Disusun Oleh :
Kelompok 2
LOKAL A1
PENDIDIKAN MATEMATIKA 2017
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat
dan berkat-Nya dapat terselesaikannya makalah yang berjudul “Anggaran Cadangan
Pelunasan”.Puji syukur kembali kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
tuntunan dan hikmat yang diberikan sehingga dapat teratasinya semua kendala yang
kami alami dalam penulisan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BABI PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................1
A. ANGGARAN.................................................................................................................. 2
B. DAFTAR ANGGARAN................................................................................................. 3
C. KEWAJARAN ............................................................................................................... 4
D. CADANGAN PELUNASAN ........................................................................................ 5
E. DAFTAR CADANGAN PELUNASAN ....................................................................... 6
F. PENYUSUTAN ............................................................................................................. 8
G. PERUBAHAN NILAI ................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu
satu tahun, yang dinyatakan dalam suatu moneter dan satuan kuantitatif orang lain.
Penyusun anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba. Dalam perencanaan laba,
manajemen menyusun rencana operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan
laba rugi jangka pendek dan jangka panjang. Pemilihan rencana didasarkan atas dampak
rencana kerja tersebut terhadap laba.
1
6. Mengetahui apa yang dimaksud dengan penyusutan.
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perubahan nilai.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANGGARAN
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran
kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukan perolehan dan penggunaan
sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Anggaran juga merupakan suatu perencanaan dalam perusahaan atau organisasi yang
disusun secara terpadu dan dijelaskan dalam satuan unit moneter pada periode atau jangka
waktu yang sudah ditentukan.
Angsuran adalah suatu hutang yang berbunga dikatakan telah dilunasi jika seluruh
pertanggungan (pokok dan bunga) telah dibebaskan dengan suatu deretan pembayaran
yang dibuat dalam suatu interval yang sama.
Contoh 1:Hutang Rp 5.000,00 dengan bunga majemuk 5 % dihitung setengah tahun telah
diamortisasi (dilunasi) dengan pembayaran setengah tahun R selama 3 tahun,
yang pertama dalam6bulan.
R R R R R R
1 2 3 4 5 6 int per
0
5000
Keenam pembayaran sebesar R berbentuk suatu anuitas biasa yang mempunyai nilai tunai
Rp 5.000,00, maka:
R a 6 0.025 = 5.000
1
R=5000 a
❑6 0,025
3
1
¿ 5000
1−(1+ 0.025)−6
0.025
5000
¿
5.508125
= Rp 907,75
Misalkan suatu bidang berbunga A akan diangsur dengan sederet n kali pemabayaran
sebesar R seperti pada contoh 1. Tapi pemabayaran R digunakan untuk membayar bunga
yang harus di bayar waktu itu. Sisanya untuk mengurangi hutang akan bertambah besar
dengan pertambahan waktu.
Hutang yang bersisa (sisa hutang) pada setiap saat dikatakan sebagai yang masih harus
dipertanggungjawabkan atau sisa pokok pada saat itu.
Sisa pokok pada awal jangka waktu adalah hutang yang asli. Dan sisa pokok akhir dari
jangka waktu secara teoritis harus nol, tetapi dalam praktek pembuatan sampai praktek
pembuatan sampai dengan sen, sering tidak sama dengan nol. Pokok yang belum
diselesaikan setelah pembayaran dibuat.
B. DAFTAR ANGGARAN
Untuk pengunaan dalam pembukuan, sering dibuat suatu daftar/jadwal menunjukkan
distribusi dan setiap anggaran dengan menunjukkan distribusi dari setiap anggaran dengan
menunjukkan beban bunga serta pengurangan hutang.
Contoh 2:Buatlah jadwal anggaran untuk hutang pada contoh 1 (liat pada table berikut).
Table berikut dapat diterangkan baris demi baris sebagai berikut:
Pokok yang belum dibayar (a) pada awal periode pertama adalah hutang asli Rp
5.000,00. Bunga yang harus dibayar (b) pada akhir periode tersebut adalah:
5.000(0,0025)=125,00. Pembayaran semesteran (c) adalah Rp 906,75 untuk dimana Rp
125,00 untuk membayar bunga dan Rp 907,75−¿Rp 125,00 = Rp 782,75 digunakan untuk
pembayaran pokok (d). Pada permulaan periode kedua pokok yang belum diselesaikan (a)
adalah Rp 5.000,00−¿Rp 782,75 = Rp 4.217,25. Pada akhir peiode ini bunga yang harus
dibayar adalah (b) Rp 4.217,25(0,025) = Rp 105,43. Pabayaran (c) Rp 906,75 adalah Rp
906,75−¿Rp 105,43 = Rp 802,32 untuk membayar pokok (d). pada awal periode ketiga
pokok yang belum diselesaikan (a) adalah Rp 4.217,25−¿Rp 802,32 = Rp 3.414,93 dan
seterusnya.
Periode Hutang pokok pada Bunga pada akhir Pembayaraan Pembayaran pada
4
permulaan (a) periode (b) (c) akhir periode (d)
Jika sejumlah besar pembayaran dilakukan, jadwal harus dilihat/diubah lagi bentuk
penyajiannya.
Contoh 3:Pada contoh 1, tentukan pokok yang belum diselesaikan setelah pembayaran ke-
4 dan cek dengan table jadwal dalam contoh 2.
Jawab:
Pokok yang belum diselesaikan setelah pembayaran ke-4 adalah nilai tunai dari 2 kali
pembayaran yang akan dilakukan:
C. KEWAJARAN:
Jika suatu barang dibeli dengan sederetan pembayaran, “Pembayaran Yang Wajar”
adalah bagian dari harga yang mana telah di bayar pembeli. Untuk waktu yang sama
dikenal “penjualan yang wajar” yang menunjukkan bagian harga barang yang belum
dibayar, yakni merupakan pokok (sisa) yang belum diselesaikan saat itu. Jelas bahwa:
Pembayaran yang wajar + penjualan yang wajar = harga wajar
Contoh 4:M membeli rumah seharga Rp.25.000,00. Ia membayar Rp.10.000,00 sebagai
uang muka dan pelunasan sisanya dengan bunga 6% (bunga majemuk)
dihitung bulanan, dengan suatu pembayaran pada tiap akhir bulan untuk 10
tahun mendatang. Berapakah “harga yang wajar “ dari rumah ini setelah
membayar sebanyak 50 kali
Jawab:
5
Pembayaran periodiknya adalah:
R = 15.000(1/ a120 0.005) = Rp 166,53. Pokok yang belum diselesaikan setelah
pembayaran periodic yang ke-50 adalah: 166,53a 70 0.005 =Rp 9.815,18.
Harga jual adalah Rp 25.000,00 dan M masih mempunyai pinjaman Rp 9.815,18.
Harga yang wajarnya adalah : 25.000−¿9.815,18=Rp 15.184,82 (liat soal no.1-2).
BERAKHIRNYA HUTANG:
Jika hutang yang mengikat telah dilunasi, setiap pembayaran digunakan untuk
membayar bunga dan menebus beberapa obligasi. Pembayaran periodik tak dapat dibuat
sama, tetapi dalam membuat hampir sama. Sebagai missal, jika nilai oblogasi Rp 100,00
dan jika Rp 712,86 dibayarkan, maka 7 obligasi (surat tebus) dapat ditebus. Jika $763,49.
Maka 8 dapat ditebus.
Contoh 5:Buatlah tabel untuk pelunasan dengan 6 pembayaran tahunan, sedekat mungkin
dari hutang Rp 30.000,00 untuk surat hutang bernilai Rp 100,00 dengan bunga
5%.
Jawab:
Pada akhir tahun pertama, beban bunga adalah 30.000(0,05) = Rp 1.500,00. Jadi dapat
dibayarkan: 5.910,52−¿1.500 = Rp 4.410,52 untuk mengembalikan 44 obligasi. Sekarang
masih ada 300−¿44 = 256 obligasi yang tersisa, yang menyatakan pokok yang belum
terbayar pada awal tahun kedua, yakni Rp 25.600,00. Pada akhir dari tahun kedua, beban
bunga adalah 25.600(0,05) = Rp 1.280,00. Ini dibayar 5.910,52−¿1.280 = Rp 4.630,52
untuk membebaskan 46 obligasi. Tinggal 256−¿46 = 210 obligasi yang tersisa
menyatakan sisa pokok yang belum di bayar yakni Rp 21.000,00 dan seterusnya. Jadwal
untuk penghapusan ikatan hutang:
Periode Hutang pokok pada awal Bunga Jumlah saham yang Periode
periode dibayarkan pembayaran
6
3 21.000,00 1.050,00 49 5.950,00
D. CADANGAN PELUNASAN:
Dalam metode pembebasan hutang dengan dana pelunasan (sinking fund), kreditor
menerima bunga, jika bermacam-macam, maka dibayar dengan jumlah hutangnya pada
akhir jatuh tempo. Dalam hal ini mungkin untuk membuat pembayaran terakhir, debitur
menyisikan sejumlah cadangan, yang mana dia membuat simpanan periodik selama jangka
waktu, sedemikian rupa sehingga pada simpanan terakhir, sudah mencapai hutang aslinya.
