Isbm Kel 8
Isbm Kel 8
DAN MENGAJAR
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Maslina 17.40604.041
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menggucapkan puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Interaksi Strategi
Belajar dan Mengajar dengan judul Hakikat Strategi Pembelajaran. Sholawat dan salam
senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu Ibu Nurmala R, M.Pd dan teman-teman
yang terlibat dalam pembuatan makapenlah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya dapat lebih baik. Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kami pada khususnya dan rekan-rekan pada umumnya.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ................................................................................................................i
DAFTAR
PUSTAKA ..............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan antar komponen strategi pembelajaran
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran
3. Untuk mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran
4. Untuk mengetahui tugas dan fungsi guru
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah strategi yang di terapkan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan
belajar mengajar adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran dikelas
sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan
efesien.
T. Raka Joni mengartikan strategi belajar mengajar sebagai “pola dan urutan umum
dalam perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar.” Perbuatan
atau kegiatan guru-murid dalam proses belajar-mengajar itu terdiri atas bermacam-macam
bentuk. Keselurahan bentuk itulah yang dimaksud dengan pola dan urutan umum perbuatan
guru-murid. Seorang guru yang merencanakan pengajarannya, lebih dahulu harus
memikirkan strateginya. Lalu menentukan suatu alternatif dan barulah menyusun rencana
pengajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan strategi belajar-mengajar adalah rencana dan cara-
cara membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala tujuan
pengajaran dapat dapat dicapai secara efektif. Car-cara membawakan pengajaran itu
merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan
belajar-mengajar. Pola dan uruta umu perbuatan guru-murid itu merupakan suatu kerangka
umum kegiatan belajr mengajar yang tersusun dalam suatu rangkaian bertahap menuju tujuan
yang telah ditetapkan.
2
Menutut W. Gulo (2008) belajar diartikan sebagai usaha untuk mengubah tingkah
laku. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung didalam diri seseorang yang
mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berfikir, bersikap dan berbuat.
Mengajar adalah usaha untuk menciptakan system lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar secara optimal.
System lingkungan ini terdiri atas beberapa komponen, termasuk guru, yang saling
berinteraksi dalam menciptakan proses belajar yang terarah pada tujuan tertentu.
Komponen-komponen tersebut ialah :
1. Tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan
untuk memilih strategi belajar megajar. Tujuan pengajaran yang berorientasi pada
pembentukan sikap tentu tidak akan dapat dicapai jika strategi belajar-mengajar
berorientasi pada dimensi kognitif.
2. Guru. Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman pengetahuan , kemampuan
menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup, maupun wawasannya.
Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan strategi belajar-
mengajar yang digunakan dalam program pengajaran.
3. Peserta didik. Didalam kegiatan belajar-mengajar, peserta didik mempunyai latar
belakang yang berbeda-beda. Seperti lingkungan social, lingkungan budaya, gaya
belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat kecerdasan. Masing-masing berbeda-beda
pada setiap peserta didik, makin tinggi kemajemukan masyarakat, makin besar pula
perbedaan atau variasi ini didalam kelas. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam
menyusun suatu strategi belajar-mengajar yang tepat.
4. Materi pelajaran. Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan
materi informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam buku teks
resmi (buku paket) di sekolah, sedangkan materi informal ialah bahan-bahan
pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-
bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar pengajaran itu lebih relevan dan
actual. Komponen ini merupakan salah satu masukan yang tentunya diperlukan
dalam strategi belajar-mengajar.
5. Metode pegajaran. Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dalam strategi
belaja-mengajar. Ini perlu, karena ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk
strategi belajar-mengajar.
6. Media pengajaran. Media, termasuk sarana pendidikan yang tersedia, sangat
berpengaruh terhadap pemilihan strategi belajar-mengajar. Keberhasilan program
3
pengajaran tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan,
tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh guru.
7. Faktor administrasi dan financial. Termasuk dalam komponen ini ialah jadwal
pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar, yang juga merupakan hal-hal yang
tidak boleh diabaikan dalam pemilihan strategi belajar-mengajar.
Oleh karena itu, jika kita ingin mencapai suatu standar mutu yang sama, maka
perlu diperhatikan keenam komponen masukan dalam strategi belajar-mengajar. Tidak
ada satu strategi belajar mengajar yang sama untuk satu mata pelajaran di semua
sekolah, bahkan untuk mata pelajaran yang sama disekolah yang sama dan di kelas
yang sama pada semester yang berbeda. Komponen-komponen itu selalu mengalami
perubahan, terutama komponen peserta didik.
4
Menurut Wasliman (2007:158) “hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang besumber dari dalam
diri peserta didik, yang memngaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini
meliputi: kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, siakap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar diri peserta didik yang memngaruhi hasil belajar yaitu keluarga,
sekolah , masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa”.
Menurut Dunkin dalam Wina sanajaya (2006:51), terdapat sejumlah aspek yang
dapat memengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu:
5
Menurut Ruseffendi (1991:7) “mengidentifikasi faktor-foktor yang memngaruhi
hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak,
kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana
belajar,, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.
Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa hasil belajar siswa merupakan hasil dari
suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempenagruhinya.
Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
6
5. Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan
Langkah ini merupakan analisis kebutuhan pendidikan dan latihan, artinya jenis-
jenis pendidikan dan atau latihan-latihan yang sewajarnya disediakan dalam rangka
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah ditetapkan, seperti kegiatan
teoritik dan praktik.
6. Perumusan tujuan
Tujuan-tujuan program atau tujuan pendidikan ini masih bersifat umum sebagai
tujuan kurikuler dan tujuan instruksional umum. Tujuan-tujuan yang dirumuskan
harus koheren dengan kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan.
7. Kriteria keberhasilan program
Kriteria ini sebagai indikator keberhasilan suatu program. Keberhasilan itu ditandai
oleh ketercapaian tujuan-tujuan atau kemampuan yang diharapkan.Tujuan-tujuan
program dianggap tercapai jika lulusan dapat menunjukkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas yang telah ditentukan.
8. Organisasi sumber-sumber belajar
Langkah ini menekankan pada materi pelajaran yang akan disampaikan
sehubungan dengan pencapaian tujuan kemampuan yang telah ditentukan.
Komponen ini juga berisikan sumber materi dan obyek masyarakat yang dapat
dijadikan sebagal sumber informasi.
9. Pemilihan strategi pengajaran
Titik berat analisis pada langkah ini adalah penentuan strategi dan metode yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan kemampuan yang diharapkan. Perlu
dirancang kegiatan-kegiatan pengajaran dan dalam bentuk kegiatan tatap muka,
kegiatan berstruktur dan kegiatan mandiri, serta kegiatan pengalamanan lapangan
yang relevan dengan bidang yang bersangkutan. Strategi pengajaran terpadu dapat
menunjang keberhasilan program pengajaran ini di samping strategi pengajaran
remedial.
10. Uji lapangan program
Uji coba program yang telah didisain dimaksudkan untuk melihat kemungkinan
keterlaksanaannya. Melalui uji coba secara sistematik dapat dinilai hingga mana
kemungkinan keberhasilan, jenis kesulitan, yang pada gilirannya memberikan
informasi balikan untuk perbaikan program.
11. Pengukuran rehabilitas program
7
Pengukuran ini sejalan dengan pelaksanaan uji coba program di lapangan.
Berdasarkan pengukuran itu dapat dicek sejauh mana efektivitas program,
validitas, dan rehabilitas alat ukur, dan efektivìtas sistern instruksional. Informasi
pengukuran dapat dijadikan umpan balik untuk perbaikan dan penyesuaian
program.
12. Perbaikan dan Penyesuaian
Langkah ini merupakan tindak lanjut setelah dilaksanakannya ujicoba dan
pengukuran. Perbaikan dan adaptasi program barangkali diperlukan guna
menjamin konsistensi koherensi, dan monitoring system dan selanjutnya
memberikan umpan balik kepada organisasi sumber-sumber belajar, strategi
pengajaran dan motivasi belajar.
13. Pelaksanaan program
Pada tingkat ini perlu dirancang dan dianalisis langkah-langkah yang
perlu ditempuh dalam rangka pelaksanaan program. Langkah ini didasari oleh
suatu asumsi, bahwa rancangan program yang telah didisain secara cermat dan
telah mengalami uji coba serta perbaikan dapat dipublikasikan dan
dilaksanakan dalam sampel yang lebih luas.
14. Monitoring program
Sepanjang pelaksanaan program perlu diadakan monitoring secara terus dan
berkala untuk menghimpun informasi tentang pelaksanaan program. Kegiatan
monitoring hendaknya didesain secara analisis. Mungkin selama pelaksanaan
masih terdapat aspek-aspek yang perlu diperbaiki dan diadaptasikan. Dengan
demikian diharapkan pada akhirnya dapat dikembangkan suatu program yang
benar-benar sinkron dengan kebutuhan lapangan dan memiliki kemampuan
beradaptasi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Gasong, D. (2018). Belajar dan pembelajaran. Deepublish.
12