Anda di halaman 1dari 17

MODUL PERKULIAHAN

ANALISIS
DATA
Ukuran Gejala Pusat, Distribusi Frekuensi, Nilai Maksimum Dan Nilai
Minimum, Skor Aktual dan Skor Ideal, Garis Kontinum

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi & Bisnis Akuntansi S1 Dudi Abdul Hadi

03
Abstract Kompetensi
Pemahanan tentang analisis Bisa menggambarkan data secara
deskriptif data dengan deskriptif dan komprehensif
menggambarkan melalui ukuran mengenai ukuran gejala pusat,
gejala pusat, distribusi distribusi frekuensi, nilai
frekuensi, nilai maksimum dan maksimum dan nilai minimum,
nilai minimum, skor aktuan skor aktual dan skor ideal, garis
dan,skor ideal, garis kontinum kontinum
.

UKURAN GEJALA PUSAT

Ukuran gejala pusat adalah suatu ukuran yang digunakan untuk


mengetahui kecenderungan mengumpulnya data sampel atau populasi
yang disajikan dalam tabel dan diagram, yang dapat mewakili sampel atau
populasi

Macam – macam gejala pusat


1. Mean (rata-rata hitung) adalah nilai (besaran) yang diperoleh dari
hasil jumlah tiap data dibagi dengan banyaknya data. Contoh:
Misalkan pada akhir semester untuk mata kuliah Statistika dan
Probabilitas diketahui bahwa Sarah mempunyai nilai terstruktur
dengan rincian Ujian Akhir Semester (UAS) adalah 82.5, Ujian
Tengah Semester (UTS) adalah 70, nilai tugas (T) adalah 85 dan
nilai absensi 100. Ditentukan oleh Universitas bahwa bobot untuk
UAS adalah 40%, bobot UTS 30%, bobot T 20% dan bobot Absensi
10%. Berdasarkan bobot masing-masing nilai tersebut dimisalkan
𝑋1= nilai UAS dengan bobot 𝑏1, 𝑋2= nilai UTS dengan bobot 𝑏2, 𝑋3=
nilai T dengan bobot 𝑏3, 𝑋4= nilai absensi dengan bobot 𝑏4, maka
nilai akhir semester Sarah untuk mata kuliah Statistika dan
Probabilitas adalah:

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


2 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2. Modus adalah nilai yang paling banyak muncul itulah modus dari data
tersebut. Contoh : Hasil pengukuran tinggi badan adalah sebagai berikut.
172, 167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170 maka modusnya adalah
170

3. Rata-rata Ukur adalah rata-rata yang digunakan untuk


menggambarkan keseluruhan data khususnya bila data tersebut
mempunyai ciri tertentu, yaitu banyak nilai data yang satu sama lain
saling berkelipatan sehingga perbandingan tiap dua data yang
berurutan tetap atau hamper tetap, data tidak ada yang nol.
Contoh:
Diketahui data suku bunga tabungan beberapa bank adalah sebagai berikut.
6,75;5,75;6,50;6,25;6,25;6,10;5,70;5,90;6,25;5,60
Berapakah rata-rata ukur (geometrik) suku bunga bank-bank tersebut?

4. Rata-rata harmonic adalah rata-rata yang dihitung dengan cara mengubah


semua data menjadi pecahan, dimana nilai data dijadikan sebagai
penyebut dan pembilangnya adalah satu, kemudian semua pecahan
tersebut dijumlahkan dan selanjutnya dijadikan sebagai pembagi jumlah
data.
Contoh : Seorang Pedagang Burung di Darussalam memperoleh hasil
penjualan Rp 2.000.000/Minggu dengan rincian sebagai berikut:
Minggu 1 : Terjual 100 Burung seharga Rp. 20.000/burung
Minggu 2 : Terjual 80 Burng seharga Rp. 25.000/burung
Minggu 3 : Terjual 40 Burung seharga Rp. 50.000/burung
Minggu 4 : Terjual 50 Burng seharga Rp. 40.000/burng

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


3 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
UKURAN LETAK

Ukuran Letak Adalah ukuran statistik yang menggambarkan letak data.


Yang termasuk ukuran letak adalah median, kuartil.
a. Median Median adalah data tengah atau data yang membagi barisan
data menjadi 2 sama banyak.
1. Median diartikan sebagai nilai di tengah deret nilai yang disusun
dengan tata urut dari kecil sampai besar. Contoh : Hasil pengukuran
tinggi badan adalah sebagai berikut.
172, 167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170
maka mediannya adalah 1. Urutkan data dari yang terkecil hingga terbesar.
2. Tentukan letak median
160 165 167 169 170 170 172 173 175 180

2. Kuartil ( Bilangan – bilangan yang membagi barisan data terurut


menjadi 4 bagian sama banyak). Langkah – langkah menentukan
kuartil untuk data tunggal : 1. Urutkan data dari terkecil ke terbesar.

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


4 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2. Tentukan letak kuartil. . Contoh : Hasil pengukuran tinggi badan adalah
sebagai berikut.
a. Urutkan
160 165 167 169 170 170 172 173 175 180
b. Tentukan letak kuartil 1, kuartil 2, kuartil3

DISTRIBUSI FREKWENSI
Salah satu cara untuk mengatur, menyusun, atau meringkas data ialah dengan
cara membuat distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi merupakan suatu keadaan
yang menggambarkan bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel yang

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


5 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
dilambangkan dengan angka itu telah tersalur, terbagi, tersebar, dan terpancar.
Penggambaran angka (bilangan) atau penyajian data angka tersebut dapat
disajikan dalam bentuk tabel atau grafik/gambar, yang kemudian dikenal dengan
istilah tabel distribusi frekuensi dan grafik distribusi frekuensi.

Jenis Jenis Distribusi Frekuensi


Distribusi frekuensi memiliki jenis-jenis yang berbeda untuk setiap kriterianya.
Berdasarkan kriteria tersebut, distribusi frekuensi dapat dibedakan tiga jenis
1. Distribusi kategorik.
2. Distribusi frekuensi biasa. Distribusi frekuensi yang berisikan jumlah
frekuensi dari setiap kelompok data. Distribusi frekuensi ada dua jenis yaitu
distribusi frekuensi numerik dan distribusi frekuensi peristiwa atau kategori.
3. Distribusi frekuensi relative. Distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai
hasil bagi antara frekuensi kelas dan jumlah pengamatan. Distribusi
frekuensi relatif menyatakan proporsi data yang berada pada suatu kelas
interval, distribusi frekuensi relatif pada suatu kelas didapatkan dengan
cara membagi frekuensi dengan total data yang ada dari pengamatan atau
observasi.
4. Distribusi frekuensi kumulatif. Distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi
kumulatif (frekuensi yang dijumlahkan). Distribusi frekuensi kumulatif
memiliki kurva yang disebut ogif. Ada dua macam distribusi frekuensi
kumulatif yaitu distribusi frekuensi kumulatih kurang dari dan distribusi
frekuensi lebih dari

Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian yang akan dipakai dalam
membuat sebuah daftar distribusi frekuensi.
1. Kelas-kelas (class) adalah kelompok nilai data atau variable dari suatu data
acak.
2. Batas kelas (class limits) adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu
dengan kelas yang lain. Batas kelas merupakan batas semu dari setiap
kelas, karena di antara kelas yang satu dengan kelas yang lain masih
terdapat lubang tempat angka-angka tertentu. Terdapat dua batas kelas
untuk data-data yang telah diurutkan, yaitu: batas kelas bawah (lower class
limits) dan batas kelas atas (upper class limits).

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


6 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
3. Tepi kelas disebut juga batas nyata kelas, yaitu batas kelas yang tidak
memiliki lubang untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas
yang lain. Terdapat dua tepi kelas yang berbeda dalam pengertiannya dari
data, yaitu: tepi bawah kelas dan tepi atas kelas.
4. Titik tengah kelas atau tanda kelas adalah angka atau nilai data yang tepat
terletak di tengah suatu kelas. Titik tengah kelas merupakan nilai yang
mewakili kelasnya dalam data. Titik tengah kelas = ½ (batas atas + batas
bawah) kelas.
5. Interval kelas adalah selang yang memisahkan kelas yang satu dengan
kelas yang lain.
6. Panjang interval kelas atau luas kelas adalah jarak antara tepi atas kelas
dan tepi bawah kelas.
7. Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas
tertentu dari data acak.
Teknik Pembuatan Distribusi Frekuensi Numeric
Langkah-langkah pembuatan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
 Urutan data dari yang terkecil sampai yang terbesar.
 Hitung jarak atau rentangan (R).
Rumus: R = data tertinggi – data terkecil.
 Hitung jumlah kelas (K).
Rumus: K = 1 + 3,3 log n.
Di mana: n = jumlah data.
 Hitung panjang kelas interval (P).
Rumus P = Rentangan (R) / jumlah kelas (K).
 Tentukan batas data terendah, dilanjutkan dengan enghitung kelas interval,
dengan cara menjumlah tepi bawah kelas ditambah dengan panjang kelas
(P) dan hasilnya dikurangi 1 sampai pada data terakhir.
 Buatlah tabel sementara (tabulasi dengan cara menghitung satudemi satu
sesuai dengan urutan interval kelas).
Nilai ujian statistika 65 orang mahasiswa adalah sebagai berikut:
30, 25, 90, 42, 50, 45, 26, 80, 70, 70, 60, 45, 46, 50, 40, 78, 55, 43, 56, 58, 42,
52, 53, 68, 50, 40, 78, 36, 42, 35, 60, 85, 30, 68, 82, 27, 25, 75, 76, 74, 71, 72,
63, 63, 62, 65, 61, 50, 50, 51, 56, 58, 57, 64, 60, 65, 74, 70, 72, 90, 88, 88, 90,
75, 75.

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


7 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Langkah-langkah pembuatan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
1. Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
25, 25, 26, 27, 30, 30, 35, 36, 40, 40, 42, 42, 42, 43, 45, 45, 46, 50, 50, 50,
50, 50, 51, 52, 53, 55, 56, 56, 57, 58, 58, 60, 60, 60, 61, 62, 63, 63, 64, 65,
65, 68, 68, 70, 70, 70, 71, 72, 72, 74, 74, 75, 75, 75, 76, 78, 8, 80, 82, 85,
88, 88, 90, 90, 94.
2. Menghitung jarak atau rentangan (R).
Rumus: R = data tertinggi – data terkecil.
R = 94 – 25 = 69
3. Menghiting jumlah kelas.
K = 1 + 3,3 log n
k = 1 = 3,3 log (65)
K= 1 + 3,3 (1,8192)
k= 6,98 = 7
4. Hitung panjang kelas (P).
P=R/K
P = 69 / 7
P = 9,8
P = 10
5. Hitung batas panjang interval kelas (P)
25 + ( 10 -1 ) = 34
35 + ( 10 -1 ) = 44
45 + ( 10 -1 ) = 54
55 + ( 10 -1 ) = 64
65 + ( 10 -1 ) = 74
75 + ( 10 -1 ) = 84
85 + ( 10 -1 ) = 94
6. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan cara memindahkan hasil
langkah ke-5 ke dalam kolom interval kelas dan isi kolom frekuensi dengan
jumlah frekuensi setiap interval kelas diambil dari langkah ke-1.
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Statistik

Kelas Interval Kelas frekuensi

1 25 – 34 6

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


8 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2 35 – 44 8

3 45 – 54 11

4 55 – 64 14

5 65 – 74 12

6 75 – 84 8

7 85 – 94 6

Jumlah 65

Penyajian Grafik
Seringkali untuk keperluan alnalisis, selain dibuat tabel distribusi frekuensi relatif
dan kumulatif, data disajikan dalam bentuk grafik. Grafik yang berupa gambar
pada umumnya lebih mudah ditangkap dan di ambil kesimpulan secara cepat dari
pada tabel.

Histogram
Grafik histogram atau histogram frequency merupakan suatu grafik segi empat
yang dibentuk di atas absis dengan menggunakan batas bawah nyata dan batas
atas nyata yang berhimpit – himpit.
Diagram batang digunakan untuk lebih memahami persoalan secara visual. Dalam
diagram batang, lebar batang diambil dari selang kelasdistribusi frekuensinya,
sedangkan frekuensi masing – masing kelas ditunjukan oleh tinggi batang.

Langkah – langkah membuat histogram :


1. Buatlah absis ( sumbu mendatar X menyatakan nilai ) dan ordinat ( sumbu
tegak Y menyatakan frekuensi )
2. Buatlah skala absis dan ordinat
3. Buatlah batas kelas dengan cara setiap tepi bawah kelas dikurangi 0,5
4. Membuat tabel distribusi frekuensi untuk membuat grafik histogram

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


9 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Poligon
Poligon Frekuensi adalah grafik garis yang menghubungkan nilai tengah dari
setiap interval kelas. Agar ujung kiri dan kanan tertutup maka perlu ditambah satu
kelas pada kelas pertama dan satu kelas lagi sesudah  kelas terakhir dengan
frekuensi masing-masing nol.
Menentukan nilai tengah
Nilai tengah dapat dicari dengan cara menjumlahkan tepi bawah kelas dengan tepi
atas kelas dari setiap interval kelas, kemudian dibagi 2.
Contoh:
 Kelas – ke 1 = (25 + 34)/2 = 29,5
 Kelas – ke 2 = (35 + 44)/2 = 38,5

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


10 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Untuk interval kelas lain dapat dicari dengan cara yang sama dan hasilnya ada di
Tabel 2.10

Diagram Lingkar (Pie Chart)


Diagram lingkar merupakan suatu lingkaran yang dibagi menjadi beberapa bagian
lingkaran. Di mana besar setiap bagian lingkaran tergantung drai besar kecil
variabel. Perhitungan nilai bagian lingkaran dihitung berdasarkan persentase.

Langkah-langkah membuat diagram pie antara lain:


Rumus
=  )/TFi x 100%
Di mana:
= Persentase bagian lingkaran
Frekuensi kelas ke i
TF      =  Total frekuensi

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


11 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Contoh:
Kelas –  = 6 orang
TF                = 65
=  )/TFi x 100%
= (6/65) x 100%
= 9,2%

Untuk kelas yang lain dapat dicari dengan cara yang sama dan perhitungannya
ada pada Tabel 2.10

Ogive
Untuk membuat grafik ogive terlebih dahulu mencari nilai frekuensi kumulatif,
sedangkan distribusi frekuensi kumulatif itu sendiri adalah distribusi frekuensi yang
nilai frekuensinya (f) diperoleh dengan cara menjumlahkan frekuensi demi
frekuensi. Distribusi frekuensi kumulatif () dibagi dua, yaitu:

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


12 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
 Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari (negatif)
 Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari (positif)

Langkah-langkah membuat grafik ogive antara lain:


1. Menentukan Nilai Frekuensi Kumulatif
Rumus: f_kum= f_(ke-1) + f_(ke-2)+⋯+ f_(ke-n)
Di mana:
f_kum= frekuensi kumulatif
f_(ke-n)= frekuensi setiap kelas
2. Menghitung Frekuensi Kumulatif Positif dan Negatif

Ukuran gejala memusat dan ukuran letak dari table distribusi frekwensi 2.10 di
atas adalah

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


13 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
1. Rata-rata hitung
fi Xi fiXi
25 34 6 29,5 177
35 44 8 39,5 316
45 54 11 49,5 544,5
55 64 14 59,5 833
65 74 12 69,5 834
75 84 8 79,5 636
85 94 6 89,5 537
95 65 3877,5
59,65385 ΣfiXi = 3877,5
Σfi 65

3.
Dengan b = ujung bawah kelas Modal (f terbesar) 𝑏1 = frekuensi kelas modal –
frekuensi kelas sebelumnya 𝑏2 = frekuensi kelas modal – frekuensi kelas
sesudahnya 𝑝 = panjang kelas Contoh: Tentukanlah Modus dari data berikut:

4. Median
Dimana : b : Batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak p :
Panjang kelas median n : Ukuran sampel / banyaknya data F : Jumlah semua
frekuensi sebelum kelas median f : Frekuensi kelas median

5. Quartil 1,

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


14 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. quartil 2,

7. quartil 3

Ukuran penyimpangan
Simpangan baku

NILAI MAKSIMUM DAN NILAI MINIMUM

Apabila seorang peneliti ingin menggambarkan keadaan data secara


kualitatif, maka data bisa dibagi menjadi 5 kelas (atau 10 atau seadanya
seperti di table 2.10), dengan cara sebagai berikut:
Xbar + 1,5 S = 59,65 + 1,5 (17,45) = 85,82885
Xbar + 0,5 S = 59,65 + 0,5 (17,45) = 68,37885
Xbar – 0,5 S = 59,65 – 0,5 (17,45) = 50,92885
Xbar – 1,5 S = 59,65 – 1,5 (17,45) = 33,47885

Skala ordinal (apabila Nilai (misalkan ada 10 orang,


No Interval Kategori dibuatkan skala likert) 10 pertanyaan)
5 Maksimum (5 x 10 x 10=
1 85,82885 ke atas Sangat baik 500)
2 68,37885 -85,82885 Baik 4
3 50,92885 -68,37885 Cukup 3
4 33,47885 -50,92885 Buruk 2

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


15 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
5 33,47885 ke bawah Sangat buruk 1 Minimum (1 x 10 x 10= 100)

Nilai maksimum didapatkan apabila nilai skor tertinggi dikali jumlah responden
dikali jumlah pertanyaan. Nilai minimun didapatkan apabila nilai skor terendah
dikali jumlah responden dikali jumlah pertanyaan. Data bisa digambarkan juga
dengan distribusi normal (untuk skala interval) yaitu dengan kemencengan dan
kenormalan, juga dengan keruncingan dan kelandaian.

SKOR AKTUAL DAN SKOR IDEAL

Missal 1 orang menjawab 10 kuesioner dengan hasil sebagai berikut:


Jumlah yang Skor ideal
No Kategori (skor) dipilih Skor Aktual
1 Sangat baik (5) 4 4 x 5 = 20 10 x 5 = 50
2 Baik (4) 2 2x4=8
3 Cukup (3) 1 1x3=3
4 Buruk (2) 1 1x2=2
5 Sangat buruk (1) 2 2x1=1
Jumlah 10 35 50

GARIS KONTINUUM
Garis kontinum adalah garis yang digunakan untuk menganalisa, mengukur,
dan menunjukkan seberapa besar tingkat kekuatan variabel yang sedang
diteliti, sesuai instrumen yang digunakan. Model garis kontinum ini
menggunakan perhitungan skor yang dijelaskan di bagian sebelumnya,
seperti contoh berikut, apabila ditentukan skala tertinggi yaitu 5:

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


16 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
‘20 Pelaporan Keuangan Syariah
17 Dr. Rima Rachmawati
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai