Anda di halaman 1dari 7

TUGAS REFLEKTIF LEARNING

(Proses Persalinan Kala I)

Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Perempuan

Dosen Pengampu : Rina Kartikasari, M.Kes.,M.Tr.Keb

Oleh :

Eka Sulingkar (6019031013)

PRODI PENDIDIKAN S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG-BANTEN
Tahun Akademik 2019/2020
REFLEKTIF LEARNING (Proses Persalinan Kala I)

Langkah I (Description)
Seorang ibu multigravida yang berinisial “A” berusia 38 tahun sedang
menghadapi proses persalinan dirumah dengan dibantu oleh 2 orang bidan serta
suami yang setia mendampinginya. Pada proses persalinan Kala I ibu merasa
cemas, khawatir dan takut karena pengalaman persalinan sebelumnya dimana bayi
yang dilahirkannya tidak bisa diselamatkan, mengalami perdarahan serta faktor
usia yang sudah tidak muda lagi. Sehingga akibat dari rasa cemas dan takut karena
pengalaman persalinan sebelumnya tersebut membuat Ny. ”A” merasakan sakit
yang sangat hebat, hal ini dapat terlihat ketika Ny. ”A” berteriak kesakitan hingga
menangis dan berkeringat hingga tiba-tiba keluar cairan dari dalam vagina seperti
air ketuban dan hampir mengenai salah seorang bidan dan membuat Ny. “A”
semakin cemas dan takut terjadi sesuatu pada bayinya ataupun pada dirinya
sendiri
Langkah II (Feeling)
Sebagai seorang bidan dan tentunya seorang wanita yang akan mengalami
dan merasakan masa kehamilan dan persalinan sangat memahami dan mengerti
sekali apa yang dirasakan oleh Ny. “A” , meskipun ini bukan pertama kali nya
Ny.”A” melahirkan namun karena pengalaman persalinan sebelumnya dan faktor
usia yang sudah tidak muda lagi Ny.”A” merasakan cemas, khawatir dan takut
pada proses persalinan Kala I. karena kecemasan itu merupakan suatu keadaan
normal yang mungkin dirasakan oleh setiap orang jika ada jiwa yang mengalami
tekanan atau perasaan yang sangat dalam sehingga dapat menyebakan masalah
psikiatris. Kecemasan seringkali berkembang dalam jangka waktu panjang dan
sebagian besar tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-
peristiwa khusus dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan tetapi hanya
setelah terbentuk pola dasar yang menunjukkan reaksi rasa cemas pada
pengalaman hidup seseorang (Ramaiah, 2003).
Seperti pada proses pesalinan ibu akan mengalami gangguan psikologi
dalam perjalanan persalinan kala I yaitu kecemasan, dimana menurut Mc Nerney
and Grenberg menyebutkan kecemasan merupakan sebagai reaksi fisik, mental,
kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan,
membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang (Nolan, 2003). Rasa
cemas selama persalinan kala I disebabkan oleh ketakutan melahirkan. Takut akan
peningkatan nyeri, takut akan kerusakan atau kelainan bentuk tubuhnya seperti
episiotomi, ruptur, jahitan ataupun seksio sesarea, serta ibu takut akan melukai
bayinya. Sehinga dari perasaan cemas tersebut menyebabkan rasa nyeri semakin
intens, demikian pula sebaliknya (Bony&Meilasari, 2004).
Langkah III (Evaluation)
Dari kejadian tersebut, menurut saya Ny. “A” masih belum bisa
melupakan kejadian persalinan sebelumnya. Hal tersebut ditujukan dengan cemas
dan takut karena pengalaman persalinan sebelumnya seperti takut jika anaknya
terlahir cacat atau bahkan tidak selamat, karena kecemasan seringkali berkembang
dalam jangka waktu panjang dan sebagian besar tergantung pada seluruh
pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-peristiwa khusus dapat mempercepat
munculnya serangan kecemasan tetapi hanya setelah terbentuk pola dasar yang
menunjukkan reaksi rasa cemas pada pengalaman hidup seseorang (Ramaiah,
2003). Adapun rasa cemas selama persalinan kala I disebabkan oleh ketakutan
melahirkan. Takut akan peningkatan nyeri, takut akan kerusakan atau kelainan
bentuk tubuhnya seperti episiotomi, ruptur, jahitan ataupun seksio sesarea, serta
ibu takut akan melukai bayinya. Sehinga dari perasaan cemas tersebut
menyebabkan rasa nyeri semakin intens, demikian pula sebaliknya (Bony
&Meilasari, 2004). Sehingga menurut saya sebaiknya suami dan keluarga terus
mendampingi dan mendukung ibu selama proses persalinan agar ibu bisa
mengurangi perasaan takut dan cemas nya sehingga mengurangi rasa sakit yang
dialaminya dan proses persalinan berjalan dengan lancar.
Selain itu, Ny. “A” sudah berusia lanjut dimana jika seorang ibu yang
berusia lebih lanjut akan menanggung resiko yang semakin tinggi untuk
melahirkan bayi cacat lahir, karena menurut hasil penelitian Susiaty selain usia
kehamilan penyebab kecemasan dapat dihubungkan dengan usia ibu yang
memberi dampak terhadap perasaan takut dan cemas yaitu di bawah usia 20 tahun
serta di atas 31 - 40 tahun karena usia ini merupakan usia kategori kehamilan
beresiko tinggi dan seorang ibu yang berusia lebih lanjut akan menanggung resiko
yang semakin tinggi untuk melahirkan bayi cacat lahir dengan sindrom down
(Susiaty, 2008).
Tidak melakukan prenatal check-up kehamilan ke dokter kandungan,
karena mungkin Ny. “A” merasa ini kehamilan yang sudah ke beberapa kali dan
sudah mempunyai banyak pengalaman sehingga tidak peru melakukan check-up
ke dokter lagi. Sedangkan melakukan check-up prenatal untuk ibu hamil
merupakan hal yang penting dimana ibu akan mengetahui perkembangan
kesehatan kondisi ibu ataupun janin, bisa konsultasi kepada langsung dengan
dokter mengenai berbagai keluhan dan ketidaknyamanan yang ibu alami selama
masa kehamilan dari waktu ke waktu serta merupakan salah upaya untuk
meningkatkan persalinan yang aman, dan WHO menetapkan untuk frekuensi
pelayanan Antenatal Care, minimal 4 kali kunjungan ibu hamil dalam pelayanan
Antenatal Care selama kehamilan yaitu, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada
trimester II, dan 2 kali pada trimester III. Untuk membantu pemerintah dalam
mencapai penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia.
Langkah IV (Analysis)
Menurut saya kecemasan dan ketakutan pada proses persalinan Kala I
yang dialami Ny. “A” bisa terjadi karena trauma persalinan yang dialami
sebelumnya dan Ny. “A” sudah berusia lebih lanjut yaitu 38 tahun. Trauma
persalinan sebelumnya dapat membuat ibu cemas dan takut karena kecemasan
seringkali berkembang dalam jangka waktu panjang dan sebagian besar
tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang (Ramaiah, 2003). Sehingga
pada proses pesalinan ibu akan mengalami gangguan psikologi dalam perjalanan
persalinan kala I yaitu kecemasan, dimana menurut Mc Nerney and Grenberg
menyebutkan kecemasan merupakan sebagai reaksi fisik, mental, kimiawi dari
tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan,
membahayakan dan merisaukan seseorang (Nolan, 2003).
Selain itu, Ny. “A” yang sudah memasuki usia lanjut yaitu berusia 38
tahun yang merupakan salah satu faktor ibu mengalami cemas dan takut dalam
proses persalinan Kala I dan akan menanggung resiko yang semakin tinggi untuk
melahirkan bayi cacat lahir karena menurut dr. Damar Prasmusinto, SpOG (K),
melahirkan di usia 35 tahun ke atas, bayi yang dilahirkan rentan mengalami
kelainan genetik. Pada usia reproduktif (25-35 tahun), risiko bayi alami kelainan
genetik 1:1000, sedangkan pada ibu yang berusia di atas 35 tahun, risiko itu
