Anda di halaman 1dari 15

Nama : Nur Qomaria Nteya

Kelas : B-Psikologi
NIM : C03418029
Mata Kuliah : Teori Asessmen Dasar

1. Tes Binet
a. Nama Alat Tes : Binet
b. Penyusun Alat Tes : Alfred Binet dan Theodor Simon
c. Konstruk Yang Diungkap
Tes intelegensi untuk mengukur kemampuan mental untuk anak-anak 3
komponen :
1) Kemampuan mengarahkan tindakan dan pikiran
2) Kemampuan mengubah arah pikiran bila sudah dilaksanakan
3) Kemampuan megkritik diri sendiri
d. Latar Belakang Penyusunan Alat Tes dan Teori Yang Mendasari :
Alfred Binet tahun 1881 diminta pemerintah Prancis untuk membuat tes
intelegensi untuk mengukur usia mental yang mengukur kesiapan anak masuk
sekolah yang diperintahkan oleh pemerintah Prancis karena banyak anak yang
tidak sekolah.
Perkembangan versi alat tes dan deskripsi revisi yang dilakukan
(menjelaskan perbandingan setiap revisi)
Deskripsi subtes/aspek-aspek yang diungkap (dalam masing-masing versi)

e. Awal Mula
1905
 Penemu : Psikolog Prancis : Alfred Binet Theodor Simon membuat alat
tes “Binet-Simon” untuk mengukur perbedaan keterbelakangan mental
siswa kelas khusus
 Terdiri dari 30 soal dari yang paling mudah hingga yang paling susah

1908
 Terdiri dari 58 soal
 Skor dinyatakan sebagai usia mental

1911
 Tahun kematian Binet
 Menambahkan tes baru untuk usia mental yang lebih dewasa
f. Revisi
1904-1915
 Item baru dikembangkan oleh Lewis Terman seorang Psikolog Amerika
 Penerapan konsep Stern dalam tes psikologi

1916
 Mempublikasikan buku karangannya yang berjudul di dalamnya memuat
perbaikan item dalam tes lalu diberi nama “Standford-Binet”
 Skor intelegensi diacu sebagai skor usia standar gabungan

2. Tes The WAIS

Pada awalnya, the WAIS merupakan the Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (WB)
pada tahun 1939. Wechsler menunjukkan bahwa tes inteligensi seperti Stanford-Binet
dirancang untuk mengukur intligensi anak-anak dan untuk beberapa kasus yang mencakup
orang dewasa tidak dapat sesuai. Terlebih untuk tes verbal yang standarnya kurang sesuai.
Untuk mengatasi masalah ini, Wechsler membuat alat tes yang bernama Wechsler-Bellevue,
dimana item-itemnya banyak yang diadopsi dari Tes Binet-Simon, the Army Alpha, yang
biasa digunakan untuk tes militer pada Perang Dunia I dan dari tes-tes lainnya. Pada tahun
1955, Wechsler-Bellevue diganti dengan the WAIS,yang direvisi kembali pada tahun 1981
dengan nama WAIS-R, dan direvisi kembali menjadi the WAIS-3 pada tahun 1997. Item-
item pada skala the WAIS diambil dari variasi tes, seperti pengalaman klinis dan dari proyek-
proyek pilot. Item-item tersebut dipilih dengan dasar validitas empiris walaupun seleksinya
didasari oleh Wechsler’s theory of the nature intelligence. Revisi the WAIS-R merupakan
usaha untuk memodernisasi konten alat tes, seperti, informasi baru item subtes yang mengacu
pada orang kulit hitam yang terkenal dan kepada wanita,untuk mengurangi ambiguitas, untuk
mengurangi pertanyaan-pertanyaan kontroversial, untuk memfasilitasi administrasi, dan
menilai dengan tepat sesuai dengan perubahan pada Manual.

