Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seterika listrik pada dasarnya memanfaatkan perubahan energi dari listrik menjadi
panas. Energi panas itulah yang kemudian dimanfaatkan untuk menghaluskan permukaan
pakaian yang kusut. Akan tetapi, tentunya perubahan energi listrik dari seterika tidak terjadi
begitu saja. Ada beberapa komponen yang mendukung cara kerja seterika lisrik sehingga
dapat menghasilkan panas. Komponen utama pada seterika listrik yaitu elemen pemanas, plat
dasar (alas/ sole plat), besi pemberat, selungkup penutup, pemegang, kabel penghubung,
lampu dan pengatur on-off panas.
Bila seterika listrik dihubungkan ke sumber tegangan listrik dan dihidupkan (ON),
maka arus listrik mengalir melalui elemen pemanas. Dengan adanya arus listrik yang
mengalir ini, elemen pemanas membangkitkan panas. Panas ini kemudian disalurkan secara
konduksi pada permukaan dasar seterika (permukaan yang digunakan untuk melincinkan
pakaian / sole plat). Panas yang dibangkitkan ini akan terus meningkat bila arus listrik terus
mengalir. Oleh karena itu, bila seterika tidak dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
mencegah terjadinya panas berlebih maka seterika harus diputuskan dari sumber listriknya
dan disambungkan kembali bila suhu mulai kurang. Demikian kondisi ini terjadi secara
berulang. Namun bila seterika sudah dilengkapi dengan pengantur suhu maka seteria akan
memutuskan aliran listriknya secara otomatis setelah mencapai maksimal. Sebaliknya bila
suhu menurun sampai nilai tertentu, seterika secara otomatis menghubungkan aliran
listriknya. Demikianlah siklus kerja otomatis ini berulang.
Perubahan bentuk energi dihasilkan rangkaian oleh rangkaian listrik yang memiliki
hambatan cukup besar. Elemen pemanas membangkitkan panas secara bertahap dan seterika
listrik modern sudah dilengkapi dengan komponen yang disebut termostat. Dengan adanya
komponen ini dalam rangkaian listrik maka panas yang dikehendaki oleh pengguna dapat
diatur dan stabil sehingga tidak menyebabkan timbulnya panas berlebih yang dapat memicu
kebakaran pada elemen. Arus listrik mengalir dari sumber tegangan menuju lampu, kemudian
langsung ke saklar bimetal. Pada sistem saklar ini, ketika kedua logam tersebut kontak maka
arus akan terus mengalir menuju elemen pemanas yang terdiri dari lilitan kawat sebagai
bentuk resistor. Saklar yang kontak tersebut menyebabkan rangkaian tertutup dan seterika
akan mengalami pemanasan pada tingkatan tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kalor dan perpindahan kalor ?
2. Apa saja jenis-jenis Perpindahan kalor ?
3. Bagaiman prinsip kerja kalor dalam setrika listrik ?
4. Bagaimana Pengaruh lama waktu pengujian kenaikan suhu pada setrika listrik ?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari makalah ini untuk memberikan rekomendasi pada rentang lama waktu
pengujian pada Titik kritis dibagian Thermostat sesuai dengan metode uji keselamatan
produk setrika listrik. Untuk tujuan ini , dilakukan variasi lama pengujian dari 1 jam, 1 jam
30 menit dan 2 jam menggunakan alat rekaman kenaikan suhu setiap 2 detik.

Manfaat dari makalah ini yaitu dapat menambah wawasanbagi pembaca mengenai
pengaruh lama waktu pengujian kenaikan suhu pada setrika listrik dan juga sebagai syarat
pemenuhan tugas mata kuliah termodinamika mengenai RBL.

Anda mungkin juga menyukai