Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.

1 Januari – Maret 2014

IMPLEMENTASI MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN


TWO STEP FLOW COMMUNICATION DALAM
MENYEBARKAN INFORMASI KESEHATAN IBU DAN JANIN
MELALUI PARA DUKUN BERANAK
DI JAWA BARAT
Lukiati Komala, Hanny Hafiar, Trie Damayanti, Lilis puspitasari
Universitas Padjadjaran Bandung

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk: Menggambarkan tujuan dan sebab pemilihan yang dilakukan ibu hamil untuk tetap
mendatangi dukun beranak, Menggambarkan pola komunikasi dukun beranak yang dirasakan ibu, Menggambarkan
harapan yang dimiliki oleh ibu hamil dalam proses pemberian informasi dan pelayanan kesehatan, Menggambarkan
perbandingan kredibilitas dukun beranak dan bidan desa berdasarkan penilaian ibu hamil, Menghasilkan isi dan
pengemasan pesan dalam mempersuasi ibu hamil dalam meningkatkan kredibilitas bidan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif, dengan metode studi kasus
deskriptif. Adapun penentuan sampel menggunakan teknik purposif. Hasil dan kesimpulan penelitian menunjukkan
bahwa: Tujuan untuk tetap mendatangi dukun beranak yang dilakukan oleh ibu hamil di daerah pedesaan di Jawa
Barat, adalah untuk memperoleh pelayanan Pijat bayi, Memandikan dan belajar mengurus bayi sampai cuplak puser,
Gedog, Membetulkan posisi bayi sungsang dalam kandungan, dan pijat kandungan selepas melahirkan. Pola
komunikasi dukun beranak yang dirasakan ibu meliputi aspek komunikasi verbal dan non verbal. Sedangkan
harapan yang dimiliki oleh ibu meliputi: akses dan transportasi, biaya, Peralatan, Pelayanan, Obat-obatan dan
Jumlah tenaga Bidan. Perbandingan kredibilitas, secara keseluruhan aspek kompetensi, karisma, sarana pelayanan
kesehatan, peralatan dan obat-obatan yang diberikan bidan desa mendapat penilaian yang lebih besar dari ibu hamil
di pedesaan dibandingkan dukun beranak. Namun karakter dukun beranak dianggap lebih baik dibandingkan
karakter bidan desa. Pesan yang efektif untuk mempersuasi ibu hamil guna meningkatkan kredibilitas bidan desa
yaitu penekanan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan bidan desa kepada masyarakat merupakan pelayanan
kesehatan yang menjamin faktor kebersihan, kenyamanan, lengkap, profesional dan gratis. Saran yang dapat
diberikan dalam penelitian ini adalah para bidan desa sebaiknya lebih mengembangkan kemampuan untuk lebih
memahami karakteristik masyarakat setempat dimana ia ditugaskan.

Keywords: komunikasi; kesehatan; dukun beranak; ibu hamil; masyarakat pedesaan

PENDAHULUAN menikah di usia dini. Menurut Kepala


BKBPP Kabupaten Bandung, drg Grace
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Mediana Purnami MKes, penyebab masih
Kematian Bayi (AKB) di Jawa Barat tingginya angka kematian akibat
masinh tinggi. Sebanyak 3.200 ibu pendarahan. Dan hal tersebut dikarenakan
meninggal per tahun saat melahirkan. Dari ibu menikah terlalu muda atau biasa disebut
1.000 angka kelahiran, 28 bayi meninggal1. nikah dini dan melahirkan di usia muda.
Salah satu penyebab ibu meninggal adalah Penyebab lainnya adalah melahirkan terlalu
tua, melahirkan terlalu sering atau banyak.
Angka kematian bayi masih tinggi, angka
1
http://jabar.tribunnews.com/2013/02/04/angka- kematian ibu melahirkan masih tinggi,
kematian-ibu-dan-anak-di-jabar-masih-tinggi, angka harapan hidup masih rendah. Dalam
diakses pada tanggal 4 Mei 2013 kurun waktu enam tahun, yaitu 2002-2008,

38
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.1 Januari – Maret 2014

pergeseran ibu melahirkan dengan bantuan Institute (WRI) selama 2007 di tujuh
dukun ke bidan di Jawa Barat hanya sekitar kabupaten di Indonesia menunjukkan,
10%. Pada 2002, persentase ibu yang hingga kini sebagian perempuan dari
melahirkan dengan bantuan jasa dukun keluarga miskin masih memilih
beranak mencapai 80%. Pada 2003 juga menggunakan jasa dukun beranak/bayi
begitu. Lima tahun berikutnya, yakni 2008, untuk membantu proses persalinan.
persentasenya menurun menjadi 70%. Jaminan pelayanan kesehatan gratis
Hanya berkurang 10%. Angka ini cukup ternyata tidak serta merta mengurangi
memprihatinkan. Bandingkan dengan Jawa pilihan perempuan miskin untuk ke dukun
Timur yang sama-sama berada di Pulau beranak. Ini masih terjadi di beberapa
Jawa. Pada 2002, ibu melahirkan yang daerah. Penelitian WRI ini dilakukan
datang ke dukun beranak 80%, sekarang Lampung Utara (Lampung), Lebak
tinggal 35%. Penurunan drastis ini (Banten), Indramayu (Jawa Barat), Solo
menunjukkan program kesehatan di (Jawa Tengah), Jembrana (Bali), Lombok
provinsi itu cukup berhasil2. Tengah (Nusa Tenggara Barat), dan Sumba
Tak dapat dimungkiri, tingginya angka Barat (Nusa Tenggara Timur), hal itu
kematian bayi dan kematian ibu melahirkan dipengaruhi oleh banyak faktor3. Sementara
di Jawa Barat antara lain disebabkan tenaga itu, berita Tempo Interaktif, di tahun 2010,
yang menangani persalinan tidak punya jumlah bayi di kabupaten Probolinggo yang
kemampuan medis standar dan layak. proses kelahirannya ditangani dukun
Kondisi pelayanan pendidikan dan beranak masih cukup tinggi.
pelayanan kesehatan bagi masyarakat Jawa Dalam setahun terakhir mencapai 1.226
Barat yang memprihatinkan, salah satunya persalinan. Dari jumlah tersebut, sepuluh
proses persalinan melalui jasa dukun ibu di antaranya meninggal dunia. Menurut
beranak. Proses bersalin tidak dengan dinas kesehatan kabupaten Probolinggo,
pertolongan tenaga medis, merupakan salah peran dukun beranak tidak mungkin secara
satu persoalan dalam menekan AKI. langsung dihilangkan hal ini akibat
Keberadaan dukun beranak yang ada di pengaruh budaya masih banyak
tengah masyarakat, tidak dianggap sebagai masyarakatnya yang percaya pada dukun
faktor penghambat. Pemerintah justru harus beranak4. Bahkan sebuah studi di suatu
menggandeng para dukun beranak ini wilayah di Surabaya tahun 2011 masih
sebagai bagian dalam menekan AKI, menemukan riwayat persalinan yang tidak
dilibatkan dalam proses persalinan. ditolong oleh nakes (Ni'ana, 2011).
Keberadaan para dukun beranak yang Indikator pencapaian peningkatan
sudah ada sejak awal di wilayah kerja kesehatan ibu adalah menurunkan angka
mereka masing-masing, diajak ikut serta kematian ibu dan meningkatnya proporsi
dalam membantu melayani masyarakat. pertolongan kelahiran oleh tenaga
Sehingga, keberadaan para dukun tetap kesehatan terlatih. Tenaga kesehatan
menunjang kinerja medis, sebagai patner terlatih adalah dokter, bidan, perawat dan
kerja daam setiap proses persalinan. tenaga medis lainnya. Saat ini yang menjadi
Fenomena tersebut diperkuat oleh hasil ujung tombak dilapangan terkait dengan
penelitian yang dilakukan Woman Research
3
2http://www.unisosdem.org/article_detail.php?ai Antara News, 2008
4
d=10087&coid=3&caid=31&gid=2, diakses Tempo Interaktif, 2010
pada tanggal 5 mei 2013  

39
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 1 Januari – Maret 2014

pertolongan persalinan oleh tenaga Menggambarkan pola komunikasi dukun


kesehatan adalah bidan. Jika mengacu pada beranak yang dirasakan ibu hamil
konsep desa siaga5, targetnya di setiap desa merupakan kelebihan sehingga ibu hamil
di seluruh wilayah di Indonesia minimal tetap memilih untuk mendatangi dukun
terdapat satu bidan. beranak di daerah pedesaan di Jawa Barat.
Gambaran realitas tentang tingginya angka (3) Menggambarkan harapan yang dimiliki
kematian bayi dan ibu yang melanda oleh ibu hamil dalam proses pemberian
penduduk pedesaan di Indonesia seperti informasi dan pelayanan kesehatan ibu
diuraikan di atas khususnya di Jawa Barat, hamil dan janin oleh bidan desa di daerah
sebenarnya bukan merupakan fokus kajian pedesaan di Jawa Barat. (4)
pokok dalam penelitian ini. Pokok Menggambarkan perbandingan kredibilitas
permasalahannya adalah bagaimana dukun beranak dan bidan desa berdasarkan
mengimplementasikan model komunikasi penilaian ibu hamil di daerah pedesaan di
two step flow communication yang Jawa Barat. (5) Menghasilkan isi dan
melibatkan para tenaga medis kesehatan pengemasan pesan yang efektif dalam
untuk menyebarkan informasi mengenai mempersuasi ibu hamil dalam
kesehatan persalinan kepada dukun beranak meningkatkan kredibilitas bidan desa
untuk menekan angka kematian ibu dan melalui pengimplementasian model
janin. komunikasi two step flow communication
Menjadi menarik diamati ketika dua dalam penyebaran informasi kesehatan ibu
kepentingan yang sejalan tenaga kesehatan hamil dan janin agar tingkat kematian ibu
dan dukun beranak tetapi berbeda latar dan anak dapat diminimalisasi di daerah
belakang ini bertemu di lapangan. Banyak pedesaan di Jawa Barat.
pertanyaan yang muncul, antara lain: Model ini mengemukakan media secara
bagaimana mereka bersinergi atau justru tidak langsung mempengaruhi masyarakat
saling menegasikan? Bagaimana eksistensi dengan perantara yaitu pemimpin opini.
mereka di masyarakat terutama di Namun model ini tidak cocok untuk
perdesaan yang tradisinya masih kuat? masyarakat perkotaan karena mayarakat
Berdasarkan latar belakang diatas maka perkotaan lebih percaya pada media dan
penelitian ini bertujuan untuk bukan pada pemimpin opini.
mengimplementasikan model komunikasi Dalam penelitian ini diasumsikan
teori two step flow communication guna penyebaran informasi kepada masyarakat
menyebarkan informasi kesehatan dari oleh pemerintahan (Dinas kesehatan)
tenaga medis kepada dukun beranak yang melalaui tenaga medis (dokter dan bidan)
selanjutnya menjadi ujung tombak bagi dapat dilakukan melalui perantara dukun
pemberian pelayanan kesehatan ibu dan beranak. Hal ini dikarenakan eksistensi
janin di daerah Jawa Barat. keberadaan dukun beranak yang masih
Adapun Tujuan Penelitian, adalah sebagai cukup kuat di kalangan masyakat
berikut : (1) Menggambarkan tujuan dan pedesaann. Seperti yang sudah diuraikan di
sebab pemilihan yang dilakukan ibu hamil latar belakang, masyarakat pedesaan masih
untuk tetap mendatangi dukun beranak di memilih dukun beranak dalam membantu
daerah pedesaan di Jawa Barat. (2) proses persalinan mereka. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan
pemimpin opini (dalam hal ini dukun
5
Kepmenkes no. 564/menkes/SK/ beranak) dengan melatih mereka melalui
VIII/2006 pelatihan pelatihan dan sosialisasi
 

40
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.1 Januari – Maret 2014

mengenai informasi kesehatan ibu dan mengenai proses persalinan yang sesuai
janin, sehingga dukun beranak mempunyai dengan ilmu kedokteran.
pengetahuan dan informasi yang cukup

Media Pemimpin Masyarakat


Opini

Two-Step Flow Communication Model


(Sumber: Josep De Vito; 1997 dalam Nurudin : 2004: 132)

Beberapa kepustakaan di atas yang Weaver II (1998) menambahkan bahwa


semuanya berbahas mengenai tema komunikasi itu bukan saja proses orang-
pencarian informasi yang dilakukan oleh orang berbagi informasi, melainkan juga ide
berbagai kalangan masyarakat, juga (gagasan) dan perasaan. Selanjutnya Rogers
informasi kesehatan, dan praktik persalinan mengemukakan bahwa komunikasi adalah
di pedesaan, digunakan untuk ancangan dan suatu proses dimana para partisipan saling
pembandingan penelitian ini. Dalam mengembangkan dan membagi informasi
praktiknya, proses penelitian ini diwarnai antara satu dengan lainnya untuk mencapai
oleh pendekatan-pendekatan yang ada dalam suatu pemahaman bersama (Rogers, 1995).
kepustakaan dimaksud, dan hasil aklhir dari Di sini tersirat pengertian bahwa antara satu
penelitian ini pun nantinya dilengkapi dan partisipan dengan partisipan lainnya masing-
didasarkan kepada pandangan-pandangan masing menyadari kekurangannya atas
teoretis yang senada dengan teori dan informasi-informasi yang lengkap mengenai
metode pendekatan pada kepustakaan di suatu isu. Karena itu penting untuk
atas, sehingga karya proses dan hasil mengkomunikasikan pengetahuan-
penelitian ini layak dipublikasikan dalam pengetahuan antara satu dengan yang lain
bentuk buku teks (buku ajar) dan Jurnal untuk membangun suatu pemahaman
penelitian. bersama yang sempurna.
Effendy (2001) menambahkan bahwa
Komunikasi dan Pesan komunikasi di sini merupakan proses
Komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan
penyampaian pesan oleh komunikator seseorang (komunikator) kepada orang lain
kepada komunikan (Berlo, 1960). Konsep (komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan,
komunikasi ini berasal dari bahasa latin, informasi, opini dan lain sebagainya yang
yaitu communicare yang secara harfiah muncul dari benaknya. Sedang perasaan bisa
berarti berpartisipasi atau memberitahukan; merupakan keyakinan, kepastian, keragu-
bisa juga berasal dari kata communis yang raguan dan sebagainya yang timbul dari
berarti milik bersama (kebersamaan). lubuk hati. Komunikasi mengacu tindakan
Komunikasi dianggap sebagai suatu proses oleh satu orang atau lebih yang mengirim
berbagi informasi untuk mencapai saling dan menerima pesan yang terdistorsi oleh
pengertian atau kebersamaan (Rogers, 1986; gangguan (noise), terjadi dalam suatu
Kincaid dan Schramm, 1987). Hybels dan konteks tertentu, mempunyai pengaruh

41
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 1 Januari – Maret 2014

tertentu dan ada kesempatan untuk Proses komunikasi ini tidak terhenti sesudah
melakukan umpan balik (Devito, 1997). terdapat umpan balik, melainkan kembali ke
Baik Miller (1986), Hovland (Effendy, peserta pertama kemudian peserta tersebut
2000) maupun Mulyana dan Rakhmat menyusun pesan yang baru lagi (Kincaid
(2001) melihat komunikasi sebagai proses dan Schramm, 1987). Dengan demikian
mengubah perilaku seseorang. Dimana dalam model ini proses komunikasi
kegiatan komunikasi tersebut berupa proses berlangsung bolak-balik, yang menurut
penyampaian pesan oleh komunikator Effendy (2001) dikenal sebagai two-way
kepada komunikan melalui saluran tertentu traffic communication atau komunikasi dua
dengan efek tertentu (Effendy, 2000; arah.
Laswell, 1976). Hal ini sejalan dengan Rahim (Depari dan MacAndrews, 1998)
pemikiran Slamet (2003) yang melihat menyebutkan bahwa arah komunikasi dalam
kegiatan komunikasi pembangunan pembangunan desa biasanya mengalir dari
(development communication) sebagai atas yang bersumber pada perencana
aktivitas penyuluhan pertanian (agricultural pembangunan atau pejabat daerah. Selain itu
extension atau extension education), karena arus komunikasi bisa terjadi antar anggota
pada dasarnya tiga istilah itu semua masyarakat yang setara (horisontal).
mengacu pada disiplin ilmu yang sama. Di
sini beliau menyatakan bahwa tujuan
penyuluhan pertanian yang sebenarnya METODE PENELITIAN
adalah perubahan perilaku kelompok sasaran
(Slamet, 1978). Mardikanto (1993) Penelitian ini merupakan perpaduan
menegaskan melalui penyuluhan pertanian penelitian kuantitatif dan kualitatif. Analisa
ingin dicapai suatu masyarakat yang data sekunder seperti data demografis,
memiliki pengetahuan luas, memiliki sikap psikografis, sosiografis, potensi desa dan
yang progresif untuk melakukan perubahan Riskesdas dilakukan dengan pendekatan
dan inovatif terhadap informasi baru, serta spasial. Pengumpulan data kuantitatif
terampil dan mampu berswadaya untuk dilakukan dengan cara survey. Pengumpulan
mewujudkan keinginan dan harapan demi data kualitatif dilakukan dengan cara
perbaikan kesejahteraan masyarakat. observasi dan wawancara, informannya
Selanjutnya dijelaskan bahwa proses adalah tenaga medis dari dinkes yang
komunikasi antara lain terdiri dari model ditempatkan di pedesaan yaitu bidan desa,
komunikasi linear dan relational. Dalam dukun beranak, serta ibu hamil yang tinggal
model linear, informasi yang berasal dari di wilayah puskesmas terpilih. Data yang
sumber disebut pesan dan yang berasal dari dihasilkan tersebut diolah dan dianalisis
penerima disebut umpan balik. Di sini dengan teknik analisis domain, kategorial
penerima hanya memberikan umpan balik dan komponensial, sehingga membentuk
kepada sumber, tetapi tidak menciptakan matriks atau tipologi.
dan meneruskan pesan-pesannya. Model Instrumen yang yang digunakan dalam
komunikasi seperti ini biasanya terjadi pengumpulan data kuantitatif adalah berupa
secara vertikal. Dalam model komunikasi kuesioner dengan pertanyaan tertutup.
relational, setiap partisipan komunikasi Pedoman wawancara digunakan untuk
dapat saling meneruskan atau memberikan menghasilkan data berupa pemahaman
pesan baru karena setiap pesan dapat dipakai dukun beranak mengenai informasi
sebagai perangsang untuk mendapat umpan kesehatan dan penilaian ibu hamil sebagai
balik dari pesan-pesan sebelumnya. bagian dari masyarakat mengenai pelayanan

42
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.1 Januari – Maret 2014

kesehatan yang diberikan dukun beranak. HASIL


Pedoman observasi meliputi situasi, kondisi, Berdasarkan data yang diperoleh dari
relasi, interaksi dan komunikasi dalam lapangan, diketahui bahwa tujuan pasien
konteks komunikasi yang terjadi di antara untuk mengunjungi dukun beranak adalah
dukun beranak dan ibu hamil. untuk memperoleh pelayanan seperti pijat
Participant yaitu dukun beranak dan ibu bayi, belajar memandikan bayi, gedog,
hamil atau ibu yang memiliki bayi. Aktivitas memijat kandungan yang didiagnosa berisi
pengamatan meliputi frekuensi/durasi bayi yang berada dalam posisi sungsang,
aktivitas (berapa kali dan berapa lama ataupun memijat perut pasien pasca
pengamatan dilakukan). Variabel yang persalinan agar kondisi rahim dapat kembali
diteliti meliputi karakteristik informasi yang dalam keadaan normal.
disebarkan melalui media komunikasi oleh Sedangkan untuk kelebihan yang dimiliki
tenaga medis dari dinas kesehatan dan dukun beranak dalam penilaian pasien,
kredibilitas dukun beranak sebagai opinion meliputi unsur kemampuan, kepribadian dan
leader dalam konsep yang terkandung pada fasilitas yang bisa diperoleh, antara lain:
teori two step flow communication yang
digunakan dalam penelitian ini. 1. Kemampuan
Pemilihan kabupaten mengacu pada data o Bisa pijat bayi
dari BPS Jawa Barat tahun 2004, dengan o bisa gedog
cakupan layanan kesehatan yang belum o bisa mengurus bayi sampai cuplak puser
begitu optimal karena wilayah Jawa Barat o bisa memprediksi kehamilan cukup
yang cukup luas, tampaknya diperlukan dengan megang perut saja
upaya prioritas pada daerah-daerah yang 2. Kepribadian
memiliki persebaran AKB yang cukup o sabar dalam menangani kelahiran
tinggi, seperti di wilayah pantura dan Jawa o baik
Barat bagian selatan misalnya. Menurut data o ramah
tahun 2004, capaian AKB pada daerah- o enak diajak ngobrol
daerah tersebut relatif cukup tinggi, seperti o sudah tua lebih berpengalaman
di Kabupaten Karawang misalnya, capaian o Kenal dekat sehingga lebih akrab tak
AKB-nya sekitar 55,70 per 1000 kelahiran berjarak
hidup, kemudian disusul Kabupaten Cirebon 3. Fasilitas
(54,46 per 1000 kelahiran hidup), o siaga (paling dekat rumah)
Kabupaten Indramayu (53,89), Kabupaten o murah
Majalengka (48,50) dan Kabupaten Bekasi o pembayaran dapat disesuaikan dengan
(46,61). Sedangkan di wilayah selatan Jawa kesediaan dana
Barat, AKB yang cukup tinggi terjadi di o bisa dipanggil ke rumah
Kabupaten Garut yang mencapai 53,79 per o ada pelayanan satu paket sejak kehamilan
1000 kelahiran hidup, dan Kabupaten hingga bayi berumur 40 hari
Tasikmalaya (48,75) serta Kabupaten o Malas ke Bidan, karena sudah terbiasa
Cianjur (50,87).6 dengan dukun beranak
o Tidak ada pilihan, karena dianjurkan
keluarga untuk ke dukun beranak

Mengacu pada data yang berhasil


dikumpulkan dari lapangan, diketahui,
6
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat terdapat beberapa aktivitas komunikasi

43
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 1 Januari – Maret 2014

verbal yang dianggap sebagai kelebihan kesehatan ibu hamil dan janin. Berdasarkan
dukun beranak oleh para ibu hamil, sehingga hasil pengumpulan data melalui angket,
mereka masih mengandalkan keberadaan wawancara dan observasi, diketahui bahwa
dukun beranak guna mempeoleh pelayanan pesan-pesan yang dapat dikemas dalam
kesehatan, yaitu: Bahasa yang digunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi
bahasa daerah yang menimbulkan perasaan sikap pasien terhadap bidan desa,
adanya kesamaan antara dukun beranak dan diantaranya adalah penekanan terhadap
pasien serta tutur bahasa yang digunakan informasi bahwa pelayanan kesehatan yang
saat menangani pasien cenderung berbahasa diberikan bisan desa kepada masyarakat
daerah yang halus sehingga membuat pasien merupakan pelayanan yang menjamin
merasa lebih dihargai. tingkat kebersihan baik untuk aspek sarana
Adapun aktivitas komunikasi verbal yang ruang tunggu, ruang praktek, peralatan
dianggap sebagai kelebihan dukun beranak medis dan penanganan medis; fasilitas yang
oleh para ibu hamil, antara lain: Bersikap nyaman di ruang tunggu dan ruang praktek;
sabar dalam menangani kelahiran, walaupun kelengkapan sarana prasarana medis, seperti
pasiennya menangis atau menjerit-jerit peralatan, obat-obatan, alat transportasi serta
kesakitan; Baik, tidak banyak komentar saat ketersediaan peralatan dalam kondisi
mngetahui pasien terlalu muda atau terlalu darurat; profesionalitas, keterampilan serta
tua untuk melahirkan; Pengertian, tidak keahlian penanganan medis dari bidan desa
banyak komentar walaupun pasien sudah yang terlatih, hal ini diharapkan dapat
mempunyai banyak anak atau belum lama menimbulkan perasaan aman dan
ini juga melahirkan; Ramah, tidak menghilangkan perasaan khawatir terjadinya
menunjukkan wajah kurang suka saat kesalahan penanganan medis di dalam diri
mengetahui pasien jarang memeriksakan pasien; biaya yang relatif gratis apabila
kehamilan; Perhatian dan mau memahami mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku
kondisi pasien; peduli pada kondisi ekonomi bagi penerima bantuan Jampersal.
pasien sehingga mau dibayar berapa saja,
dengan apa saja atau kapan saja; enak diajak PEMBAHASAN
ngobrol sehingga pasien tidak sungkan Pada prinsipnya setiap individu memiliki
walaupun banyak bertanya. kebutuhan. Salah satu kebutuhan masyarakat
Sedangkan perbandingan kredibilitas, secara pedesaan yang tengah diupayakan
keseluruhan aspek kompetensi, karisma, pemerintah untuk segera dipenuhi adalah
sarana pelayanan kesehatan, peralatan dan kebutuhan masyarakat pedesaan akan
obat-obatan yang diberikan bidan desa pelayanan medis, terutama pelayanan
mendapat penilaian yang lebih besar dari ibu kesehatan ibu hamil dan janin. Kebutuhan
hamil di pedesaan dibandingkan dukun masyarakat desa akan pelayanan kesehatan
beranak. Namun karakter dukun beranak merupakan kebutuhan yang bersifat sosial,
dianggap lebih baik dibandingkan karakter hal ini disebabkan manusia tergantung satu
bidan desa. sama lain, maka terdapat kebutuhan yang
Adapun tujuan penelitian yang terakhir hanya bisa dipuaskan jika masing-masing
adalah mengidentifikasi isi dan pengemasan individu ditolong oleh orang lain (Hasibuan,
pesan yang efektif dalam mempersuasi ibu 2005: 94).
hamil dalam meningkatkan kredibilitas Namun, upaya pemerintah dalam memenuhi
bidan desa melalui pengimplementasian kebutuhan masyarakat, kadang-kadang tidak
model komunikasi two step flow selalu berhasil. Hal ini disebabkan seringkali
communication dalam penyebaran informasi terjadi ketidak sesuaian antara upaya

44
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.1 Januari – Maret 2014

pemerintah yang dikejawantahkan secara Jadi, tingkat pendidikan masyarakat desa


teknis melalui berbagai program pemerintah yang memiliki kecenderungan mayoritas
dengan kebutuhan nyata masyarakat di berpendidikan rendah mengakibatkan pesan-
lapangan. Hal ini dapat terjadi karena pesan pembangunan yang dicanangkan guna
program pemerintah pada prinsipnya kesejahteraan masyarakat cenderung sulit
dikembangkan melalui peng-akomodasian dicerna dan dipahami oleh masyarakat itu
kebutuhan masyarakat yang bersifat umum, sendiri. Bahkan pesan-pesan pemerintah
sehingga kebutuhan-kebutuhan masyarakat kerap kali ,alah dianggap sebagai sesuatu hal
yang mengandung aspek khusus menjadi yang mengikat dan membatasi kebebasan
tidak terpenuhi. mereka, seperti contohnya program keluarga
Padahal, manusia sebagai individu tentunya sejahtera yang dicanangkan pemerintah
memiliki perbedaan unik yang perlu melalui pembatasan jumlah anak.
penanganan yang bersifat unik pula. Hal ini Namun demikian, pemerintah tetap saja tak
sesuai dengan pernyataan kaum sosilogi henti-henti berupaya memberikan
humanistis yang mengemukakan bahwa: pemahaman kepada masyarakat agar tujuan
"dunia sosial berbeda dengan dunia alam, utama pemerintah untuk mensejahterakan
maka dunia sosial harus dimengerti sebagai rakyat dapat terpenuhi. Program-program
suatu penyelesaian yang terlatih dari pemerintah sejauh ini telah disosialisasikan
manusia sebagai subjek yang aktif, dan melalui berbagai media, salah satunya
pembentukan dunia sebagai sesuatu yang melalui public srvice announcement (PSA)
mempunyai makna dan dapat atau iklan layanan masyarakat (ILM).
diperhitungkan atau dimengerti dengan jelas Namun berdasarkan pengamatan di
melalui bahasa, sehingga harus dipandang lapangan, pesan-pesan yang dikemas
bukan semata-mata sebagai suatu lambang melalui media massa, tidak seluruhnya
atau simbol, melainkan sebagai suatu tertangkap dan dipahami masyarakat.
medium kegiatan yang praktis (Poloma, Untuk itu pemerintah menggandeng opinion
2007: 12). leader yang nota bene merupakan tenaga
Belum terpenuhinya kebutuh-an masyarakat, medis berbasis pengetahuan lokal untuk
acap kali juga bukan hanya disebabkan oleh membantu mensukseskan program
kekurangsesuaian cara dan langkah pemerintah ini yaitu dukun beranak. Konsep
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan opinion leader memiliki asumsi-asumsi
masyarakat, namun bisa juga disebabkan sebagai berikut:
karena kekurangpahaman masyarakat dalam 1. Individu tidak terisolasi dari kehidupan
menangkap pesan pemerintah yang sosial, tetapi merupakan kelompok-
disebarkan melalui beragam program kelompok sosial dalam berinteraksi
pemerintah. Hal ini dapat terjadi dengan orang lain
dikarenakan masyarakat Indonesia terdiri 2. Respons dan reaksi terhadap pesan dari
dari beragam strata pendidikan. media tidak terjadi secara langsung dan
Faktor pendidikan tentu saja mempengaruhi segera, tetapi melalui perantara dan
kemampuan tiap individu dalam masyarakat dipengaruhi oleh hubungan-hubungan
dalam mencerna informasi. Seperti yang sosial tersebut
diungkapkan oleh M. Rogers dan F. Floyd 3. Ada dua proses yang berlangsung, yang
Shoemaker, bahwa: "tingkat pendidikan pertama mengenai penerimaan dan
merupakan salah satu bagian penting bagi perhatian, dan yang kedua berkaitan
seseorang untuk menerima suatu pesan dengan respons dalam bentuk
dengan lebih baik" (Hanafi, 1986: 83). persetujuan atau penolakan terhadap

45
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 1 Januari – Maret 2014

upaya mempengaruhi atau penyampaian Menurut McCroskey, kredibilitas memiliki


informasi tiga aspek utama, yaitu kompetensi, karakter
4. Individu tidak bersikap sama terhadap dan karisma. Adapun faktor kepribadian
pesan media, melainkan memiliki dukun beranak yang dimaksudkan oleh ibu
berbagai pesan yang berbeda dalam hamil di pedesaan, mengacu pada konsep
proses komunikasi, dan khususnya karakter dukun beranak. Karakter adalah
dapat dibagi di antara mereka yang itikad dan perhatian komunikator terhadap
secara aktif menerima dan menyebarkan komunikan (Devito, 1996: 459). Sedangkan
gagasan dari media, dan mereka yang indikatornya adalah, bersikap adil,
semata-mata hanya mengandalkan perhatian, konsisten dan memiliki kesamaan
hubungan personal dengan orang lain dengan komunikan.
sebagai panutannya. Oleh karena itu, seyogyanya para bidan desa
5. Individu-individu yang berperan lebih mengembangkan karakter agar kredibilitas
aktif (opinion leader) ditandai oleh mereka tidak kalah bersaing dibanding
penggunaan media massa yang lebih dukun beranak, sehingga tingkat
besar, tingkat pergaulan yang lebih kepercayaan masyarakat, terutama ibu hamil
tinggi, anggapan bahwa dirinya di pedesaan terhadap bidan desa dapat
berpengaruh terhadap orang lain dan ditingkatkan, sehingga masyarakat di
memiliki pesan sebagai sumber pedesaan tidak lagi memiliki keraguan untuk
informasi dan panutan (Bungin, 2006: memperoleh pelayanan kesehatan dari
276-277) puskesmas atau tempat praktek bidan desa.
Di samping itu, walaupun pihak tenaga
Mengacu pada penjelasan tersebut, maka kesehatan telah berupaya menggandeng
dapat dikatakan dukun beranak dapat dukun beranak sebagai mitra dalam
disebut sebagai opinion leader dalam penyebaran informasi yang digagas dalam
masyarakat khususnya ibu hamil di program-program pemerintah guna
pedesaan. Sebab, walaupun akses media kesejahteraan masyarakat, tampaknya
massa yang dimiliki dukun beranak relatif penyebaran informasi melalui media masih
terbatas, namun, dukun beranak seringkali tetap dibutuhkan.
dianggap sebagai orang yang Sejauh ini, pemerintah melalui instansi
berpengetahuan mengenai kehamilan, terkait telah berupaya untuk menyebarkan
persalinan dan perawatan bay, sehingga informasi kesehatan melalui media massa
mereka dianggap sebagai sumber informasi dengan cukup gencar, namun berdasarkan
dan panutan oleh para ibu hamil di hasil penelitian, penyebaran informasi
pedesaan. kesehatan masih perlu dilakukan dengan
Berdasarkan hal tersebut tidak menggunakan media alternatif selain media
mengherankan, masih terdapat penilaian dari massa dengan melakukan penekanan pada
ibu hamil di pedesaan bahwa dukun beranak pesan-pesan khusus.
memiliki kredibilitas lebih timggi Bahasa adalah pesan dalam bentuk kata-kata
dibandingkan bidan desa, seperti yang dan kalimat (Rakhmat, 2005: 268). Pesan
ditemukan dalam hasil pengumpulan data terdiri dari pesan linguistik atau verbal dan
lapangan dalam penelitian ini. Adapun pesan paralinguistik serta pesan
kredibilitas dukun beranak dianggap lebih ekstralinguistik atau nonverbal. Adapun
tinggi dibandingkan bidan desa yang pesan yang diterima oleh masyarakat atau
dimaksud adalah kredibilitas untuk faktor ibu hamil di pedesaan dalam komunikasi
kepribadian. verbal lebih mengarah pada adanya

46
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.1 Januari – Maret 2014

kesamaan penggunaan bahasa yaitu bahasa poster, spanduk dan lain-lain (Effendy,
daerah setempat yang juga digunakan oleh 2001: 7).
dukun beranak sebagai komunikator dan ibu Adapun kelebihan pamflet yang dapat
hamil di pedesaan sebagi komunikan. dipertimbangkan adalah ukurannya yang
Unsur kesamaan bahasa yang digunakan kecil sehingga memungkinkan dibuat
dalam berkomunikasi dalam hal ini ternyata dengan biaya yang minim, namun dapat
memegang peranan penting dalam mengantarkan pesan sederhana yang tidak
menghasilkan komunikasi yang efektif. membutuhkan penjelasan yang rumit.
Terlebih dalam bahasa daerah di wilayah Sedangkan poster dan spanduk, memiliki
Jawa Barat yang mayoritas berbahasa kelebihan menarik perhatian komunikan,
Sunda, memiliki tatanan bahasa yang terutama jika dibuat dengan mengedepankan
berkasta. Sehingga, apabila dukun beranak unsur gambar daripada tulisan (Nolte &
menggunakan bahasa Sunda yang Wilcox, 1984: 357).
diperuntukkan bagi golongan berkasta Mengacu pada pembahasan akan hasil data
tinggi, maka para ibu hamil merasa selain yang ditemukan pada penelitian di lapangan
memiliki kesamaan juga merasa dihargai tersebut, maka dapat dikatakan, program
dan dihormati oleh dukun beranak. Oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat
karena itu, perasaan tersebut mendorong ibu ,elalui kampanye "Dua Cukup, Empat
hamil untuk tetap memeriksakan diri ke Terlalu" masih membutuhkan
dukun beranak daripada ke bidan desa, yang pengembangan strategi, karena sejauh ini,
sebagian besar menggunakan bahasa masih terdapat masyarakat yang lebih
nasional, bahasa Indonesia. memilih untuk mencari pelayanan kesehatan
Adapun dalam penyusunan pesan yang akan ke dukun beranak dari pada bidan desa yang
disampaikan kepada masyarakat melalui merupakan bagian dari program pemerintah
media komunikasi, sebaiknya menggunakan tersebut.
model penyusunan pesan yang melibatkan Dengan adanya beberapa modifikasi dalam
tiga teori dalam tradisi konstruktivisme, program tersebut yang mengacu pada data,
yaitu: teori perencanaan pesan, logika simpulan dan saran yang terdapat dalam
penyusunan pesan dan teori pengartian penelitian ini, diharapkan program
secara semantik (Littlejohn & Foss, 2009: pemerintah dalam bidang kesehatan ibu
185-189). Sedangkan isi pesan yang perlu hamil dan janin dapat lebih ditingkatkan
ditekankan dalam media komunikasi efektivitas dan efisiensinya, sehingga tujuan
meliputi penekanan terhadap masalah pemerintah untuk dapat mensejahterakan
kebersihan, kenyamanan, kelengkapan, masyarakat dapat terwujud.
profesionalisme, dan biaya yang gratis
dalam pelayanan kesehatan yang diberikan KESIMPULAN
oleh bidan desa kepada masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian dan
Selain faktor penekanan pesan, hal lain yang pembahasan yang telah dikemukakan pada
dapat dipertimbangkan adalah pengemasan bagian dari penelitian ini sebelumnya, maka
dan pemilihan jenis media komunikasi. dapat ditarik beberapa kesimpulan yang
Sesungguhnya bentuk komunikasi yang sekaligus menjawab pertanyaan penelitian
dapat digunakan untuk menyebarkan yang menjadi tujuan dari dilakukannya
informasi kepada masyarakat, selain penelitian ini.
menggunakan bentuk komunikasi massa, Tujuan untuk tetap mendatangi dukun
juga dapat menggunakan komunikasi medio beranak yang dilakukan oleh ibu hamil di
(medio communication). Seperti pamflet, daerah pedesaan di Jawa Barat, adalah untuk

47
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 1 Januari – Maret 2014

memperoleh pelayanan Pijat bayi, menunjukkan wajah kurang suka saat


Memandikan dan belajar mengurus bayi mengetahui pasien jarang memeriksakan
sampai cuplak puser, Gedog, Membetulkan kehamilan, Perhatian dan mau memahami
posisi bayi sungsang dalam kandungan, dan kondisi pasien, serta peduli pada kondisi
pijat kandungan selepas melahirkan ekonomi pasien sehingga mau dibayar
(sungsar). Adapun sebab pemilihan yang berapa saja, dengan apa saja atau kapan saja.
dilakukan ibu hamil untuk tetap mendatangi Sedangkan harapan yang dimiliki oleh ibu
dukun beranak di daerah pedesaan di Jawa hamil dalam proses pemberian informasi
Barat meliputi aspek kemampuan, yaitu bisa dan pelayanan kesehatan ibu hamil dan janin
pijat bayi, bisa gedog, bisa mengurus bayi oleh bidan desa di daerah pedesaan di Jawa
sampai cuplak puser, dan bisa memprediksi Barat, di antaranya adalah: akses dan
kehamilan cukup dengan megang perut pelayanan transportasi lebih ditingkatkan
saja; aspek kepribadian, yaitu sabar dalam karena jarak bidan cukup jauh, Jangan ada
menangani kelahiran, baik, ramah, enak biaya, karena walaupun ada jampersal, tetep
diajak ngobrol, sudah tua lebih kasih uang ke Bidan, Peralatan lebih
berpengalaman, dan kenal dekat sehingga lengkap dan Lebih Baik, Pelayanan lebih
lebih akrab tak berjarak; fasilitas, mencakup ramah dan lebih teliti, Obat-obatan lebih
hal-hal seperti: siaga (paling dekat rumah), lengkap dan lebih murah, dan Jumlah tenaga
murah, pembayaran dapat disesuaikan Bidan ditambah
dengan kesediaan dana, bisa dipanggil ke Perbandingan kredibilitas dukun beranak
rumah pasien, dan ada pelayanan satu paket dan bidan desa berdasarkan penilaian ibu
sejak kehamilan hingga bayi berumur 40 hamil di daerah pedesaan di Jawa Barat.
hari. Secara keseluruhan aspek kompetensi,
Pola komunikasi dukun beranak yang karisma, sarana pelayanan kesehatan,
dirasakan ibu hamil merupakan kelebihan peralatan dan obat-obatan yang diberikan
sehingga ibu hamil tetap memilih untuk bidan desa mendapat penilaian yang lebih
mendatangi dukun beranak di daerah besar dari ibu hamil di pedesaan
pedesaan di Jawa Barat, meliputi aspek dibandingkan kompetensi, karisma, sarana
komunikasi verbal dan non verbal. Adapun pelayanan kesehatan, peralatan dan obat-
aspek komunikasi verbal yaitu: Bahasa yang obatan yang diberikan dukun beranak.
digunakan bahasa daerah yang menimbulkan Namun karakter dukun beranak dianggap
perasaan adanya kesamaan antara dukun lebih baik sehingga mendapatkan nilai yang
beranak dan pasien, dan tutur bahasa yang lebih tinggi dibandingkan karakter bidan
digunakan saat menangani pasien cenderung desa berdasarkan penilaian ibu hamil di
berbahasa daerah yang halus sehingga pedesaan daerah Jawa Barat.
membuat pasien merasa lebih dihargai. Pesan yang efektif dalam mempersuasi ibu
Sedangkan unstuk aspek nonverbal, hamil dalam meningkatkan kredibilitas
meliputi: Bersikap sabar dalam menangani bidan desa perlu memberikan penekanan
kelahiran, walaupun pasiennya menangis pada faktor isi. Adapun isi nformasi yang
atau menjerit-jerit kesakitan, Bersikap baik, perlu ditekankan adalah bahwa pelayanan
tidak banyak komentar saat mngetahui kesehatan yang diberikan bidan desa kepada
pasien terlalu muda atau terlalu tua untuk masyarakat merupakan pelayanan kesehatan
melahirkan, Pengertian, tidak banyak yang menjamin faktor keersihan,
komentar walaupun pasien sudah kenyamanan, lengkap, profesional dan gratis
mempunyai banyak anak atau belum lama Sebaiknya pemerintah melalui dinas
ini juga melahirkan, Ramah, tidak kesehatan dan instansi terkait dapat lebih

48
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.1 Januari – Maret 2014

mengakomodir kebutuhan masyarakat akan ditambah.


pelayanan kesehatan ibu hamil dan janin Adapun untuk faktor kompetensi, karisma,
serta balita. Misalnya kebutuhan akan saran pelayanan, peralatan dan obat-obatan
pelayanan pijat bayi, memandikan dan yang disediakan bidan desa yang telah
mengajari cara mengurus bayi sampai dinilai lebih baik daripada dukun beranak
cuplak puser, gedog, membetulkan posisi lebih ditingkatkan dan dipertahankan dengan
bayi sungsang dalam kandungan, dan pijat cara mengikuti pelatihan pelayanan
kandungan selepas melahirkan (sungsar). kesehatan, evaluasi dan penyesuaian
Hal ini dikarenakan masyarakat di pedesaan pengadaan yang disesuaikan dengan
masih membutuhkan jenis pelayanan kebutuhan masyarakat di pedesaan.
tersebut dan masih mempercayai bahwa Untuk mempersuasi masyarakat pedesaan,
kebutuhan tersebut hanya bisa dipenuhi terutama ibu hamil agar bersedia menerima
melalui jasa pelayanan kesehatan dari dukun dan memilih pelayanan kesehatan yang
beranak. diberikan bidan desa, maka perlu dibuat
Para bidan desa sebaiknya lebih sejumlah media komunikasi yang berisi
mengembangkan kemampuan untuk lebih pesan dengan memberikan penekanan pada
memahami karakteristik masyarakat faktor kebersihan, kenyamanan,
setempat dimana ia ditugaskan. Sebab belum kelengkapan, profesionalisme, dan biaya
seluruhnya ibu hamil di pedesaan menaruh yang gratis, seperti pembuatan poster,
kepercayaan pada bidan desa. ataupun brosur.
Selain itu, seyogyanya para bidan desa juga
menguasai bahasa daerah setempat dan DAFTAR RUJUKAN
mengembangkan sikap empati pada situasi Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi
pasien yang kondisinya belum sesuai dengan Komunikasi; Teori, Paradigma, dan
apa yang dicanangkan dalam program Diskursus Teknologi Komunikasi di
pemerintah, terutama dalam aspek masyarakat. Jakarta:Kencana Prenada media
komunikasi nonverbal. Perlu penetrasi Group.
informasi secara bertahap agar masyarakat DeVito, Joseph A. 1996. Komunikasi
tidak kaget dan justru malah berbalik Antarmanusia. Jakarta: Professional Books.
menghindari pelayanan yang diberikan Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu
bidan desa. Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung:
Selanjutnya, pemerintah juga diharapkan Remaja Rosdakarya.
dapat berkontribusi secara optimal dalam Hanafi, Abdillah. 1987. Memasyarakatkan
upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat Ide-ide Baru. Surabaya: Usaha Nasional.
dalam bidang pelayanan kesehatan seperti Hasibuan, Malayu. 2005. Organisasi dan
akses dan pelayanan transportasi lebih Motivasi; Dasar peningkatan Produktivitas.
ditingkatkan karena jarak bidan cukup jauh, Jakarta: Bumi Aksara.
tidak ada biaya tambahan yang tidak Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss.
dipahami oleh pasien, misalnya walaupun 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba
ada jampersal, pasien tetap ada yang dikenai Humanika.
pembayaran. Peralatan kesehatan di tempat Nolte, Lawrence W dan Dennis L. Wilcox.
praktek bidan desa lebih dilengkapi, 1987. Effective Publicity; How to Reach the
pelayanan yang diberikan kepada pasien Public. New York: John Wiley and Son.
lebih ramah dan lebih teliti, obat-obatan Nurudin. 2004. Komunikasi Massa.
yang disediakan lebih lengkap dan lebih Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
murah, serta jumlah tenaga Bidan desa Poloma, Margaret M. 2007. Sosiologi

49
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 1 Januari – Maret 2014

Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press. Pemetaan Determinan Angka Kematian


Bayi di JawaTimur berdasarkan Indikator
Sumber lain: Indeks PembangunanKesehatan
Masyarakat, Buletin Penelitian Sistem
BPS. 2004. "Survei Demografi dan Kebijakan Kesehatan, vol. 15 No. 1 Januari
Kesehatan Indonesia tahun 2002–2003", 2012.
Badan Pusat Statistik Jakarta, Indonesia. http://jabar.tribunnews.com/2013/02/04/ang
Kepmenkes no. 564/menkes/SK/ VIII/2006. ka-kematian-ibu-dan-anak-di-jabar-masih-
Ni'ana NR. 2011. Faktor yang Berhubungan tinggi, diakses pada tanggal 4 Mei 2013
dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah http://www.unisosdem.org/article_detail.php
Puskesmas Sidotopo Wetan. Surabaya: ?aid=10087&coid=3&caid=31&gid=2,
Skripsi Universitas Airlangga, diakses pada tanggal 5 mei 2013
Pramono MS, Wulansari S, Sutikno. 2012.

50

Anda mungkin juga menyukai