Skala verbal Deskripsi


Information Mengukur tingkat pengetahuan. Berisi pertanyaan yang biasanya
orang dewasa tahun. Contoh : Dari mana arah matahari terbit?
Digit Span Berisi pengulangan angka dari 3 sampai 9 digit dan 2 sampai 8
digit mundur. Untuk menilai memory dan efek dari kekacauan
kecemasan.
Vocabulary Untuk menilai kosakata.
Comprehension Untuk menilai pengetahuan umum dan penarikan kesimpulan
Arithmetic (T) Untuk menilai tingkat konsentrasi. Mengatasi masalah pada
anak-anak sekolah dasar.
Similarities Untuk mengukur penilaian abstrak (bagaimana 2 hal berkaitan
atau berhubungan)

Table 5–1. The WAIS-R subtests


Performance scale Deskripsi
Picture Completion Tes dengan gambar-gambar yang ada
bagian-bagian yang hilang. Untuk
mengukur kecakapan terhadap detail-
detail/ketelitiansdf
Picture Arrangement (T) Satu set gambar-gambar yang disusun
menjadi sebuah cerita. Mengukur
kemampuan membuat perencanaan.
Block Design (T) Sebuah desain untuk menyusun blok-
blok yang penuh warna. Mengukur
pertimbangan secara non lisan
Object Assembly (T) Desain yang menyediakan objek-objek
yang familiar seperti tangan, untuk
disusun. Menilai kemampuan melihat
hubungan dan membuat menjadi satu
bagian
Digit Symbol (T) Mengukur pertimbangan visual-motor.
Dengan cara memasangkan 9 simbol
dengan 9 digit angka sesuai dengan
urutan yang tersedia
B. Norm
Sampel normatif terdiri dari sekitar 1.900 individu sebagai representatif dari berbagai ras,
dan wilayah tempat tinggal yang berbeda. orang-orang ini didistribusikan secara merata di
sembilan level umur, dari usia 16-17 , umur 70-74, dan dewasa normal, dan penyandang
kondi kejiwaan atau fisik yang parah.
C. Pattern analysis
Penggunaan skala Wechsler telah menghasilkan sejumlah besar informasi diantaranya :
analisi pola, makna dari perbedaan antara skor skala subteks atau antara IQ verbal dan
kinerja. Contohnya kita dapat mengharapkan IQ seseorang dan kinerja IQ Verbal menjadi
cukup mirip. Pola kinerja mungkin berhubungan dengan beberapa kondisi diagnostik.
Sebagai contoh, kinerja menghitung jauh lebih tinggi dari kemampuan kosakata mungkin hal
ini menunjukkan belahan otak kiri mengalami penurunan kinerja otak kiri.
(Haynes&Bensch,1981). Wechler (1941) berpendapat bahwa perbedaan besar dari dua titik
skala rata-rata subset orang yang signifikan mencerminkan beberapa kelainan. Bagian sulit
dari analisi pila adalah perbedaan antara subyek yang diperoleh oleh salah satu individu
mungkin mencerminkan kondisi diagnostik yang rendah seperti objek majelis dan picture
arrangement.
D. Factor Structure
Apakah tes Wechsler mengukur g, dua atau tiga faktor, adalah sebuah isu yang sampai
sekarang belum dapat dipecahkan. Studi dari analisis faktor sepertinya menyatakan bahwa
ada satu faktor umum dalam WAIS, yang dinamakan ‘general reasoning’. Namun, banyak
juga yang menemukan dua sampai tiga faktor penting lainnya, yang disebut ‘verbal
comprehension’, ‘performance’, dan ‘memory’. WAIS-R juga telah difaktor-analisiskan dan
hasilnya juga kurang jelas. Naglieri dan A.S Kaufman (1983) menampilkan enam faktor yang
dianalisis menggunakan metode yang berbeda. Metode yang bervariasi menghasilkan dari
satu sampai empat faktor, tergantung dari kelompok umur. Penulis menyimpulkan bahwa
interpretasi yang paling bisa dipertahankan adalah dua faktor, Verbal dan Performance, dan
diikuti dengan tiga faktor lain, yaitu: Verbal, Performance, dan Freedom from distractibility.

Penggunaan tes lebih ringkas yang menjadi aspek yang bernilai dari tes WAIS, dinamakan
experimental clinical situation, dimana perilaku subjek dapat diobservasi dibawah kondisi
yang standar. Hal itu secara umum disetujui bahwa tes yang lebih ringkas tersebut
seharusnya hanya digunakan sebagai tes seleksi dibandingkan sebagai prosedur diagnostik
atau asesmen atau penelitian dimana perkiraan intelegensi yang lebih dalam.
E. Group Administration
Meskipun tes Wechsler adalah tes yang diujikan per individu, beberapa investigator berusaha
untuk mengembangkan tes ini ke dalam bentuk kelompok, dengan memilih bagian yes yang
khusus dan mengubah prosedur pengontrolan sehingga sekelompok orang dapat diuji secara
serentak. Hasil dari pengontrolan ini secara umum berkorelasi dari rentang 0,80 sampai 0,90
dengan standar pengontrolan., meskipun lagi menyatakan bahwa data observasi yang kaya
dapat dikumpulkan dari pengontrolan per individual.
F. Examiner Error
Slate dan Hunnicut (1988) mengajukan beberapa alasan yang dapat menjelaskan adanya
kesalahan penguji dalam skala Wechsler, yaitu:
1. kurangnya training dan dan kurangnya prosedur instruksional
2. ambiguitas dalam tes manual, kurang jelasnya penjelasan tentang pemberian skor, dan
kurangnya instruksi yang lebih spesifik yang akhirnya mengambigukan respon
3. kecerobohan penguji dalam penghitungan maupun pengontrolan
4. kesalahan yang disebabkan karena perbedaan antara penguji dan yang diuji
5. masalah pekerjaan dari penguji
G. Criticism
Meskipun tes Wechsler sering digunakan, ada banyak kritik dalam kepustakaannya. G. Frank
(1983) contohnya, menyatakan tes Wechsler seperti dinosaurus yang terlalu besar dan tidak
dalam jalur konseptualisasi tertentu dari psikometrik dan inteligensi; ia juga berpendapat tes
ini sebaiknya dihapus. Namun begitu, WAIS-R telah digunakan secara luas, baik dalam
praktek klinis maupun penelitian, dan banyak keuntungan yang telah terbukti dari tes ini.
Contohnya, berlawanan dengan pendapat umum, satu penemuan umum dari tes Wechsler
adalah tes ini tidak memiliki bias sistematis yang berlawanan dengan kelompok minoritas.
Keuntungan:
- Mencakup rentang umur 16-74 tahun
- Penyelesaian manual WAIS-R dapat mencangkup standar pengukuran kesalahan
- Skalanya memiliki konten dan struktur validitas
- Dapat digunakan untuk berbagai instansi
- Reliabilitas tinggi
- Dapat menghasilkan sejumlah besar informasi diantaranya : analisi pola, makna dari
perbedaan antara skor skala subteks atau antara IQ verbal dan kinerja
- Tes ini tidak memiliki bias sistematis yang berlawanan dengan kelompok minoritas

Kelemahan:
Tes ini terlalu besar dan tidak dalam jalur konseptualisasi tertentu dari psikometrik dan
inteligensi serta adanya examiner error.

3. Tes CFIT

CFIT atau yang merupakan kependekan dari Culture Fair Intelligence Test merupakan
test yang dikembangkan oleh salah satu tokoh inteligensi terkenal, yaitu Raymond Cattel.

Test CFIT ini dibuat dengan latar belakang test – test inteligensi lainnya yang tidak bebas
nilai dan masih terpengaruh oleh budaya budaya dan juga norma pada masing – masing
Negara. Norma dan juga nilai – nilai pada suatu kebudayaan ini, dapat mempengaruhi hasil
dari pengukuran IQ atau Inteligensi individu. Karena itu, diperlukan sebuah test inteligensi
universal, yang sifatnya :

1. Bebas nilai
2. Tidak terikat pada kebudayaan tertentu
3. Dipahami oleh semua orang secara universal

Sedangkan di dalam tes CFIT ini Raymond ingin menciptakan instrumen yang secara
psikometrika sehat dan di dasarkan pada teori yang komprehensif dan juga memiliki nilai
reliabilitas dan validitas yang tinggi. Nilai Reliabitiasnya untuk skala 1 memiliki nilai .91 dan
untuk skala 2 memiliki nilai .87 dan skala 3 miliki .85 Untuk SMA keatas. Sedangkan untuk
Validitas konsep sebesar .92 dan validitas konkrit sebesar .69.

