Kajian Formulasi Karakteristik Fitokimia Dan Senso
Kajian Formulasi Karakteristik Fitokimia Dan Senso
Nurul Hidayah *
Prodi D III Keperawatan Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi
*Email: nurulridlo@gmail.com
Keywords Abstract
Formulation; Herb is an Indonesian traditional medicine that is currently less desirable by
Characteristics the society, because of the less interesting appearance. The aim this study is to
Phytochemicals; make the formulation of herbal medicine appearance into herb ice cream in
Sensory Beras order to increase the society’s interest against herb. The selected herbal
Kencur Traditional flavour variant was beras kencur. This study tested three formulas which were
Herb Ice Cream. used as the main ingredients of ice cream. Formula I used sweetened
condensed milk and gelatin, formula II used UHT milk, skim, coconut milk and
gelatin, formula III used full cream milk, coconut milk and gelatin. Data
analyses used were organoleptic test, nutritional content analysis, and nutrient
adequacy rate analysis. The product analysis results showed that formula II
produced more preferred beras kencur ice cream products and better visual
appearance than formula I and III and Ice cream with formula II meet
Indonesian National Standard Value for ice cream composition so it was worth
to be marketed.
61
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
merupakan salah satu dari budaya lokal wa rimpang kencur juga berkhasiat menurunkan
masyarakat kita (Kardiyono, 2005). tekanan darah penderita hipertensi, rematoid
Selama ini sediaan produk jamu banyak artritis dan asma.
dikenal dalam bentuk sediaan siap minum, jamu Rimpang jahe mengandung minyak atsiri
serbuk, dan sediaan simplisia kering yang 0,25 - 3,3% gingerols serta shogaols yang
diseduh. Seiring dengan perkembangan tekno- menimbulkan rasa pedas (Rismunandar, 1988).
logi yang diikuti dengan perubahan gaya hidup Rimpang jahe banyak digunakan untuk pengo-
manusia yang menuntut segala sesuatunya serba batan radang lambung, masuk angin, menambah
cepat, menarik tetapi juga lezat, maka sediaan nafsu makan, muntah-muntah, kholera, perut
jamu tradisional tersebut dirasa kurang menarik, sakit, rematik, bengkak-bengkak, terkilir, difteri,
jika dibandingkan dengan perkembangan sediaan memperlancar peredaran darah, gangguan syaraf
minuman lainnya, sehingga minat masyarakat dan penghangat badan (Darwis et al., 1991;
terhadap jamu relatif rendah. Selain itu rasa jamu Paimin dan Murhananto, 1991).
yang cenderung monoton juga menjadi alasan Kayu secang (Caesalpinia sappan L)
kurang minatnya konsumen terhadap jamu. sebagai minuman herbal digunakan untuk pengo-
Konsumen jamu banyak berkisar pada orang– batan darah kotor, antidiabetik, anti-tumor,
orang tua dan yang tinggal di pedesaan. Segmen antimikroba, antivirus, antikoagulan antiinfla-
pasar jamu untuk konsumen anak kecil masih masi, dan sebagai immuno stimulan yang bersifat
kurang, sehingga budaya minum jamu lambat sitotoksik (Badami S et al, 2004: Sundari et al,
laun berpotensi menghilang. Oleh karena itu 1998). Uji fitokimia diketahui bahwa secang
perlu dilakukan pengembangan dan inovasi dari mengandung senyawa fenol sangat tinggi, kadar
produk-produk jamu tradisional yang sudah ada, terpenoid sangat tnggi dan kadar flavonoid tinggi
salah satunya yaitu es krim dari jamu tradisional. (Widowati, 2011).
Es krim jamu merupakan salah satu produk Dari uraian data diatas membuktikan bahwa
minuman beku yang dibuat dari bahan krim atau jamu yang telah digunakan secara turun-temurun
sejenisnya yang digabungkan dengan jamu berkhasiat meningkatkan kesehatan. Melalui
(Maskuri, 2002). Es krim jamu ini diharapkan penelitian ini diharapkan masyarakat bisa
mampu menjangkau semua segmen, dan mening- mendapatkan cita rasa yang berbeda dalam
katkan minat konsumen terhadap jamu. Dengan menikmati jamu sehingga dapat meningkatkan
mengolah jamu menjadi es krim yang sehat dan minat masyarakat Indonesia terhadap minuman
bergizi tinggi diharapkan dapat meningkatkan tradisional dalam bentuk es krim jamu yang
minat masyarakat terhadap jamu dan secara tidak diberi nama ES kriminal. Selain itu melalui
langsung melestarikan budaya bangsa kita yang formulasi pengolahan dan penyajian yang tepat
kaya akan minuman tradisional yang berkhasiat. diharapkan es krim jamu ini dapat menjadi
Melalui penelitian ini, dibuat formulasi jamu alternatif pilihan konsumsi minuman yang sehat
beras kencur dalam bentuk es krim, yang dan berkwalitas bagi kesehatan.
kemudian dikenal dengan istilah “es kriminal
atau es krim minuman tradisional”. 2. METODE PENELITIAN
Komposisi jamu untuk bahan dasar es krim Rancangan percobaan
terdiri dari kencur, jahe, dan secang. Kencur a. Penelitian ini menggunakan metode perco-
(Kaempferia galanga L) termasuk satu dari lima baan dengan rancangan acak lengkap pola
jenis tumbuhan yang dikembangkan sebagai faktorial dengan 1x3 faktor. Faktor pertama
tanaman obat asli di Indonesia (Erlina et al, adalah formula jamu beras kencur dan
2007). Kencur mengandung miyak atsiri dan formula lainnya adalah bahan dasar es krim
secara empirik sering digunakan sebagai obat formula I,II dan III
tradisional untuk mengurangi peradangan, obat b. Waktu penelitian
batuk, gatal-gatal pada tenggorokan, perut kem- Penelitian ini dilakukan pada bulan
bung, mual-mual, masuk angin, pegal-pegal, November-Desember 2017
pengompres bengkak, tetanus dan penambah c. Tempat penelitian
nafsu makan (Sukari et al., 2008; Miranti, 2009). Untuk pembuatan es krim dilakukan di labo-
Penelitian Sulaiman et al, 2007 menyatakan bah- ratorium AKPER PemKab Ngawi, sedangkan
62
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
63
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
hingga setengah beku. Setelah itu mixer krim, serta analisis persentase angka kecukupan
kembali hingga 3 kali. gizi. Uji organoleptik es krim jamu beras kencur
dilakukan pada 35 responden yang diberikan
c. Pengemasan es krim kuesioner dan sampel es krim jamu. Pada
Produk es krim dikemas dalam paper penilaian ini es krim formula I diiberi Kode A,
cup ukuran 100ml, dan disimpan dalam formula II diberi kode B dan es krim formula III
lemari pendingin pada suhu dibawah 40c diberi kode C. Penilaian kuesioner meliputi rasa
agar tidak mencair yang enak, penampilan yang menarik, bau,
tekstur yang lembut dengan memberikan nilai
3. HASIL DAN PEMBAHASAN pernyataan berupa sangat setuju, setuju, tidak
Penelitian ini menggunakan 3 formula setuju dan sangat tidak setuju terhadap sampel es
sebagai bahan baku es krim yang ikut menentu- krim yang dirasakan.
kan bentuk dan konsistensi es krim yang Hasil rekapitulasi pendapat responden
dihasilkan. Uji yang dilakukan pada produk tentang formulasi I, II, III dapat dilihat pada tabel
meliputi uji organoleptik, analisis kimia pada es berikut:
Dari tabel 2,3,4 diatas dapat disimpulkan bahwa besar responden lebih menyukai formula II
pada es krim formula I,II dan III dari segi rasa, dibandingkan dengan formula I, dan III. Untuk
bau, tekstur penampilan dan warna sebagian penilaian rasa sebanyak 20 orang (57 %), bau
64
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
sebanyak 17 orang (48,5%), tekstur sebanyak 19 dikarenakan kandungan kimia pada masing-
orang (54%), penampilan 18 orang (51%), dan masing bahan berbeda sehingga berpengaruh
warna 20 orang (57%). Selain itu penggunaan pada es krim yang dihasilkan, seperti yang tersaji
bahan baku juga ikut mempengaruhi rasa, pada tabel 5.
penampilan visual dan tekstur es krim. Hal ini
Formula II menghasilkan es krim yang lebih Analisis kandungan gizi hanya dilakukan
baik dibandingkan dengan formula I dan III. pada es krim yang memiliki rasa dan penampilan
Tekstur es krim formula II lebih lembut serta menarik yaitu Formula II. Produk es krim jamu
emulsi dan warna lebih homogen dibandingkan beras kencur dianalisis sifat kimianya di
dengan Formula I dan III. Hal ini dikarenakan laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi
formula I lebih banyak mengandung zat yang Universitas Gadjah Mada. Analisis dilakukan
tidak mudah larut dalam air, sehingga pemben- oleh pihak laboratorium sesuai dengan prosedur
tukan emulsinya sulit terjadi. Selain itu rasa jamu laboratorium yang bersangkutan. Jenis peme-
pada formula I kurang karena tertutupi rasa susu riksaan meliputi Kadar air dan abu dengan
yang lebih menonjol, sedangkan pada formula II metode Gravimetri, lemak dengan metode
rasa jamu mengalahkan rasa santan. Pada formula Soxhlet, protein dengan metode Kjeldahl, dan
III rasa jamu menutupi rasa susu tetapi lebih karbohidrat dengan metode pengurangan. Hasil
kental, terlalu lembut dan manis, hal ini dikarena- analisis kandungan gizi dapat dilihat pada tabel 6.
kan pemakaian santan yang lebih dominan
sehingga menghasilkan emulsi yang lebih padat.
65
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
66
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
67