Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Teknik Sepeda Motor


Sistem Penerangan

Disusun oleh:
Nama : Jaka Asari
Kelas : XI TSM 2
SMK Karya Guna Bhakti 1
Jl. Anggrek 1, RT.002/RW.016, Duren Jaya, Kec. Bekasi Tim., Kota Bks, Jawa Barat 17111

2020

Sistem Penerangan Kendaraan


1. Definisi Sistem Penerangan

Sistem Penerangan adalah instalasi dari berbagai rangkaian penerangan pada kendaraan atau
semua sistem kelistrikan pada bodi kendaraan yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan
kenikmatan saat berkendara.

2. Fungsi Sistem Penerangan

Fungsi sistem penerangan adalah sebagai penerangan pada kendaraan untuk memberikan
tanda-tanda kepada pengendara lain misalnya pada saat akan membelok maupun akan
berhenti sehingga pengendara lain lebih aman. Selain itu, juga untuk memberikan indikator
pada pengendara contoh lampu tanda belok kanan atau kiri sudah menyala, kondisi bahan
bakar masih banyak atau sudah habis dan lain-lain, disamping itu juga untuk menambah
kenikmatan saat berkendara.

3. Komponen Pembentuk Sistem Penerangan (Wiring Diagram)

Komponen Utama Pembentuk Wiring Diagram Antara Lain:

a. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik rangkaian.
Umumnya baterai pada kendaraan mempunyai tegangan 12 Volt

b. Fuse
Fuse berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan komponen dari beban lebih / arus lebih.

c. Saklar / Switch
Saklar berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus atau mengendalikan rangkaian.

d. Load
Load yaitu pengguna energi listrik kemudian diubah ke energi lain. Misalnya energi listrik
menjadi energi cahaya yaitu lampu, energi listrik menjadi energi bunyi yaitu klakson ,dsb

e. Kabel
Kabel berfungsi untuk menghubungkan antar komponen dan mengalirkan arus listrik.

f. Massa
Massa berfungsi untuk menghubungkan antar komponen dengan negatif baterai.

Komponen Bantu Pembentuk Wiring Diagram Antara Lain:


a. Konektor
Konektor berfungsi sebagai penyambung antar kabel.

b. Sepatu Kabel
Sepatu kabel berfungsi sebagai penyambung antar kabel dengan komponen.
c. Baut Massa
Baut Massa berfungsi untuk menghubungkan kabel negatif dengan body kendaraan.

d. Pelindung Komponen
Pelindung Komponen berfungsi untuk melindungi komponen dari kerusakan atau
hubungsingkat / kongslet.

Komponen Tambahan Dalam Wiring Diagram Antara Lain:


a. Relay
Relay adalah sebuah saklar elektronik yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik
lainnya.

Macam macam Relay:


a. Relay 4 Kaki Normaly Open.
b. Relay 4 Kaki Normaly Closed.
c. Relay Double Throw.

b. Flasher Unit
Flasher Unit digunakan untuk mengedipkan lampu tanda belok dan lampu hazard secara
interval.
Flasher Unit ada dua jenis yaitu:
 Jenis Electronic: Flasher ini terbuat dari rangkaian electronic / semiconductor.
 Jenis BimetaL: Flasher ini terbuat dari bimetal

c. Saklar Kombinasi
Saklar kombinasi yaitu saklar yang mengendalikan instalasi penerangan dan tanda pada
kendaraan bermotor. Instalasi tersebut adalah:
 Kelompok lampu kota, tail lamp, plat nomor, dan iluminasi.
 Kelompok lampu kepala, blitz, dan indikator lampu jauh.
 Kelompok lampu hazard, sein, dan indikator lampu sein.
 Klakson.
 Wiper dan Washer.

Macam Macam Saklar Kombinasi:


1. Saklar Kombinasi yang Mengendalikan Lampu Kota dan Lampu Kepala

keterangan:
B/30 = Terminal yang dihubungkan dengan positif baterai.
OFF = Saklar tidak beroperasi.
58 = Terminal yang dihubungkan dengan kelompok lampu kota.
56 =Terminal yang dihubungkan dengan terminal 56 sakelar dimmer.

2. Saklar Dimmer dan Blitz.


Saklar dimmer mengendalikan lampu kepala jauh atau pendek. Sedangkan sakelar blitz
mengendalikan lampu blitz (tembak).

keterangan:
B / 30 = Terminal untuk lampu blitz yang disambungkan dengan positif baterai.
56 = Terminal yang dihubungkan dengan terminal 56 sakelar kombinasi.
Hi / u = Terminal yang dihubungkan dengan lampu kepala jarak jauh.
Lo = Terminal yang dihubungkan dengan lampu kepala jarak dekat.

Lampu kepala dikendalikan oleh dua saklar yaitu saklar kombinasi dan saklar dimmer.
Sedangkan Lampu blitz dapat dioperasikan kapan saja tanpa harus menyalakan lampu lain.

3. Saklar Lampu Hazard dan Sein.

keterangan:
30 = Terminal lampu hazard dihubungkan dengan positif baterai tanpa melalui main switch.
15 = Terminal lampu sein dihubungkan dengan positif baterai melalui main switch.
X = Terminal yang dihubungkan dengan terminal X Flasher Unit.
L = Terminal yang dihubungkan dengan terminal L Flasher Unit.
Left = Terminal yang dihubungkan dengan lampu sein dan indicator sein kiri.
Right = Terminal yang dihubungkan dengan lampu sein dan indicator sein kanan.

Jika saklar hazard ON maka SEIN tidak bisa beroperasi.

4. Saklar Klakson (Horn)


Saklar yang berfungsi untuk mengendalikan klakson. Saklar ini merupakan pengendali
negatif dengan jenis sakelar tekan.

keterangan:
54 = Terminal yang dihubungkan dengan terminal Relay no.86.
31 = Terminal yang dihubungkan dengan Massa.

d. Main Switch
Main Switch ( saklar utama ) disebut juga dengan switch kontak / ignition switch.

keterangan:
B = Terminal yang dihubungkan dengan positif baterai.
ACC = Terminal acecoris.
IG = Terminal ignition / pengapian.
ST = Terminal Starter.

Hubungan Antar Terminal Pada Main Switch:

4. Rangkaian Sistem Penerangan

a. Lampu Rem

b. Lampu Mundur
c. Klakson ( Horn )
d. Lampu Kota
e. Lampu Kepala
f. Lampu Hazard dan Sein

5. Analisa Gangguan Sistem Penerangan


Berikut ini beberapa gangguan yang sering terjadi pada sistem penerangan:

a. Sumber tegangan berkurang, penyebabnya:


• Habis.
• Drop tegangan.
b. Open circuit, penyebabnya:
• Kabel putus.
• Sambungan kendor.
c. Over load, penyebabnya:
• Pemakaian daya yang berlebihan.
• Konsleting.
d. Komponen rusak.
e. Kesalahan rangkaian.

Untuk mendeteksi gangguan-gangguan diatas dibutuhkan alat diantaranya:


a. Avometer (Multimeter).
b. Test Lamp (Test Light).
c. Jumper Wire.
DAFTAR PUSTAKA

http://masahyat32.blogspot.com/2012/10/sistem-penerangan-kendaraan.html

Anonymous. 2010. Dasar Otomotif Wikipedia.org


         Haryanto Agus. 2010. Membuat Aplikasi Sederhana Microsoft Access.
Ilmukomputer.com
         Anonymous. 2009. Pengantar Komputer dan Internet. Univ Kristen Duta Wacana.
Makalah
Teknik Sepeda Motor
Mekanisme Katup

Disusun oleh:
Nama : Jaka Asari
Kelas : XI TSM 2
SMK Karya Guna Bhakti 1
Jl. Anggrek 1, RT.002/RW.016, Duren Jaya, Kec. Bekasi Tim., Kota Bks, Jawa Barat 17111

2020

Mekanisme Katup
Katup hanya terdapat pada motor empat langkah, sedangkan motor dua langkah
umumnya tidak memakai katup. Katup pada motor empat langkah terpasang pada kepala
silinder. Tugas katup untuk membuka dan menutup ruang bakar. Setiap silinder dilengkapi
dengan dua jenis katup (isap dan buang) Pembukaan dan penutupan kedua katup ini diatur
dengan sebuah poros yang disebut poros cam (camshaft). Sehingga silinder motor empat
langkah memerlukan  dua cam, yaitu cam katup masuk dan cam katup buang. Poros cam
diputar oleh poros engkol melalui transmisi roda gigi atau rantai. Poros cam berputar dengan
kecepatan setengah putaran poros engkol. Jadi, diameter roda gigi pada poros cam adalah dua
kali diameter roda gigi pada poros engkol. Sebab itu lintasan pena engkol setengah kali
lintasan poros cam. 

         Katup dibuat dari bahan yang keras dan mudah menghantarkan panas. Katup menerima
panas dan tekanan yang tinggi dan selalu bergerak naik dan turun, sehingga memerlukan
kekuatan yang tinggi. Selain itu hendaknya katup tahan terhadap panas dan gesekan. 

          Fungsi katup sebenarnya untuk memutuskan dan menghubungkan ruang silinder di atas
piston dengan udara luar pada saat yang dibutuhkan. Karena proses pembakaran gas dalam
silinder mesin harus berlangsung dalam ruang bakar yang tertutup rapat. Jika sampai terjadi
kebocoran gas meski sedikit, maka proses pembakaran akan terganggu. Oleh karenanya
katup-katup harus tertutup rapat pada saat pembakaran gas berlangsung.

Katup masuk dan katup buang berbentuk cendawan (mushroom) dan di sebut “poppet
valve”. Katup masuk menerima panas pembakaran, dengan demikian katup mengalami
pemuaian yang tidak merata yang akan berakibat dapat mengurangi efektivitas kerapatan
pada dudukan katup. Untuk meningkatkan efisiensi biasanya lubang pemasukan dibuat
sebesar mungkin. Sementara itu katup buang juga menerima tekanan panas, tekanan panas
yang diterima lebih tinggi, hal ini akan mengurangi efektivitas kerapatan juga, sehingga
akibatnya pada dudukan katup mudah terjadi keausan. Untuk menghindari hal tersebut,
kelonggaran (clearence ) antara stem katup dan kepala stem dibuat lebih besar. 

          Untuk membedakan katup masuk dengan katup buang dapat dilihat pada diameter
keduanya, diameter katup masuk umumnya lebih besar dari pada katup buang. 

  Kepala katup mempunyai peranan yang sangat penting, karena ia harus tetap
bekerja baik, walaupun temperaturnya berubah- ubah. Bidang atas kepala katup ini disebut
tameng. Bentuknya ada yang cekung dan ada yang cembung. Tameng cekung disebut tameng
terompet dan biasanya dipakai sebagai katup masuk. Sedangkan tameng cembung dipakai
sebagai katup buang karena kekuatannya yang lebih tinggi.

     Pada katup juga terpasang pegas-pegas. Pegas-pegas katup ditugaskan untuk
menutup katup sesuai dengan gerak tuas ungkit menjauhi ujung batang katup

 MEKANIK KATUP ( VALVE MECHANISM)


Mekanik katup 

Bahan : dibuat dari bahan paduan besi baja dengan elemen - elemen lain, umpamanya dengan
zat arang, silicon - chrom, nikel, wolfram, mangan.

Seperti:

 Katup masuk terbuat dari paduan baja chrom nikel.

 Katup buang terbuat dari paduan baja silicon.

Syarat - syarat daripada katup:

 Harus ringan
 Harus kuat dan tahan getaran tinggi
 Tahan lama dalam pemakain.

PERBEDAAN KATUP MASUK DAN KATUP BUANG.


Katup masuk 

 Biasanya diameter katup lebih besar daripada katup buang.


 Terdapat tanda IN
 Mudah ditarik magnet
Katup buang

 Biasanya diameter katup lebih kecil daripada katup masuk.


 Terdapat tanda EX
 Sukar ditarik magnet sebab campuran nikel banyak sekali.
GUNA DARI KATUP:

 Membuka dan menutup pintu pemasukan udara / gas dan membuang sisa gas yang
telah terbakar pada saat yang telah ditentukan.
 Mencegah kebocoran kompresi dan letupan pembakaran.

Macam - macam dari katup:

 Katup masuk: katup yang digunakan sebagai pintu pemasukan udara untuk
membekali mesin dari saluran masuk. Piring katup dibuat tipis supaya meringankan
beban putaran pada poros bubungan.
 Katup buang: Katup yang digunakan sebagai pintu pembuang sisa gas pembakaran ke
saluran buang. Piring katup dibuat tebal dari pada katup masuk, supaya tahan panas
dan tidak mudah berubah bentuk.

BAGIAN - BAGIAN MEKANIK KATUP DAN KEGUNAANNYA:


A.   Katup ( valve) bila diuraikan lagi maka menjadi bagian - bagian:

1.    Piring katup :

 sebagai bidang penutup katup berguna untuk merapatkan penutupan katup dengan
dudukan katup.
 tebal piring katup sebagai penentu masa pakai dari katup.
 diameter piring katup dibuat menurut kebutuhan dari motor masing - masing.
2.    Batang katup berguna untuk tempat kedudukan pegas, pelindung pegas, cincin pelat,
penahan pegas, kunci penahan pegas serta mendapat tekanan untuk pembukaan dari 

B.   Pegas katup ( valve spring) ; berguna untuk mengembalikan kedudukan katup pada waktu
katup menutup.

C.   Kunci penahan pegas berguna untuk menahan pegas tekan dengan penahan pegasnya.
D.   Sekrup penyetel dan mur pengunci berguna untuk menentukan penyetelan celah katup, dan
menahan duduknya baut penyetel supaya tidak berubah.

E.   Batang penumbuk katup ( tappet) terdapat dua macam yaitu: penumbuk katup mekani
tekanan dan penumbuk katup hidrolik. Gunanya untuk menerima tekanan dari gerak putar
nok poros bubungan dan diteruskan menjadi tekanan lurus kepada katup tersebut.

F.    Pelatuk katup ( rocker arm): digunakan pada mesin - mesin dengan konstruksi katup kepala,
katup kombinasi serta over head camshaft, yang berguna untuk menghantar tekanan dari
batang penumbuk katup dan meneruskan kepada ujung batang katup.

G.   Dudukan katup ( valve seat) : sebagai tempat penutupan katup - katup yang dirapatkan
dengan bidang dari katup.

H.   Pengangkat katup ( valve lifter); berguna untuk menjamin bekerjanya katup - katup agar
dapat menjadi lurus gerakannya dari batang penumbuk katup tersebut.

CARA MENYETEL CELAH KATUP

Sebelumnya perlu diperhatikan, bahwa tutorial ini dilakukan pada mesin Toyota
Kijang 5K dengan mekanisme katup seperti gambar diatas (OHV), dan FO 1-3-4-2. Namun,
anda tidak perlu khawatir jika mobil anda berbeda jenis, karena tutorial dibawah ini
mengajarkan tentang konsep dasar cara menyetel katup, jadi untuk mesin dan mekanisme
katup yang berbeda dapat menyesuaikan.

A. Persiapan

1. Siapkan mesin, alat dan bahan yang diperlukan.


2. Periksalah oli mesin, air radiator dan bahan bakar.
3. Hidupkan mesin untuk pemanasan kurang lebih 5 menit.
4. Membuka cover kepala silinder.

B. Cara Menyetel Celah Katup

1.    Putar poros engkol hingga tanda pada puli poros engkol tepat dengan angka 0 pada tutup
rantai timing.
2.    Menentukan top kompresi silinder 1 atau 4, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Pada saat memutar poros engkol sambil memperhatikan katup masuk silinder mana yang
bergerak. Lihatlah katup masuk atau push rod katup masuk pada silinder 1 atau 4 sambil
menggerak-gerakkan puli poros engkol.

b) Apabila yang bergerak push rod katup masuk silinder 4 pada saat anda menggerak-
gerakkan atau memutar poros engkol, berarti ketika tanda pada puli tepat dengan tanda 0 :
yang sedang mengalami top kompresi adalah silinder 1. Begitu juga sebaliknya.

3.    Menentukan katup-katup yang boleh distel pada saat top kompresi silinder 1 atau 4. Caranya
dengan melihat diagram/tabel proses kerja silinder atau bisa juga dengan menggerak-
gerakkan puli poros engkol sambil melihat push rod katup yang tidak bergerak. Push rod
yang tidak bergerak maka boleh disetel.

4.    Setel celah katup sesuai spesifikasi. Penyetelan dilakukan dengan cara:

a)    Mengendorkan mur 12 menggunakan kunci ring 12.

b)    Menempatkan atau memasukkan feeler gauge ke dalam celah antara rocker arm dengan
batang katup.

c)    Melakukan penyetelan dengan mengubah (mengencangkan/mengendorkan) baut penyetel


dengan obeng.

d)    Setelah celah katup telah benar/sesuai, kencangkan mur penahan sambil menahan baut
penyetel agar tidak bergerak. Lalu cek kembali celah katup dengan merasakan
tarikan/gesekan dari feeler gauge. Ulangi cara tersebut jika belum menemukan kesesuaian.

5.    Putar poros engkol 1 putaran (360°) sehingga tanda pada puli bertepatan dengan tanda 0
pada tutup rantai timing.

6.    Menyetel celah katup untuk katup-katup yang belum disetel sesuai spesifikasi.

7.    Coba hidupkan mesin, apakah sudah halus atau belum? Jika sudah maka anda berhasil.

8.    Menutup kembali kepala silinder, lalu memasang komponen lainnya.

9.    Bersihan objek kerja, alat, dan juga tempat kerja.


KESALAHAN YANG SERING TERJADI

1)    Salah menentukan top kompresi silinder.

2)    Salah menentukan katup yang boleh disetel.

3)    Salah dalam menggunakan feeler gauge.

4)    Piston lupa dan belum ditopkan.

5)    Celah terlalu kendor atau terlalu rapat.

MACAM-MACAM MEKANISME KATUP

Terdapat beberapa mekanisme katup yang ada pada kendaraan, yaitu mekanisme katup tipe
OHV (Over Head Valve), SOHC (Single Over Head Camshaft) dan DOHC (Double Over
Head Camshaft).

OHV (Over Head Valve)

Mekanisme katup tipe OHV ini penempatan katup-katupnya berada di kepala silinder dan
posisi cam shaft (poros nok) nya berada di bawah yaitu di blok silinder. Untuk menggerakkan
katup-katup ini yang berada di atas maka cam shaft dibantu oleh pengangkat katup (valve
lifter) dan batang penekan (push rod) yang letaknya diantara cam shaft dengan rocker arm
(pelatuk).

Pada tipe OHV ini terdapat banyak komponen penghubung yang digunakan sehingga pada
putaran tinggi, pembukaan katup akan kurang maksimal.

SOHC (Single Over Head Camshaft)


Mekanisme katup tipe SOHC ini penempatan katup-katupnya berada di kepala silinder dan
posisi cam shaftnya juga berada di kepala silinder sehingga tidak memerlukan komponen
tambahan seperti valve lifter dan push rod karena cam shaft akan langsung menggerakkan
rocker arm.

Untuk mekanisme katup tipe ini memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan
mekanisme katup tipe OHV karena tidak menggunakan komponen penghubung tambahan
maka tipe ini pada saat putaran tinggi pembukaan katup-katupnya akan lebih baik.

Pada sipe SOHC ini hanya terdapat satu buah cam shaft. Satu buah cam shaft ini digunakan
untuk membuka kedua macam katup yang ada pada masing-masing silinder yaitu untuk
membuka katup hisap dan katup buang sesuai dengan timing bukaan katupnya.

DOHC (Double Over Head Camshaft)

Mekanisme katup tipe DOHC ini penempatan katup-katupnya dan cam shaftnya sama dengan
tipe SOHC yaitu berada di kepala silinder. Namun perbedaan antara tipe DOHC dengan
SOHC adalah jumlah dari cam shaftnya, pada DOHC memiliki dua buah cam shaft. Satu cam
shaft digunakan untuk menggerakkan katup hisap dan satu cam shaft lainnya digunakan
untuk menggerakkan katup buang. 

Mekanisme katup tipe DOHC ini lebih baik dibandingkan dengan mekanisme katup lainnya
karena terdapat dua buah cam shaft yang masing-masing menggerakkan katup hisap dan
katup buang sehingga bukaan katup akan lebih presisi pada saat putara
DAFTAR PUSTAKA:

http://ottologi.blogspot.com/2013/09/cara-menyetel-celah-katup.html
http://dunia-otomotif-mobil.blogspot.com/2014/09/pengertian-fungsi-katup-valve-
pada.html
http://belajar-otomotif-1.blogspot.com/2013/08/mekanik-katup-valve-mechanism.html

Anda mungkin juga menyukai