Test CFIT ini merupakan tes psikologi yang mana ia mengukur apa yang dikenal sebagai
fluid intelligence, yaitu kecerdasan yang meliputi kemampuan analisis dan penalaran.
Terdapat tiga jenis CFIT, yaitu :

1. CFIT skala 1, yang ditujukan untuk mereka yang mengalami retardasi mental
2. CFIT Skala 2, yang ditujukan untuk usia 8 hingga 13 tahun
3. CFIT skala 3, yang ditujukan untuk dewasa

CFIT Skala 3 adalah bentuk test CFIT yang paling umum dan juga banyak digunakan saat
ini, terutama untuk penggunaan rekrutmen dan juga assessment awal individu atau klien.
Administrasi dari Test CFIT

CFIT sendiri (Skala 3) terdiri dari 4 macam subtest. Berikut ini adalah ke empat macam
subtest pada CFIT:

1. Subtest 1 – Series

Peserta atau klien diminta untuk melanjutkan pola yang sudah ada, dan memilih 1 dari 6
pilihan pola yang ada.

2. Subtest 2 – Classification

Peserta atau klien diminta untuk memilih 2 dari 5 pilihan gambar, dengan pola ataupun
karakteristik yang sama atau memiliki kemiripan.

3. Subtest 3 – Matrices

Peserta atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 pilihan jawaban, yang mampu melengkapi
gambar utama yang tersaji. Subtest ini memiliki cara kerja yang mirip dengan APM, SPM,
dan juga CPM.

4. Subtest 4 – Condition / Typologi

Peserta atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 jawaban dimana jawaban tersebut memiliki
kondisi, tekstur ataupun situasi yang sama seperti pada soal yang tersaji.

CFIT merupakan bentuk battery test, karena itu membutuhkan waktu, dan peserta atau klien
dituntut untuk mampu menjawab soal pada masing – masing subtest dalam waktu tertentu.
Masing – masing subtest pada CFIT memiliki karekteristik yang berbeda – beda, sehingga
peserta atau klien nantinya harus konsentrasi dan juga focus terhadap instruksi yang
diberikan oleh tester pada saat pelaksanaan test.

Skoring dan Interpretasi dari CFIT

Skoring pada test CFIT ini dilakukan dengan melihat jawaban yagn diberikan oleh peserta
atau klien, dan menghitung total jawaban benar yang dimiliki oleh klien setelah
melaksanakan test. Total jawaban yagn benar akan disebut sebagai RS atau Raw Score, yang
harus dirubah atau dikonversi ke dalam Scaled Score. Setelah itu, skor tersebut kemudian
dipasangkan degnan norma yang sudah baku, untuk kemudian melihat tingkat kecerdasan
dari peserta atau klien. Sama seperti test APM, CFIT cenderung hanya memberikan
gambaran berupa tingkat kecerdasan ataupun kategori kecerdasan klien saja, dan tidak
memberikan nilai IQ.

CFIT bisa dibilang merupakan test inteligensi sederhana yang mudah dan juga simple, baik
dalam mengerjakan, menskoring, dan juga melakukan interpretasi, sama seperti test Matrices
(APM, SPM, dan CPM). Hal ini membuat CFIT banyak digunakan dalam rangkaian psikotes
singkat, misalnya rekrutmen, tes kecerdasan awal, assesmen awal. Namun tentu saja CFIT
cenderung terbatas, sehingga jarang digunakan sebagai alat test dalam tujuan assesmen
klinis, karena hasilnya yang kurang detail dan tidak kompleks.

4. Tes ROSCHACH
Tes Rorschach (juga dikenal sebagai tes inkblot Rorschach atau sekadar tes bercak tinta)
adalah sebuah tes psikologi di mana subjek persepsi bercak tinta dicatat yang kemudian
dianalisis dengan menggunakan psikologis interpretasi, secara kompleks diturunkan secara
ilmiah algoritma, atau keduanya. Beberapa psikolog menggunakan tes ini untuk memeriksa
kepribadian seseorang karakteristik dan fungsi emosional. Tes initelah digunakan untuk
mendeteksi gangguan pikiran, terutama dalam kasus-kasus di mana pasien enggan untuk
menggambarkan proses berpikir mereka secara terbuka. Tes ini mengambil namanya dari
penciptanya, psikolog Swiss Hermann Rorschach.

