Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

“ HAKEKAT ASESMEN PEMBELAJARAN ”

OLEH KELOMPOK 1 :

FAIDIL RAHMAD

WIRINDU CANTIKA

FADIYA YUSRA NASUTION

LAILA FITRI

18 BKT 11

DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Tin Indrawati, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT,


karena dengan rahmat, taufik serta hidayah-Nya tugas kolektif yang berbentuk
makalahdengan judul “HAKEKAT ASSESMENT PEMBELAJARAN” ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Dan tidak lupa shalawat serta salam kita ucapkan
kepada nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi yang akan
kami presentasikan dan merupakan implementasi dari program belajar aktif oleh
Dosen pengajar mata kuliah “EVALUASI PEMBELAJARAN SD”.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini bisa menambah khazanah keilmuan
dalam mempelajari “EVALUASI PEMBELAJARAN SD” dan memberikan manfaat
bagi pembacanya. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari masih
banyak kesalahan dan kekurangan didalamnya.Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan makalah
berikutnya.

Bukittinggi, 27 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I ( Pendahuluan )
A. Latar Belakang .............................................................................................i
B. Rumusan Masalah........................................................................................ii
C. Tujuan ........................................................................................................iii

BAB II ( Pembahasan )
A. Apa pengertian Assesmen, Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes…….6
B. Bagaimana Tujuan Assessmen Pembelajaran?............................................16
C. Bagaimana Hubungan Penilaian dengan Pembelajaran?.............................18
D. Bagaimana Hubungan Antara Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi…..19
E. Bagaimana Peranan Penilaian terhadap Pembelajaran?................................20
BAB III ( Penutup )
A. Kesimpulan .................................................................................................22
B. Saran ..........................................................................................................22

Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara umum,assesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program
pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan
tentang siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas,
bagaimana guru menempatkan siswa pada program-program pembelajaran yang
berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan masing-masing,bimbingan dan penyuluhan,dan saran untuk studi lanjut.
Keputusan tentang kurikulum dan program sekolah termasuk pengambilan
keputusan tentang efektifitas program dan langkah-langkah untuk meningkatkan
kemampuan siswa dengan pengajaran remidi (remidialteaching). Keputusan untuk
kebijakan pendidikan meliputi; kebijakan di tingkat sekolah, kabupaten maupun
nasional. Pembahasan tentang kompetensi untuk melakukan asesmen tentang siswa
akan meliputi bagaimana guru mengkoleksi semua informasi untuk membantu
siswa dalam mencapai target pembelajaran dengan berbagai teknik asesmen,baik
teknik yang bersifat formal maupun nonformal,seperti teknik paperand
penciltest,unjuk kerja siswa dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas-tugas di
laboratorium maupun keaktifan diskusi selama proses pembelajaran. Semua
informasi tersebut dianalisis untuk kepentingan laporan kemajuan siswa.
Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan
non pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan
tertentu. Dalam pelaksanaan asesmen pembelajaran, guru akan dihadapkan pada 3
(tiga) istilah yang sering dikacaukan pengertiannya, atau bahkan sering pula
digunakan secara bersama yaitu istilah pengukuran,penilaian dan test.Untuk lebih
jauh bisa memahami pelaksanaan asesmen pembelajaran secara keseluruhan, perlu
dipahami dahulu perbedaan pengertian dan hubungan di antara ketiga istilah
tersebut, dan bagaimana penggunaannya dalam asesmen pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian Assesmen, Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan
Tes
B. Bagaimana Tujuan Assessmen Pembelajaran?
C. Bagaimana Hubungan Penilaian dengan Pembelajaran?
D. Bagaimana Hubungan Antara Tes, Pengukuran, Penilaian dan
Evaluasi
E. Bagaimana Peranan Penilaian terhadap Pembelajaran?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui tentang pengertian Assesmen, Evaluasi,
Penilaian, Pengukuran, dan Tes
2. Untuk mengetahui tentang Tujuan Assessmen Pembelajaran.
3. Untuk mengetahui tentang Hubungan Penilaian dengan
Pembelajaran.
4. Untuk mengetahui Peranan tentang Penilaian terhadap
Pembelajaran.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Assesment, Evaluasi , Penilaian, Pengukuran Dan Tes


