Anda di halaman 1dari 5

PENGUKURAN DATA KEMATIAN PENDUDUK

1. Tingkat Kematian Kasar (CDR)


Tingkat Kematian Kasar ( CDR ) didefinisikan sebagai banyaknya kematian
pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.1 Dengan rumus
dapat ditulis sebagai berikut :
D
Tingkat Kematian Kasar (CDR) = xk
Pm

D = Jumlah kematian pada tahun tertentu(dari hasil registrasi penduduk)


Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun( pada bulan Juni/Juli)
k = Bilangan konsan yang biasanya bernilai 1000

Contohnya, apabila diketahui jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan


tahun 1975 sebesar 136.000 jiwa. Jumlah kematian sepanjang tahun sebesar 2.298.400
jiwa. Besarnya tingkat kematian kasar dapat dihitung sebagai berikut :

2.298.400
Tingkat Kematian Kasar (CDR)= X 1000=16,9
136.000

Angka ini berarti, bahwa pada periode tahun tertentu ( dimana tahun 1975
terletak ) setiap tahun, setiap 1000 penduduk, terdapat 16,9 kematian.

2. Tingkat Kematian Menurut Umur dan Jenis Kelamin


Besar kecilnya angka kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
oleh umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan status kawin. 1 Memperhatikan dari faktor-
faktor diatas yang telah disebuutkan, oleh seorang ahli demografi menggunakan
ukuran yang lebih spesifik, yang hanya berlaku pada suatu populasi tertentu. Ukuran
yang paling umum digunakan oleh seorang ahli demografi adalam Tingkat Kematian
menurut umur atau Age Specific Death Rate (ASDR). Dengan rumus yang ditentukan
sebagai berikut : 1
Di
ASDRi = X 1000
Pmi
Di = Jumlah kematian pada kelompok umur i
Pmi = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur i
k = Angka konstan = 1000

Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Jogja sebanyak 2.000.000 jiwa. Dari
jumlah tersebut persentase kelompok penduduk yang berusia 55–59 tahun adalah 5%.
Dalam kelompok usia tersebut telah terjadi kematian sebanyak 400 orang. Tentukan
ASDR kota jogja.

Jawab:
ASDR (55-59) = {400/(2.000.000 x 5%)} x 1.000
ASDR (55-59) = {400/100.000} x 1.000
ASDR (55-59) = 4 orang

Jadi pada tahun 2014, jumlah penduduk Jogja yang meninggal dunia pada
kelompok usia 55–59 tahun adalah 4 orang setiap 1.000 penduduk.

3. Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR)


Tingkat kematian bayi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :1

Do
IMR = Xk
B

Do = jumlah kematian bayi pada tahun tertentu


B = jumlah lahir hidup pada tahun tertentu
k = bilangan konstan = 1000

Contohnya, apabila disuatu daerah pada tahun 1970 jumlah kematian bayi
sebesar 263.000 orang dan jumlah kelahiran pada tahun tersebut sebesar 1.594.000,
maka besarnya tingkat keatian bayi sebagai berikut :
263.000
IMR = X 1000 = 164, 99
1.594 .000
Jadi, pada tahun 1970 pada daerah tersebut terdapat 164,99 bayi meninggal
setiap 1000 kelahiran.

4. Tingkat Kematian Anak


Angka kematian anak dapat diartikan dengan jumlah kematiannya yang
berumur pada 1- 4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama
pada pertengahan tahun. Dengan demikian angka kematian anak tidak menyertakan
angka kematian bayi.1
Berbeda dengan angka kematian bayi, justru dengan angka kematian anak
sangat mereflesikan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi
tingkat kesehatan anak. Hal ini bisa tinggi dikarenakan beberapa faktor antara lain,
salah gizi, higie buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada anak, dan insiden
kecelakan di dalam atau disekitar rumah. Kemiskinanlah yang menjadikan angka
kematian anak lebih tinggi dibanding dengan angka kematian bayi. Survei
membuktikan bahwa di dalam negara berkembang angka kematian anak lebih tinggi
dibandingkan dengan negara maju. Hal ini sangat memperhatikan kondisi lingkungan
sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat kesehatan, karena bagaimanapun angka
kematian dapat dicegah dengan adanya perbaikan kondisi sosial ekonomi yang ada
saat ini.

5. Tingkat Kematian Anak di Bawah Lima Tahun (Balita)


Tingkat kematian anak balita dapat didepfinisikan sebagai jumlah kematian
anak usia dibawah lima tahun selama satu tahun per 1000 anak usia yang sama (0-4)
1
tahun pada pertengahan tahun. Angka ini sekaligus mereflesikan dengan tingkat
tinggi rendahnya angka kematian bayi dan anak. Hanya dengan meggunakan angka
kematian bayi belum cukup untuk menggambarkan tingkat kematian anak pada umur
diatas satu tahun. Dua penduduk dengan tingkat kematian bayi yang sama, belum
tentu sama dalam hal angka kematian anak diatas satu tahun. Variasi angka ini, di
negara berkembang dapat lebih tinggi dari 100, tetapi di negara maju dapat lebih
rendah dari dua. Seiring berjalannya waktu dengan kemajuan di bidang kesehatan
masyarakat, maka angka kematian anak balita menurun dengan cepat.
AKI(Angka Kematian Ibu)

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan
masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab
kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42
hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup.2

Angka kematian ibu (AKI) telah mengalami penurunan dari sebesar 346 kematian (SP 2010)
menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (SUPAS 2015)

AKB (Angka Kematian Bayi)

Tingkat kematian bayi sebagai indikator tingkat perkembangan kondisi sosial ekonomi
masyarakat, berlaku baik untuk negara yang sedang berkembang maupun di negara maju.3

Beberapa istilah berkaitan dengan kematian dalam rahim (intra uterin)


1) Abortus, adalah kematian janin menjelang dan sampai umur 16 minggu
2) Immatur, adalah kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai
sampai umur kandungan 28 minggu
3) Prematur , adalah kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu
sampai waktu lahir.

Kematian bayi di luar rahim (extra uterin)


1) Lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim,
tidak ada tanda-tanda kehidupan.
2) Kematian baru lahir (neo natal death) adalah kematian bayi sebelum berumur satu bulan
tetapi kurang dari satu tahun
3) Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi setelah berumur
satu bulan tetapi kurang dari setahun 4) Kematian bayi (infant mortality), adalah kematian
setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun.
Penyebab Endogen dan Eksogen dari kematian bayi
1) Kematian pada bayi dan juga anak sampai menjelang umur 5 tahun masih sangat tinggi,
hampir diseluruh wilayah Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kematian
bayi dan anak tersebut.
2) Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kematian bayi dapat dibagi menjadi
faktor endogen dan faktor eksogen.
3) Faktor endogen adalah faktor yang menyebabkan kematian bayi yang dibawa sejak lahir
yang didapat dari ibunya selama kehamilan.
4) Faktor eksogen adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mempengaruhi tingkat
kematian bayi tersebut.
5) Sebenarnya penyebab kematian ini baik faktor endogen maupun eksogen tidak mudah
dideteksi karena pelaporan data tentang penyebab kematian kulaitasnya rendah.

1. Mantra, Ida Bagoes. 2009. Demografi Umum. Edisi kedua Cetakan ke-4. Yogyakarta :
PUSTAKA PELAJAR.
2. Pratama , Mahesa .2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Kematian Maternal Di Solo Raya. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
3. Marhaeni,A A I N . 2018.Pengantar Kependudukan Jilid I.Denpasar: CV Sastra
Utama.

Anda mungkin juga menyukai