PENAFSIRAN (heidegger,Gadamer)
Disusun oleh:
Kelompok 7 / IH-A6
FAKULTAS USHULUDDIN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Rasa Syukur yang dalam kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kemurahan Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini
kami membahas “HERMENUTIKA EBAGAI FILSAFAT TENTANG PENAFSIRAN”
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak yang belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran guna untuk
memperbaiki dan meluaskan pengertian supaya makalah ini dapat member acuan yang benar dan
dapat bermanfaat bagi kami semua.
Kami sampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing kami yaitu
Bapak Dosen Waffada arief najayya S Th I, M A yang telah mengarahkan dan mengoreksi
sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
bagi yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dilihat dari segi etimologis,hermeneutik berasal dari bahasaYunani Hemieneuein,yang
artinya menafsirkan.Kata benda hermeneia,berarti penafsiran atau interprestasi.Dangan melihat
segi asal kata ini,maka kata hermeneutik sangat sederhana.Dalam arti setiap orang dapat
memberikan penafsiran terhadap.sesuatu'objek yang dihadapinya,tetapi dalam arti filosofis
manafsir tidak hanya menafsir,banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi supaya penafsiran tidak
melenceng dari makna yang terkandung dalam tersebut.Dalam arti
terminologisnya,hermeneutika dalah suatu proses mengubah sesuatu situasi ketidaktauhan
menjadi mengerti.Untuk mengerti sesuatu tidaklah semudah membalik telapak tangan,banyak
yang mempengaruhi proses.Misalnya berkaitan erat dengan bahasa.Manusia untuk mengerti atau
membuat. Interpretasi harus lewat bahasa, tidak mungkin kita berbuat apapun tanpa
menggunakan bahasa.Hermeneutika adalah cara baru untuk"bergaul"denganbahasa.Semua buah
pikiran harus diungkapkan dengan bahasa yang sudah ditentukan aturannya.
RUMUSAH MASALAH
1. Apa definisi hermeneutika sebagai filsafat?
2. Jelaskan perspektif hermeneutka filsafat menurut heidegger?
3. Jelaskan perspektif hermenutika filsafat menurut gadamer?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian hemeneutika sebagai filsafat
Faiz mengatakan, bahwa hermeneutika filsafat ini dapat didefinisikan sebagai suatu
“pemahaman terhadap pemahaman”. Artinya, hermeneutika tersebut merupakan suatu
pemahaman terhadap suatu pemahaman yang dilakukan seseorang dengan menelaah proses dan
asumsi-asumsi yang berlaku dalam pemahaman tersebut, termasuk diantaranya adalah konteks
yang melingkupi dan mempengaruhi proses tersebut. Pola ini dilakukan setidaknya untuk dua
tujuan,pertama, untuk meletakkan hasil pemahaman yang dimaksud dalam porsi dan proporsi
yang sesuai; kedua,untuk melakukan suatu “produksi” makna baru dari pemahaman terdahulu
dalam bentuk kontekstualisasi.2
1
Fahruddin Faiz, Hermeneutika al-Qur’an: Tema-tema Kontroversial (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2005), 7 .
2
Faiz, Hermeneutika al Qur’an, 8.
menjadi 'aku'penafsiran itu sendiri.Oleh karena itulah,dapat dipahami bahwa mengertis secara
sungguh-sungguh hanya akan dapat berkembang bila didasarkan atas pengetahuan yang
benar(correct).
Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai dua filsuf yang pertama-tama mengenalkan
perspektif filosofis hermeneutika secara objektif, yakni Schleiermacher dan Dilthey.
Schleiermacher lebihdikenal di masa hidupnya sebagai seorang pengkhotbah ulung dan teolog
daripada sebagai filsuf. Namun, setelah kematiannya, tulisan-tulisan hermeneutis Schleiermacher
tersebar hingga orang-orang menyebutnya sebagai hermeneutikus sejati Hermeneutik
Schleiermacher tidak lahir dalam ruang hampa atau dengan sendirinya—herheneutiknya
dipengaruhi oleh Friedrich Ast melalui bukunya Grundlinien der Grammatik, Hermeneutik und
Kritik (elemen-elemen Tatabahasa, Hermeneutik dan Kritisisme) (1778-1841)dan Fiedrich
August Wolf (1759-1824). Bagi Ast, tugas penafsir adalah mengerti atau menangkap “roh” dari
budaya yang diteliti. Roh di sini merujuk kepada tata nilai, moralitas, dan alam pikir dari teks.
Hermeneutik bertujuan untuk mengerti maksud penulis dengan setiap latar belakang dunianya
[atau yang sering disebut Ast sebagai pemahaman terhadap historisitas, tatabahasa, dan totalitas
dari penulis]; bagi Wolf, hermeneutik bertujuan untuk menangkap pikiran penulis. Untuk tujuan
itu, penafsir perlu masuk ke situasi penulis atau keadaan mental penulis.
Gadamer mengatakan semua yang tertulis pada kenyataannya lebih diutamakan sebagai objek
hermeneutika. Gadamer dalam karyanya memang tidak memberikan penjelasan, baik secara
explisit maupun implisit, tentang metode penafsiran tertentu terhadap teks. Hal itu dikarenakan
bahwa dia tidak mau terjebak pada ide universalisme metode hermeneutika untuk semua bidang
ilmu sosial dan humaniora, sebagaimana yang pernah digagas oleh Dilthey. Alasan lain adalah
bahwa filsafat hanya berbicara tentang ide-ide umum, mendasar dan prinsipil tentang suatu objek
pembahasan, sehingga dia menyerahkan sepenuhnya pembicaaran mengenai metode tertentu
kepada setiap ahli bidang ilmu tertentu.Meskipun demikian, teori-teori hermeneutika Gadamer
dapat digunakan untuk memperkuat metode pemahaman dan penafsiran suatu objek tertentu,
termasuk di dalamnya teks tertulis.3
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hermeneutika menyangkal upaya menemukan pemahaman yang obyektif melalui metode
penafsiran. Hal itu dikarenakan bahwa penafsir telah berada dalam sebuah tradisi yang
membuatnya telah memiliki pemahaman awal(pre-understanding) terhadap obyek yang dikaji,
sehingga ia tidak berangkat dari pemahaman yang netral. Heidegger menekuni filsafat
Ketekunannya itu membuatnya mandiri pada filsafat eksistensialisme ontologis tanpa
melepaskan diri dari filsafat fenomenologi. Adapun Gadamer mengatakan semua yang tertulis
pada kenyataannya lebih diutamakan sebagai objek hermeneutika. Ia memberikan kepada kita
prinsip-prinsip untuk menafsirkan teks-teks dari masa lalu.
Dafttar Pustaka
Jurnal Komunikasi Islam, Volume 04, Nomor 01, Juni 2014, hlm. 148-165