1. Asesmen Pembelajaran
Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program
pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan
tentang siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas,
bagaimana guru menempatkan siswa pada program-program pembelajaran yang
berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan masing-masing,bimbingan dan penyuluhan,dan saran untuk studi lanjut.
Keputusan tentang kurikulum dan program sekolah termasuk pengambilan
keputusan tentang efektifitas program dan langkah-langkah untuk meningkatkan
kemampuan siswa dengan pengajaran remidi (remidialteaching). Keputusan untuk
kebijakan pendidikan meliputi; kebijakan di tingkat sekolah, kabupaten maupun
nasional. Pembahasan tentang kompetensi untuk melakukan asesmen tentang siswa
akan meliputi bagaimana guru mengkoleksi semua informasi untuk membantu
siswa dalam mencapai target pembelajaran dengan berbagai teknik asesmen, baik
teknik yang bersifat formal maupun nonformal, seperti teknik paperand penciltest,
unjuk kerja siswa dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas-tugas di
laboratorium maupun keaktifan diskusi selama proses pembelajaran. Semua
informasi tersebut dianalisis untuk kepentingan laporan kemajuan siswa.
Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non
pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan
tertentu. Dalam pelaksanaan asesmen pembelajaran, guruakan dihadapkan pada3
(tiga) istilah yang sering dikacaukan pengertiannya, atau bahkan sering pula
digunakan secara bersama yaitu istilah pengukuran, penilaian dan test. Untuk lebih
jauh bisa memahami pelaksanaan asesmen pembelajaran secara keseluruhan, perlu
dipahami dahulu perbedaan pengertian dan hubungan di antara ketiga istilah
tersebut, dan bagaimana penggunaannya dalam asesmen pembelajaran.
Asesmen pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran, sehingga kegiatan asesmen harus dilakukan pengajar sepanjang
rentang waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Itulah sebabnya, kemampuan
untuk melakukan asesmen merupakan kemampuan yang dipersyaratkan bagi setiap
tenaga pengajar. Hal ini terbukti bahwa dalam semua referensi yang berkaitan
dengan tugas pembelajaran, selalu ditekankan pentingnya kemampuan melakukan
asesmen bagi guru dan kemampuan ini selalu menjadi salah satu indikator
kualitas kompetensi guru. Untuk menghindari kesalahan persepsi dan agar guru
dapat mempersipakan dan melakukan asesmen dengan benar perlu dijelaskan tentang
apa sebenarnya pengertian dari asesmen pembelajaran dan bagaimana kesalahan
pengertian tersebut biasa terjadi disekolah.
Pengertian Asesmen Menurut Para Ahli
a. Angelo T.A.(1991): Classroom Assessment is a simple method faculty can
use to collect feedback, early and often, on how well their students are
learning what they are being taught. (Artinya: asesmen Kelas adalah suatu
metode yang sederhana dapat digunakan untuk mengumpulkan umpan
balik, baik di awal maupun setelah pembelajaran tentang seberapa baik
siswa mempelajari apa yang telah diajarkan kepada mereka.)
b. Kizlik, Bob (2009): Assessment is a process by which information is
obtained relative to some known objective or goal. Assessment is a broad
term that includes testing. A test is a special form of assessment. Tests are
assessments made under contrived circumstances especially so that they
may be administered. In other words, all tests are assessments, but not all
assessments are tests. (Artinya : asesmen adalah suatu proses dimana
informasi diperoleh berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Asesmen
adalah istilah yang luas yang mencakup tes (pengujian). Tes adalah bentuk
khusus dari asesmen. Tes adalah salah satu bentuk asesmen. Dengan kata

7
lain, semua tes merupakan asesmen, namun tidak semua asesmen berupa
tes)
c. Overton, Terry (2008): Assesment is a process of gathering information to
monitor progress and make educational decisions if necessary. As noted
in my definition of test, an assesment may include a test, but also include
methods such as observations, interview, behavior monitoring, etc.
(Artinya: sesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk
memonitor kemajuan dan bila diperlukan pengambilan keputusan dalam
bidang pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam definisi saya tentang
tes, suatu asesmen bisa saja terdiri dari tes, atau bisa juga terdiri dari
berbagai metode seperti observasi, wawancara, monitoring tingkah laku,
dan sebagainya).
d. Palomba and Banta(1999), Assessment is the systematic collection ,
review , and use of information about educational programs undertaken
for the purpose of improving student learning and development (Artinya:
asesmen adalah pengumpulan, reviu, dan penggunaan informasi secara
sistematik tentang program pendidikan dengan tujuan meningkatkan
belajar dan perkembangan siswa).

