan dan
kelemahan itu mungkin diketaui oleh pemeriksa, tetapi tidak tercermin dalam nilai IQ.
Kemudian sejalan dengan pandangan sekarang menganai intelegensi sebagai komposit dari
kemampuan yang berbeda, revisi 1986 mengelompokan tesnya menjadi empat bidang luas
kemampuan intelektual, yakni : penelaran verbal, penalaran abstarak/visual, penalaran
kuantitatif, dan memori jangka pendek. Nilai yang berbeda didapatkan untuk setiap bidang.
Berikut adalah contoh tipikal soal dari Stanford-binet intelligence scale, revisi 1986, untuk anak
usia 6 sampai 8 tahun yang di kelompokan menurut bidangnya, bagaiman dikutip rita l. Atkinson
dan kawan-kawan, dalam buku mereka, introduction to psychology:
Penalaran verbal
Pemahaman (Comprehension)
Menjawab pertanyaan, seperti "kemana orang membeli makanan?" dan "mengapa orang
menyisir rambutnya?"
Keganjilan (absurdities):
Mengenali bagian "lucu" dari sebuah gambar, seperti; anak perempuan mengendarai
sepeda di atas danau" atau "pria botak menyisir rambutnya".
Penalaran Kuantitatif
Kuantitatif
Melakukan hitungan aritmatika sederhana, seperti memilih mata dadu dengan enam
bintik, karena jumlah bintik sama dengan kombinasi mata dadu dua bintik dan empat
bintik.
Urutan angka
Mengisi dua angka selanjutnya dalam urutan, seperi 20 16 12 8.
Penalaran Abstrak/visual
Analisi pola
Mencontoh bangun sederhana dengan balok.
Mencontoh gambar
Mencontoh gambar geometris yang ditunjukan oleh penguji, seperti persegi yang di
potong oleh dua diagonal.
Mengingat bentuk
Tunjukan gambar beberapa bentuk manic-manik yang berbeda yang disusun di sebuah
kayu. Buatlah urutan yang sama dengan berdasarkan ingatan saja.
Mengingat kalimat
Ulangi kalimat yang di ucapkan oleh penguji, seperti "sekarang waktunya tidur" dan "ken
membuat gambar untuk hadiah ulang tahun ibunya".
Mengingat angka
Ulangi urutan angka yang di ucapkan oleh penguji, seperti; 5 7 8 3, maju atau
mundur.
Mengingat benda
Tunjukkan gambar suatu benda, seperi jam dan dajah, satu persatu. Kenali benda tersebut
dalam urutan penampilannya yang tepat dan gambar yang juga mencakup benda lain;
sebagai contohnya; bis, badut, gajah, telur, jam.
Interpretasi IQ
Bagaimana IQ diinterpretasikan? Distribusi IQ kira-kira membentuk kurva yang ditemukan pada
banyak perbedaan individual, seperti perbedaan tingi badan, berbentuk lonceng; kurva berbentuk
lonceng ini dinamakan dengan kurva disribusi normal.
Deskripsi Verbal
0-19 = Idiot
20-49 =Embicile
50-69 = Moron
70-79 = Inferior
80-89 = Bodoh
90-109 = Normal
110-119 = pandai
120-129 = Superior
130-139 = Sangat Superior
140-179 = Gifted
180 ke atas = Genius
Ciri-ciri tiap Intelegensi hasil pengukuran
Cacat Mental (Mentally Deficient/Feeble Minded)
Mereka yang IQ-nya dibawah 70 disebut cacat mental atau lemah pikiran (feeble minded).
Mereka ini menderita amentia atau kurang pikiran. Yang termasuk dalam kategori cacat mental
atau lemah pikiran adalah tingkat-tingkat : idiot, embisil, dan moron (debil).
Ciri-ciri umum dari orang yang cacat mental adalah :
Fisiknya lemah tidak tahan terhadap penyakit, dan tidak mengenal bahaya; karena itu
orang-orang seperti ini umurnya tidak panjang.
Beberapa idiot dapat belajar berjalan tetapi pada umumnya mereka tidak mampu dan
harus tetap tinggal berbaring selama hidupnya.
Ada yang garang dan bersifat destruktif, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap
sekelilingnya.
Walaupun dapat mengurus dirinya sendiri mereka masih memerlukan pengawasan yang
teliti dan memerlukan kesabaran.
Pada waktu bayi, mereka sangat tidak responsif dan apatis sekali.
Mereka umumnya baru bisa berjalan pada usia tiga atau empat tahun, dan pada umur lima
tahun mereka berbicara.
Mereka dapat diajari mengenal bahaya, seperti bahaya api, bahaya tenggelan di air yang
dalam dan sebagainya.
Sampai pada tingkat tertentu, mereka dapat belajar membaca menulis, dan berhitung
dalam perhitungan-perhitungan yang sederhana
Mereka dpat mempelajari pekerjaan rutin dan bisa terus menerus melakukan pekerjaan
itu selama tidak mengalami perubahan yang berarti.
Angka pelanggaran hukum adalah tertinggi diantara gadis-gadis yang moron : para
pencuri dan pelacur sering berasal dari golongan moron ini.
Mereka juga memiliki dorongan, keinginan dan emosi yang normal , tetapi tidak
mempunyai kecerdasan untuk mengontrol atau meramalkan akibat perbuatannya.
e. Inferior ( IQ 70-79)
Ini merupakan kelompok tersendiri dari individu terbelakang. Kecakapan pada umumnya hampir
sama dengan kelompok embicile, namun kelompok ini mempunyai kecakapan tertentu yang
melabihi kecerdasannya ; misalnya dalam bidang musik.
Mereka yang termasuk kelompok inferior memiliki tingkat kecerdasan di bawah kelompok
normal dan bodoh serta di atas kelompok terbelakang. Kelompok ini bisa memelihara dirinya
sendiri dan dengan susah payah mereka dapat mengerjakan sejumlah kecil pekerjaan atau
pelajaran sekolah lanjutan pertama, tetapi jarang atau sukar untuk menyelesaikan kelas terakhir
SLTP.
f. Bodoh (IQ 80-89)
Pada umumnya kelompok mini ini agak lambat dalam mencerna pelajaran di sekolah. Meskipun
demikian mereka dapat menyelesaikan pendidikannya pada tingkat SLTP,namun agak sulit untuk
menyelesaikan pendidikan SLTA.
g. Normal/Rata-rata (IQ 90-109)
Kelompok ini merupakan kelompok yang terbesar persentasenya diantara populasi. Mereka
mempunyai IQ yang sedang, normal, atau rata-rata.
h. Pandai (IQ 110-119)
Kelompok ini pada umumnya mampu menyelesaikan pendidikan tingkat unuversitas atau
perguruan tinggi. Jika bersatu dengan kelompok normal, mereka biasanya merupakan "repid
learner" atau "giveted", yaitu pemimpin dalm kelasnya.
i.superior (IQ 120-129)
Ciri-ciri kelompok superior ini, antara lain: lebih cakap dalam membaca, berhitung;
pembendaharaan bahasanya luas, cepat memahami pengertian yang abstrak, dan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas dibanding dengan orang orang yang termasuk kelompok pandai.
Demikian pula dengan kesehatannya dan ketahanannya lebih baik dari pada orang-orang normal.
j. sangat superior (IQ 130-139)
kelompok ini termasuk kelompok superior yang berbeda pada tinggkat tertinggi dalam kelompok
tersebut. Umumnya, tidak ada perbedaan yang mencolok dengan kelompok superior.
k. gifted (IQ 140-179)
yang termasuk dalm golongan ini adalah mereka yang tidak genius, tetapi menonjol dan terkenal.
Bakatnya sudak nampak sejak kecil dan prestasinya, biasanya, melebihi teman sekelasnya. Jika
dibandingkan dengan orang normal,adjustment-nya terhadap berbagai problem hidup lebih baik.
Sekitar 80 persen diantara mereka dapat menyelesaikan study di perguruan tinggi dengan prestasi
yang memuaskan. Jabatan yang di pegangnya pun banyak, dan jarang sakit atau meninggal pada
usia muda.
l. Genius (IQ 180 keatas)
pada kelompok ini bakat dan keistimewaanya telah tampak sejak kecil. Misalnya usia 2 tahun
mulai belajar membaca, dan pada umur 4 tahun belajar bahasa asing. Kelompok ini mempunyai
kecerdasan yang sangat luar biasa. Walaupun tidak sekolah, mereka mampu menemukan dan
memecahkan suatu masalah. Jumlahnya sangat sedikit, namun terdapat pada pada semua ras
bangsa dan bangsa,semua jenis kelamin , serta dalam semua tingkatan ekonomi. Contoh orang
orang jenius, antara lain: Jhon mill (IQ 200), Francis Galton (IQ 200), dan Goethe (IQ 185). Para
psikolog klinis umumnya berpendapat bahwa mereka akan mengalami problem-problem khusus
dalam perkambangan sosial dan emosinya.
DAFTAR PUSTAKA
Becker, K. A. 2003. History of the Stanford-Binet intelligence scales: Content and sychometrics.
(Stanford-Binet Intelligence Scales, Fifth Edition Assessment Service Bulletin No. 1). Itasca,
IL:Riverside Publishing.
Atkinson, Rita L.,et al., Pengantar Psikologi, jilid 2, Edisi Kesebelas, penerjemah Widjaja
Kusuma, Batam: Interaksara
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
a. untuk menilai,
b. untuk memakai,
c. untuk menalar. Menurut Binet anak yang embisil atau moron kurangdidalam menilai, tetapi
untuk tuna rungu & tuna netra tidak.
Kecerdasan meningkat sesuai prkmbngn usia.
Kecerdasan dapat diketahui atau diukur dengan menggunakan bbrp macam tugas.
Berangkat dari berbagai konsep Dehrn, Binet membuat skala yang pertama pada tahun 1905, dan
diberi nama Binet Binet-Simon, yang terdiri dari 30 aitem selain mengukur kemampuan mental
juga mengukur aspek fisiologi, seperti :
tes koordinasi antara penglihatan dengan gerakan kepala,
tes mengenai pegangan tangan membawa suatu benda lalu dimasukan kedalam mulut.,
Tes membedakan objek yang dimakan dan tidak dimakan,
kemampuan untuk mengikuti instruksi-instruksi yang sederhana dalam bentuk gambar,
Membandingkan panjang garis,
Tes mengulang tiga angka,
kemampuan untuk membuat kalimat dengan kata-kata abstrak,
menyebut nama-nama benda dalam bentuk gambar.
REVISI BINET
Pada tahun 1908 tes Binet direvisi lagi. Aitem-aitem ditambah dan rentang usia 3 tahun sampai
13 tahun atau mulai dilakukan penggolongan.
Kemudian pada tahun 1911 dilakukan revisi lagi, dan mulai digunakan MA, skoring tetap
dengan memberi bobot 0 sampai 2 untuk tiap-tiap soal.
REVISI 1916
Setelah dipakai selama lima tahun dilakukan revisi lagi. Revisi 1916 revisi yang paling terkenal
yang dilakukan di Univeristas Stanford, sehingga sering disebut Stanford Binet Test, yang
dilakukan oleh Lewis Terman dan kawan-kawan. Yang dirubah adalah aitem-aitemnya ditambah
1/3 baru, tes lalu dialih bahasa dari bahasa Perancis ke bahasa Inggris. Sudah dimulai dengan
metode-metode cermat, karena dikembangkan aspek psikologis secara cermat.
Didalam tes sudah mulai menggunakan IQ yang diperkenalkan oleh William Stern dengan rumus
MA/CA. Sudah ada 90 aitem didalam pendekatan mengukur inteligensi, tidak digunakan lagi
cara lama (yang meng-gunakan pengukuran secara terpisah-pisah), tetapi dilakukan terhadap
kombinasi dngn sejumlah fungsi-fungsi mental dlm hal penyajian dan skoring sudah dirubah
sehingga penyajian sudah secara obyektif. Standardisasi dengan menggunakan sampel yang
diambil hati-hati supaya populasinya bisa mewakili.
Adapun revisi 1916 masih mempunyai kelemahan yaitu:
Validitas pengukuran inteligensi untuk tingkat menengah sangat memuaskan, tetapi untuk
tingkat yang rendah yaitu MA 4 tahun dan tingkat dewasa kurang memuaskan.
Tes Binet terlalu banyak mengukur kemampuan verbal
Revisi thn 1937 oleh Terman dan Meril
menempatkan satu aitem dalam kelompok tertentu berdasarkan proses tes yang dijawab.
Hasil tes Binet banyak mengukur kemampuan verbal.
Pada skala 37 diciptakan tes yang paralel antara lain bentuk L dan bentuk M atau form L and
form M. hal itu dilakukan dngn tujuan utk mengurangi familiar aitem-aitem tes tersebut. Jmlh
masing-masing bentuk adlh 129 aitem termasuk aitem pengganti. Mulai ada dewasa rata-rata,
dewasa superior I & dewasa superior II. Mulai umur 2 thn, krn sebelum 2 thn anak cepat
berubah.
Apabila testee tidak mengerti pertanyaan yang diajukan, maka tester bisa menjelaskan bagian
terpenting dari pertanyaan tersebut.
Untuk tes ingatan tidak perlu diulang.
Suatu perkecualian apabila jwbn subjek salah mengerti yg disebabkan oleh ucapan testee
kurang jelas atau pendengaran subjek kurang baik, maka pertanyaan bisa diulang.
Apabila jwbn yg diberikan meragukan dlm penyajian tes, mk perlu dilakukan inquiry atau
meminta penjelasan lbh lnjt dr jwbn yg diberikan olh testee.
Skor (+) hny apabila subjek tahu arti standard atau baku, walaupun jwbn lain mgkn betul.
RAPPOR
CARA MEMELIHARA RAPPOR
Seorang tester diharapkan mencurahkan sebgaian besar perhatian pada testee, agar tstee merasa
enak. Tanpa kerjasama dari testee sulit mendapatkan hasil yang valid
Untuk mendapatkan rappor yang baik tergantung pada anak. Tegur-sapa yang baik, tidak
canggung melihat orang yang 1 kali dikenal. Ada beberpa cara yang halus dan baik:
Dengan senyum dan pengertian.
Ucapan penghargaan setelah testing selesai.
Seorang tester tidak boleh menunjukan rasa ketidak-puasan terhadap testee.
Jangan dibiasakan seorang tester mendapat jawaban yang mendorong-dorong.
APA FUNGSI BASAL & CEILING
Untuk mendapatkan perhitungan MA harus diketahui basal & ceiling dulu.
BASAL > Suatu tingkat umur dimana semua tingkat tes itu lulus tepat sebelum umur dimana
kegagalan pertama terjadi.
CEILING > Suatu tingkat umur dimana testee tidak bisa mengerjakan semua tes yang
diberikan.
PENGHITUNGAN MA
Didapatkan dengan dengan menghitung umur basal ditambah kredit bulan yang diperoleh
tingkat-tingkat umur diatasnya termasuk kredit bulan pada dimana tes itu gagal - tingkat umur
gagal.
Dalam pemberian kredit bulan yaitu pada tingkat dibawah 5 tahun dikelompokan menjadi
interval setengah tahunan, jadi untuk 5 tahun kebawahkredit bulan1 bulan, untuk 5 tahun keatas
diberi kredit bulan, 2 bulan.
Jika tidak ketemu basal diganti dengan tes lain.
Alfred Binet (1857-1911) merupakan salah satu pelopor dalam pengukuran inteligensi, seorang
ahli psikologi berkebangsaan Perancis yang berpendapat bahwa inteligensi bersifat monogenetik,
yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum (g) (Azwar, 2006). Sejak tahun 1904,
Binet dan Henri telah memikirkan untuk mengembangkan metode obyektif guna menyeleksi
anak-anak yang lambat mental, karena mereka dianggap memerlukan bantuan khusus dalam
proses pendidikan. Keduanya menulis serangkaian karangan dalam LAnnee Psychologique.
Binet tidak memiliki teori inteligensi tertentu, tetapi ia bekerja di bidang tes-tes yang
menunjukkan sampel tingkah laku anak dan membedakan kemampuan dari tingkat umur yang
berbeda beda. Binet menemukan fakta bahwa pada setiap tingkat umur beberapa anak lebih baik
dari anak lainnya. Anak yang paling pandai dalam tes disebut bright (pandai, cemerlang),
sedangkan anak yang paling rendah dalam tes disebutnya miskin. Menurut Binet, inteligensi
merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berrkembang sejalan dengan proses
kematangan seseorang (Azwar, 2006).
Binet mendasarkan tesnya pada perbandingan anak tertentu dengan kelompok umur anak
tersebut. Seorang anak yang berada di atas rata-rata dalam hal inteligensi dapat menjawab
pertanyaan lebih banyak dari rata-rata anak dari kelompok umurnya. Apabila ia dapat
mengerjakan/menjawab pertanyaan sama dengan kelompok umurnya maka ia dianggap memiliki
inteligensi rata-rata. Anak yang performancenya di bawah rata rata dari kelompok umurnya maka
ia dianggap memiliki inteligensi di bawah rata rata.
Dari paparan di atas nampak bahwa Binet menggunakan umur mental sebagai dasar untuk
menentukan tingkat berfungsinya mental seorang anak. Seorang anak dapat memiliki umur 10
tahun, tetapi ia memiliki umur mental 11 tahun jika ia dapat menjawab pertanyaan yang dapat
dijawab oleh kelompok anak yang berumur 11 tahun.
Di Amerika, tes Binet ini telah dikembangkan oleh Lewis Terman dari Universitas Stanford dan
diberi nama Tes Stanford Binet. Tes ini dapat digunakan untuk semua anak yang mempunyai
latar belakang berbeda beda. Tes ini biasa disebut kemampuan untuk memikirkan hal hal abstrak.
Definisinya digunakan untuk dasar penyusunan item item tes.
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, merancang suatu alat evaluasi yang dapat
dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak
yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada
tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari
Tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan
kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil
perbaikan ini disebut Tes Stanford-binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh
psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence
Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anakanak samapai usia 13 tahun.
Daftar Pustaka
Azwar, Saifuddin, 2006. Pengantar Psikologi Inteligensi. Edisi I, Cetakan V. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar