Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH INTERAKSI STRATEGI BELAJAR

DAN MENGAJAR

HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Interaksi Strategi Belajar dan
Mengajar yang diampu oleh Ibu Nurmala R, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Afifa Dwi Handayani 17.40604.025

Maslina 17.40604.041

Otah Zagieta 17.40604.0

Serli Dwiyanti 17.40604.065

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menggucapkan puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Interaksi Strategi
Belajar dan Mengajar dengan judul Hakikat Strategi Pembelajaran. Sholawat dan salam
senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu Ibu Nurmala R, M.Pd dan teman-teman
yang terlibat dalam pembuatan makapenlah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya dapat lebih baik. Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kami pada khususnya dan rekan-rekan pada umumnya.

Tarakan, 22 September 2018

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................2

2.1 Hubungan Antar Komponen Dan Strategi Pembelajaran .........................................2


2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pembelajaran ......................................4
2.3 Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran..................................................................6
2.4 Tugas Dan Fungsi Guru ............................................................................................8

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................11

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................11

DAFTAR
PUSTAKA ..............................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kegiatan pembelajaran di setiap jenjang pendidikan harus


dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga setiap guru dituntut
untuk memiliki pemahaman yang tinggi terhadap pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran dan metode pembelajaran. Hal ini sangat penting, dikarenakan guru
merupakan perencana utama dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Proses kegiatan pembelajaran direncanakan dan didesain oleh guru sedemikian
rupa, guna tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Idealnya
pembelajaran yang sesuai dengan sekarang yaitu pembelajaran yang berpusat pada
siswa, agar pembelajaran yang dialami siswa menjadi lebih bermakna. Selain itu, model
pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran haruslah bervariasi, sehingga siswa
tidak merasa jenuh dan bosan ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap pendekatan, model, strategi, metode
dan teknik pembelajaran tidak bisa diabaikan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah:
1. Apa hubungan antar komponen strategi pembelajaran?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran?
3. Apa saja langkah-langkah strategi pembelajaran?
4. Bagaimana tugas dan fungsi guru?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan antar komponen strategi pembelajaran
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran
3. Untuk mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran
4. Untuk mengetahui tugas dan fungsi guru

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah strategi yang di terapkan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan
belajar mengajar adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran dikelas
sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan
efesien.

T. Raka Joni mengartikan strategi belajar mengajar sebagai “pola dan urutan umum
dalam perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar.” Perbuatan
atau kegiatan guru-murid dalam proses belajar-mengajar itu terdiri atas bermacam-macam
bentuk. Keselurahan bentuk itulah yang dimaksud dengan pola dan urutan umum perbuatan
guru-murid. Seorang guru yang merencanakan pengajarannya, lebih dahulu harus
memikirkan strateginya. Lalu menentukan suatu alternatif dan barulah menyusun rencana
pengajaran.

Strategi belajar-mengajar, menurut J. R. David dalam Teaching Strategies for College


Class Room (1976), ialah a plan, method, or series of activities designed to achives a
particular aducational goal (P3G, 1980). Menurut pengertian ini strategi belajar-mengajar
meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu.

Dengan demikian dapat disimpulkan strategi belajar-mengajar adalah rencana dan cara-
cara membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala tujuan
pengajaran dapat dapat dicapai secara efektif. Car-cara membawakan pengajaran itu
merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan
belajar-mengajar. Pola dan uruta umu perbuatan guru-murid itu merupakan suatu kerangka
umum kegiatan belajr mengajar yang tersusun dalam suatu rangkaian bertahap menuju tujuan
yang telah ditetapkan.

2.1 Hubungan Komponen Antar Strategi Pembelajaran


Pengertian tentang mengajar tergantung dari persepsi guru tentang belajar. Kalau
belajar adalah menerima pengetahuan, maka mengajar ialah member pengetahuan.
Kalau belajar adalah memiliki keterampilan, maka mengajar adalah melatih
keterampilan.

2
Menutut W. Gulo (2008) belajar diartikan sebagai usaha untuk mengubah tingkah
laku. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung didalam diri seseorang yang
mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berfikir, bersikap dan berbuat.
Mengajar adalah usaha untuk menciptakan system lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar secara optimal.
System lingkungan ini terdiri atas beberapa komponen, termasuk guru, yang saling
berinteraksi dalam menciptakan proses belajar yang terarah pada tujuan tertentu.
Komponen-komponen tersebut ialah :
1. Tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan
untuk memilih strategi belajar megajar. Tujuan pengajaran yang berorientasi pada
pembentukan sikap tentu tidak akan dapat dicapai jika strategi belajar-mengajar
berorientasi pada dimensi kognitif.
2. Guru. Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman pengetahuan , kemampuan
menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup, maupun wawasannya.
Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan strategi belajar-
mengajar yang digunakan dalam program pengajaran.
3. Peserta didik. Didalam kegiatan belajar-mengajar, peserta didik mempunyai latar
belakang yang berbeda-beda. Seperti lingkungan social, lingkungan budaya, gaya
belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat kecerdasan. Masing-masing berbeda-beda
pada setiap peserta didik, makin tinggi kemajemukan masyarakat, makin besar pula
perbedaan atau variasi ini didalam kelas. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam
menyusun suatu strategi belajar-mengajar yang tepat.
4. Materi pelajaran. Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan
materi informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam buku teks
resmi (buku paket) di sekolah, sedangkan materi informal ialah bahan-bahan
pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-
bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar pengajaran itu lebih relevan dan
actual. Komponen ini merupakan salah satu masukan yang tentunya diperlukan
dalam strategi belajar-mengajar.
5. Metode pegajaran. Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dalam strategi
belaja-mengajar. Ini perlu, karena ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk
strategi belajar-mengajar.
6. Media pengajaran. Media, termasuk sarana pendidikan yang tersedia, sangat
berpengaruh terhadap pemilihan strategi belajar-mengajar. Keberhasilan program
3
pengajaran tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan,
tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh guru.
7. Faktor administrasi dan financial. Termasuk dalam komponen ini ialah jadwal
pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar, yang juga merupakan hal-hal yang
tidak boleh diabaikan dalam pemilihan strategi belajar-mengajar.

Apabila komponen tujuan pengajaran dikeluarkan dari ketujuh komponen tersebut,


maka keenam komponen lainnya merupakan masukan yang dalam proses belajar-
mengajar saling berinteraksi. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan pengajaran
tergantung pada mutumasing-masing masukan dan cara memprosesnya dalam kegiatan
belajar-mengajar.

Kondisi masing-masing komponen masukan itu berbeda-beda pada setiap lembaga


pendidikan, sedangkan tujuan pengajaran dituntut oleh kurikulum relative sama, karena
kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang telah disamakan pada tingkat
nasional.

Oleh karena itu, jika kita ingin mencapai suatu standar mutu yang sama, maka
perlu diperhatikan keenam komponen masukan dalam strategi belajar-mengajar. Tidak
ada satu strategi belajar mengajar yang sama untuk satu mata pelajaran di semua
sekolah, bahkan untuk mata pelajaran yang sama disekolah yang sama dan di kelas
yang sama pada semester yang berbeda. Komponen-komponen itu selalu mengalami
perubahan, terutama komponen peserta didik.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pembelajaran

Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana


membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri
untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan
peserta didik. Maka dari itu pemilihan strategi belajar mengajar harus tepat
sasaran. Dengan mempelajari Strategi Belajar Mengajar berarti setiap guru  mulai
memasuki suatu kegiatan yg bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang
terjadi antara guru dgn ank didik. Interaksi yg bernilai edukatif dikarenakan kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.

4
Menurut Wasliman (2007:158) “hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang besumber dari dalam
diri peserta didik, yang memngaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini
meliputi: kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, siakap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar diri peserta didik yang memngaruhi hasil belajar yaitu keluarga,
sekolah , masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa”.

Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman (2007:159) “bahwa sekolah merupakan


salah satu faktor yang ikut menetukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan
belajar siswa dan kualitas pengajaran disekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar
siswa”.

Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana


dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006:50) “bahwa guru adalah komponen yang sangat
menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran”.

Menurut Dunkin dalam Wina sanajaya (2006:51), terdapat sejumlah aspek yang
dapat memengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu:

1. Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalamn


hidup guru yang menjadi latar belakang social mereka. Yang termasuk kedalam
aspek ini di antaranya tempat asal kelahiran guru termasuk suku, latar belakang
budaya, dan adat istiadat.
2. Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang berhubungan
dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru, misalnya pengalaman latihan
professional, tingkat pendidikan, dan pengalaman jabatan.
3. Teacher properties, adalah segalasesuatu yang berhubungan dengan sifat yang
dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap siswa,
kemampuan dan integlensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik
kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran termasuk di dalamnya kemampuan
dalam merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan dalam
penguasaan materi.

5
Menurut Ruseffendi (1991:7) “mengidentifikasi faktor-foktor yang memngaruhi
hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak,
kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana
belajar,, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.

Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa hasil belajar siswa merupakan hasil dari
suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempenagruhinya.
Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

2.3 Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran

Menurut Affifudin (2005) ada empat belas Langkah-langkah Perencanaan Strategi


Belajar Mengajar yang perlu dilakukan guru dalam membuat sebuah perencanaan
belajar mengajar;
1. Identifikasi tugas-tugas
Kegiatan merancang suatau program harus dimulai dari identifikasi tugas-tugas
yang menjadi tuntutan suatu pekerjaan. Karena itu perlu dibuat suatu job
description atau uraian tugas secara cermat dan lengkap. Berdasarkan tuntutan
pekerjaan itu, selanjutnya ditentukan, peranan-peranan yang harus dilaksanakan
sehubungan dengan uraian tugas tersebut, yang menjadi titik tolak untuk
menentukan tugas-tugas yang akan dikerjakan.
2. Analisis tugas
Tugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional (berkenaan dengan dimensi)
dijabarkan menjadi seperangkat tugas yang rinci. Setiap dimensi tugas dijabarkan
sedemikian rupa yang mencerminkan segala sesuatu yang harus dikerjakan.
3. Penetapan kemampuan
Langkah ini sejalan dengan langkah yang telah dilaksanakan sebelumnya. Setiap
kemampuan hendaknya didasarkan pada kriteria kognitif, afektif dan psikomotor
(performance), serta produk. Tentu saja kemampuan-kemampuan yang diharapkan
itu harus relevan dengan tuntutan kerja yang telah ditentukan.
4. Spesifikasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap
Hal-hal tersebut di no.3 sebagai kriteria kognitif, afektif dan psikomotor
(performance). Setiap kemampuan yang perlu dimiliki, dirinci menjadi
pengetahuan apa, sikap-sikap apa, dan keterampilan-keterampilan apa  yang perlu
dimiliki oleh setiap lulusan.

6
5. Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan
Langkah ini merupakan analisis kebutuhan pendidikan dan latihan, artinya jenis-
jenis pendidikan dan atau latihan-latihan yang sewajarnya disediakan dalam rangka
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah ditetapkan, seperti kegiatan
teoritik dan praktik.
6. Perumusan tujuan
Tujuan-tujuan program atau tujuan pendidikan ini masih bersifat umum sebagai
tujuan kurikuler dan tujuan instruksional umum. Tujuan-tujuan yang dirumuskan
harus koheren dengan kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan.
7. Kriteria keberhasilan program
Kriteria ini sebagai indikator keberhasilan suatu program. Keberhasilan itu ditandai
oleh ketercapaian tujuan-tujuan atau kemampuan yang diharapkan.Tujuan-tujuan
program dianggap tercapai jika lulusan dapat menunjukkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas yang telah ditentukan.
8. Organisasi sumber-sumber belajar
Langkah ini menekankan pada materi pelajaran yang akan disampaikan
sehubungan dengan pencapaian tujuan kemampuan yang telah ditentukan.
Komponen ini juga berisikan sumber materi dan obyek masyarakat yang dapat
dijadikan sebagal sumber informasi.
9. Pemilihan strategi pengajaran
Titik berat analisis pada langkah ini adalah penentuan strategi dan metode yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan kemampuan yang diharapkan. Perlu
dirancang kegiatan-kegiatan pengajaran dan dalam bentuk kegiatan tatap muka,
kegiatan berstruktur dan kegiatan mandiri, serta kegiatan pengalamanan lapangan
yang relevan dengan bidang yang bersangkutan. Strategi pengajaran terpadu dapat
menunjang keberhasilan program pengajaran ini di samping strategi pengajaran
remedial.
10. Uji lapangan program
Uji coba program yang telah didisain dimaksudkan untuk melihat kemungkinan
keterlaksanaannya. Melalui uji coba secara sistematik dapat dinilai hingga mana
kemungkinan keberhasilan, jenis kesulitan, yang pada gilirannya memberikan
informasi balikan untuk perbaikan program.
11. Pengukuran rehabilitas program

7
Pengukuran ini sejalan dengan pelaksanaan uji coba program di lapangan.
Berdasarkan pengukuran itu dapat dicek sejauh mana efektivitas program,
validitas, dan rehabilitas alat ukur, dan efektivìtas sistern instruksional. Informasi
pengukuran dapat dijadikan umpan balik untuk perbaikan dan penyesuaian
program.
12. Perbaikan dan Penyesuaian
Langkah ini merupakan tindak lanjut setelah dilaksanakannya ujicoba dan
pengukuran. Perbaikan dan adaptasi program barangkali diperlukan guna
menjamin konsistensi koherensi, dan monitoring system dan selanjutnya
memberikan umpan balik kepada organisasi sumber-sumber belajar, strategi
pengajaran dan motivasi belajar.
13. Pelaksanaan program
Pada tingkat ini perlu dirancang dan dianalisis langkah-langkah yang
perlu ditempuh dalam rangka pelaksanaan program. Langkah ini didasari oleh
suatu asumsi, bahwa rancangan program yang telah didisain secara cermat dan
telah mengalami uji coba serta perbaikan dapat dipublikasikan dan
dilaksanakan dalam sampel yang lebih luas.
14. Monitoring program
Sepanjang pelaksanaan program perlu diadakan monitoring secara terus dan
berkala untuk menghimpun informasi tentang pelaksanaan program. Kegiatan
monitoring hendaknya didesain secara analisis. Mungkin selama pelaksanaan
masih terdapat aspek-aspek yang perlu diperbaiki dan diadaptasikan. Dengan
demikian diharapkan pada akhirnya dapat dikembangkan suatu program yang
benar-benar sinkron dengan kebutuhan lapangan dan memiliki kemampuan
beradaptasi.

2.4 Tugas dan Fungsi Guru


Tugas guru
Sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup serta mengembangkan karaketer
individu. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
individu yang menjadi peserta didik. Adapun tugas guru dalam bidang kemanusiaan di
sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu
8
menarik simpati sehingga menjadi idola para peserta didiknya. Pelajaran apa pun yang
diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta didiknya dalam belajar. Bila
dalam penampilannya sudah tidak menarik. Maka kegagalan pertama adalah ia tidak
akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para peserta didiknya, mereka
akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik.
Fungsi guru
1) Guru sebagai demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar , guru hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta
senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal
ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang
dicapai oleh siswa. Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri
adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara
demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai
bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator sehingga
mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya apa
yang disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
2) Guru sebagai pengelola kelas
Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manger), guru hendaknya
mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar
kegiatan-kegiatan belajar siswa di dalam kelas tergantung pada banyak faktor
antara lain adalah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas serta kondisi
umum dan suasana di dalam kelas. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah
menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan
belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya
ialah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar,
menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta
membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
3) Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Sebagai
fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna
9
serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang
berupa narasumber, buku teks, majalah, internet, atau pun surat kabar.
4) Guru sebagai evaluator
Dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan, guru hendaknya menjadi seorang
evaluator yang baik. Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan
pencapaian tujuan, penguaasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau
keefektifan metode belajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya ialah untuk
mengetahui kedudukan siswa di dala kelas atau kelompoknya. Dengan penilaian
guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok siswa
yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika dibandingkan
dengan teman-temannya.
5) Guru secara pribadi
Dilihat dari segi dirinya (self oriental), fungsi seorang guru sebagai berikut :
a. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus-menerus menuntut ilmu
pengetahuan dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar untuk
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
b. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan
anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesudah keluarga, sehingga
dalam arti luas sekloah merupakan keluarga, guru berperan sebagai orang tua
bagi siswa-siswanya.
c. Teladan, yaitu senantiasa menjadi teladan yang baik untuk siswa. Guru
menjadi ukuran norma-norma tingkah laku dimata siswa.
d. Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa.
Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa-siswa untuk memperoleh rasa
aman dan puas di dalamnya.
6) Guru secara psikologis
Secara psikologis guru dipandang sebagai berikut :
a. Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi pendidikan yang
melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi
b. Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan
pembaharuan. Sering pula disebut sebagai inovator (pembaharu)
c. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) yang bertanggung jawab
terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

11
DAFTAR PUSTAKA
Gasong, D. (2018). Belajar dan pembelajaran. Deepublish.

Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar (Cover Baru). Grasindo

KEPENDIDIKAN, D. T., JENDRAL, D., KEPENDIDIKAN, P. M. P. D. T., &


NASIONAL , D. P. (2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta;
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan

Nopriawan, 2017, Langkah-Langkah Perencanaan Strategi Belajar Mengajar,


http://www.kampus-digital.com/2017/03/langkah-langkah-perencanaan-
strategi.html, Diakses Tanggal 23 September 2018.

Sauri, Sofyan. (2010). “Membangun karakter bangsa melalui pembinaan profesionalisme


guru berbasis pendidikan nilai.” Jumal Pendidikan Karakter 2.2

Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi program pembelajaran Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

12

Anda mungkin juga menyukai