Jadi, asesmen merupakan metode dan proses yang digunakan untuk


mengumpulkan umpan balik tentang seberapa baik siswa belajar yang dapat
dilakukan di awal, di akhir (sesudah), maupun saat pembelajaran sedang berlangsung.
Asesmen dapat berupa tes atau nontes. Asesmen berupa nontes misalnya penggunaan
metode observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dsb. Hasilnya dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan yang bertujuan meningkatkan belajar
(pembelajaran) dan perkembangan siswa.

2. Evaluasi
Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil
pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan
kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran
tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan
sesudah pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini dapat berupa proses/kemampuan
minimal yang dipersyaratkan, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan
rata-rata unjuk kerja kelompok dan berbagai patokan yang lain. Kriteria yang berupa
batas kriteria minimal yang telah ditetapkan sebelum pengukuran dan bersifat
mutlak disebut dengan Penilaian Acuan Patokan atau Penilaian Acua Kriteria
(PAP/PAK), sedang kriteria yang ditentukan setelah kegiatan pengukuran dilakukan
dan didasarkan pada keadaan kelompok dan bersifat relatif disebut dengan Penialain
Acuan Norma/Penilaian Acuan Relatif( PAN/PAR)

Pengertian Evaluasi Menurut Para Ahli


a. Sudiono, Anas (2005) mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi
berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti
penilaian. Akar katanya adalah value yang artinya nilai. Jadi istilah
evaluasi menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu.
b. Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003): Evaluation The systematic
process of collecting, analyzing, and interpreting information to determine
the extent to which pupils are achieving instructional objectives. (Artinya:
Evaluasi adalah proses sistematis pengumpulan, analisis, dan interpretasi
informasi untuk menentukan sejauh mana siswa yang mencapai tujuan
instruksional).

Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau


membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh
siswa (Purwanto, 2002). Pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.

9
Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh
dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai
atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah
evaluasi. Membahas tentang evaluasi berarti mempelajari bagSaimana proses
pemberian pertimbangan mengenai kualitas sesuatu. Contoh: setelah melalui tes,
pengukuran, dan penilaian, dapat ditentukan bahwa Tia lulus dengan hasil yang
memuaskan dan perlu dipertahankan.
3. Penilaian
Depdikbud 1994 mengemukakan penilaian adalah suatu kegiatan untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil yang telah dicapai siswa. Mardapi, Djemari (2003), penilaian adalah
kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), mengartikan penilaian adalah
suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun
nontes.
Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar
peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dari
pertimbangan tertentu. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi kepada
guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik
mencapai perkembangan belajarnya secara optimal. Implikasinya adalah kegiatan
penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan
prinsip pedagogis. Guru harus menyadari bahwa kemajuan belajar perserta didik
merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran Contoh: skor yang
diperoleh diolah, Tia mendapat nilai yang sangat baik.
4. Pengukuran
Secara sederhana pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya
yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa,
atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Alat untuk
melakukan pengukuran ini dapat berupa alat ukur standar seperti meter, kilogram,
liter dan sebagainya,termasuk ukuran-ukuran subyektif yang bersifat relatif, seperti
depa, jengkal, “sebentar lagi”, dan lain-lain. Dalam proses pembelajaran guru juga
melakukan pengukuran terhadap proses dan hasil belajar yang hasilnya berupa
angka-angka yang mencerminkan capaian dan proses dan hasil belajar tersebut.
Angka50, 75, atau 175 yang diperoleh dari hasil pengukuran proses dan hasil
pembelajaran tersebut bersifat kuantitatif dan belum dapat memberikan makna apa-
apa, karena belum menyatakan tingkat kualitas dari apa yang diukur. Angka hasil
pengukuran ini biasa disebut dengan skor mentah. Angka hasil pengukuran baru
mempunyai makna bila dibandingkan dengan kriteria atau patokan tertentu.
Pengertian Pengukuran (Measurement) Menurut Para Ahli
a. Alwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses yang
mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala
kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari
performa siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka.
b. Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran
(measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan
ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
c. Cangelosi, James S. (1995), pengukuran adalah proses pengumpulan data
secara empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.
d. Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu
dengan menggunakan alat ukur yang baku.