Kadang-kadang cadangan ini mendapatkan bunga tetapi tidak selalu dengan laju yang
sama dengan yang dibebankan oleh kreditor.
Contoh 6: Hutang sebesar Rp 5.000,00 harus dibayar dalam 5 tahun dilunasi dengan
metode cadangan pelunasan. Jika 5 simpanan tahunan, yang pertama dibayar
dalam satu tahun dilakukan pada cadangan dengan tambahan 3% tentukan
ukuran dari deposito tersebut:
Jawab:
1
R . s 5 0.03=5.000dan R=5.000 =¿ Rp 941,78
s 5 0.03
7
mendapat bunga 3% dihitung semesteran, tentukan (a). Besarnya R untuk tiap
simpanan dan (b) pembayaran semester C.
Jawab:
1
(a) R=5.000 =¿ Rp 592,92
s 5 0.015
(b) Beban bunga semesteran adalah 5.000(0,025) = Rp 125,00. Biaya semesteran dari
hutang adalah beban bunga ditambah dengan simpanan periodik dari cadangan
pelunasan, maka:
C=125+592,92=¿ Rp 717,92
E. DAFTAR CADANGAN PELUNASAN
Pertumbuhan dari cadangan pelunasan dari contoh 7 dapat dibuat pada daftar tabel
berikut ini: (tabel dihalaman berikutnya).
Pada akhir periode pertama simpanan (b) adalah Rp 592,92 dibuat dan ini akan
meningkatkan cadangan (c) dan jumlahnya dalam cadangan (d) pada akhir periode
pertama.
8
Periode Tambahan Deposito(b) Kenaikan Jumlah daripada
Bunga penambahan dana(c) dana Akhir
periode(d)
(a)
Pada akhir periode kedua, penambahan bunga (a) adalah: 592,92(0,015) = Rp 8,89
simpanan (b) adalah Rp 592,92, penambahan dalam cadangan (c) menjadi 8,89 + 592,92 =
Rp 601,81 dan jumlah cadangan (d) adalah: 592,92 + 601,81 = Rp 1.194,73(0,15) = Rp
17,92 ditmbahkan ke dalam cadangan (c) adalah 17,92 + 592,92 = Rp 610,84 dan jumlah
cadangan (d) sekarang 1.194,73 + 510,84 = Rp 1.805,57, dan seterusnya.
Ketidaksesuian Rp 0,02 pada daftar terakhir dari (d) disebabkan oleh pembulatan dari tiap
daftar sampai sen. Dalam pembentukan daftar cadangan perlu adanya koreksi dari daftar
yang didapat.
Contoh 8: Dalam contoh 7 tentukan (a) jumlah dari cadangan setelah simpanan ke-5 (b).
Berapa jumlah penambahan cadangan pada waktu simpanan ke-6 yang
diberikan oleh bunga?
9
Jawab:
F. PENYUSUTAN:
Dalam bab I dan bab III sejumlah metode untuk penyusutan dari kenyataan fisik telah
diberikan. Dalam setiap cadangan penyusutan dibuat sedemikian hingga jumlahnya pada
akhir dari umur kegunaan dari kekayaan adalah merupakan selisih dari harga perolehan
dengan nilai sisa jika ada.Jika umur kegunaan dari kekayaan n tahun, sasaran yang dicapai
dengan metode garis lurus dari Bab I dengan membuat n deposito tahunan ke dalam
cadangan penyusutan.Ada dua obyek dari prosedur sederhana ini. Pertama ada
menyangkut dengan fakta, bahwa penyusutan terbesar dari kekayaan, kebanyakan terjadi
selama tahun pemakaian dan selanjutnya penysutan tahun demi tahun akan menurun,
tetapi dalam metode garis lurus penyusutan dianggap tetap tahun demi tahun. Persoalan
ini dapat diatasi dengan metode Prosentase konstan.
Yang kedua adalah muncul dari fakta, bahwa cadangan penyusutan biasanya digunakan
sebagai modal oleh perusahaan dan tanpa bunga diberikan pada cadangan dengan metode
yang lain. Hal ini diatasi dengan metode cadangan perlunasan.Misal C adalah harga
peroleh, S adalah nilai sisa dan n (tahun) adalah umur kegunaan dari kekayaan. Jika i
adalah laju efektif penambahan cadangan penysutan, maka deposit tahunan R dalam
cadangan adalah diberikan oleh:
1 C−S
R . s n i=C−S atau R=( C−S ) Atau r =
R . sn i n
Dengan :
C = harga perolehan
S = nilai sisa
10
n = jumlah periode/masa maanfaat
Jawab :
Dik :
C=Rp 20.000.000
n=5
Dit :r ?
C−S
r=
n
Rp 20.000.000−Rp 2.000.000
r=
5
Rp 18.000.000
r=
5
G. PERUBAHAN NILAI
Kehilangan nilai dari barang tambang atau minyak melalui perubahan secara pelan-
pelan dari batu bara atau minyak dimana akan membuat perubahan nilai dikatakan
perubahan nilai.
Pembeli untuk berbagai kekayaan mengharap untukkan untuk menerima:
11
i. Bunga untuk laju tertentu dari investasinya/penanamannya
ii. Pengembalian uang mungkin terjadi pada investasi asalnya.
Jadi rangkaian pemasukan tahunan dari kekayaan harus mencangkup keduanya untuk
bunga yang diharapkan dan untuk cadamgam pelunasan (cadangan pengambalian) dimana
diakumulasikan pada investasi asli dan nilai sisa dari kekayaan pada waktu dimna
kekayaan habis digunkan.
Jawab:
1
0.05 V + s
=25.000
20 0.035
❑
25.000
V=
1
0.05+ s
❑20 0.035
25.000
¿
1
0,05+
( 1+0.035 )20−1
0.035
25.000
¿
1
0.05+
28.279681
25.000
¿
1.41398405+1
28.279681
25.000
¿
2.41398405
28.279681
12
25.000
¿
0.08536108
¿ Rp 292.873,53
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran
kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukan perolehan danpenggunaan
sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu
tahun.Anggaran juga merupakan suatu perencanaan dalam perusahaan atau organisasi
yang disusun secara terpadu dan dijelaskan dalam satuan unit moneter pada periode
atau jangka waktu yang sudah ditentukan.Angsuran adalah suatu hutang yang
berbunga dikatakan telah dilunasi jika seluruh pertanggungan (pokok dan bunga) telah
dibebaskan dengan suatu deretan pembayaran yang dibuat dalam suatu interval yang
sama.Dalam daftar anggaran biasa digunkan untuk pengunaan dalam pembukuan,
sering dibuat suatu daftar/jadwal menunjukkan distribusi dan setiap anggaran dengan
menunjukkan distribusi dari setiap anggaran dengan menunjukkan beban bunga serta
pengurangan hutang.Jika suatu barang dibeli dengan sederetan pembayaran,
“Pembayaran Yang Wajar” adalah bagian dari harga yang mana telah di bayar
pembeli. Untuk waktu yang sama dikenal “penjualan yang wajar” yang menunjukkan
bagian harga barang yang belum dibayar, yakni merupakan pokok (sisa) yang belum
diselesaikan saat itu disebut harga yang wajar. Dalam cadangan pelunasan memiliki
metode pembebasan hutang dengan dana pelunasan (sinking fund), kreditor menerima
bunga, jika bermacam-macam, maka dibayar dengan jumlah hutangnya pada akhir
jatuh tempo. Dalam hal ini mungkin untuk membuat pembayaran terakhir, debitur
menyisikan sejumlah cadangan, yang mana dia membuat simpanan periodik selama
jangka waktu, sedemikian rupa sehingga pada simpanan terakhir, sudah mencapai
hutang aslinya. Kadang-kadang cadangan ini mendapatkan bunga tetapi tidak selalu
dengan laju yang sama dengan yang dibebankan oleh kreditor.
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku matematika keuangan