Anda di halaman 1dari 16

BAHAN AJAR TES INTELIGENSI

Pengantar:
Perbedaan individu yang dicetuskan Sir Francis Galton dalam tulisan yang berjudul Hereditary Genius
pada tahun 1869, memotivasi para ahli untuk menyusun alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengungkap perbedaan individu tersebut, terutama dalam aspek mental psikologis.

Tes mental yang diakui sebagai tes mental pertama adalah tes yang disusun oleh James Mc Keen Cattell,
dipublikasikan tahun 1890. Tes tersebut terdiri dari 10 tugas yaitu:

1. DYNAMOMETER PRESSURE

2. RATE OF MOVEMENT

3. SENSATION AREAS

4. PRESSURE CAUSING PAIN

5. LEAST NOTICIABLE DIFFERENCE IN WEIGHT

6. REACTION TIME FOR SOUND

7. TIME FOR NAMING COLORS

8. BISECTION OF A 50 CM LINE

9. JUDGEMENT OF 10” TIME

10. NUMBER OF LETTERS REPEATED UPON ONCE HEARING

Daftar nama tes inteligensi yang sudah ada adalah:

 Tes Wechsler: WAIS, WISC, WPPSI

 Tes Raven : SPM, CPM, APM

 CFIT Skala 1, 2, 3

 TIKI: Dasar, Menengah, Tinggi

 IST: Intelligenz Struktur Test

 Tes Binet

 TONI: Test of Nonverbal Intelligence

 Kaufman: K-ABC, K-BIT, K-AIT

 PPVT: Peabody Picture Vocabulary Test


 LIPS: Leiter International Performance Scale

 KIT: Khan Intelligence Test

 TIU: Tes Inteligensi Umum

 Quick Test

 Army Alpha

 Army Beta

 Bayley Scales of Infant Development

 SIT: Slosson Intelligence Test

 SFRIT: Slosson Full Range Intelligence Test

 HAMIT: Hammil Multiability Intelligence Test

 DAP: IQ = Draw A Person: IQ

 SON: Snyders Oomen Nonverbal Scale

Konsep dan teori inteligensi:


1. Alfred Binet (1857 – 1911). Menurut Binet Inteligensi terdiri dari 3 komponen :
a. Arah. Kemampuan mengarahkan pikiran atau tindakan
b. Adaptasi. Mengubah arah tindakan setelah dilaksanakan
c. Kritik. Mengkritik diri sendiri (autokritik)
Semuanya merupakan Faktor G. sebenarnya ketiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan,
namun saling berhubungan dan berinteraksi.
2. David Wechsler (1896 – 1981) mendefinisikan Inteligensi adalah kumpulan atau totalitas
kemampuan seseorang untuk:
a. bertindak dengan tujuan tertentu
b. berfikir secara rasional
c. Menghadapi lingkungan dengan efektif
3. Charles Spearman (1863-1945). Terkenal dengan teori 2 Faktor (two factor theory of
intelligence) yaitu: Faktor g (general) dan Faktor s (spesifik)
 Faktor g: Kemampuan untuk memahami hubungan (see relationship) antara sesuatu
dan memanipulasi hubungan tersebut (manipulate those relationship) untuk mengatasi
masalah
 Contoh : kasus motor mogok. Apa penyebabnya? (memahami hubungan).
Bagaimana mengatasinya? (memanipulasi hubungan)
 Faktor s: Kemampuan memahami hubungan dan memanipulasi hubungan tersebut pada
konteks tertentu saja (misalnya mengganti busi motor, mengerjakan soal matematika,
mampu membuat puisi, dsb
4. Freeman mendefinisikan inteligensi adalah:
1. Penyesuaian terhadap masalah/lingkungan
2. Kemampuan untuk belajar
3. Kemampuan berpikir abstrak
5. E.L Thorndike mengatakan ada tiga tipe inteligensi, yaitu:
1. Inteligensi Sosial (kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain)
2. Inteligensi Kongkrit (kemampuan yang berhubungan dengan benda-benda kongkrit)
3. Inteligensi Abstrak (kemampuan memahami hal-hal abstrak, misalnya symbol, bahasa)
6. Secara umum inteligensi terdiri dari 2 komponen:
1. Belajar dari pengalaman
2. Beradaptasi dengan lingkungan
 Merupakan kesimpulan dari berbagai pandangan para ahli mengenai inteligensi
7. Raymond Bernard CattelI (1905-1998) berpendapat inteligensi terdiri atas:
Fluid intelligence (gf): Kemampuan yang diturunkan, bawaan biologis
Crystalized intelligence (gc): Pengaruh dari luar/lingkungan (pendidikan, pengalaman,
kebudayaan dsb) makin banyak stimulasi dari lingkungan, makin tinggi crystalized-nya
8. D O Hebb, dalam waktu hamper bersamaan dengan R B Cattell mengemukakan konsep
inteligensi yang hamper sama dengan Cattell, yaitu:
Inteligensi A = genotype (kemampuan dasar yang dipengaruhi gen)
Inteligensi B = phenotype (kamampuan yang tampak sebagai perilaku hasil interaksi genetik
dengan lingkungan)
9. Vernon melanjutkan konsep Hebb:
Inteligensi A = gen ; Inteligensi B = pandai ; Inteligensi C = hasil tes (B)
10. J. P. Guilford: Structure of Intellect, terdiri dari tiga dimensi yang digambarkan sebagai kubus
besar dan terdiri dari kubus-kubus kecil berdasarkan aspek-aspek:
Operation: cognition, memory, convergent production, divergent production, evaluation
Content: figural, symbolic, semantic, behavior
Product: unit, class, relation, system, transformation, implication
Jadi total kubus kecil adalah O x C x P = 5 x 4 x 6 = 120 kubus
11. Multiple intelligence: Howard Earl Gardner (1943- ). Gardner mengemukakan pendapatnya
bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari factor general yang didukung dengan factor spesifik,
tapi terdiri dari banyak factor sehingga konsepnya disebut Multiple Intelligence. Pada awalnya
konsep Gardner adalah Seven type of inyelligence, namun dengan berkembangnya masyarakat
dan budaya ditambah tiga tipe lagi.
1. Linguistic intelligence
2. Logical Mathematical Intelligence
3. Spatial Intelligence
4. Musical Intelligence
5. Bodily-kinesthetic Intelligence
6. Interpersonal Intelligence
7. Intrapersonal Intelligence
8. Naturalist Intelligence
9. Spiritual Intelligence
10. Moral Intelligence

13. Triarctic view of intelligence: Robert J. Sternberg (1949- ). Sternberg melontarkan gagasan baru
tentang inteligensi yang terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1. Analytic (Componential): efektivitas pengolahan informasi

2. Creative (experiential): merespon terhadap situasi baru, insight, merumuskan gagasan baru

3. Practical (contextual): adaptasi terhadap lingkungan  relatig tergantung budaya

Tes Wechsler
Tes Wechsler terdiri dari tiga yaitu:

• Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) untuk usia 16 tahun atau lebih

• Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) untuk usia 5 tahun sampai 15 tahun

• Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) untuk 4 tahun sampai 7 tahun 6
bulan

Perkembangan tes Wechsler: dipublikasikan pertama pada tahun 1939 dengan nama Wechsler Bellevue
Intelligence Scale (W-B) Form I dan Form II. Kemudian pada tahun 1955, W-B I direvisi menjadi WAIS,
selanjutnya tahun 1981 di revisi menjadi WAIS-R, dan 1997 di revisi menjadi WAIS III.

Pada tahun 1950 W-B II direvisi menjadi WISC, selanjutnya tahun 1974 direvisi menjadi WISC-R, tahun
1991 di revisi menjadi WISC III, dan tahun 2003 di revisi menjadi WISC IV.

Pada tahun 1963 di susun WPPSI, yang direvisi pada tahun 1989 menjadi WPPSI-R, dan tahun 2002 di
revisi menjadi WPPSI-III.

Deskripsi Tes Wechsler:

• Terdiri dari Verbal dan Performance

• Dari setiap subtes diperoleh Raw Score

• Raw Score diubah menjadi scaled score dengan tabel

• Dari jumlah scaled score masing-masing dapat dicari IQ yang terdiri dari Verbal IQ, Performance
IQ dan Full IQ

Subtes WAIS:

VERBAL TEST PERFORMANCE TEST

• Information - Digit Symbol

• Comprehension - Picture Completion


• Arithmetic - Block Design

• Similarities - Picture Arrangement

• Digit Span - Object Assembly

• Vocabulary

Subtes WISC:

VERBAL TEST PERFORMANCE TEST

• General Information - Picture Completion

• G. Comprehension - Picture Arrangement

• Arithmetic - Block Design

• Similarities - Object Assembly

• Vocabulary - Coding

• (Digit Span) - (Mazes)

Subtes WPPSI:

VERBAL TEST PERFORMANCE TEST

• Information - Animal House

• Vocabulary - Picture Completion

• Arithmetic - Mazes

• Similarities - Geometric Design

• Comprehension - Block Desig

• (Sentences) - (Animal House–Retes)

Tes Binet
Perkembangan Tes Binet:

• 1905 Tes Binet-Simon, terdiri dari 30 soal. Digunakan pertama sekali di Paris, Perancis. (Ini
adalah tes inteligensi yang pertama)

• 1908 tes Binet-Simon direvisi oleh Binet dan Simon menjadi 59 soal, revisinya adalah:

– Dikelompokkan dalam tingkat umur dari 3 tahun sampai 13 tahun

– Pertama kali dikemukakan konsep UMUR MENTAL


• 1911 Revisi kedua oleh Binet dan Simon, revisinya adalah:

– Jumlah soal bertambah

– Tiap soal diberi bobot 0,2 tahun

• 1916 Revisi I oleh Terman & Merill (Stanford University- Amerika Serikat)

– Terdiri dari 90 soal diambil dari tahun 1908, 1911 dan soal baru yang sesuai dengan
kondisi di Amerika Serikat

• 1937 Revisi II oleh Terman & Merill

– Menjadi 2 bentuk (L dan M) yang merupakan tes yang parallel, yaitu taraf kesukarannya
sama namun aitem-aitem tidak persis sama

• 1960 Revisi III Terman & Merill

– Gabungan dua bentuk sehingga menjadi Stanford-Binet Intelligence Scale Form L-M, ini
adalah tes yang diadaptasi oleh Fakultas Psikologi UGM.

• 1972 Stanford-Binet Intelligence Scale renorming. Oleh R.L Thorndike

• 1986 Stanford-Binet Intelligence Scale Fourth Edition. Oleh R.L Thorndike ; E.P Hagen ; J.M
Sattler

• 2003 Stanford-Binet Intelligence Scale Fifth Edition. Oleh Gale H. Roid

Tes Binet sebagai modal dan model:

• Sebagai Modal artinya banyak tes Inteligensi yang disusun sesudah Tes Binet, merupakan
saduran, adaptasi, atau revisi dari karya Binet tersebut

• Sebagai Model artinya dasar pemikiran, tingkat-tingkat umur, sistematika, ataupun bentuk
aitemnya meniru tes Binet tersebut

Cirri-ciri Tes Binet:

• 1. Tes inteligensi berdasar umur

• Soal-soal (aitem) digolongkan dalam tingkat-tingkat umur yaitu tahun ke II sampai dengan tahun
ke XIV, Dewasa Rata-rata, Dewasa superior I, II, dan III

• 2. Tidak semua tingkat umur disajikan (diteskan)

• Disajikan dengan dasar utama umur biologis subjek atau testi, disebut dengan CA (chronological
age) dihitung dengan : tanggal tes dikurangi tanggal lahir

• 3. Hasil tes adalah perhitungan antara umur basal dan umur ceiling

• Umur basal adalah tingkat umur dalam tes Binet di mana subjek lulus untuk semua soal, tepat
satu tingkat umur di bawah kegagalan pertama terjadi
• Umur ceiling adalah tingkat umur dalam tes Binet di mana subjek gagal untuk menjawab semua
soal

• Setiap tingkat dalam Tes Binet pada umumnya terdiri dari 6 soal, setiap soal bisa terdiri dari 1
aitem saja atau terdiri dari berapa aitem