Perbedaan- perbedaan utama di antara berbagai sistem Rorschach yang berkembang dari
tahun 1930- an sampai dengan 1960- an ada pada metode skoring, dan oleh karenanya ada
pada soal- soal interpretatif. Pada dasarnya, fokus keprihatinan untuk interpretasi Rorschach
bisa di tempatkan entah pada isi respon atau pada karakteristik formalnya seperti misalnya
lokasi, determinan, kualitas bentuk, dan berbagai rangkuman kuantitatif yang diturunkan dari
respon itu. Meskipun sistem Rorschach amat berbeda dalam rincian penentuan skor dan
menginterpretasi respon terhadap kartu, banyak hal dari sistem itu memiliki kesamaan dalam
hal klasifikasi dasar kategori- kategori penentuan skor. Lokasi merujuk pada bagian noda
tinta yang dengannya responden mengasosiakan tiap respon. Apakah ia menggunakan
seluruh noda tinta, rincian umum, rincian yang tidak biasa, ruang putih, atau kombinasi dari
semua ini? Determinan respon mencangkup bentuk, warna, bayangan, dan “gerakan”.
Meskipun tentu saja tidak ada gerakan pada noda tinta itu sendiri, persepsi respon pada noda
tinta sebagai representasi dari obyek bergerak diberi skor dalam kategori ini. Diferensiasi
lebih jauh dibuat dalam kategori- kategori ini. Misalnya, gerakan manusia, gerakan hewan,
dan gerakan abstrak, atau gerakan tak berjiwa diskor secara tepisah. Demikian pula,
pembentukan bayangan bisa dipandang sebagai mewakili kedalaman, jaman, bentuk- bentuk
yang tak jelas seperti misalnya, awan, reproduksi akromatik warna seperti dalam foto.
Kualitas bentuk atau tingkat bentuk respon-respon bisa merujuk pada ketepatan respon-
respon itu menyamai lokasi yang digunakan, pada keasliannya, atau pada keduanya.
Disamping itu, kompleksitas kognitif respon-respon dan aspek- aspek kualitatif lain dari yang
dipersepsi bisa juga diskor dalam sejumlah sistem. Penanganan isi juga berbeda dari satu
sistem Rorschach ke sistem. Penanganan isi juga berbeda dari satu sistem Rorschach ke
sistem Rorschach lainnya, meskipun kategori utama tertentu digunakan secara reguler. Yang
utama diantara penanganan ini adalah bentuk- bentuk hewan, dan rincian manusia (atau
bagian dari bentuk manusia), bentuk- bentuk hewan, dan rincian hewan. Kategori penentuan
skor luas lainnya biasa mencangkup obyek seni, tanaman, peta, darah , sinar X, pakaian,
obyek seksual, dan pemandangan. Skor popularitas kerap kali didapatkan atas dasar frekuensi
relatif respon- respon yang berada diantara orang pada umumnya. Untuk masing-masing dari
10 kartu respon khusus tertentu diskor sebagai respon populer karena sering muncul.
Disamping itu kebanyakan sistem mencangkup suatu turus dari verbalisasi yang tidak lazim
atau menyimpang yang dibuat oleh peserta tes selama tes Rorschach; verbalisasi semacam itu
amat berguna dalam mendeteksi bentuk-bentuk psikopatologi yang parah. Analisa lebih jauh
atas respon-respon Rorschach umumnya didasarkan pada frekuensi relative respon- respon
dalam berbagai kategori dan juga nisbah tertentu serta antar hubungan diantara berbagai
kategori yang berbeda. Contoh-contoh jenis interpretasi kualitatif yang umumnya digunakan
bersama dengan respon-respon Rorschach adalah asosiasi respon “keseluruhan” dengan
pikiran konseptual, asosiasi respon “warna”, dengan emosioalitas dan respon “gerakan
manusia” dengan imaginasi serta kehidupan fantasi. Dalam penerapan Rorschach yang lazim,
penekanan utama ditempatkan pada deskripsi “global” final atas individu, yang di sini ahli
klinis memadukan hasil-hasil dari berbagai skor dan indeks yang berbeda. Dalam praktek
sesungguhnya, informasi yang ditarik dari sumber- sumber luar, seperti misalnya tes-tes lain,
wawancara, catatan riwayat khusus juga digunakan dalam mempersiapkan deskripsi ini.
Administrasi Tes Rorschach Administrasi atau penyajian tes akan mempengaruhi hasil tes,
penyajian yang salah akan menyebabkan subjek menjawab salah tanpa disadari. Yang
sebetulnya apabila tes disajikan dengan benar subjek dapat memberikan respon yang tepat.
Khususnya tes Rorscach validitas tes sangat dipengaruhi oleh kesempurnaan administrasinya.
Oleh karena itu tester yang berhati-hati dan seteliti mungkin dalam menyajikan tes ini agar
sesuai dengan prosedur standar yang sudah ditentukan. Bercak Tinta Tes Rorschach
Rorschach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh kartu
dan sudah di standadisir, kartu-kartu tersebut dapat digunakan sebagai alat assesmen
kepribadian seseorang. Bercak tinta itu sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna
putih sebagai dasarnya, kartu berukuran panjang 24 cm dan lebar 18 cm. Sepuluh kartu
tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Kartu achromatik. Kelompok kartu ini hanya
mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I$, IV, V, dan VI. Kartu chromatik.
Kelompok kartu ini mempunyai aneka warna lain, misalnya merah biru hijau dan sebagainya,
yaitu kartu II, III,VIII, IX dan X. Meskipun dapat dikelompikan menjadi dua seperti yang di
sebutkan di atas, masing-masing kartu Rorschach juga mempunyai ciri-ciri tersendiri yang
sering disebut sebagai insividual properties atau karekteristik kartu. Seorang tester perlu
memahami ciri-ciri setiap kartu ini, seehingga dalam melaksanakan administrasi tes dapat
lebih sempurna. Persiapan Tes Rorscach Validitas tes sangat dipengaruhi oleh administrasi
atau penyajian tes. Oleh karena itu cara penyajian dan kesiapan untuk tes harus betul-betul
diperhatikan. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah: Kesiapan tester dan testi Suasana
lingkungan fisik dan sosial Pengaturan tempat duduk tester dan testi Alat-alat yang
dibutuhkan Kesiapan Tester dan Testi Untuk melaksanakan tes Rorschach, sebaiknya tester
dan testi sama-sama siap dan bersedia untuk melaksanakan tes. Khususnya tester harus sehat
secara fisik maupun psikologis, tidak sedang sakit atau mengalami gangguan. Misalnya tidak
sedang marah, sedih ataupun terlalu gembira, dan berminat untuk melakukan tes, tidak
sedang malas. Suasana Lingkungan Fisik dan Sosial Suasana tes ini sangat bervariasi,
bergantung dari tester, testi, maupun situasi pada waktu tes dilaksanakan. Testi harus
diperlakukan sedemikian rupa sehingga merasa santai. Seorang tester yang mahir biasanya
akan dapat menciptakan suasana yang releks tetap terkontrol dengan cara membentuk rapport
(hubungan yang baik). Suasana tes ini sangat penting karena akan berpengaruh juga pada
respon yang diberikan. Respon seorang testi yang mempunyai sikap bermusuhan dengan
tester akan berlainan dengan respon testi yang bersahabat. Selain itu termasuk dengan
suasana tes ini juga menyangkut hal-hal yang bersifat fisik, antara lailn ruangan yang
memadai, lingkungan yang tenang tidak ramai atau ribut, tempat duduk yang enak,
penerangan yang cukup, sirkulasii udara yang memadai, dan persyaratan lain untuk
melaksanakan tes psikologi. Pengaturan Tempat Duduk Tester dan Testi Dalam
penyelenggaraan tes Rorschach, cara mengatur tempat duduk khususnya posisi tester dan
testi akan mempengaruhi suasana tes, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil tes.
Tempat duduk dapat diatur dalam berbagai posisi, antara lain: Tester dan testi duduk
berdampingan, menghadap kearah yang sama, tetapi tester duduk sedikit dibelakang testi.
Cara ini yang dianjurkan oleh Klopfer (1962). Tetapi tampaknya hal ini agak sulit di
Indonesia karena faktor kultural, terutama tester dan testi berbeda jenis kelamin. Tester
duduk berhadap-hadapan dengan testi. Posisi ini nampaknya yang paling sering digunakan di
Indonesia. Namun cara duduk seperti ini terlalu formal, menimbulkan kesan sedang
diintrogasi, sehingga hubungan menjadi kaku. Keadaan ini kurang cocok untuk tes
Rorschach. Tester duduk di samping testi membentuk sudut siku. Untuk tester orang
Indonesia yang pada umumnya tidak kidal, testi duduk disebelah kiri tester. Posisi susuk
seperti ini memudahkan tester untuk mengamati gerak-gerik testi maupun perubahan
wajahnya secara tidak langsung, hubungan tidak formal dan kaku. Tester juga dapat melihat
posisi kartu yang dipegang testi, dan tester lebih enak dalam menulis jawaban testi kedalam
lembar jawaban. Alat-alat yang Dibutuhkan Alat-alat yang harus dipersiapkan untuk
penyajian tes Rorschach adalah: Sepuluh kartu tes Rorscach yang sudah diatur sesuai dengan
urutannya kartu I diletakkan di paling atas, dengan keadaan dibalik sehingga gambar atau
bercak tinta menghadap ke bawah. Lembar jawaban. Ada dua macam, yaitu:

1. Lembar jawaban yang digunakan untuk mencatat semua respon atau jawaban testi pada
waktu performance proper.
2. Lembar lokasi yang digunakan untuk mencatat jawaban testi pada waktuinquiry. Alat
pengukur waktu atau Stop Watch yang akan digunakan untuk mengetahui waktu reaksi
dan waktu respon testi. Sebaiknya digunakan stop watch digital yang tidak berbunyi,
sehingga testi tidak merasa terganggu dalam memberikan jawaban. Alat tulis
Berikut ini adalah contoh kartu-kartu tes rosa :

5. CHILDREN APPERCEPTION TEST (CAT)

CAT (Children Apperception Test) adalah tes yang dirancang khusus untuk anak-anak
berusia 3-10 tahun. Tes ini dikembangkan oleh Bellak pada tahun 1993. Kartu CAT
mengganti manusia menjadi hewan dengan asumsi bahwa anak-anak kecil lebih muda
melakukan proyeksi pada hewan daripada manusia. Gambar tersebut dirancang untuk
membangkitkan fantasi yang berhubungan dengan masalah makan serta aktivitas oral,
persaingan sesama saudara, hubungan orang tua dan anak, agresi, latihan buang air kecil dan
besar serta pengalaman anak lainnya.

CAT mempersiapkan modifikasi manusia (CAT-H) untuk anak-anak yang lebih tua, terutama
di atas usia 10 tahun, penyusunan tes mempertahankan bahwa bentuk manusia atau bentuk
hewan bisa lebih efektif tergantung pada usia dan ciri-ciri kepribadian anak bersangkutan.
Gambar kartu CAT sebagai berikut.

1. Kartu 1: Anak ayam duduk mengelilingi sebuah meja dengan ayam dewasa muncul di
latar belakang.
2. Kartu 2: Beruang besar dan bayi beruang bermain tarik-menarik tali.
3. Kartu 3: Singa duduk di atas takhta diawasi oleh tikus melalui sebuah lubang.
4. Kartu 4: Seekor kanguru dengan anak kanguru di kantongnya dan anak kanguru tertua di
sampingnya.
5. Kartu 5: Dua bayi beruang tidur di kasur kecil di depan tempat tidur yang lebih besar
yang berisi dua benjolan.
6. Kartu 6: Sebuah gua di mana dua beruang besar disamping berbaring bayi beruang.
7. Kartu 7: Seekor harimau ganas melompat ke arah monyet yang mencoba memanjat
pohon.
8. Kartu 8: Dua monyet dewasa duduk di sofa, sementara monyet dewasa lain sedang
berbicar dengan bayi monyet.
9. Kartu 9: Sebuah kamar terdapat tempat tidur diambang pintu seekor kelinci duduk sambil
memangdang ke arah tersebut.
10. Kartu 10: Seekor anak anjing yang dipukul oleh anjing dewasa di depan kamar mandi.

Tata pelaksanaan tes CAT ini yaitu pemeriksa memberikan kartu demi kartu. Testi
diharapakan menceritakan apa yang terjadi dalam kartu tersebut. selain itu, pemeriksa dapat
meminta lebih spesifik pada anak tersebut untuk menjelaskan adagen pada gambar tersebut.
Waktu yang digunakan hanya 20-45 menit. Skor mengenai jawaban benar atau salah, tidak
ada. Melainkan dianalisis jawaban tersebut sesuai dengan kebutuhan, konflik, emosi, sikap
dan pola respons. Untuk itu, pemeriksa harus mencatat dan mengobservasi dalam
pelaksanaan tes berlangsung.

6. TEST HTP ( House, Tree, Person )

1. Sejarah
Sebagaimana tes DAP dan BAUM, HTP ini juga merupakan tes diagnostic dimana
dipakai sebagai alat seleksi untuk pekerja-pekerja di Perusahaan. Kemudian diperbaiki oleh
Goodenough dan di inspirasi bahwa rumah, pohon, orang dapat dipakai sebagai alat untuk
mengetahui sesuatu tentang kepribadian seseorang.
2. Aspek yang di Ungkap
- Mengukur keseluruhan aspek pribadi
- Mengetahui interaksi pribadi dengan lingkungan
- Mengetahui tingkat intelegensi
- Keperluan diagnosis/prognosis dan pekembangan kepribadian setelah diberi treatment.
3. Cara penggunaan/penyajian
Tes HTP ini diberikan secara individual dan klasikal, subyek diminta menggambar rumah,
pohon dan orang diatas kertas kosong dengan waktu penyajian dan terbatas tapi normalnya
10 menit. Sebaiknya tes ini diberikan bersamaan dengan tes DAP, BAUM dan Wartegg.
4. Tekhnik Skoring
Scoring dilakukan berdasarkan :
- Proporsi gambar
- Posisi gambar
- Komposisi gambar
- Penyelesaian gambar
- Bentuk pohon
- Bentuk orang
- Bentuk rumah
7. TEST WARTEGG

a. Sejarah
The Wartegg drawing completion test = Wartegg Zeichen Test (WZT). Dibuat oleh
Psikolog Jerman yaitu Ehrig Wartegg. Merupakan salah satu teknik proyektif yang muncul
antara tahun 1920-1930. Teknik proyektif adalah content dan kualitas gambar yang
dihasilkan individu akan merefleksikan kepribaidannya. WZT banyak digunakan di Amerika
Selatan, Finlandia, Italia, dan negara-negara yang mengunakan bahasa Jerman sebagai
bahasa nasional. Ehrig Wartegg lahir pada 7 Juli 1897 di Dresden, Jerman. Wartegg turut
bergabung dalam tentara Austro-Hungarian, saat World War 1. Setelah perang selesai
Wartegg belajar tentang komposisi musik dengan konduktor musik dari Jerman yaitu, Karl
Bohm dan Kurt Striegler. Wartegg merasa ia tidak berhasil dalam mempelajari komposisi
musik, lalu beralih belajar tentang psikologi dan filsafat. Ia mempelajari tentang
Psikoanalisis, filsafat mistik, seni modern, dan psikologi Gestalt.
b. Aspek yang di Ungkap
- Mengungkap adanya indikasi patologis
- Mengungkap kepribadian secara keseluruhan
- Individu dan lingkungan sekitarnya
c. Cara penggunaan/penyajian
Bentuk tes ini adalah selembar kertas yang isinya tergambar delapan kotak yang berisi
stimulus tertentu. Tes ini dapat disajikan secara individual atau klasikal dengan waktu yang
digunakan umumnya antara 15-40 menit tergantung pada kualitas hasil ujian, kelayakannya
menurut stimuli. Tes ini digunakan dalam praktek konseling dan psikoterapi.
d. Tekhnik scoring
Blangko scoring terbagi menjadi dua bagian yang saling berhadapan. Di sebelah sisinya
adalah daftar criteria atau variabel yang termasuk bagian kuantitatif dalam diagnosis. Angka-
angka pada lajur atas menunjuk pada nomor gambar, bila pemberian skor telah selesai maka
skor yang diperoleh oleh kedelapan gambar pada setiap kriteria di jumlahkan, dan jumlahnya
dituliskan disamping criteria yang bersangkutan yaitu didalam kolom total score dengan
jumlah yang di isikan adalah jumlah dalam angka bulat.
Pemberian skor diberikan dengan tanda (X) berarti satu poin penuh dan tanda garis miring (/)
berarti setengah poin. Agar diagnosis individu dapat dilakukan dengan baik maka sebaiknya
dilengkapi dengan data pribadi seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan
subyek.

Contoh Wartegg Test


DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/282949647/Binet
http://12042ma.blogspot.com/2014/01/tes-inteligensi.html
https://www.psikoma.com/test-inteligensi-cfit/
https://www.universitaspsikologi.com/2018/04/sejarah-pengertian-persiapan-tes-rorschach.html
http://psikologi-komunikasi.blogspot.com/2014/05/jenis-alat-alat-tes-psikologi-proyektif.html

Anda mungkin juga menyukai