Hai para pembaca yang saya banggakan, sungguh senang rasanya bisa menyapa Anda lagi.
Nah, kali ini topik artikel blog saya sedikit berbeda dengan yang biasa saya bagikan. Kalau
sebelumnya saya banyak bercerita tentang travelling, saat ini mari kita mengupas sebuah
topik penting dari dunia kesehatan. Dengan membaca artikel ini Anda telah melakukan satu
langkah awal yang baik untuk menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman maut,
Pneumonia.
Pembaca sekalian, Pneumonia ini sudah sangat berbahaya bagi anak bangsa dan masa depan
bangsa, sehingga saya secara pribadi mengajak Anda untuk memahami lebih jauh tentang
Pneumonia dari penyebab sampai pencegahannya.
TAHUKAH ANDA?
Pneumonia adalah pembunuh kedua tertinggi di dunia pada anak di bawah usia lima tahun
setelah penyakit Neonatal Disorder, sebuah penyakit yang terjadi karena kelahiran prematur
yakni penyakit mental yang dimiliki sang ibu dan lainnya sehingga beresiko pada kematian
bayi dan balita saat persalinan.
Sumbe
r: The Missing Piece, 2018
Sedangkan berdasarkan keseluruhan data kematian pada semua tingkat usia di dunia,
pneumonia merupakan penyebab utama. Hal tersebut diperlihatkan oleh data Global Burden
of Disease tahun 2017 berikut ini.
Selain data dari Global Burden of Disease, 2017, Badan kesehatan dunia atau World Health
Organization (WHO) juga memaparkan bahwa Pneumonia telah menyebabkan kematian
anak di bawah usia lima tahun dengan persentase sebesar 15 % atau sejumlah 808.964 dari
blahblahblah anak (jumlah seluruh anak di dunia) atau dapat dikatakan 2 balita meninggal di
setiap menitnya karena Pneumonia. (Save The Children dalam website stoppneumonia.id). Di
Indonesia sendiri, Pneumonia merupakan penyakit urutan kedua teratas penyebab kematian
anak di bawah usia lima tahun (15,5 %) setelah (penyakit apa di urutan pertama). Angka
kematian pneumonia meningkat dari 2,1% menjadi 2,7% pada tahun 2007 dan 2013 (Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013 Dalam laporan Yayasan Sayangi Tunas
Cilik, 2018).
Pada dasarnya Pneumonia dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Global
Burden of Disease (2017) mencatat bahwa terdapat 2.56 juta orang meninggal dunia akibat
Pneumonia. Sebagian besar dari mereka adalah anak dibawah usia lima tahun dan para lanjut
usia (usia 60 keatas). Diperkirakan dalam tahun 2019, ada sebanyak 1 juta anak meninggal
dunia karena penyakit ini dan apabila tidak dihentikan maka pada tahun 2030 akan ada 11
juta anak yang diperkirakan meninggal karena Pneumonia. (Save The Children)
Nah, pembaca yang budiman, kondisi di atas wajib menjadi kekhawatiran dan perhatian kita
bersama sebab menjaga keselamatan generasi penerus bangsa berarti memberi andil untuk
memajukan dan menyejahterakan Indonesia kita tercinta ini. Oleh karena itu, mari kita
pahami penyakit seperti apakah pneumonia itu dan bagaimana kita melindungi, mencegah
serta mengobati anak yang sudah mengidap penyakit ini.
Pneumonia merupakan infeksi akut pada paru- paru yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme seperti virus, bakteri dan jamur. Infeksi ini menyebabkan jaringan paru-paru
(alveoli) meradang dan akan terisi dengan cairan atau nanah. Cairan atau nanah tersebut
menghambat oksigen (udara yang dihirup) yang masuk de aliran darah.
Umumnya gejala Pneumonia dimulai dari kondisi anak yang mengalami batuk berdahak,
demam, dan sesak nafas. Apabila gejala-gejala tersebut tidak segera ditangani, maka hal
serius akan mengancam nyawa si anak.
Bayi yang baru lahir hingga berusia 2 tahun mempunyai tingkat daya tahan tubuh lebih lemah
dibandingkan dengan usia di atasnya karena tubuh mereka masih baru beradaptasi dengan
lingkungan. Oleh karena itu, bakteri atau virus dapat lebih mudah menyerang mereka.
Selain karakteristik bayi dan balita, perilaku orang tua atau pengasuh yang kurang baik
menjadi penyebab Pneumonia. Sang Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif selama enam
bulan pertama dan tidak memperhatikan kebersihan dalam rumah, Si Ayah yang merokok di
dalam rumah serta kurangnya pengetahuan orang tua tentang gejala-gejala Pneumonia dan
bahayanya.
Perlu diketahui bahwa kondisi lingkungan yang tidak sehat dapat disebabkan oleh aktivitas-
aktivitas orang tua yang baik secara sadar ataupun tidak menimbulkan polusi udara seperti
pembakaran sampah di lingkungan rumah, kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya yang
tidak terjaga.
Saya tegaskan kembali bahwa dari semua perlindungan dan pencegahan terhadap Pneumonia,
ORANG TUA atau PENGASUH mempunyai tanggung jawab dan peranan besar dalam
menjaga kesehatan anak mulai dari prioritas pemberian ASI eksklusif, imunisasi yang
lengkap, penerapan gaya hidup yang bersih dan sehat di lingkungan rumah, cepat tanggap
gejala-gejala pneumonia serta segera bertindak ke rumah sakit/dokter/puskesmas untuk
dirawat atau diobati.
Mari bersama-sama, kita selamatkan generasi penerus bangsa dari ancaman maut pneumonia!