Instrumen derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau keuntungannya terkait
dengan kinerja aset lain
Kontrak finansial antara dua orang atau lebih untuk memenuhi janji membeli atau menjual aset
maupun kmoditas yang dijadikan sebagai obbjek yg diperdagangkan pada waktu dan harga
merupakan kesepakatan bersaama. Adapun nilai dimasa mendatang dri objek tersebut dipengaruhi
oleh instrumen induknya yang ada di stock market.
Derivatif sdh ada pada tahun 1848 dikenalkan oleh cikago amerikan call exchange
Underlying dari instrumen derivatif ini bisa indeks, saham , surat utang negara, etf, dan lain-lain.
1. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan (Underlying
aset)
2. Tidak mensayratkan investasi awal neto atau investasi awal neto dalam jumlah yang lebih
kecil
3. Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan (jadi ada batas tanggal derivatif)
Pengguna instrumen derivatif bisa saja produsen, pembel/konsumen, dan atau spekulator.
Derivatif Islam.
Instrumen derivatif konvensional tidak dapat diaplikasikan sebagai transaksi Islami oleh sebab dalam
kebanyakan transaksi derivatif konvensional tidak diikuti dengan penyerahan komoditas yang
menjadi obyek transaksi. Jelasnya, dalam transaksi derivatif konvensional hampir tidak
melibatkan/menyangkut penyampaian/pengiriman underlying asset antar kedua belah pihak, kecuali
‘selisih harganya’ saja. Transaksi dimaksud secara jelas telah mengandung unsur-unsur spekulasi
(gambling/maysir), gharar, dan riba yang dilarang dalam Islam. Meskipun demikian, transaksi
derivatif dapat dipergunakan sebagai alat guna mengurangi risiko misal atas harga barang atau mata
uang yang fluktuatif. Maslahah seperti ini sifatnya adalah “riil/nyata dan substansiil”. Maka dari itu
transaksi derivatif yang islami haruslah di desain sedemikian mungkin menggunakan akad-akad yang
tidak melanggar syariat dan tentunya konsepnya akan berbeda dengan derivatif konvensional.
Design konsep transaksi derivatif konvensional menjadi transaksi derivatif Islami dapat
menggunakan akad-akad : Salam, Istihna’ Istijrar, Qardh, dan Khiyar. Berikut instrumen derivatif
islam yang sudah menggunakan akad-akad tersebut