• Lulus untuk satu soal tidak harus betul semua aitem, ada kriterianya

• Gagal untuk satu soal mungkin ada aitem yang dijawab dengan betul

• 4. Hasil tes berupa IQ dan MA

• MA adalah Mental Age yaitu umur mental yang diperoleh berdasarkan keberhasilan testi dalam
menjawab soal-soal

• IQ adalah Intelligece Quotient yaitu perbandingan antara MA dengan CA , berdasarkan tabel IQ


Tes Binet

Menghitung CA:

• Tahun bulan hari

• Tgl tes : 2013 09 24

• Tgl lahir: 2004 05 12

• ------------------------------------

• Umur : 9 04 12

• Dibulatkan menjadi: 9 – 4 (baca sembilan tahun empat bulan)

• Karena dalam tabel IQ hanya ada tahun dan bulan maka hitungan hari ditiadakan atau
dibulatkan dengan aturan:

• Sampai dengan 15 hari dihilangkan

• Mulai 16 hari atau lebih dibulatkan menjadi 1 bulan

Menentukan tingkat umur mulai tes

• Mulai tes adalah usaha mencari umur basal dengan seefektif mungkin, yaitu dengan
memperhatikan /mempertimbangkan 3 hal:

• 1. Umur kronologis (CA) testi, biasanya diberikan soal satu tingkat di bawah tingkat umur
kronologis testi

• 2. Observasi tester terhadap testi

• 3. Keterangan orang lain

• Hentikan tes apabila sudah mencapai ceiling


Hasil Tes:

• Hasil tes Binet yang dapat dipercaya adalah antara basal dan ceiling

• (perhitungan antara basal sampai ceiling adalah MA)

• Apabila tidak ada basal atau tidak ada ceiling, penyajian tes mungkin sudah benar, namun batas
umur subjek yang tidak memadai sehingga hasil tes kurang dapat dipercaya

• Jika perlu dites dengan tes inteligensi lain

• IQ didapat dengan melihat tabel IQ, mengkroskan antara MA dan CA

• Tabel IQ Tes Binet adalah IQ deviasi dengan :

• Mean = 100, SD 16

Persiapan malkukan tes:

• Tester dan testi dalam keadaan sehat secara fisik

• Tester dan testi siap mental untuk melakukan tes misalnya tidak diburu waktu untuk hal lain,
suasana hati baik, tidak sedang marah, kecewa, sangat gembira

• Kondisi lingkungan yang kondusif

• Nyaman (suhu, cahaya, suara)

• Tidak ada gangguan / interferensi

• Tidak banyak pengalih perhatian

• Dapat meningkatkan spontanitas testi

• Hubungan baik antara tester dengan testi

• Perlu dipertimbangkan adanya orang lain yang menunggu (orangtua, guru, kakak)

Persiapan alat:

• Menyiapkan Kelengkapan Alat Tes

• Meja dan kursi

• Lembar jawaban

• Memulai tes

– Berdasarkan CA, hasil observasi, informasi lain

– Biasanya tes dimulai satu tingkat di bawah CA

– Mencari basal seefektif mungkin


Penyajian tes:

• Penggunaan bahan tes

– Tester mengatur secara sistematis bahan-2 tes

– Bahan tes yang tidak digunakan disembunyikan

• Waktu penyelenggaraan Tes

– Biasanya waktu penyajian dilakukan antara 30 menit sampai 40 menit

– Penyajian dapat dilakukan lebih dari satu tahap apabila performansi testi tidak maksimal
(misalnya sudah lelah)

Petunjuk umum:

• Prosedur standar

• Urutan dalam penyajian tes diharapkan seperti di dalam manual

• Bila terpaksa penyajian dapat disesuaikan, misalnya dimulai dari yang menyenangkan

• Ketika testi telah tenang maka tes dapat disajikan sesuai urutan kembali

• Semua aitem tes dalam tingkat umur tertentu sebaiknya disajikan

– Terdapat beberapa aitem tes cadangan yang sifatnya setara pada tingkat tertentu (tes
pengganti)

• Tes pengganti diberikan kalau, karena sesuatu hal tes utama tidak dapat
disajikan

• Secara umum pengulangan harus dihindari kecuali jika terpaksa

– Kecuali tes ingatan (memori) tidak boleh diulang

• Ketika testi tidak mengerti pertanyaan yang ditujukan kepadanya

– Jika testi bertanya, tester mengulangi pertanyaan yang diberikan

• Tester dapat mengulangi pertanyaan jika testi terus menerus bungkam

• Bedakan antara respon salah tangkap atau salah dengar dengan respon yang salah dijawab

• Karakteristik anak prasekolah

– Memusatkan perhatian pada tugas yang paling menarik menurut anak

– Perhatian mereka mudah beralih

– Kurang memiliki dorongan kompetisi jika sendirian

– Masalah fisiologis sangat berpengaruh


– Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi performansi

– Dunianya adalah dunia bermain

• Tunjukkan bahwa dites adalah bagian dari dunianya

– Reward dapat membantu meningkatkan performansi anak

• Tes inteligensi anak dibuat semenarik mungkin, meski tes yang menarik bagi anak kadang
bukanlah faktor penentu pengukur inteligensi yang baik

Motivasi testi perlu ditingkatkan dengan cara mendahului dengan building rapport

Penyekoran:

• Tiap jawaban dinilai atas dasar benar-salah (lihat kunci) jawaban testi pada saat tes diberikan

– Jawaban di luar tes tidak dilibatkan

• Tester jangan sampai terpengaruh oleh kesan testi yang tidak dilibatkan dalam alat tes

– Anak yang lincah biasanya mengundang penilaian yang tinggi

• Penyekoran jangan dilakukan berdasarkan ‘kemungkinan’ bahwa testi akan bisa menjawabnya

– ‘Ah di rumah biasanya ia bisa melakukan ini’

• Sesuai buku petunjuk kunci jawaban

• Tidak terjadi halo efek

Dapat dicapai dengan jalan mencatat apa yang dikatakan testi secara verbatim / tidak meringkas dan
tidak menginterpretasi sendiri

Menentukan basal dan ceiling:

• Daerah pengukuran kemampuan dalam Tes Binet dibatasi oleh area basal dan ceiling

• BASAL tidak sama dengan mulai tes

• Mulai tes  untuk mencari BASAL

• BASAL

– Adalah tingkat dimana testee berhasil lulus untuk semua soal (mendapat skor +)

– Prediksi umur basal dapat dimulai dari menurunkan satu tingkat dari umur
kronologisnya

• Misalnya anak berusia 11 tahun maka perkiraan basal pada satu tingkat dibawah
CA (Tahun X)

• Observasi tester terhadap testee


• Keterangan dari orang lain

• CEILING

• adalah tingkat umur di mana subjek gagal (mendapat skor -) untuk semua soal.

• Apabila telah mencapai ceiling maka tes berhenti.

• Tambahan kredit dapat diberikan untuk umur sesudah ceiling, karena subjek sudah menabung
dari tingkat umur sebelumnya

• Hal ini terjadi karena ada soal-soal yang berlaku untuk lebih dari satu tingkat umur

Tes inteligensi klasikal


• Tes inteligensi klasikal adalah tes inteligensi yang dilaksanakan oleh seorang tester dengan testi
lebih dari seorang. Misalnya testi terdiri dari satu kelas, tester terdiri dari seorang tester utama
dan beberapa tester pembantu. Salah satu ciri tes inteligensi yang klasikal adalah adil untuk
lintas budaya, namun tidak semua tes inteligensi klasikan selalu adil budaya.

• Adil untuk lintas budaya, menurut Anastasi:

1. Tidak mengandung unsur bahasa

2. Tidak dibatasi kecepatan

3. Semua sudah tahu

4. Semua belum tahu

Contoh tes yang adil untuk lintas budaya:

1. LIPS (Leiter International Performance Scale)

2. CFIT (Culture Fair Intelligence Test)

3. RPM (Raven Progressive Matrices)

4. Goodenough-Harris Drawing Test

RAVEN PROGRESSIVE MATRICES Oleh John Carlyle Raven

• Standard Progressive Matrices atau disingkat SPM (untuk semua umur)

• Coloured Progressive Matrices atau disingkat CPM (5½ – 11 tahun dan lansia)

• Advanced Progressive Matrices atau disingkat APM (min 11 tahun dan cerdas)

Sejarah Tes Raven:

• Tes Raven yang pertama dibuat adalah SPM pada tahun 1938 di Inggris, sudah direvisi beberapa
kali, yang dipakai sekarang adalah revisi 1960.
• Kemudian disusun CPM untuk anak

• Selanjutnya disusun APM

• Tahun 1998 disusun bentuk paralel dan SPM plus

Aspek yang diukur Tes Raven

• - Observation & clear thinking

• - reason by analogy

• - RPM tidak mengukur verbal

• - Sebagai pelangkap Raven menggunakan Mill Hill Vocabulary Test (MHVT)

Tugas testi

• Soal terdiri dari satu gambar utuh namun ada bagian yang terpotong

• Ada potongan-potongan gambar di bawah gambar besar /utuh

• Tugas testi adalah memilih satu potongan gambar yang paling tepat untuk melengkapi gambar
yang utuh

SPM

• 1. Terdiri dari 5 seri : A, B, C, D, E

• 2. Setiap seri terdiri dari 12 item ‫׃‬Σ = 60 item

• 3. Soal setiap seri urut dari mudah ke sukar

• 4. Mengerjakan boleh tidak urut

• 5. Skor 1 jika betul, skor 0 jika salah atau tidak dikerjakan  skor subjek = jumlah yang betul

• 6. Soal nomor 1 dan 2 A harus betul

• 7. Skor subjek diubah menjadi persentil dengan tabel  kemudian diubah menjadi grade

CPM

• 1. Terdiri dari 3 seri : A, Ab, B

• 2. @ 12 item  Σ = 36 item

• 3, 4, 5, 6, 7 = SPM

• Tabel tidak sama

• Grade sama

APM
• Terdiri dari : Set I = 12 item (10’)

Set II= 36 item (40’)

Kegunaan Set I: untuk mengenalkan sistem kepada subjek dan untuk mengetahui apakah benar subjek
cerdas (subjek cerdas bila betul minimal 6 dari 12 item)

• Jika pada set I subjek menjawab salah lebih dari 6 item, maka tes dilanjutkan dengan SPM

• Jika subjek menjawab salah 6 item atau kurang tes dilanjutkan dengan APM Set II

• APM Set I tidak diinterpretasi hasilnya

• APM Set II hasilnya berupa persentil yang dapat dilihat pada tabel yang sudah disediakan

CULTURE FAIR INTELLIGENCE TEST Disusun oleh: Raymond Bernard Cattell

• Terdiri dari 3 kelompok:

• CFIT Skala 3 untuk murid SMTA ke atas dan dewasa superior

• CFIT Skala 2 untuk usia 8 – 12 tahun dan dewasa rata-rata

• CFIT Skala 1 untuk usia 4 – 8 tahun

Deskripsi CFIT Skala 2 dan 3

• CFIT Skala 3 dan 2 masing-masing terdiri dari 2 bentuk yaitu Form A dan Form B

• Setiap bentuk terdiri dari 4 tes, namun jumlah aitem untuk Skala 3 lebih banyak daripada Skala
2, dan taraf kesukaran aitem untuk Skala 3 lebih tinggi

• Dapat disajikan secara kelompok maupun individual

• Skala 3 Skala 2 waktu

• Tes 1 Series 13 12 3 menit

• Tes 2 Classification 14 14 4 menit

• Tes 3 Matrices 13 12 3 menit

• Tes 4 Conditions 10 8 2,5 menit

• Jumlah 50 46 12,5 menit

Skoring

• Skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah atau tidak dikerjakan

• Skor jawaban yang benar dijumlahkan untuk seluruh subtes


• Tes 6 Wrong Pictures 2,5 menit

• Jumlah skor ini yang dikonsultasikan ke tabel untuk mengetahui persentil dan IQ

Tabel IQ dan persentil untuk Skala 3, diperoleh dari: Raw score:

• 1. Total skor Form A (new)

• 2. Total skor Form A (sophist)

• 2. Total skor Form A (new) + Form B

• 3. Total skor Form B (after A)

• Form A (new) adalah tes Form A disajikan lebih dulu daripada Form B

• Form A (sophist) apabila Form B disajikan lebih dulu kemudian Form A

• Tabel IQ dalam kelompok umur 13 – 17 tahun

• Untuk 17 tahun keatas lihat 17 tahun

Tabel IQ dan persentil untuk Skala 2 diperoleh dari Raw Score:

• 1. Total skor Form A

• 2. Total skor Form B

• 3. Total IQ dari total skor Form A dan Form B dibagi 2

• Untuk skala 2 Form A (new) saja, tidak ada sophist

• Kelompok umur 7 – 14 tahun

• Untuk remaja-dewasa lihat 14 tahun

CFIT Skala 1: Terdiri dari 8 tes, setiap tes terdiri dari 12 aitem

• Tidak sepenuhnya culture fair, ada tes yang mengandung unsur bahasa

• Dapat disajikan secara individual maupun kelompok

• Tes 1 Substitution 3 menit

• Tes 2 Classification 2 menit

• Tes 3 Mazes 2,5 menit

• Tes 4 Selecting Named Objects 2,5 menit

• Tes 5 Following Direction 4 menit

• Tes 7 Riddles 3,5 menit

• Tes 8 Similarities 2 menit


• CFIT Skala 1 secara keseluruhan terdiri dari 96 aitem, waktu untuk mengerjakan di luar instruksi
22 menit

• Dapat disajikan dalam bentuk singkat yaitu tes 1, 3, 4, 8 (untuk kelompok)

• Fully Culture Fair: tes 1, 2, 3, 8

• Short time form: waktu 45 detik dan tes berhenti pada kegagalan pertama

• Disarankan penyajian secara individual, apabila secara kelompok disarankan kelompok kecil
sekitar 3 anak

• Hasil tes CFIT Skala 1 berupa IQ, umur mental, dan persentil

• Dapat dilihat pada tabel yang disediakan

Raw score  hasil

• Setiap subtes raw score = 12

• Total raw score adalah total dari subtes yang disajikan

• Dari raw score dapat dilihat IQ dan persentil dengan tabel yang disediakan

IST (INTELLIGENZ STRUCTUR TEST) Oleh :RUDDOLP AMTHAUER dari Jerman


perkembangan tes sejak tahun 1953; direvisi 1970; 2000; 2004

IST tahun 1970

• Untuk usia 14 th – 60 th

• Terdiri dari 9 subtes

• Hasil IQ dan Profile

• Subtes 1 SE (Satzergaenzung = melengkapi kalimat)

• Subtes 2 WA (Wortauswahl = memilih kata)

• Subtes 3 AN (Analogien = analogi)

• Subtes 4 GE (Gemeinsamkeiten = kebersamaan)

• Subtes 5 RA (Rechenaufgaben = tugas-tugas menghitung)

• Subtes 6 ZA (Zahlenreihen = deretan angka)

• Subtes 7 FA (Figurenauswahl = pemilihan gambar bentuk)

• Subtes 8 WÜ (Wuefelaufgaben = soal-soal dadu)

• Subtes 9 ME (Merkaufgaben = tugas pengamatan)


TES INTELIGENSI KOLEKTIP INDONESIA (TIKI)

• Disusun Oleh:

• Dr.P.J.D.Drenth

• B. Dengah, Dipl. Psych

• Drs. N. Bleichrodt

• Soemarto, Dipl. Psych

• Drs. S. Poespadibrata

• Kerja sama antara Fakultet Psychology Vrije Universiteit Amsterdam dengan Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran Bandung dipublikasikan tahun 198?

• Terdiri dari 3 kelompok:

• 1. TIKI Dasar

• 2. TIKI Menengah

• 3. TIKI Tinggi

TIKI M

• Digunakan untuk murid SMP kelas 3, SMA kelas 1, 2, dan 3

• Terdiri dari 12 subtes:

• 1. berhitung angka 7. membentuk benda

• 2. gabungan bagian 8. eksklusi kata

• 3. hubungan kata 9. bayangan cermin

• 4. eksklusi gambar 10. berhitung huruf

• 5. berhitung soal 11. mebandingkan benda

• 6. meneliti 12. pembentukan kata

Anda mungkin juga menyukai