meningkat menjadi 1:4. Oleh karena itu, baiknya usia ibu untuk melahirkan
berada pada rentang 25-35 tahun.
Kurangnya informasi tentang bagaimana menghadapi kehamilan
khususnya persalinan dalam usia 35 tahun ke atas karena informasi tentang
kesehatan mempengaruhi seseorang dalam hal upaya mengatasi kecemasan dalam
menghadapi persalinan kala I yang disebabkan karena tidak atau kurangnya
memperoleh informasi yang kuat. Akibat yang dapat terjadi bila ibu tidak dapat
mengetahui persalinan kala I maka ibu akan merasa cemas dan gelisah, kalau ibu
sudah punya pengetahuan mengenai hal ini, biasanya ibu akan lebih percaya diri
menghadapinya (Hawari, 2006). Hal tersebut bisa terjadi karena Ny. “A” tidak
melakukakn prenatal check-up kehamilan sehingga membuat ibu tidak tahu
perkembangan janin nya serta yang lainnya, selai itu WHO juga menetapkan
untuk frekuensi pelayanan Antenatal Care, minimal 4 kali kunjungan ibu hamil
dalam pelayanan Antenatal Care selama kehamilan yaitu, 1 kali pada trimester I, 1
kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III.
Langkah V (Conclusion)
Kecemasan dan ketakutan yang dialami Ny. “A” dapat terjadi karena
trauma persalinan sebelumnya dimana bayinya tidak bisa diselamatkan serta
mengalami perdarahan. Sehingga dari trauma tersebut Ny. “A” taku jika
persalinan sebelumnya terulang kembali. Selain itu usia Ny. “A” yang sudah
memasuki usia lanjut, dimana pada usia ini ibu akan megalami resiko tinggi
dalam kehamilan maupun persalinan. Sehingga yang seharusnya dilakukan Ny.
“A” pada saat proses persalinan adalah harus berusaha untuk berfikir positif dan
yakin bahwa semua sudah ada yang mengatur dan berdo’a agar terhindar dari hal-
hal yang tidak di inginkan serta mengikuti perkataan atau anjuran dari tenaga
kesehatan (bidan) agar proses persalinan berjalan dengah lancar sehingga ibu dan
bayi selamat.
Langkah IV (Action Plan)
Berdasarkan kejadian tersebut, diharapkan para tenaga medis khususnya
para bidan untuk lebih banyak memberikan informasi atau promkes tentang
kehamilan dan bagaimana cara untuk menghadapi proses persalinan khusunya
proses persalinan Kala I melalui media sosial ataupun secara langsung agar ibu
hamil lebih banyak informasi dan pengetahuan sehingga dapat lebih mengurangi
ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi proses persalinan maupun pada saat
proses persalinan. Selain itu juga para bidan harus lebih meningkatkan pelayanan
yang bermutu, profesional, serta selalu mendukung dan mendampingi ibu yang
akan melakukan persalinan, karena persalinan yang aman dapat dicapai melalui
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ramaiah, S., 2003, Kecemasan Begaimana Cara Mengatasi Penyebabnya.
Jakarta : Pustaka Populer Obor

Nolan, M. 2003. Kehamilan dan melahirkan (Being pregnant, giving bird). Alih
Bahasa : Susi Purwoko. Jakarta : Arcan.

Susiaty, 2008, http://library.gunadarma.ac.id, diperoleh tanggal 28 Oktober 2010.

Hawari, D., 2006.Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI

World Health Organization. WHO Indonesia. Programme:


Reproductive Health and Making Pregnancy Safer. Country Situation.
Available:http://www.ino.searo.wh o.int/EN/Section4/Section1772.htm ; 2011
(diakses pada 26 Februari 2014).
Susiaty, 2008, http://library.gunadarma.ac.id, diperoleh tanggal 28 Oktober 2010

Manuaba, I.B,2007, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC

Mochtar R, Prof. dr. 1998, Sinopsis Obstetri Jakarta : EGC

Musbikin. 2005. Persiapan Menghadapai Persalinan. Yogyakarta : Mitra Pustaka

Anda mungkin juga menyukai