Jadi, pengukuran merupakan kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan


hasil belajar dengan suatu ukuran tertentu, dilakukan dengan proses sistematis. Hasil
pengukuran berupa besaran kuantitatif (sistem angka).  Pengukuran menggunakan
alat ukur yang baku.

5. Tes

11
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan. Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang
harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemajuan
belajar siswa.

a. Jenis-Jenis Tes

1.  Dari segi bentuk pelaksanaannya

a. Tes Tertulis ( paper and pencil test)

Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas


dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban
ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun
menggunakan komputer.

b. Tes Lisan ( oral test)

Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara
guru dan murid.

c. Tes Perbuatan (performance test)

Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan


sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik.

2. Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya

a. Tes Essay (uraian)

Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan
siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan
bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan
dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri.
b.Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan
alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ;

1. Tes Betul-Salah (TrueFalse)


2. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
3. Tes Menjodohkan (Matching)
4. Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)

3. Dari segi fungsi tes di sekolah

a. Tes Formatif

Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar
selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan unit
pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah :

1. Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam


tiap unit pembelajaran.
2. Merupakan penguatan bagi peserta didik.
3. Merupakan usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif
peserta didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.

Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum
dikuasainya.

b.Tes Summatif

Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau


pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada
tengah atau akhir semester.

c.Tes Penempatan

13
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan
yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati
atau dimasuki peserta didik dalam belajar.

d.Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab


kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain
yang mengganggu kegiatan belajarnya.

b. Ciri-ciri Tes Yang Baik

Sebuah tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan:

1. Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan
valid bila tes  itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya
alat ukur yang digunakan tepat
2. Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Reliabelitas sering
diartikan dengan keterandalan. Suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu
diberikan berulang-ulang memberikan hasil yang sama.
3. Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan
artinya praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai
ekonomi tetapi harus tetap mempertimbangkan kerahasiaan tes.
Namun syarat minimum yang harus dimiliki oleh sebuah tes yang baik adalah
valid dan reliable.

c. Langkah-langkah Pengembangan Tes

Ada enam tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh tes
yang baik yaitu:

1)      Pengembangan spesifikasi tes


Spesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan kualitas tes
dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan. Hal yang perlu
diperhatikan adalah :

a. Menentukan tujuan, tujuan pembelajaran yang baik hendaklah


berorientasi kepada peserta didik, bersifat menguraikan hasil belajar,
harus jelas dan dapat dimengerti, mengandung kata kerja yang jelas
(kata kerja operasional), serta dapat diamati dan dapat di ukur.
b. Menyusun kisi-kisi soal, penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk
merumuskan setepat mungkin ruang lingkup, tekanan dan bagian-
bagian tes sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang
efektif bagi penyusun tes.
c. Memilih tipe soal, dalam memilih tipe soal perlu diperhatikan
kesesuaian antara tipe soal dengan materi, tujuan evaluasi, skoring,
pengelolaan hasil evaluasi, penyelenggaraan tes, serta ketersediaan
dana dan kepraktisan.
d. Merencanakan tingkat kesukaran soal, untuk soal objektif dapat
diketahui melalui uji coba atau dapat juga diperkirakan berdasarkan
berat ringannya beban penyeleaian soal tersebut
e. Merencanakan banyak soal
f. Merencanakan jadwal penerbitan soal

d. Menganalisis Tes

Menganalisis instrument (alat evaluasi) bertujuan untuk mengetahui apakah


alat ukur yang digunakan atau yang akan digunakan sudah memenuhi syarat-syarat
sebagai alat ukur yang baik, tepat mengukur sesuatu sesuai tujuan yang telah
dirumuskan. Sebuah instrument dikatakan baik jika memenuhi syarat  validitas,
reliabelitas dan bersifat praktis.

15
B. Tujuan Assesment Pembelajaran

Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran (classroom


assessment) adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan
profesional untuk memperbaiki pembelajaran. Asesmen bertujuan antara lain untuk:

1. Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar.


2. Memonitor kemajuan siswa.
3. Menentukan jenjang kemampuan siswa.
4. Menentukan efektivitas pembelajaran.
5. Mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran.
6. Mengevaluasi kinerja guru kelas.
7. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru.
Selain itu ada beberapa tujuan Asesmen dalam Pembelajaran sebagai berikut :
a. Meningkatkan Pembelajaran
1) Asesmen dapat memotivasi siswa untuk belajar
2) Asesmen dapat memengaruhi proses-proses kognitif tertentu di
dalamnya siswa yang terlibat
3) Asesmen dapat berperan sebagai pengalaman belajar dalam dan
dari dirinya sendiri
4) Asesmen dapat memberi siswa umpan balik yang berharga tentang
apa yang telah dan belum mereka kuasai
b. Memandu pembuatan Keputusan Pengajaran
Baik evaluasi formatif atau sumatif dapat memandu pembuatan keputusan
pengajaran.
c. Mendiagnosis Masalah Pembelajaran dan Performa
Asesmen yang dikembangkan guru dapat juga menyediakan informasi
diagnostik, khususnya ketika asesmen menunjukkan di titik mana siswa salah dan
mengapa. Dengan kata lain, asesmen yang dikembangkan guru dapat, dan idealnya
harus, memberi kita informasi yang dapat kita gunakan utnuk membantu siswa
memperbaiki performanya. 
d. Meningkatkan Pengaturan Diri
e. Menentukan apa yang telah Dipelajari Siswa
Sedangkan penilaian dalam kelas Secara rinci memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Dengan melakukan asesmen berbasis kelas ini pendidik dapat
mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat pencapai
kompetensi yang dipersyaratkan, baik selama mengikuti
pembelajaran dan setelah proses pembelajaran berlangsung.
2. Saat melaksanakan asesmen ini, Anda sebagai pendidik juga akan
bisa langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik,
sehingga tidak perlu lagi menunda atau menunggu ulangan semester
untuk bisa mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses
pencapaian kompetensi.
3. Dalam asesmen berbasis kelas ini, Anda juga secara terus menerus
dapat melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dicapai setiap
peserta didik, sekaligus anda dapat mendiagnosis kesulitan belajar
yang dialami peserta didik sehingga secara tepat dapat menentukan
siswa mana yang perlu pengayaan dan siswa yang perlu
pembelajaran remedial untuk mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan.
4. Hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang
dilakukan terus menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai
umpan balik bagi Anda untuk memperbaiki metode, pendekatan,

17
kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan
kebutuhan materi dan juga kebutuhan siswa.
5. Hasil-hasil pemantauan tersebut, kemudian dapat anda jadikan
sebagai landasan untuk memilih alternatif jenis dan model penilaian
mana yang tepat untuk digunakan pada materi tertentu dan pada
mata pelajaran tertentu, yang sudah barang tentu akan berbeda.
Anda sebagai pendidik yang tahu persis pertimbangan
pemilihannya.
6. Hasil dari asesmen ini dapat pula memberikan informasi kepada
orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, tidak
perlu menunggu akhir semester atau akhir tahun. Komunikasi antara
pendidik, orangtua dan komite harus dijalin dan dilakukan terus
menerus sesuai kebutuhan.

C. Hubungan Penilaian Dengan Pembelajaran


Penilaian merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
perlu diperhatikan pula tentang hal-hal yang terkait dengan penilaian dalam
pembelajaran tersebut. Sudjana menyatakan bahwa komponen-komponen penting
dalam sebuah pengajaran itu ada empat. Keempat komponen tersebut, diantaranya:
.
tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian Semua komponen tersebut harus
dipenuhi dalam proses belajar mengajar, karena setiap komponen saling berkaitan
dan saling berpengaruh satu sama lain.
Penilaian merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembelajaran,
dimana merupakan komponen yang tidak kalah pentingnya dengan model atau
metode pembelajaran. Penilaian digunakan untuk mengetahui kemampuan serta
keberhasilan siswa,dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran.
Dengan demikian tujuan penilaian hendaknya diarahkan pada empat hal
berikut:(1)Penelusuran(keepingtrack),yaitu untuk menelusuri agar proses
pembelajaran tetap sesuai dengan rencana, (2) Pengecekan (cheking-up),yaitu
untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami oleh siswa selama
proses pembelajaran, (3)Pencarian(finding- out),yaitu mencari dan menemukan hal-
hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses
pembelajaran, dan (4) penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan
apakah siswa telah meguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum
atau belum.

D. Hubungan Antara Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi


Tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki perbedaan arti dan fungsi
seperti yang sudah dikemukakan di atas. Namun semuanya tak dapat dipisahkan
dalam dunia pendidikan sebab semuanya memiliki keterkaitan yang erat.
Tes adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur. Tes merupakan alat
utama yang digunakan untuk melalui proses pengukuran penilaian dan evaluasi.
Pengukuran dan penilaian juga merupakan dua proses yang bekesinambungan.
Pengukuran dilaksanakan terlebih dahulu yang menhasilkan skor dan dari hasil
pengukuran kita dapat melaksanakan penilaian. 
Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan yaitu  keduanya
mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu, disamping itu juga alat
yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama. Evaluasi dan penilaian
lebih bersifat kualitatif.
Pada hakikatnya keduanya merupakan suatu proses membuat keputusan
tentang nilai suatu objek. Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan
pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas
pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar.
Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang
lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan
dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal.

19
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran,
sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran lebih
membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan
belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif.
Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula
didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.

E. Peranan Penilaian Dalam Pembelajaran


Dalam kegiatan pembelajaran, penilaian merupakan kegiatan yang sangat
penting. Kedua kegiatan tersebut merupakan salah satu dari empat tugas pokok
seorang pengajar. Keempat tugas pokok tersebut adalah merencanakan,
melaksanakan dan menilai keberhasilan pembelajaran, serta memberikan bimbingan.
Penilaian dalam pembelajaran merupakan suatu kegiatan Guru yang terkait
dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan
data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Keputusan tersebut berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik
dalam mencapai suatu kompetensi.
Penilaian juga merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah
perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan komunikasi, serta sejumlah
bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Adapun peranan penilaian
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui
kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.

b. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang


dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
c. Untuk umpan balik bagi Guru dalam memperbaiki metode, pendekatan,
kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

d. Sebagai masukan bagi Guru untuk merancang kegiatan belajar.

e. Untuk memberikan informasi kepada orangtua dan komite sekolah tentang


efektivitas pendidikan.

f. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu


kompetensi.

g. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta


didik memahami dirinya membuat keputusan tentang langkah berikutnya,
baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian, maupun untuk
penjurusan (bimbingan).

21
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Assesment merupakan metode dan proses yang digunakan untuk


mengumpulkan umpan balik tentang seberapa baik siswa belajar yang dapat
dilakukan di awal, di akhir (sesudah), maupun saat pembelajaran sedang berlangsung.

Asesment dapat berupa tes atau nontes. Asesmen berupa nontes misalnya
penggunaan metode observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dsb.Hasilnya
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang bertujuan meningkatkan belajar
(pembelajaran) dan perkembangan siswa.Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu
hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu,
baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada
pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.Penilaian adalah suatu proses atau
kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi
tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-
keputusan berdasarkan kriteria dari pertimbangan tertentu.

Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran (classroom


assessment) adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan
profesional untuk memperbaiki pembelajaran.
B. SARAN

Penyusun berharap dengan adanya makalah dan materi mengenai Hakekat


Assesment/Evaluasi Pembelajaran ini pembaca dapat menambah wawasan dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : BumiAksara.

Balitbang Depdiknas. (2006). Panduan Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta :

Depdiknas.
Sudiyono,A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

23

Anda mungkin juga menyukai